______________.
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : fibonacci@umj.ac.id Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
*
mutiarahmasetyani@gmail.com
Abstrak
53
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 1 Bulan Juni Tahun 2017
real dilambangkan dengan huruf a kemudian tersebut. Padahal, guru merupakan variabel
bilangan bulat dilambangkan dengan huruf yang paling mempengaruhi dalam proses
n, maka bilangan berpangkat dapat kita perancangan sebuah pembelajaran. Sebuah
tuliskan menjadi an (a pangkat n) yang mana alternatif pembelajaran yang menyenangkan
merupakan perkalian bilangan a secara dan dapat menarik minat siswa untuk
berulang sebanyak n faktor. Bilangan memperlajarinya merupakan hal yang harus
berpangkat dapat dinyatakan dengan rumus disiasati guru untuk menunjang keberhasilan
di bawah ini: siswa dalam memahami materi-materi yang
diberikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
model pembelajaran Cooperative Learning.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pembelajaran Bilangan Berpangkat menekankan pada pengamatan dan
Melalui Permainan Lego bricks keberhasilan yang didapat pada masing-
Hakikat belajar matematika adalah masing siklusnya. Didalam penelitian ini,
suatu aktivitas manusia untuk memahami peneliti bertindak sebagai guru dan
arti dan hubungan-hubungan serta simbol- memberikan materi. Peneliti juga
simbol yang kemudian diterapkan pada memodifikasi rangkaian siklus dengan
situasi nyata yang menyenangkan (Uno, menambahkan tahap Pasca Siklus sebagai
2010:110). Belajar matematika bagi para siklus penutup yang digunakan untuk
siswa merupakan alat untuk menyampaikan semakin mendukung pembuktian dari hasil
informasi melalui persamaan-persamaan pada Siklus II. Penelitian ini berlangsung
atau tabel pembelajaran matematika. Dalam dalam dua siklus, dan pada setiap Siklus I
pelaksanaannya, menurut siswa dan II dilakukan dua kali pertemuan.
pembelajaran matematika merupakan Adapun konsep materi bilangan
pembelajaran yang tidak sederhana, terlalu berpangkat menggunakan lego bricks
sulit atau bahkan menakutkan sehingga dilakukan dengan cara menyusun kumpulan
menyebabkan matematika tidak mudah bricks sesuai dengan bilangan yang akan
dipelajari dan banyak siswa yang tidak dihitung. Teknik pemakaiannya adalah
tertarik yang pada akhirnya siswa tidak dengan mengalikan baris dan kolom yang
menyukai pembelajaran matematika. ada pada lego bricks. Sebagai contoh, untuk
Begitupula dalam pembelajaran bilangan perhitungan hasil dari 22 digunakan dua
berpangkat, dimana siswa mengalami bricks dari lego bricks bermata dua.
kesulitan dalam menghitung hasil dari Kemudian dua bricks tersebut disusun
bilangan berpangkat tersebut. Hal itu bisa seperti berikut:
terjadi dikarenakan kurang mampunya siswa
dalam perkalian dan pemahaman siswa
terhadap konsep dari bilangan berpangkat itu
sendiri. Hal lain yang mempengaruhi adalah
peran guru dalam menjelaskan materi
56
Mutia Rahma Setyani, Sylmi Wulan Dita, dan Intan Nur Tunggadewi : Penerapan Lego Bricks dalam Pembelajaran
Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematis Siswa dalam Menghitung Bilangan Berpangkat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (1), pp: 53-64.
57
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 1 Bulan Juni Tahun 2017
minimal tersebut, maka tindak pembelajaran yang telah dicontohkan oleh guru. Siswa
dianggap gagal dan perlu diperbaiki serta dengan mudahnya mencari, menyusun, dan
diulang kembali pada siklus berikutnya menghitung hasil dari perkalian tersebut.
hingga mencapai indikator keberhasilan Masing-masing kelompok sangat aktif
yang telah ditetapkan. bertanya dan dapat mengerjakannya dengan
baik, namun terdapat kendala yang terjadi
pada siklus ini, dimana ada dua siswa di
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam satu kelompok yang berisikan siswi
Pra Siklus perempuan menangis karena merasa teman
Pada tahap Pra Siklus, peneliti sekelompoknya terlalu menguasai lego
melakukan penilaian awal berupa pre test bricks kelompoknya dan mereka tidak dapat
untuk mengukur sejauh mana kemampuan ikut menyusun lego bricks tersebut. Akan
siswa kelas III Tahassus MIS Ta’allamul tetapi, dalam kasus ini peneliti dapat
Huda dalam mengerjakan soal bilangan menyelesaikannya dengan baik dan mudah.
berpangkat. Pre test dilakukan pada Kelompok tersebut diberi pemahaman
pertemuan pertama, tanggal 25 Maret 2017 dengan baik bahwa dalam menyelesaikan
dengan alokasi pengerjaan 30 menit. Setelah perhitungan bilangan berpangkat itu secara
itu masing-masing siswa mengumpulkan berkelompok.
hasil jawaban kepada peneliti yang bertindak Pada hasil uji LK I, terdapat kemajuan
sebagai guru. Selanjutnya guru mengoreksi yang cukup signifikan dari siswa terhadap
hasil jawaban siswa, dan didapatkan hasil mengerjakan soal-soal bilangan berpangkat.
bahwa 37,5% siswa yang lulus dalam Dapat diketahui bahwa 80% kelompok siswa
mengerjakan soal yang diberikan dengan dapat mengerjakan soal bilangan
rentang nilai 70-85. Dan 63.5% siswanya berpangkat, dengan perincian sebagai
sisanya tidak lulus dengan nilai dibawah 70. berikut: kelompok I, II, dan III mendapatkan
nilai sempurna, kelompok IV mendapatkan
Siklus I nilai 85, dan kelompok V mendapatkan nilai
Tahap Siklus I dilakukan sebanyak 65. Adapun, 1 kelompok yang mendapat
dua kali pertemuan yaitu pada pertemuan nilai 65 adalah kelompok dua siswanya
kedua tanggal 1 April 2017 dan pertemuan menangis, dan peneliti sangat memahami
ketiga tanggal 8 April 2017. Masing-masing kondisi tersebut.
pertemuan memiliki alokasi waktu 40 menit.
Seluruh langkah-langkah pada treatment Siklus II
Siklus I dilakukan dengan lengkap dan baik. Tahap Siklus II dilakukan sebanyak
Peneliti menemukan fakta bahwa siswa lebih dua kali pertemuan yaitu pada pertemuan
tertarik belajar menggunakan lego bricks keempat tanggal 15 April 2017 dan
dibandingkan dengan pembelajaran pertemuan kelima tanggal 22 April 2017.
konvensional yang dilakukan oleh guru Masing-masing pertemuan memiliki alokasi
kelas. Seluruh siswa sangat bersemangat waktu 40 menit. Pada Siklus II, terdapat 8
ketika peneliti yang bertindak sebagai guru treatment saja yang akan diberikan kepada
menerangkan konsep menghitung bilangan siswa. Hal tersebut dikarenakan untuk
berpangkat menggunakan lego bricks. Siswa membedakan dari Siklus I dan juga sebagai
dengan antusias mencoba sendiri persiapan untuk diambilnya kesimpulan
menghitung bilangan berpangkat seperti apa sementara, yaitu berdasarkan hasil post test
59
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 1 Bulan Juni Tahun 2017
yang nanti akan dilakukan. Pada penerapan lego bricks dalam dalam
pelaksanaan Siklus II, peneliti sudah bisa menghitung bilangan berpangkat ada
menguasai kelas dengan baik. Selain itu, peningkatan pada setiap siklusnya. Adapun
siswa juga sangat aktif dalam pembelajaran. untuk semakin memperkuat dan
Fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah mengakuratkan kesimpulan tersebut,
bahwa siswa semakin memahami konsep peneliti akan menggabungkan hasil uji LK I
menghitung bilangan berpangkat tersebut. dan II dengan data pre test pada tahap
Mereka sudah bisa mengerjakan sendiri sebelumnya, post test pada tahap pasca
konsep perhitungan bilangan berpangkat siklus dan wawancara.
tanpa harus dibimbing, dan mereka dapat
menemukan hasilnya dengan tepat. Pasca Siklus
Perkembangan siswa terlihat cukup pesat Pada tahap Pasca Siklus ini, peneliti
dan ditemukan pula bahwa tingkat melakukan penilaian akhir berupa post test
kreativitas siswa semakin meningkat. untuk mengukur sejauh mana perkembangan
Walaupun dalam penelitian ini tingkat kemampuan siswa kelas III MIS Tahassus
kreativitas siswa tidak dilihat dan Ta’allamul Huda dalam mengerjakan soal
ditekankan, namun dapat menjadi rujukan bilangan berpangkat. Post test ini dilakukan
bagi peneliti lain yang ingin melakukan sebagai penguatan dari kesimpulan yang
penelitian mengenai tingkat kreativitas telah didapat pada tahap Siklus II. Post test
siswa menggunakan lego bricks sangat dilakukan pada pertemuan keenam, tanggal
direkomendasikan. 29 April 2017 dengan alokasi pengerjaan 30
Berdasarkan hasil uji LK II, dapat menit. Setelah itu masing-masing siswa
diketahui bahwa terdapat kenaikan yang mengumpulkan hasil jawaban kepada
signifikan dari nilai-nilai yang didapat pada peneliti untuk segera dikoreksi. Berdasarkan
siklus sebelumnya, dimana pada siklus ini hasil jawaban siswa, 100% siswa lulus
100% kelompok siswa dapat mengerjakan dalam mengerjakan soal bilangan
soal bilangan berpangkat, dengan perincian berpangkat yang diberikan dengan rentang
sebagai berikut: kelompok I dan III nilai 85-100, dengan perincian 20 siswa
mendapatkan nilai 100, kelompok II mendapat nilai 100, 2 siswa mendapat nilai
mendapatkan nilai 98, dan kelompok IV dan 95, 1 siswa mendapat nilai 92, dan 1 siswa
V mendapatkan nilai 95. Rata-rata letak sisanya mendapat nilai 85. Adapun
kesalahan yang mengurangi nilai siswa penyebab beberapa siswa tidak
adalah pada penulisan, yaitu tertukarnya mendapatkan nilai sempurna dikarenakan
menulis angka 8 menjadi angka 6, atau kesalahan siswa pada menulis angka, dan
sebaliknya. Ada pula tertukarnya menulis kekeliruan dalam menuliskan hasil jawaban,
jawaban soal yang satu dengan yang lainnya. seperti yang terjadi pada Siklus II.
Namun, terlepas dari itu semua dapat Berdasarkan hasil analisis data Pra
disimpulkan bahwa pembelajaran bilangan Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Pasca Siklus,
berpangkat dengan menggunakan lego dapat diketahui secara keseluruhan bahwa
bricks dapat dikatakan berhasil, penerapan lego bricks dalam pembelajaran
sebagaimana dengan hasil dari uji LK II sebagai strategi untuk meningkatkan
bahwa 100% atau keseluruhan kelompok kecerdasan matematis siswa dalam
siswa dapat mengerjakan soal-soal bilangan menghitung bilangan berpangkat dikatakan
berpangkat. Dapat disimpulkan pula bahwa berhasil. Hal tersebut dibuktikan pada
60
Mutia Rahma Setyani, Sylmi Wulan Dita, dan Intan Nur Tunggadewi : Penerapan Lego Bricks dalam Pembelajaran
Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematis Siswa dalam Menghitung Bilangan Berpangkat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (1), pp: 53-64.
62
Mutia Rahma Setyani, Sylmi Wulan Dita, dan Intan Nur Tunggadewi : Penerapan Lego Bricks dalam Pembelajaran
Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematis Siswa dalam Menghitung Bilangan Berpangkat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (1), pp: 53-64.
DAFTAR PUSTAKA
Fistianti, Devita Norma. 2013. “Pengaruh Permainan Konstruktif untuk Mengembangkan
Kreativitas Anak”. Jurnal Pendidikan UMS.
Rohmitawati. 2011. Mengasah Kecerdasan Matematis Logis Anak Sejak Usia Dini. PPPPTK
Matematika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono, Ahmad. 2013. Konsep Materi Matematika dan Pembahasannya. Jakarta: Grafindo
Persada.
Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
63
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 1 Bulan Juni Tahun 2017
64