Disusun oleh :
Dra. Hj. Emi Yuliaty, M ,Pd
NIP : 195511071979012001
(Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung)
Jl : Ir.H. JUANDA No 93
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Upaya
Penulisan PTS ini dilatar belakangi adanya a)Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dalam Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 5 berisi : Pengembangan keprofesian
pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah
dengan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan
masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun
segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik konstrutif dan saran dari pembaca umumnya sangat
penulis harapkan.
Penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan PTS ini, semoga laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada dunia
pendidikan umumnya dan kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Terimakasih.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan judul : “Upaya
Kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik berupa bantuan materil,
dorongan moral dan spiritual, tenaga, doa yang tulus baik langsung maupun tidak langsung
Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan terima kasih
1. Kepala Dinas Pendididkan Kota Bandung Bapak Drs. Oji Mahroji yang banyak
2. Bapak Kabid SMAK – Disdik Kota Bandung yang selalu memberikan semangat pada
penulis.
3. Bapak Drs. Amin Yusuf Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung yang banyak
4. Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung yang banyak membantu dalam pengisian kuesioner
Semoga semua yang telah dikontribusikan pada penulisan karya tulis ilmiah ini mendapat
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Pangkat, Golongan, Pembina Tk I/ IV B
d. NIP 195511071979012001
e. Asal Sekolah SMA Negeri 1 Bandung
f. Alamat Kantor Jl. Ir H. Juanda 93 Bandung
g. Alamat Rumah Jl. Platina No. 2 Bandung
NIP : 195506021984031005
Pembina Utama Muda IV C
ABSTRAK
Upaya memotivasi Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam meningkatkan profesionalitas melalui
penulisan karya tulis dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Merupakan judul
penelitian tindakan sekolah (PTS), Mencermati data PNS per Mei 2010 adalah sebanyak
4.732.472 orang. Berdasarkan dokumen Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah ini terbanyak
pada golongan III yang mencapai 2.244.785. Bila dilihat berdasar golongan ruang, PNS yang
mampu mencapai pangkat puncak (IV/e) berjumah 1.412 orang dengan rincian, pria 1.216 dan
wanita 196.
Berdasarkan jenis kelamin, PNS pria sebanyak 2.560.083 dan PNS wanita jumlahnya lebih rendah
yaitu 2.172.389. Sedangkan berdasarkan usia, jumlah terbanyak dalam rentangan usia 46 – 50
tahun yaitu 962.254, usia 41-45 tahun sebanyak 866.600, dan usia 51-55 tahun mencapai 739.420
orang.
Jumlah Gol
1.190.645 100,00 1.054.140 100,00 2.244.785
III.
IV/a 391.596 84,76 412.459 93,27 804.055
IV/b 53.035 11,48 25.903 5,86 78.938
IV/c 12.564 2,72 2.911 0,66 15.475
IV/d 3.577 0,77 730 0,17 4.307
IV/e 1.216 0,26 196 0,04 1.412
Jumlah Gol
461.988 100,00 442.199 100,00 904.187
IV.
Jumlah 2.560.083 2.172.389 4.732.472
Sebagai pembanding di SMA Negeri 1 Bandung per Maret 2011 terdapat 68 guru
dengan rincian gol IV/c 1 guru, IV/b 13 guru, IV/a 49 guru, III/d 1 guru, III/c I
guru, III /b 2 guru, III/a 1 guru.Jika ditinjau dari rincian tertsebut maka jelas ada
penumpukan di golongan IV/a dan usia diantara 40 -59 tahun.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB)
No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.2) Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor
14 Tahun 2010 tanggal 6 Mei 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Hal ini menambah penulis terpicu untuk memotivasi pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung
untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah dengan penelitian tindakan kelas (PTK)
sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui karya tulis ilmiah.
Melalui penelitiaan yang penulis lakukan dapat dikatakan banyak guru yang kesulitan dalam
membuat sebuah karya tulis ilmiah, Hal ini dikarenakan belum banyak guru yang memahami dan
mengenal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga wajar saja apabila banyak guru yang
mengalami kesulitan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Oleh karena itu penulis berupaya
memotivasi lebih jauh dengan mnghadirkan pakar dari LPMP Jawa Barat untuk menjadi nara
sumber dalam work shop khusus PTK.
BAB I
PENDAHULUAN
Mencermati data PNS per Mei 2010 adalah sebanyak 4.732.472 orang. Berdasarkan
dokumen Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah ini terbanyak pada golongan III yang
mencapai 2.244.785. Bila dilihat berdasar golongan ruang, PNS yang mampu mencapai pangkat
puncak (IV/e) berjumah 1.412 orang dengan rincian, pria 1.216 dan wanita 196.
Berdasarkan jenis kelamin, PNS pria sebanyak 2.560.083 dan PNS wanita jumlahnya lebih rendah
yaitu 2.172.389. Sedangkan berdasarkan usia, jumlah terbanyak dalam rentangan usia 46 – 50
tahun yaitu 962.254, usia 41-45 tahun sebanyak 866.600, dan usia 51-55 tahun mencapai 739.420
orang.
Jumlah Gol
1.190.645 100,00 1.054.140 100,00 2.244.785
III.
IV/a 391.596 84,76 412.459 93,27 804.055
IV/b 53.035 11,48 25.903 5,86 78.938
IV/c 12.564 2,72 2.911 0,66 15.475
IV/d 3.577 0,77 730 0,17 4.307
IV/e 1.216 0,26 196 0,04 1.412
Jumlah Gol
461.988 100,00 442.199 100,00 904.187
IV.
Jumlah 2.560.083 2.172.389 4.732.472
Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.2) Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tanggal 6 Mei 2010 tentang Petunjuk
Hal ini menambah penulis terpicu untuk memotivasi pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung
untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah dengan penelitian tindakan kelas (PTK)
sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui karya tulis ilmiah.
Maraknya PAK palsu dan enggannya guru menulis karya ilmiah mengisyaratkan adanya
kendala yang mengangkangi sebagian besar jumlah guru. Kendala itu pun sebenarnya dominan
ada dalam pikiran dan hati penyandang PAK palsu itu sendiri. Kecil sekali proporsi kendala yang
datang dari luar. Ada beberapa kendala yang akrab dengan kita sehingga sebagai penghambat
terwujudnya karya tulis . Kendala tersebut di antaranya sikap malas membaca, termakan isu
penilaian karya ilmiah sulit, salah persepsi tentang bentuk karya tulis yang selalu dianggap sulit,
Tak perlu dipungkiri budaya gemar membaca yang sebenarnya menjadi kunci keberhasilan
pembangunan pendidikan nasional di masa depan, dirasakan masih sangat memprihatinkan. Dalam
masyarakat maju kegiatan membaca menjadi kebutuhan prima. Kemalasan membaca inilah sebenarnya
merupakan pilar besar kegelapan. Konsep yang perlu dibangun pada masyarakat umum dan guru
khususnya adalah bahwa berawal dari gemar membaca akan membuka mata terhadap wawasan,
pengertian, pemahaman, semangat dan motivasi dalam memandang suatu permasalahan crusial yang
Isu yang datang di telinga tentang penilaian karya tulis ilmiah di tingkat pusat ( dahulu di
Jakarta untuk golongan IV b dan seterusnya sekarang di LPMP masing-masing daerah) sering
tidak menyejukkan untuk didengar. Beberapa karya tulis ilmiah yang dikirimkan sering tidak
mendapat nilai setimpal dengan yang diusulkan bahkan tidak mendapat nilai. Isu inilah besar sekali
kontribusinya dalam melemahkan semangat menulis para guru. Alasan ini tentunya tak dapat
dibenarkan walaupun kenyataannya mungkin mendekati kebenaran. Malas membaca adalah pintu
menuju kegelapan. Karena malas membaca , pemahaman karya tulis ilmiah sering tidak sesuai
Sering kita dengar dari guru atau Kepala Sekolah yang mengeluh bahwa : “ Karya tulis
ilmiah itu sulit sekali . Nggak sempat kami harus menulis karya ilmiah. Karya tulis ilmiah
itu butuh biaya yang tidak sedikit. Karya tulis ilmiah itu menguras tenaga.” Faktor motivasi yang
rendah ini sering ditutupi oleh pelakunya dengan dalih tidak ada waktu, biaya tinggi, tidak ada
yang membimbing dan lain sebagainya. Kenyataannya, orang yang mengatakan seperti itu justru
mempunyai banyak waktu dibandingkan dengan orang yang benar-benar sibuk. Ironisnya, orang
Adanya minat dan motivasi menulis dapat dilihat dari mau dan tidaknya mencoba menulis.
Mau tidaknya mencoba menulis sangat ditentukan oleh keberanian jiwa seseorang Dalam
analisisnya, wajar saja jika guru yang kini berada di golongan IV/a menjadi sulit naik ke golongan
IV/b disinyalir penyebabnya keengganan guru membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), lebih
extrim lagi guru gol IV a banyak yang tidak mampu membuat PTK. Setelah sekian lama menjadi
guru, kemudian ditambah usia yang menua, mereka baru dituntut untuk menulis karya tulis ilmiah
. Demikian pula kondisi guru-guru SMAN 1 Bandung banyaknya guru yang bertumpuk pada
golongan IV a.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi
1. Mengapa banyak guru SMA Negeri 1 Bandung yang kesulitan dalam membuat sebuah
2. Mengapa membuat karya tulis ilmiah itu dianggap sulit oleh para guru SMA Negeri 1
Bandung ?
3. Apa yang menyebabkan guru SMA Negeri 1 Bandung tidak mampu untuk membuat
Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat memotivasi guru SMA Negeri 1
Bandung dalam pembuatan karya tulis ilmiah dengan PTK, terlebih dahulu penulis melakukan
pengkajian berbagai aktivitas guru, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru.
profesionalitas dan memotivasi guru untuk membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk Penelitian
Tindakan Kelas.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Memotivasi guru SMA Negeri 1 Bandung yang kesulitan dalam membuat sebuah karya
tulis ilmiah.
2. Mengajak guru untuk membuat karya tulis ilmiah yang dianggap sulit oleh para guru
3. Mengetahui penyebab guru SMA Negeri 1 Bandung tidak mampu untuk membuat karya
tulis ilmiah.
1. Manfaat Teoritis:
2. Manfaat Praktis :
a) memecahkan permasalahan yang dikatakan bahwa membuat karya tulis itu sulit,
b) membantu guru untuk mau mencoba membuat karya tulis ilmiah dengan PTK
d) mengetahui dan menyadari akan masalah yang dihadapi anak didiknya dan mencari
solusinya
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak
mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang
dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam
diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi
yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya
Pengaruh motivasi terhadap kinerja sangatlah besar. Motivasi adalah penggerak dan kinerja
tinggi hanya bisa dicapai dengan tindakan. Motivasi akan berbading lurus dengan kualitas dan kuantitas
tindakan. Sementara, kualitas dan kuantitas tindakan berbanding lurus dengan kinerja. Kinerja tinggi bisa
dicapai dengan 3 aspek penting: sistem, kompetensi, dan motivasi. Ketiga aspek ini harus ada dan sama-
sama kuat jika ingin menghasilkan kinerja tinggi baik secara individu maupun organisasi.
dalam kinerja, tetapi tidak cukup motivasi datang dari leader. Semua orang, mulai dari pucuk
Seorang pimpinan tidak cukup mengatakan, “Kamu harus memiliki motivasi kalau bekerja.”
Seorang pimpinan harus mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi anak
buahnya. Dengan cara yang benar. Oleh karena itu, seorang pimpinan selain dia sendiri
memiliki motivasi yang tinggi, dia pun harus mampu memotivasi anak buahnya. Begitu juga:
seorang anak buah tidak boleh hanya mengandalkan motivasi atau dorongan dari atasannya.
Seorang karyawan yang baik, harus mampu bekerja dengan motivasi tinggi. Anak buah juga harus
mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi dirinya sendiri. Tidak untuk
siapa-siapa, untuk dirinya sendiri. Jadi, terlepas peran apa yang Anda miliki, pemilik bisnis,
diri harus dimiliki jika ingin menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebab, pengaruh motivasi terhadap
1. Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahtuju seseorang dalam tindakan-
2. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minda dan hati yang menjadi penggerak utama
seseorang, sesebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga yang diinginkan.
3. Motivasi adalah darjah atau tahap kesungguhan dan tempo keterusan seseorang, berusaha
4. Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keghairahan terhadap
keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benar-
B. PROFESIONALITAS GURU
Menurut Sastrapradja (1978: 392) , profesional berarti pemain bergaji atau pemain
bayaran. Sejalan dengan itu, menurut Kamus Oxford (1994: 994), professional adalah person
qualified or employed in one of the professions. Jadi, profesional adalah orang yang berkualitas
yang bekerja dalam profesi tertentu. Dari dua batasan di atas kiranya cukup jelas bahwa makna
profesional adalah sebutan tingkat kualitas tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu
sebagai sumber penghidupan. Kata kunci pada definsi tersebut ialah kompetensi dan
pengakuan.
Orang disebut profesional didasarkan pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the
yang berarti tidak berkompetensi, tidak memiliki kemampuan. Dalam konsep Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dijelaskan bahwa profesionalitas guru terkait
dengan kualifikasi, kompetensi, dan remunerasi (penggajian). Apa yang dimaksud kualifikasi
ini tersurat dengan jelas dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
yakni bahwa untuk menjadi guru, yang bersangkutan minimal berlatar belakang pendidikan
Sarjana.
Diasumsikan, bahwa dengan latar kesarjanaan yang bersangkutan telah memiliki dasar
kuat menjadi guru yang berkompetensi. Dengan kompetensi tersebut, guru diharap dapat
memiliki kontribusi lebih besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karenanya, yang
bersangkutan dipandang berhak memperoleh remunerasi (gaji) yang lebih besar. Berdasar
uraian di atas, jelas bahwa profesionalitas harus dimiliki guru. Berbekal profesionalitas guru
dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya secara semestinya. Dari profesionalitas yang
dimiliki guru, maka kualitas pendidikan secara bertahap menuju ke kualitas yang makin baik.
Menguasai Standar Operasional Prosedur. Hal ini harus dibuktikan dalam perbuatan, dalam
performansi. Jika ia seorang guru, maka kompetensi minimal harus menguasai substansi,
metode dan evaluasi. Seorang profesional juga perlu dukungan legalitas, yakni sertifikat.
Sertifikat merupakan bukti yang syah yang dikeluarkan lembaga berwenang bahwa yang
bersangkutan memiliki kompetensi seperti yang tertulis di sertifikat tersebut. Berkompeten dan
menunjukkan performansi sesuai predikatnya merupakan ciri utama guru profesional. Ini
adalah ciri empirik yang terlihat sehari-hari. Tentu saja masih banyak ciri profesionalitas di
bagi guru profesional, yang dapat diakronimkan dengan lima huruf berbunyi HADITS.
Guru disebut profesional jika memiliki hasrat, amanah, dewasa, interpersonal, teladan, dan
setia.
a. Hasrat : Guru profesional jika memiliki hasrat terus berkembang. Manusia ini adalah
pembelajar. Ia gemar ilmu pengetahuan dan mampu menerima perubahan sebagai syarat
kemajuan. Dengan jiwa terbuka dan obyektif, guru lebih mudah melibatkan diri dalam
b. Amanah. Guru profesional amanah pada tugas. Ia menerima tanggung jawab mengajar
sebagai pengabdian. Berbeda dari sekeda pencari kerja, guru lebih dari sekedar pegawai
atau pencari nafkah. Mengajar bukan sekedar pekerjaan, tetapi lebih bernilai ibadah.
c. Dewasa. Guru profesional berpandangan hidup dewasa. Ia memiliki prinsip dan pola hidup
yang jelas serta konsisten. Dalam sikap dan pembawaan serta dalam pergaulan dan
d. Interpersonal. Guru profesional memiliki sifat interpersonal yang kuat. Ia memiliki empati,
hangat, dan mudah bergaul dengan sesama manusia. Khususnya dengan anak didiknya.
Dalam sikap dan tingkah lakunya ia senantiasa melahirkan suasana ramah dan bersahabat.
e. Teladan. Guru profesional berperangai teladan. Ia hidup dengan moral yang bersih, jujur,
f. Setia. Guru profesional setia pada tugas. Bangga dengan profesinya. Membela kepentingan
anak didiknya demi masa depan yang lebih baik. Tidak menyesal menjalani profesi guru,
Untuk memiliki cirri HADITS tersebut bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal
yang tidak mungkin. Semua tergantung kepada kemauan. Searah dengan ciri yang harus
dimiliki guru seperti tersebut di atas, Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999) menetapkan perlunya
Pembahasan di atas tersebut pada dasarnya jiwa dari kompetensi kepribadian dan
kompetensi social sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerimtah Nomor 19 Tahun 2005
Menurut Hidayanto (1988; 2006) jika seseorang menerima pekerjaan guru sebagai
profesi berarti ia secara langsung dan tegas menerima kepercayaan itu dari pemerintah dan
masyarakat. Oleh karena itu, di samping ia harus memiliki syarat sebagai manusia dewasa, ia
juga harus memenuhi persyaratan lain yang dapat dikelompokkan sebagai persyaratan pribadi
Persyaratan pribadi mencakup: (1) berbudi luhur dan berbadan sehat; (2) berkecerdasan
cukup; (3) bertemperamen tenang; (4) beremosi stabil; (5) manusia masyarakat. Persyaratan
pribadi ini sejalan dengan upaya menghasilkan guru berkarakter HADITS. Untuk
menghasilkan guru profesional berkarakter HADITS atau bercirikan sesuai konsep para ahli
yang lain, diperlukan syarat, yakni ia harus cerdas akal, cerdas hati, dan cerdas rokhani. Cerdas
akal identik dengan KI (Kecerdasan Intelektual), cerdas hati identik dengan KE (Kecerdasan
masyarakat; (2) memiliki pengetahuan dasar fundamental; (3) memiliki pengetahuan keahlian
bidang studi; (4) memiliki pengetahuan kepempimpinan pendidikan; (5) memiliki filsafat
maka semuanya terpulang kepada guru. Sikap profesional guru tergantung pada pilihan
jawaban atas dua pertanyaan. Ia hidup untuk mendidik atau mendidik untuk hidup. Jika
jawabannya adalah hidup untuk mendidik, maka profesi guru merupakan pilihan yang tepat.
Sebaliknya, jika jawabannya adalah mendidik untuk hidup, maka niat menjadi guru perlu dikaji
ulang.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah
biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan
kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika
tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah
ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,
tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan
penelitian lanjutan.
Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi
penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian,
tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat
menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan
wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga
praktik penulisannya.
Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus
gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari
panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper)
dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan
pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu
didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111).
Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3
jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3)
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini,
feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini,
dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut
memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah
persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan
non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi
ilmiah berada diantara keduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994: 90)
memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya.
Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis,
PTK atau action research mulai berkembang sejak perang dunia ke dua, saat ini PTK
Australia, dan Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang
cukup besar terhadap PTK. Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam
bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa action
(including education) situation in order to improve the rationality and of (a) their own social
or educational practices justice (b) their understanding of these practices, and (c) the
Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
Alur PTK
Alternatif
Belum Pelaksanaan
Pemecahan
Terselesaikan Tindakan II
(Rencana
Tindakan II II
Tersele-
Refleksi I Analisa Data II Observasi
saikan
Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari keempat fase yaitu: perencanaan (planning), tindakan
sehingga dirasakan telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta
didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai
adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru
– baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian
menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan
tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang
relevan.
Pada gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan
program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang
c. Analisis Masalah
d. . Perumusan masalah
c. Persiapan Tindakan
a. Pelaksanaan Tindakan
b. Observasi dan Interpretasi
a. Analisis Data
b. Refleksi
a. Prosedur Observasi
b. Beberapa Tindakan
Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi,
adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu,
sudah sering / biasa dilakukan. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang
benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya. Apabila kegiatan tersebut dilakukan
di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa penelitian eksperimen, atau penelitian
tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses
pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk menguji atau menerapkan hal-hal baru dalam
praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan
dilakukan di kelas penelitian tindakan dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan
untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan
kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di
kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73).
Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada
tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan
terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan;
dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008
: 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi
di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya adalah adanya penumpukan guru-guru
pada golongan IV/a yang sudah mencapay 4 tahun keatas. Prosedur penelitiannya dilakukan secara
siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4)
refleksi.
1. Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut
diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,
menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan),
2. Pelaksanaan (Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna
3. Observasi (Observation)
terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (Reflection)
Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),
kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis
terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang
perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena dimungkinkan
setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum
tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil
tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan seterusnya, dan “ . . .
berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
………………………………………………………………………………………….
PERENCANAAN
?
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah guru SMA Negeri 1 Bandung yang jumlahnya 20 guru
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak
mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang
dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari
dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah
motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah
2. Profesional adalah orang yang berkualitas yang bekerja dalam profesi tertentu. Dari dua
batasan di atas kiranya cukup jelas bahwa makna profesional adalah sebutan tingkat kualitas
tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu sebagai sumber penghidupan. Kata kunci
pada definsi tersebut ialah kompetensi dan pengakuan. Orang disebut profesional didasarkan
pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the ability do do something, kemampuan untuk
melakukan sesuatu.
3. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan
secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan
sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis
untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang
sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah
sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang
lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
4. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan, diperbaiki,
memperbaiki, meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja
bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal
tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK
bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar.
4. Wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kesulitan apa yang dihadapi oleh guru-guru
SMA Negeri 1 Bandung dalam usaha pengembangan profesinya untuk naik pangkat.
1. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini
peneliti menggunakan lembar observasi yang sudah diformat untuk diisi dengan membubuhkan
tanda centang (v) pada kolom 1 – 5 pada aspek yang dinilai . Tujuan utama dari observasi ini
adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus.
2. Kuesioner
Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat sesuai dengan keperluan data yang diperoleh untuk penelitian.
3. Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama
berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru. Hal ini untuk mengetahui pikiran yang tidak
5. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-
catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-
data mengenai sejauh mana usaha guru dalam meningkatkan tigkat profesionalnya sebagai tenaga
pendidik.
6. Studi Pustaka
Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai
tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh
untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam
Dibantu oleh dua guru sebagai observer yaitu guru Bimbingan Konseling dan Ketua tim IT SMA
Negeri 1 Bandung .
BAB IV
A. ORIENTASI
orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini peneliti mendiagnosis guru-guru SMA
Negeri 1 Bandung sehingga teridentifikasi yang pertama adanya penumpukan pada golongan
IV /a, sementara syarat untuk naik pangkat adalah diwajibkan membuat karya tulis ilmiah dalam
bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Kedua teridentifikasi adanya kesulitan bagi guru untuk
membuat karya tulis ilmiah, dan yang ketiga belum lancarnya menggunakan IT.
Peneliti mengamati aktivitas guru pada setiap kegiatan yang berhubungan dengan
pengembangan profesi , untuk mengetahui sejauh mana kesulitan yang dialami oleh setiap guru
bagaimana sebagai solusi akhir yang harus dilakukan. Kemudian mengevaluasi hasil
pengamatan tersebut, hasil pengamatan dan evalusi dijadikan bahan untuk mencari upaya
Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat ditemukan kondisi awal yaitu usaha untuk
mengembangkan profesi sebagai tenaga pendidik, usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi
pada proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru-guru
SMA Negeri 1 Bandung belum baik, seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini jka di
OBSERVASI AWAL (Usaha Mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan yang
1 2 3 4
1 Usaha untuk mengembangkan profesi sebagai tenaga V
pendidik
Jumlah centang 0 2 0 0
Nilai 1 2 3 4
Nilai Total 4
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
1. . Perencanaan
Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum penelitian dilakukan
secara sistematis yang berhubungan dengan motivasi , kenaikan pangkat dan pembuatan
a) Perundang-undangan
• Peraturan Menegpan dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun 2009 Tentang Jabatan
• Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN No.03/V/PB/2010 dan No.14 Tahun
2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
b) Memotivasi :
Menurut Sastrapradja (1978: 392) , profesional berarti pemain bergaji atau pemain
bayaran. Sejalan dengan itu, menurut Kamus Oxford (1994: 994), professional adalah
person qualified or employed in one of the professions. Jadi, profesional adalah orang
yang berkualitas yang bekerja dalam profesi tertentu. Makna profesional adalah sebutan
tingkat kualitas tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu sebagai sumber
penghidupan. Kata kunci pada definsi tersebut ialah kompetensi dan pengakuan.
Orang disebut profesional didasarkan pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the
inkompetensi, yang berarti tidak berkompetensi, tidak memiliki kemampuan. Dalam konsep
Kompetensi, dan remunerasi (penggajian). Apa yang dimaksud kualifikasi ini tersurat
dengan jelas dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yakni
bahwa untuk menjadi guru, yang bersangkutan minimal berlatar belakang pendidikan
Sarjana. Diasumsikan, bahwa dengan latar kesarjanaan yang bersangkutan telah memiliki
dasar kuat menjadi guru yang berkompetensi. Dengan kompetensi tersebut, guru diharap
dapat memiliki kontribusi lebih besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karenanya,
yang bersangkutan dipandang berhak memperoleh remunerasi (gaji) yang lebih besar.
Berdasar uraian di atas, jelas bahwa profesionalitas harus dimiliki guru. Berbekal
profesionalitas guru dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya secara semestinya. Dari
profesionalitas yang dimiliki guru, maka kualitas pendidikan secara bertahap menuju ke
KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat,
1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi,
mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan
karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang benar secara
3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa
penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi
prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan
untuk menguji atau menerapkan hal-hal baru dalam praktik pembelajarannya. Saat ini,
melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya.
Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian
eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK,
lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena : Berbagai kegiatan
pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan melibatkan para siswanya,
Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian
eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK,
KTI merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam
tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan
pengembangan profesionalnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK harus
tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak
saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis
dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi
2 . Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Jumat, 10 Desemberi 2010 pukul 08.00 :
1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 30 menit mengenai kenaikan pangkat, kesulitan
yang dihadapi dalam menyusun karya tulis ilmiah, mengenai penguasaan IT, usaha
2) Peneliti dan dua observer mengamati dan mencatat tentang kewajiban guru dalam PBM,
kelengkapan admistrasi , kesiapan mengajar dan pengelolaan kelas serta serta usaha
menumbuhkan semangat siswa, usaha guru dalam memperbaiki kekurangan atau ketidak
3) Peneliti memberikan kuesioner sebanyak 20 untuk diisi oleh 20 Guru secara jujur tentang
3. Observasi
umum melalui rubrik Usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan
yang dihadapi dalam prose pembelajaran melalui PTK. b) observasi terhadap guru
mengenai upaya meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ulmiah (KTI), c)
kuesioner pada guru yang dibagi dalam tiga bagian yaitu 1) kepuasan kerja Guru, 2)
1 2 3 4
Jumlah centang 0 0 2 0
Nilai 1 2 3 4
Nilai Total 6
Secara umum dalam observasi umum yang merupakan kelanjutan dari awal Nampak ada
peningkatan pada awal memperoleh nilai 4 artinya ada pada kategori cukup lalu pada
observasi kelanjutan secara umum sudah meningkat dengan memperoleh nilai 6 artinya
Observer 1 Petunjuk:
Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah
dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia!
2 Guru melengkapi administrasi sesuai dengan ….. ….. …V.. ….. …..
bidangnya
….. ….. ….V. ….. …..
Guru menyiapkan persiapan untuk mengajar
3 ….. ….. ….V. ….. …..
Guru mampu mengelola kelas
4 ….. ….V. ….. ….. …..
Guru mampu menumbuhkan semangat siswa
5
….. ….V. ….. ….. …..
6 Guru mampu merasakan adanya
kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar ….. ….. ….. …V.. …..
Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada …..V ….. ….. ….. …..
7 permasalahan dalam pembelajaran
….. ….. …V.. ….. …..
8 Guru menguasai computer dan internet
….. ….. ….. …..V …..
9 Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK
Jumlah centang 1 2 4 2 1
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 30
Keterangan
Skor 1 : Sangat rendah
Skor 2 : Rendah
Skor 3 : Sedang
Skor 4 : Tinggi
Skor 5 : Sangat tinggi
Observer 2 Petunjuk:
Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah
dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia!
Jumlah centang 0 0 8 2 0
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 32
Keterangan
Skor 1 : Sangat rendah
Skor 2 : Rendah
Skor 3 : Sedang
Skor 4 : Tinggi
Skor 5 : Sangat tinggi
NO OBSERVER SKOR
Petunjuk :
Kuesioner ini bertujuan untuk keperluan ilmiah semata. Jadi tidak akan mempengaruhi
reputasi bapak /ibu sebagai guru dalam bekerja di sekolah ini. Pilihlah item jawaban yang telah
tersedia dengan menjawab sebenar-benarnya dan sejujurnya sesuai apa yang bapak/ibu alami dan
rasakan selama ini. Jawaban bapak/ibu berdasarkan pendapat sendiri akan menentukan
obyektifitas hasil penelitian ini. Jawablah pertanyaan dengan cara menyatakan tingkatan yang
benar menurut bapak/ibu. Lingkarilah huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan
ketepatan pernyataan tersebut. Kerahasiaan dijamin.
Identitas Responden
(responden tidak perlu menulis nama)
1. No. Responden : ________ (diisi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita *) 3. Usia : _____ tahun
4. Nama Sekolah : _______________________________________
5. Alamat sekolah : ________________________________________________
__________________________ telp. __________________
6. Jabatan : _________________________
7. Pangkat/Golongan : _________________________
8. Pendidikan terakhir: _________________________
9. Mengajar mata pelajaran: _________________________________
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (1027 : 20), maka hasil yang diperoleh
adalah 51.4. Dengan demikian jumlah skor rata-rata kepuasan kerja guru adalah puas.
Diketahui dari table dobawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru
Jawaban
51 – 60 3 guru Puas
NO PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4 5
1 Hubungan organisatoris anda dengan kepala sekolah
terjalin baik
2 Kepala sekolah tidak menjaga jarak dengan guru-guru
3 Kepala sekolah sering datang dan ngobrol dengan guru
4 Keberhasilan anda dalam mengajar salah satunya
karena hasil dari supervisi kepala sekolah
5 Kepala sekolah membimbing dalam pembuatan
rencana mengajar seperti SP (Satuan pelajaran)
6 Kepala sekolah membimbing anda dalam pelaksanaan
strategi belajar mengajar
7 Kepala sekolah membantu anda dalam merumuskan
tujuan pengajaran (ranah kognitif, psikomotorik,
afektif)
8 Kepala sekolah membantu anda dalam cara
merumuskan pengalaman belajar (learning experience)
NO PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4 5
9 Kepala sekolah membantu anda dalam pengelolaan
kelas
10 Kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat membantu
mem perbaiki cara mengajar anda
11 Dalam memberikan supervisi kepala sekolah tidak
mencari kesalahan anda tapi justru membicarakan
solusi secara bersama
12 Kepala sekolah telah bertindak demokratis dalam
membe rikan supervisi pengajaran kepada anda
Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (752 : 20), maka hasil yang diperoleh adalah 37,6.
Dengan demikian jumlah skor rata-rata Tanggapan Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah pada
umumnya adalah benar sekali.
Diketahui dari table dibawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan
sebagai berikut
Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru
Jawaban
Lingkarilah huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan
NO PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4 5
1 Apakah fasilitas sekolah membuat bapak/ibu guru termotivasi
bekerja ?
2 Apakah profesi guru telah membuat hidup bapak /ibu menjadi
senang/bahagia?
3 Apakah bapak/ibu guru menguasai computer ?
1 2 3 4 5
11 Apakah kerjasama dalam kelompok dengan menyusun pekerjaan
bersama kelompok di sekolah ini dapat membuat bapak/ibu
termotivasi untuk bekerja ?
12 Apakah bapak/ibu dapat melakukan komunikasi dengan teman
sekerja dengan baik ?
13 Apakah sikap pimpinan (kepala sekolah) bapak/ibu yang berkaitan
dengan karir sebagai guru dapat membuat anda termotivasi untuk
bekerja ?
14 Apakah tugas bapak/ibu mendapat penghargaan dari pimpinan
(kepala sekolah) ?
15 Apakah kemampuan/kecakapan bapak/ibu juga mendapat
pengakuan dari teman-teman sekerja bapak /ibu ?
16 Apakah ide dan saran yang bapak/ibu berikan untuk kemajuan
sekolah dapat membuat bapak ibu bersemangat untuk bekerja ?
17 Apakah perlu diadakan work shop sepesial PTK
18 Apakah Penelitian Tindakan Kelas hanya buang-buang waktu saja
Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (837 : 20), maka hasil yang diperoleh adalah 41.9.
Dengan demikian jumlah skor rata-rata Tanggapan Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah pada
umumnya adalah sebagian benar.
Diketahui dari table dibawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru
Jawaban
KETERANGAN RESPODEN
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki seperti misalnya pada kuesioner tanggapan
guru tentang supervisi kepala sekolah item nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 14, 17, 18, 19, kemudian
pada kuesioner motivasi meningkatkan profesi melalui penulisan karyan tulis ilmiah (KTI) pada
item 3. 4, 8, 15, 18, 19 Berdasarkan hasil dari observasi tersebut maka perlu diadakan langkah
perbaikan tindakan selanjutnya . Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga mendapatkan
1. Perencanaa.
meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ilmiah dengan PTK dengan melihat dari item-
item kuesioner yang perlu di perbaiki atau ditingkatkan. b) Untuk dapat lebih termotivasi lebih
baik maka akan diadakan In House Training dengan mengundang nara sumber yang
merupakan pakar KTI PTK dari LPMP Jawa Barat. c) mengadakan pelatihan penggunaan
komputer dan internet agar mempermudah dan sekaligus menambah semangat dalam
menyusun karya tulis ilmiah melalui penelitian tindakan kelas (PTK). c) Menambah frekuensi
pendekatan pada guru-guru baik secara formal maupun non formal agar lebih dapat menambah
2. Pelaksanaan
Penulis terlebih dahulu melakukan IHT tentang PTK pada bulan Januari..Untuk siklus
kedua sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka
pada tanggal 10 Februari 2011 hari kamis a) Peneliti mengadakan observasi secara umum
tentang usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kekurangan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran melalui PTK. b) Mengadakan observasi yang dilakukan oleh dua
observer c) mengadakan In Hose Traning tentang penulisan Karya Tulis Imiah mengenai
Penelitian Tindakan Kelas pada tanggal 8 Januari 2011 dengan nara sumber dari LPMP Jawa
menggunakan computer dan membuka internet sebagai sarana untuk membuat semangat dalam
pembuatan karya tulis (pihak sekolah menambah sarana computer yang aktif ditempat yang
betul-betul efektif).
3. Observasi
1 2 3 4
Jumlah centang 0 0 0 2
Nilai 1 2 3 4
Nilai Total 8
Secara umum dalam observasi umum yang merupakan kelanjutan dari awal nampak ada
peningkatan pada awal memperoleh nilai 4 artinya ada pada kategori cukup lalu pada
observasi kelanjutan secara umum sudah meningkat dengan memperoleh nilai 6 artinya
ada pada kategori baik dan pada siklus kedua secara umum sudah sangat baik..
Observer 1 Petunjuk:
Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah
dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia!
Jumlah centang 0 1 1 4 4
Nilai 1 2 3 4 5
Keterangan
Skor 1 : Sangat rendah
Skor 2 : Rendah
Skor 3 : Sedang
Skor 4 : Tinggi
Skor 5 : Sangat tinggi
Hasil dari observer pertama dapat disimpulkan bahwa Guru dalam upaya
Observer 2 Petunjuk:
Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah
dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia!
6
Guru mampu merasakan adanya V
kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar
7 V
Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada
8 permasalahan dalam pembelajaran V
9 Guru menguasai computer dan internet V
10
Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK V
Jumlah centang 0 0 0 8 2
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 42
Keterangan
Skor 1 : Sangat rendah
Skor 2 : Rendah
Skor 3 : Sedang
Skor 4 : Tinggi
Skor 5 : Sangat tinggi
Hasil dari observer pertama dapat disimpulkan bahwa Guru dalam upaya meningkatkan
profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK memperoleh skor 42 artinya sudah
sangat baik
Selanjutnya mengadakan In Hose Traning tentang penulisan Karya Tulis Imiah mengenai
Penelitian Tindakan Kelas pada tanggal 8 Januari 2011 dengan nara sumber dari LPMP
Jawa Barat. d) mengadakan pendekatan pada guru-guru dan menganjurkan untuk rajin
menggunakan computer dan membuka internet sebagai sarana untuk membuat semangat
dalam pembuatan karya tulis (pihak sekolah menambah sarana computer yang aktif
a) WAWANCARA
b)
Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru
sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh
perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb.
Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument yang
digunakan.
1. Orientasi
Dalam kegiatan orientasi, peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi
pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja .
Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak
guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa.
Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada
siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses
penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan evaluasi
kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada silkus
penelitian.
Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi
awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
Pada tindakan perbaikan kesatu penulis melakukan Siklus 1 kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum
penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari
keberhasilan sekolah dalam kelulusan, VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, Buku-buku yang
menunjang, Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 – 2010, Program Kerja Kesiswaan Tahun
Pelajaran 2009– 2010, Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung . Mempersiapkan
instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru - guru dalam menangani
masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan MISI sekolah c)
Peneliti dan guru berdialog kurang mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali
penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , Peneliti dan guru bersama-sama
mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan
Pada siklus kesatu menunjukkan hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai
dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada
kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu
diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer
yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI.
Hasil evaluasi observasi observer pertama dari aspek yang di observasi pada guru
memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh
nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 – 40 atau 41 – 50, sementara nilai total yang diperoleh
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah
yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5
mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang
belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29
Hasil evaluasi observasi dari observer kedua dari aspek yang di observasi pada guru
sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi.
Idealnya nilai total antara 31 – 40 atau 41 – 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu pada
aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor 5, 6,
7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31.
40
38
36 GURU
34 SISWA
32
OBSERVER 1 OBSERVER 2
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal
Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) selalu
memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) peduli terhadap siswa dalam penggunaan HP
4) perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) encatat jika ada pelanggaran siswa 6)
Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) terbuka pada guru 2) suka merokok,
Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) mengobservasi kembali guru dan siswa dengan
bantuan du Observer b) membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa
kelas X - 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) membuat instrument pertanyaan-
pertanyan untuk wawancara d) mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/
keagamaan yang diadakan di sekolah. e) untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari Senin
dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti
Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada
tanggal 2 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan
aspek sama seperti terdahulu b) menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII.c)
mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d)
mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan
mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran
melakukan observasi secara umum seperti operasi awal dengan hasil Pada silkus kedua ini
pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi awal
tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dalam
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam kategori nilai
Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada
Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi
yaitu 81.1. Jika dibuat grafik maka akan terlihat sebagai berikut :
UMUM 85
80 OBSERVASI
10 AWAL
Gambar 19. Observassi Umum Gambar 20. Observasi Guru terhadap Siswa
Hasil evaluasi observasi dari penilaian observer pertama guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai
sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 – 40 atau 41 –
Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35
. Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat
Hasil evaluasi observasi dari observer kedua guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan rata-
rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai total antara
31 – 40 atau 41 – 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40.
Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 37
. Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5 dan
6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat
tinggi.
40
39
38
37
Gambar 22. Grafik
36 GURU Penilaian Observer
35 SISWA 1 dan2 terhadap
34 Guru dan Siswa
33
32
OBSERVER 1 OBSERVER 2
Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa
Evaluasi dari observasi penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut
siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana
dengan keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan
banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penulis
membagikan angket untuk dijawab secara jujur. Angket dibagikan pada siswa sebanyak 32 agar
dijawab sejujurnya .
Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat
dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka
di sekolah.
Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis
masih terus ingin memperbaiki yang masih belum maksimal dengan menggunakan hypnotherapy
Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka
penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat
dilihat pada lampiran. Hasil dari hypnotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan
ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya Waktu
senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang
membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-rata sudah
mempunyai .pacar . Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto dan rekaman
guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran
(Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno
dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument
yang digunakan. Hasil dari observasi antara Observer satu dan dua pada siklus satu1 dan dua
40
35
30
25
GURU
20
SISWA
15
10
5
Gambar 23. Grafik Observasi Guru dan Siswa pada Siklus 1 dan 2
BAB V
A. KESIMPULAN
khususnya siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah adanya siswa yang masih melakukan
dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3)
Dengan melalui Orientasi , Obsevasi secara umum dan Observasi pada Guru dan Siswa yang di
antu oleh dua guru sebagai Observer dan satu guru IPS sebagai kolaborasi penggunaan
hypnotherapy, pengisisan Angket, wawancara dapat disimpulkan hasil pada siklus 1 masih
terdapat penilaian yang belum baik, kenudian dilakukan penetian perbaikan pada siklus 2 ternyata
Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikatakan bahwa berbagai kegiatan
kerohanian (Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1 Bandung dapat memperkecil kenakalan
remaja. Jika kenakalan remaja tidak ada atau sangat kecil dapat dipastikan VISI dan MISI SMA
Negeri 1 Bandung akan terwujud dengan baik . Dari hasil penelitian Kepedulian Sekolah, Guru
pada siswa akan membuat Siswa nyaman dan “at home” di sekolah. Kegiatan Ekstra Kurikuler
sangat menunjang untuk memperkecil bahkan menghilangkan kenakan remaja yang semakin
memprihatinkan. Sarana beribadah merupakan hal yang sangat penting untuk membina secara
B. SARAN.
- Sebaiknya semua individu yang terkait dengan masalah kenakalan remaja yang ada di
lingkungan sekolah hendaknya turut memantau secara hirarkhi mulai dari atas sampai
bawah. Karena pada dasarnya semua siswa yang ada di SMA Negeri 1 Bandung
memprihatinkan.
- Hendaknya efektifkan seefisien mungkin sarana yang ada di SMA Negeri 1 Bandung
siswa kearah yang positif agar SKL yang berhubungan dengan akhlak mulia dapat
berhasil maksimal
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Guru Sekolah
3979 – IND
Ichsan, (2010), Data Pegawai Negeri Sipil 2010 :Umur dan Pangkat/Golongan.
Mario Teguh, (2010), Langkah Sukses Membuat Karya Tulis Ilmiah, Bangka Belitung Pangkal
Pinang.
Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK.
Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009).
Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung :
Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 2000, Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas
Suharti, Hj (2008), Uji Sertifikasi Merupakan Motivasi dalam Penulisan Karya Ilmiah Guru
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Nasional.
Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok