CHAPTER 8
OLEH :
KELOMPOK 8
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
“MATERIALITY DECISIONS AND PERFORMING ANALITYCAL PROCEDURES”
A. MATERIALITAS
KONSEP MATERIALITAS
“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan
memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang
mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau
salah saji tersebut.”
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
Tingkat laporan keuangan : karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai
laporan keuangan secara keseluruhan.
Tingkat saldo akun : karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan
keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan
a. Materialitas Pada Tingkat Laporan Keuangan
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan
keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin diakibatkan karena
penerapan yang salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan informasi yang diperlukan.
Dalam membuat suatu pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas, auditor mula-mula
menentukan tingkat agregat (keseluruhan) materialitas untuk setiap laporan. Sebagai contoh,
diperkirakan bahwa kekeliruan berjumlah $100.000 untuk laporan laba-rugi dan $200.000 untuk
neraca akan material. Dalam kasus ini tidak tepat bagi auditor untuk menggunakan materialitas neraca
dalam meencanakan audit karena jika salah saji dalam neraca berjumlah hingga $200.000 juga
mempengaruhi laporan laba-rugi akan mengandung salah saji yang material. Untuk tujuan
perencanaan, auditor harus menggunakan tingkat agregat terkecil dari salah saji yang
dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan keuangan.
Pertimbangan Kuantitatif
Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi
mengenai pengukuran kuantitatif dari materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai
beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik.
5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (10% untuk laba yang lebih kecil, 5% untuk
laba yang lebih besar).
½% hingga 1% dari total aktiva.
1% dari ekuitas.
½% hingga 1% dari pendapatn kotor.
Suatu presentase variabel berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau total
pendapatan.
Pertimbangan Kualitatif.
Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang
secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat terjadi
misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan (irregularities) atau tindakan
melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan
auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan
yang serupa.
Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun
hingga dianggap mengandung salah saji material. Salah saji hingga tingkat tersebut dikenal sebagai
salah saji yang dapat ditolerir. Dalam pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun,
auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan
materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus mengarahkan auditor untuk
merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang mungkin tidak material secara individual, tetapi
apabila diagresi dengan salah saji pada akun yang lainnya, mungkin akan material terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan.
Auditor mengantisipasi beberapa salah saji yang terdapat dalam kas, aktiva tetap, serta aktiva
lancar dan tidak lancar lainnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien, auditor
mengharapkan pengujian akun tersebut secara signifikan lebih murah untuk di audit dari pada akun-
akun lainnya. Dengan mengasumsikan bahwa estimasi pendahuluan atas materialitas laporan
keuangan sebesar $ 60.000, pertimbangan rencana alokasi alternatif berikut :
Dalam rencana A, materialitas telah dialokasikan secara proporsional pada setiap akun tanpa
memandang salah saji moneter yang diharapkan atau biaya audit. Dalam rencana B, alokasi
materialitas yang lebih besar di buat terhadap piutang dan persediaan dimana diharapkan lebih banyak
terdapat salah saji dan biaya deteksi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jumlah bukti yang diperlukan
untuk akun-akun tersebut dikurangi, jika dibandingkan dengan rencana A, karena hubungan terbalik
antara materialitas saldo akun dan bukti.
Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah
materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar mengatakan bahwa
semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik).
Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo
akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).
1. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu
dan luasnya prosedur audit lainnya.
2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substansif untuk memperoleh bukti mengenai
asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
3. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan kesuluruhan
laporan keuangan yang di audit.
Langkah langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis adalah sebagai berikut :
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan secara umum termasuk hal
hal berikut :
2. MENGEMBANGKAN EKSPEKTASI
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan
antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang
diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara
independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga
perbandingan akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan
ekspektasi dari berbagai sumber.
Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingan
memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana
diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau
hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah
periode masa lalu.
Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini
termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini
termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan
mempengaruhi akun lainnya.
Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu
industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
3. MELAKSANAKAN PENGHITUNGAN/PERBANDINGAN.
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung
jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung
data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk
pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.