TINJAUAN UMUM
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
2.5.1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengelolaan perbekalan farmasi, meliputi:
a. Perencanaan
Perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan dengan melihat pola penyakit, pola
konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Pengadaan dilakukan melalui jalur resmi.
Universitas Indonesia
7
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
- Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
- Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
- Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
- Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
- Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
e. Pemusnahan dan penarikan
- Obat kadaluarsa atau rusak dimusnahkan sesuai degan jenis dan
bentuk sediaan, dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan obat yang mengandung narkotika atau psikotropika
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan
- Resep yang telah disimpan lebih dari 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan
oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar
atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
- Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang bersangkutan.
- Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
- Memberi informasi meliputi dosis dan aturan pakainya,
kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan
oleh pasien.
Obat wajib apotek tercantum dalam Daftar Obat Wajib Apotek No. 1 yang
ditetapkan pada tahun 1990, Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 yang
ditetapkan pada tahun 1993 dan Daftar Obat Wajib Apotek No. 3 yang
ditetapkan pada tahun 1999. Obat yang termasuk dalam daftar obat wajib
apotek no. 1 antara lain oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat saluran
pernafasan seperti salbutamol, aminofilin supp; analgetik antipiretik
seperti asam mefenamat, metampiron; obat kulit topikal. Obat yang
termasuk dalam Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 antara lain bacitracin,
dexametason krim, omeprazol tablet, piroxicam krim (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 1993). Obat yang termasuk dalam Daftar Obat Wajib
Apotek No. 3 antara lain ranitidin, famotidin, piroksikam tablet, cetirizin
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1999).
b. Psikotropika. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan menjadi 4
golongan, yaitu:
(1) Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Brolamfetamina, DMHP,
(2) Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dala
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan serta mempunyai
Universitas Indonesia
15
2.6.4. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika merupakan
kelompok obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Tanda khusus
pada obat golongan narkotika adalah lingkaran putih dengan garis tepi berwarna
merah dan dengan tanda palang (cross) berwarna merah di dalam lingkaran
(Gambar 2.5). Narkotika digolongkan menjadi:
a. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia