Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pegeluaran
yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Pengelolaan dana
kas kecil diserahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung jawab terhadap
pembayaran-pembayaran yang diambilkan dari dana kas kecil. Pengelolaan kas kecil tidak
berhak menerima pembayaran-pembayaran dari pihak luar. Atau, dana yang dikelola hanya
yang diterima dari pemegang kas besar dan kas umum.
Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1. Jumlahnya terbatas
Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan
tingkat operasionalnya.
2. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab atas: segala pencatatan yang terjadi terhadap kas kecil, diantaranya :
a) Pencatatan pengeluaran kas kecil menyangkut biaya dan persediaan.
b) Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
c) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran
kas/register cek.
d) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas
kecil.
3
e) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas
dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut, fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan
keabsahan dokumen pendukung sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
Pengelolaan dana kas kecil dilakukan dengan dua metode pencatatan yaitu dapat
menggunakan metode dana tetap (inprest fund method) maupun metode dana tidak tetap
(fluctuation fund method).
4
b. Penggantian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama
jumlahnya degan dana kas kecil yang sudah dikeluarkan, sehingga dana kas kecil
tersedia kembali.
c. Pada saat dilakukan penggantian dana kas kecil, bukti-bukti pengeluaran kas kecil
dicatat dalam jurnal pengeluaran kas sebagai pengeluaran kas kecil.
No Keterangan Jurnal
1 Pada waktu pembentukan dana kas kecil Kas Kecil xxx
Kas
xxx
2 Pada saat pemegang kas kecil melakukan Tidak dijurnal
pembayaran
3 Pada saat pemegang kas kecil menyerahkan bukti- Berbagai beban
bukti pengeluaran kepada pemegang kas besar xxx
untuk penggantian dana atau pengisian Kas
kembali kas kecil xxx
4 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil dan perlu di Kas kecil xxx
tambah Kas
xxx
5 Dana kas kecil dianggap terlalu besar dan Kas xxx
dikurangi jumlahnya Kas kecil
5
xxx
6 Pada akhir periode, jika ada pengeluaran yang Berbagai beban xxx
belum dicatat, maka harus dibuat jurnal Kas kecil
penyesuaian xxx
7 Pada awal periode dibuat jurnal pembalik sebesar Kas kecil xxx
pengeluaran uang belum dicatat tadi agar Berbagai beban
saldo kas kecil kembali seperti sebelum diisi xxx
kembali
Kasus 1:
Februari 1 PT Sejati membentuk dana kas kecil Rp. 800.000 dengan menarik cek sebesar
Rp. 800.000.
Februari 14 Pengeluaran kas kecil sampai dengan hari ini sebesar Rp. 420.000. Dengan
rincian sebagai berikut :
Dibayar telepon Rp. 150.000
Dibayar listrik Rp. 100.000
Dibayar beban angkut penjualan Rp. 80.000
Dibeli perlengkapan kantor Rp. 50.000
Dibayar langganan surat kabar Rp. 40.000
Februari 15 Dilakukan pengisian kas kecil sebesar Rp. 420.000.
Februari 16 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil sehingga perlu ditambah sebesar Rp,
200.000
Februari 28 Diadakan tutup buku dan ternyata pengeluaran sampai dengan tanggal tersebut
yang belum dicatat sebesar Rp. 250.000, yang terdiri dari :
Dibayar beban air Rp. 120.000
Dibeli perlengkapan Rp. 80.000
Dibayar beban pertemuan Rp. 50.000
Kasus 2
6
Transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Januari 2004, sebagai berikut:
B. Perbedaan sistem pencatatan kas kecil dana tetap dan dana berfluktuasi
Perbedaan antara sistem dana tetap dan tidak tetap dijelaskan sebagai berikut :
No. Sistem Dana Tetap Sistem Dana Tidak Tetap
7
Saldo akun kas kecil berubah-ubah mengikuti
1 Saldo akun kas kecil selalu tetap
pengeluaran dan penerimaan kas kecil
Setiap pengeluaran kas kecil langsung dicatat
2 Pengeluaran kas kecil baru dicatat saat diisi
dengan jurnal
Buku kas kecil hanya berfungsi sebagai alat Buku kas kecil berfungsi sebagai jurnal dan
3 kontrol dan tidak dapat diposting ke menjadi dasar untuk posting akun-akun
buku besar buku besar
Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir
Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat tidak perlu dibuat
4 periode belum dicatat perlu dibuat jurnal jurnal penyesuaiannya dan tidak perlu
penyesuaiannya. dibuat jurnal pembalik sebab setiap
pengeluaran langsung dicatat di jurnal
Kasus 1
8
Tanggal 1 April 2015 PT. Makmur membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 500.000 dengan
menarik cek sebesar Rp. 500.00. Transaksi yang terjadi sampai dengan tanggal 15 April 2015
adalah sebagai berikut :
April 3 Membeli perlengkapan kantor Rp. 80.000
4 Membayar beban angkut pembelian Rp. 40.000
7 Membayar langganan koran dan majalah Rp. 50.000
10 Membayar beban listrik Rp. 120.000
12 Membayar beban telepon Rp. 140.000
14 Membayar beban rapat Rp. 50.000
15 Kas kecil diisi kembali Rp. 495.000
Catatlah transaksi di atas dengan sistem dana tidak tetap !
Kasus 2
- Des, 10 Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.004 untuk mengisi kembali
dana kas kecil sebesar Rp 80.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK
No.005
9
- Des, 25 Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.010 untuk mengisi kembali
dana kas kecil sebesar Rp 100.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK
No.011
Buatlah Jurnal Umum atas transaksi Kas Kecil diatas beserta buku kas kecilnya
Perhitungan fisik dana kas kecil dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas
pengelolaan kas kecil. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas kecil dihitung
dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilai per satuan. Jumlah saldo kas kecil
menurut perhitungan fisik harus sama dengan saldo kas kecil menurut catatan. Saldo
menurut catatan dihitung sebagai berikut.
Saldo kas kecil awal periode Rp..............
Ditambah : pengisian dana kas kecil Rp.............. +
Rp..............
Dikurangi : jumlah pengeluaran dana kas kecil Rp............... –
Saldo kas kecil akhir periode Rp...............
Berikut Tujuan Pemeriksaan, antara lain :
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas kecil.
Untuk memeriksa apakah saldo kas kecil sama dengan catatan.
Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas kecil.
10
B. Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan Kas Kecil
UD Jaya Abadi
Jakarta
Berita Acara Perhitungan Kas Kecil
31 Desember 2014
1. Menurut catatan
Saldo per 1 Desember 2014 Rp. 1.600.000
Pengisian dana kas kecil Rp. 1.500.000+
Rp. 3.100.000
Pengeluaran kas kecil selama bulan Desember Rp. 1.350.000-
Rp. 1.750.000
2. Perhitungan fisik kas kecil
2.1 Uang Kertas
3 lembar @ Rp. 100.000 = Rp. 300.000
6 lembar @ Rp. 50.000 = Rp. 300.000
9 lembar @ Rp. 20.000 = Rp. 180.000
42 lembar @ Rp. 10.000 = Rp. 420.000
59 lembar @ Rp. 5.000 = Rp. 295.000
33 lembar @ Rp. 1.000 = Rp, 33.000
Jumlah uang kertas Rp. 1.528.000
2.2 Uang Logam
105 keping @ Rp. 1.000 = Rp. 105.000
123 keping @ Rp. 500 = Rp. 61.500
195 keping @ Rp. 200 = Rp. 39.000
165 keping @ Rp. 100 = Rp. 16.500
Jumlah uang logam Rp. 222.000+
Jumlah saldo fisik kas kecil 31 Desember 2014 Rp. 1.750.000
Jika kas menurut perhitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan, disebut
selisih kas lebih. Jika sebaliknya, disebut selisih kas kurang. Selisih kas dapat terjadi karena
hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah yang diterima atau yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil daripada
jumlah yang seharusnya dicatat, karena tidak terjadinya uang pecahan kecil.
2. Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi pertukaran, misalnya saat memberikan
uang kembali.
3. Kesalahan pencatatan dalam jurnal
4. Sebab-sebab lain yang sama sekali tidak diketahui.
Pada akhir periode pencatatan, selisih kas lebih dianggap sebagai pendapatan dan
selisih kas kurang dianggap sebagai kerugian atau beban. Dalam laporan laba rugi, selisih kas
lebih diinformasikan sebagai pendapatan diluar usaha, dan selisih kas kurang diinformasikan
sebagai beban diluar usaha. Pencatatan selisih kas kecil dilakukan sebagai berikut :
11
Jumlah dana fisik lebih besar daripada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam
jurnal, yaitu mendebit akun Kas Kecil dan mengkredit akun Selisih Kas Kecil.
2. Selisih kas kurang,
Jumlah dana fisik lebih kecil daipada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam jurnal,
yaitu mendebit akun Selisih Kas Kecil dan mengkredit akun kas kecil.
Contoh :
Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo kas kecil Rp. 1.750.000, tetapi jumlah kas
kecil secara fisik Rp. 1.950.000. berarti ada selisih kas lebih sebesar Rp. 200.000.
Jurnalnya
Kas Kecil Rp. 200.000
Selisih Kas Kecil Rp. 200.000
Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo rekening kas kecil Rp. 1.570.000 tetapi
berdasarkan hitungan fisik berjumlah Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata
penerimaan dana kas kecil dari kas besar pada tanggal 15 Agustus 2014 sebesar Rp. 950.000
hanya dicatat Rp. 770.000. kesalah tersebut dapat diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai
berikut :
Kasus 1
Kasus 2
Diketahui saldo kas kecil PT Wulan Jaya per 1 Juli 2016 sebesar Rp 2.000.000,
selama periode juli 2016 perusahaan melakukan pengisian kas kecil sebesar Rp 1.500.000,
pada 31 juli 2016 saldo kas kecil pada buku kas kecil PT Wulan Jaya sebesar Rp 490.000.
Berdasarkan perhitungan fisik terdapat: 5 lembar @ Rp 50.000, 10 lembar @ Rp 20.000, 3
lembar @ Rp 10.000 dan 4 lembar @ Rp 5.000.
Bagaimanakah perlakuan atas kasus tersebut dan buatlah berita acara atas
pemeriksaan kas kecil periode Juli 2016
12
AKUNTANSI KAS BANK
A. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan perusahaan.
Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di dalam perusahaan dalam
jumlah yang mencukupi untuk kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Namun, bila
persediaan kas berlebihan, biasa dinamakan kas menganggur, kas bila disimpan di perusahaan
menjadi tidak produktif.
Ibarat seorang manusia, kas merupakan darah yang akan mengalir di tubuh perusahaan,
kas akan memberikan dukungan makanan terhadap seluruh operasional bagian tubuh
perusahaan. Jika kas yang mengalir mengalami gangguan, maka opersional perusahaan pun
juga akan dapat terganggu. Begitu pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau bisnis, maka
kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan senantiasa diletakkan di
bagian yang paling atas di neraca perusahaan.
Beberapa yang termasuk kas adalah
1. Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia atau oleh pemerintah negara lain.
2. Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro.
13
3. Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan dibank.
4. Cek dalam perjalanan (outstanding cek), yakni cek yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan kepada pihak lain, tetapi belum diuangkan ke bank.
5. Cek kasir yakni surat perintah kepada bagian keuangan (kasir) untuk mengeluarkan
uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan sendiri.
6. Wesel pos yang menurut sifatnya dapat diuangkan pada waktu diperlukan.
7. Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikan.
Saldo simpanan ini di neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai
kursnya.
Beberapa bentuk yang tidak termasuk dalam kas adalah
1. Cek mundur merupakan cek yang mencantumkan tanggal penarikannya pada masa
mendatang. Cek tersebut tidak boleh dibayarkan oleh bank sebelu tanggal yang
tercantum tiba/jatuh tempo.
2. Pembayaran-pembayaran dimuka
3. Prangko dan materai, walaupun dapat digunakan untuk pembayaran dalam jumlah
kecil tetapi oleh bank tidak akan diterima sebagai setoran. Prangko dan materai
digolongkan sebagai perlengkapan.
4. Deposito berjangka, yakni simpanan di bank yang pengambilannya hanya pada
waktu-waktu tertentu.
5. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat, seperti untuk dana
pensiun, pelunasan obligasi, pembayaran deviden.
6. Wesel tagih, yakni perintah tertulis bersyarat kepada tertarik untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal yang telah ditentukan.
B. Karakteristik Kas
Kas mempunyai karakteristik, yaitu :
1. Dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukar dalam berbagai transaksi
2. Dapat diterima oleh bank sebagai setoran sebesar nilai nominal yang tertulis
didalamnya.
3. Merupakan harta yang siap dan mudah untuk di tukar dengan harta lain.
4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan dan giro yang ada di bank.
14
C. Prinsip-prinsip Pengendalian Internal Terhadap Kas
Agar kas tidak disalahgunakan atau tidak dijadikan objek kecurangan, perlu diadakan
pengendalian terhadap kas. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pengendalian kas adalah
1. Penerimaan kas
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan berasal dari penjualan tunai,
penerimaan kas dari piutang dan penerimaan pinjaman dari pembelian kredit.
Prinsip-prinsip pengendalian internal terhadap kas antara lain :
a. Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan penyampaian
kas.
b. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan harus disetor dalam
jumlah yang penuh ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.
c. Dibedakan antara fungsi pengelolan dan pencatat kas.
d. Setiap hari dibuat laporan kas baik dari fungsi pengelola kas maupun dari fungsi
pencatatan penerimaan kas.
e. Secara internal, tanpa pemberitahuan lebih dahulu, diadakan pemeriksaan kas.
f. Catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan
catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan untuk membayar berbagai macam transaksi
dibuatkan prinsip pengendaliannya. Metode pengendaliannya, antara lain:
a. Setiap pengeluaran kas yang relatif cukup besar dilakukan dengan cek, atas nama
perusahaan penerima pembayaran atau pemindah bukuan.
b. Pengeluaran kas sifatnya rutin dan tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya relatif kecil), dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan
dengan sistem imprest.
c. Digunakan sistem voucher untu menjamin bahwa pengeluaran-pengeluaran kas
memang untuk perusahaan.
d. Dipisahkan antara yang menulis cek, yang menandatangani dan yang mencatat kas
memang untuk perusahaan.
e. Diadakan pemeriksaan mendadak dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Selain itu, dengan sistem pengendalian kas ini, transaksi penerimaan kas yang dicatat
dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan setoran yang tercantum dalam
rekening Koran bank, dan catatan pengeluaran kas (atau register cek) dapat direkonsiliasi
dengan cek yang diuangkan ke bank, yang tercantum dalam rekening koran bank.
3. Pemeriksaan kas
15
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih
dahulu. Tata cara pemeriksaan kas adalah :
a. Saldo kas perusahaan dicocokan dengan keadaan fisik uang dan benda-benda lain
yang ada pada perusahaan.
b. Diadakan pengujian terhadap catatan-catatan dan kegiata-kegiatan perusahaan
seperti kegiatan penyimpanan uang di bank atau pengeluaran uang dengan
menggunakan cek.
16
3. Jenis-jenis cek
17
Transaksi-transaksi debit yang mengurangi saldo perusahaan:
Biaya jasa bank/bank service charge(SC) biaya jasa bulanan atas jasa yang
diberikan oleh bank.
Cek kosong/not sufficient funds(NSF) cek yang dikeluarkan oleh perusahaan tetapi
tidak ada cukup dana untuk mencairkannya.
Memo kredit
Memo kredit adalah warkat yang berisi informasi terkait penerimaan dana.
Piutang wesel yang ditagihkan oleh pihak bank.
F. Pelaporan Kas
PT DINAMIKA INDONESIA
DAFTAR KAS BANK
(Bank Mandiri)
No. Keterangan Mutasi Masuk Mutasi Keluar Jumlah
Bukti Bank Saldo Bukti Bank Saldo Saldo
No. Tgl Ma No. Tgl. K
suk el
ua
r
1 Bank N.081 7-11- 100.000. - - - 100.000.0
2 Transfer 5 1 000 M.0481 10-11-14 7.000.0 00
3 Cek 4 4 - 9482 11-11-14 00 93.000.00
4 Bank - - - 9483 11-11-14 10.000. 0
5 Transfer - - - M.0480 14-11-14 00 83.000.00
6 Bank - - - M.0479 16-11-14
0 0
7 - - - 9483 20-11-14
Transfer 15.000. 68.000.00
8 - - - - -
Cek 00 0
Cek - - 60.000.0
0 60.000.00
Bank N.081 20-11- 00
8.000.0 0
Transfer 5 1 45.000.00
00
Bank 4 4 15.000. 0
Transfer 00 20.000.00
0 0
25.000. 80.000.00
00 0
0
18
Tan Keterangan Debit Kredit Saldo
g
g
a
l
7 Bank - 100.000. 100.000.0
10 Transfer(Se 7.000.0 000 00
11 toran) 00 - 93.000.00
11 Cek 10.000. - 0
14 Bank Transfer 00 - 83.000.00
16 Bank Transfer -
0 0
20 Cek -
15.000. 68.000.00
20 Cek -
00 0
Bank Transfer 60.000.0
0 60.000.00
Bank 00
8.000.0 0
Transfer(Se 45.000.00
00
toran) 15.000. 0
00 20.000.00
0 0
25.000. 80.000.00
00 0
0
-
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kas menurut kalian dan kenapa kas
merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan!
2. Apakah yang dimaksud dengan pembayaran dimuka dan mengapa pembayaran
dimuka tidak termasuk kedalam kas?
3. Jelaskan mengapa perlu diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan,
pencatatan dan penyampaian kas
4. Jelaskan perbedaan antara Bearer, Penggnati dan Endosen!
5. Jelaskan perbedaan antara Cek Atas Nama dan Cek Atas Unjuk!
19
PERBEDAAN SALDO KAS DAN SALDO BANK
20
c. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran
bulan berikutnnya karena laporan bank sudah tutup.
2. Transaksi-transaksi yang sudah dicatat sebagai penerimaan bank, tetapi belum dicatat
oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan menambah saldo kas
perusahaan.
Contohnnya :
a. Bunga (jasa giro) yang diperhitungkan oleh bank atas simpanan perusahaan dan
b. Hasil inkaso oleh bank.
3. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran, tetapi oleh bank
belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas di bank.
Conntohnya :
a. Cek yang beredar, yakni cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah
dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh penerima cek belum diuangkan di bank
sehingga bank belum dapat mencatat transaksi tersebut.
b. Cek yag ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, teapi ceknya belum
diserahkan kepada pihak yang dibayar.
4. Transaksi yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran, tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas perusahaan.
Contohnya :
a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank karena pengambilan uang kas berlebih.
Dengan kesalahan tersebut saldo kas harus dikredit.
b. Biaya administrasi bank yang menjadi beban perusahaan.
c. Biaya inkaso oleh bank atas relasi perusahaan.
5. Adanya kesalahan pencatatan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank.
Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi ditolak oleh
bank. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas perusahaan.
Contoh cek yang diterima dari langganan disetorkan ke bank namun ditolak oleh bank
karena tidak ada dananya (cek kosong).
Kasus yang mempengaruhi saldo kas bank
A. Menurut Catatan Perusahaan B. Menurut Catatan/Rekening Koran
Bank
Menambah jika: Menambah jika :
1. Penerimaan yang sudah dicatat oleh 1. Setoran/penerimaan yang sudah dicaat
bank, tapi belum dicatat oleh oleh perusahaan, tapi belum dicatat
perusahaan. Contohnya : transfer oleh bank. Contohnya : setoran dalam
bank, jasa giro, hasil inkaso bank,dll. proses, penerimaan tagihan belum
2. Kesalahan mencatat pengeluaran disetor ke bank.
terlalu besar/tinggi. 2. Kesalahan mencatat pengeluaran
21
3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu tinggi.
terlalu rendah. 3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu
Mengurangi jika : rendah.
1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh Mengurangi jika :
bank, namun belum dicatat oleh 1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh
oerusahaan. Contohnya : biaya perusahaan, belum dicatat oleh bank.
administrasi bank, cek di tempat Contohnya : cek dalam peredaran.
(pengambilan uang dari bank tidak 2. Kesalahan mencatat pengeluaran
mempergunakan cek melainkan terlalu rendah.
menggunakan formulir khusus dari 3. Kesalaha mencatat penerimaan terlalu
bank) tinggi.
2. Kesalahan mencatat pengeluaran
terlalu rendah.
3. Kesalahan mencatat penerimaan
terlalu tinggi.
4. Setoran cek yang ditolak/tidak cukup
dana.
Soal
Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara saldo kas
perusahaan menurut catatan perusahaan dengan saldo bank (menurut rekening koran) dan
berikanlah contoh kasus beserta transaksinya!
REKONSILIASI BANK
22
1. Saldo awal simpanan perusahaan
2. Penambahan setoran, baik berupa uang tunai, cek maupun hasil penagihan piutang
usaha yang dilakukan oleh bank.
3. Pengembalian uang oleh perusahaan dengan cek, transfer atau pembayaran utang
usaha perusahaan melalui bank.
4. Pendapatan bunga (jasa giro) yang sudah diperhitungkan oleh bank.
5. Beban administransi bank dan beban inkaso bank harus ditanggung oleh perusahaan.
6. Saldo akhir simpanan perusahaan pada waktu dibuat laporan bank.
Saldo rekening koran yang diterima dari bank terhadap tidak sama dengan saldo kas
menurut catatan perusahaan. Jika hal ini betul-betul terjadi, pihak perusahaan akan mencari
sebab terjadinya ketidaksesuaian antara ke dua saldo tersebut. Tindakan ini disebut
rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai saldo
kas dan penjelasan sebab-sebab terjadinya ketidaksesuaian anatara saldo kas perusahaan dan
saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam rekening koran. Kegunaan rekonsiliasi bank
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di bank.
2. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh bank, tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
3. Untuk membuktikan bahwa semua transaksi kas dan pencatatannya telah dilakukan
dengan benar.
23
perusahaan yang mempunyai rekening giro di suatu bank, dan rekonsiliasi bank tersebut
mengoreksi jika terjadi ketidaksamaan pencatatan saldo antara Bank dengan perusahaan.
Jadi, hubungannya bahwa rekening koran adalah laporan yang diberikan bank setiap
bulan kepada pemegang rekening giro yang berisikan informasi transaksi yang dilakukan
bank terhadap rekening tsb selama satu bulan yang sebelumnya disusun oleh penyusun
rekonsiliasi bank berupa laporan kas statement yang berisi semua transaksi penyetoran
selama periode tertentu.
24
b. Biaya administrasi Rp. 48.000
c. Uang kas perusahaan yang belum disetorkan ke bank Rp. 1.200.000
d. Jasa giro bank untuk perusahaan Rp. 267.000
e. Cek yang beredar adalah :
Nomor 0101 sebesar Rp. 1.800.000
Nomor 0104 sebesar Rp. 2.400.000
Nomor 0107 sebesar Rp. 636.000
f. Hasil penagihan perusahaan (menambah akun bank) sebesar Rp. 3.036.000, tetapi oleh
perusahaan dicatat Rp. 3.063.000.
g. Selembar cek yang diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bak ditolak karena tidak
cukup dananya sebesar Rp. 2.500.000 dan cek dikelmbalikan kepada perusahaan sebagai
lampiran rekening koran.
25
Kesalahan Rp. ran
catat 2.575. No. 0101 Rp. Rp.
Cek 000 No. 0104 1.80 4.836.0
koson No. 0107 0.00 00
g 0
Rp.
2.40
0.00
0
Rp.
636.
000
Rp.
16.112 Rp.
.000 16.112.
000
26
Dalam laporan rekosiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa sebenarnya
saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk pertama sering digunakan oleh bagian internal
perusahaan. Pada bentuk rekonsiiasi bank yang kedua dapat diketahui sebab-sebab terjadinya
perbedaan saldo. Bentuk kedua tersebut biasanya digunakan oleh akuntan dalam melakukan
pemeriksaan kas.
Berdasarkan hasil laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama segera dapat dibuat jurnal
penyesuaian khusus transaksi-transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan, sebagai berikut:
Kas Rp. 267.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Beban administrasi bank Rp. 48.000
Kas Rp. 48.000
Piutang usaha Rp. 27.000
Kas Rp. 27.000
Piutang usaha Rp. 2.500.000
Kas Rp. 2.500.000
Jurnal berikut dapat digabung sebagai berikut :
Piutang usaha Rp. 2.527.000
Bebam administrasi bank Rp. 48.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Kas Rp. 2.308.000
Setelah jurnal penyesuaian di-posting ke dalam masing-masing akun, akun kas akan
menunjukan sald sebesar Rp. 16.112.000
KASUS 1
Saldo rekening Bank Danamon di PT Esemka pada tanggal 31 Juli 2016 menunjukkan
jumlah Rp 52.750.000. Saldo menurut rekening koran pada 31 Juli 2016 sebesar Rp
63.500.000. Setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan itu disebabkan hal hal sebagai
berikut:
1. Tiga lembar cek berjumlah Rp 24.375.000 yang telah dikeluarkan perusahaan,
ternyata belum ditukarkan oleh penerima ke bank.
2. Setoran dari langganan melalui bank Rp 6.975.000 belum dicatat oleh perusahaan.
3. Setoran pada tanggal 31 juli Rp 6.000.000 belum dibukukan oleh bank
4. Sebuah cek yang diteriima dari seorang debitur sejumlah Rp 4.000.000 telah
didepositokan ke bank, tetapi dikembalikan karena dana tidak cukup
5. Cek yang ditarik oleh PT Esempe ebesar Rp 7.500.000 telah salah dibukukan oleh
bank ke dalam rekening PT Esemka
27
6. Cek sebesar Rp 15.275.000 untuk pelunasan utang kepada PT Sejahtera, oleh PT
Esemka dicatat dengan jumlah Rp12.575.000
7. Biaya bank untuk bulan Juli 2016 sebesar Rp 900.000 belum dicatat oleh perusahaan.
8. Bank memberikan jasa giro kepada PT Esemka Rp 500.000
Buatlah rekonsiliasi periode 31 Juli 2016 dalam bentuk skontro dan stafel serta buatlah
jurnal penyesuaian yang diperlukan.
AKUNTANSI PIUTANG
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi
calon pembeli, sehingga volume penjualan meningkat, yang berarti juga menaikkan
pendapatan perusahaan. Di lain pihak, penjualan secara kredit sering kali mendatangkan
kerugian. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan
merupakan risiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit. Dilihat dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang
wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat.
Kerugian yang terlalu tinggi memberikan petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan masih
terlalu longgar.
B. Jenis-jenis Piutang
Pada dasarnya piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang umumnya berjangka waktu
kurang dari satu tahun sehingga dilaporkan sebagai aktiva lancar.
28
b. Piutang wesel/wesel tagih adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada
kreditur untuk membayar sejumlah uang yag tercantum dalam surat perjanjian
tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Umumnya piutang wesel
berjangkan waktu lebih dari 60 hari. Apabila piutang wesel berjangka waktu kurang
dari satu tahun dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan untuk
piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai piutang
jangka panjang.
c. Piutang lain-lain, terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam
piutang dagang maupun piutang wesel. Contoh piutang yang termasuk dalam piutang
lain-lain, diantaranya :
1. Uang muka pembelian
2. Uang muka kepada pegawai
3. Uang muka pembelian saham
4. Uang muka menjamin kontrak
5. Uang muka kepada anak perusahaan
6. Piutang deviden
7. Tagihan kepada langganan untuk pengembalian tempat barang
8. Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi
9. Tuntutan atas pegurangan pajak.
Piutang yang timbul dari penjualan angsuran, pencatatanya dalam neraca dipisahkan
menjadi aktiva lancar dan tidak lancar. Piutang yang memiliki tanggal jatuh tempo kurang
dari satu tahun ditempatkan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun
sebagai aktiva lain-lain. Khusus untuk barang konsinyasi, yang dicatat sebagai piutang
hanyalah yang telah laku.
29
4 Transaksi penerimaan kas dari Bukti kas masuk (-)
piutang
Contoh :
Transaksi PT Harpindo (bukan Pengusahan kena Pajak) pada bulan Agustus 2014 adalah
sebagai berikut :
2 Agustus Dijual barang A secara kredit kepada Toko Mataram Sakti senilai Rp.
20.000.000.
5 Agustus Penjualan kredit barang A kepada Toko Bedagan sebesar Rp. 60.000.000
6 Agustus Penjualan kredit barang A kepada Toko Asia sebesar Rp. 80.000.000
9 Agustus Penerimaan kas pembayaran piutang Toko Bedagan sebesar Rp. 40.000.000.
10 Agustus Diterima pembayaran dari Toko Mataram Sakti sebesar Rp. 10.000.000.
11 Agustus Penerimaan kas pelunasan piutang Toko Asia sebesar Rp. 40.000.000.
15 Agustus Diterima pembayaran dari Toko Mataram Sakti senilai Rp. 6.000.000.
16 Agustus Penjualan kredit barang B kepada Toko Bedagan sebesar Rp. 10.000.000.
18 Agustus Penjualan kredit barang B kepada Toko Asia sebesar Rp. 15.000.000.
20 Agustus Return penjualan barang B dari Toko Bedagang sebesar Rp. 20.000.000
21 Agustus Diterima laporan dari Toko Mataram Sakti bahwa telah terjadi kebakaran dan
PT Harpindo memutuskan untuk menghapuskan piutang Toko Mataram Sakti
sebesar Rp. 4.000.000
27 Agustus Ada surat dari Toko Mataram Sakti, bahwwa Toko Mataram Sakti mendapat
ganti rugi dari perusahaan asuransi sehingga dapat melunasi sisa tagihannya
dan akan direalisasikan pembayarannya pada tanggal 29 Agustus 2014.
29 Agustus Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus Rp. 4.000.000 dari Toko
Mataram Sakti.
Informasi tambahan :
Saldo awal Piutang dagang Toko Sumber Makmur Rp. 1.000.000
Jawaban :
PT HARPINDO
JURNAL UMUM
PERIODE: AGUSTUS 2014
30
al
2014 2 Piutang dagang-Toko Mataram Rp.
Agst S 20.000.0 Rp.
s Penjualan 00 20.000.0
00
5 Piutang dagang-Toko Bedagan Rp.
Penjualan 60.000.0 Rp.
00 60.000.0
00
6 Piutang dagang-Toko Asia Rp.
Penjualan 80.000.0 Rp.
00 80.000.0
00
9 Kas Rp.
Piutang dagang-Tk. 40.000.0 Rp.
Bedagan 00 40.000.0
00
10 Kas Rp.
Piutang dagang- 10.000.0 Rp.
Tk.Mataram S 00 10.000.0
00
11 Kas Rp.
Piutang dagang-Toko Asia 40.000.0 Rp.
00 40.000.0
00
15 Kas Rp.
Piutang dagang- 6.000.00 Rp.
Tk.Mataram S 0 6.000.00
0
16 Piutang dagang-Toko Bedagan Rp.
Penjualan 10.000.0 Rp.
00 10.000.0
00
18 Piutang dagang-Toko Asia Rp.
Penjualan 15.000.0 Rp.
00 15.000.0
00
20 Return penjualan Rp.
Piutang usaha-Toko 20.000.0 Rp.
Bedagan 00 20.000.0
00
21 Beban kerugian piutang Rp.
Piutang dagang- 4.000.00 Rp.
Tk.Mataran S 0 4.000.00
0
27 Piutang dagang-Toko Mataram Rp.
S 4.000.00 Rp.
Beban kerugian piutang 0 4.000.00
0
31
29 Kas Rp.
Piutang dagang- 4.000.00 Rp.
Tk.Mataram S 0 4.000.00
0
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 01 Lembar ke :
Nama : Toko Asia Syarat :
Alamat : Jalan Matraman Raya Batas Kredit :
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 02 Lembar ke :
Nama : Toko Bedagan Syarat :
Alamat : Jalan Thamrin Batas Kredit :
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 03 Lembar ke :
Nama : Toko Mataram Sakti Syarat :
Alamat : Jalan Surabay Batas Kredit :
32
15 BKM-004 6.000. 4.000.
000 000
21 Bukti Memorial 4.000. -
01 000
27 Bukti Memorial 4.000. 4.000.0
02 000 00
29 BKM-005 4.000.0 -
00
33
Setelah pihak perusahaan mengidentifikasi dan melakukan verifikasi data-data dalam
kartu piutang, langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah menghubungi debitur untuk
mengonfirmasikan piutangnya. Caranya ialah dengan mengirim surat konfirmasi piutang.
Jenis-jenis surat konfirmasi piutang tersebut, diantaranya :
1. Konfirmasi piutang akhir bulan. Dalam konfirmasi ini, yang diinformasikan kepada
debitur hanya saldo akhir bulan tertentu saja.
2. Konfirmasi satuan piutang. Dalam konfirmasi ini, yang diinformasikan kepada debitur
adalah saldo awal satu bulan. Surat konfirmasi piutang ini dikutip dari kartu piutang
pelanggan.
3. Konfirmasi elemen terbuka (konfirmasi faktur yang belum terbayar). Dalam konfirmasi
ini, yang diinformasikan kepada debitur hanya faktur yang belum dibayar.
Biasanya pihak debitur akan segera mengirim surat balasan. Surat balsan ini berisi surat
persetujuan jumlah saldo piutang atau keluhan jika jumlah saldo piutang tidak cocok dengan
jumlah catatan piutang debitur.
Apabila dalam surat konfirmasi disertai pula maksud menagih sisa piutang, maka surat
balasannya dapat berupa persetujuan pembayaran atau dapat berupa permintaan penangguhan
pembayaran. Surat balsan kemudian dianalisis dengan melakukan :
1. Pengecekan bukti-bukti transaksi dan dokumen-dokumennya.
2. Menganalisis pengunduran jangka waktu pembayaran piutang.
Contoh
Berikut ini sebuah kartu piutang PT HARPINDO pada debitur Toko Asia
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 01 Lembar ke :
Nama : Toko Asia Syarat :
Alamat : Jalan Matraman Raya Batas Kredit :
Berdasarkan kartu piutang tersebut, dapat dibuat surat konfirmasi sebagai berikut :
34
SURAT KONFIRMASI PIUTANG
Kepada :
Yth. Toko Asia
Jakarta
Berikut ini kami sampaikan catatan mengenai kewajiban Anda kepada kami per 31
Agustus 2014. Apabila terdapat ketidaksesuaian, mohon menghubungi staf kami, Sdr.
Hani, telp (021) 74050397
Tang Keterangan Ref Mutasi Saldo
g
Debit Kredit Debit Kredit
al
2014 1 Saldo 55.000.
Sept 000
Hormat kami,
Hendrati
35
18 F-005 15.000. 55.000.
000 000
Demikian pemberitahuan dari kami, Terima Kasih.
Hormat kami,
Hendrati
3. Surat Konfirmasi Elemen Terbuka
Hormat kami,
Hendrati
PT HARPINDO
36
DAFTAR SALDO PIUTANG
PERIODE: AGUSTUS 2014
PENGHAPUSAN PIUTANG
37
Dalam metode langsung, setiap piutang usaha yang diputuskan untuk dihapuskan dari
pembukuan, jumlah yang dihapuskan tersebut dibebankan dengan cara mendebit akun
beban penghapusan piutang atau kerugian piutang tidak tertagih (bad debt expenses)
dan mengkredit akun piutang usaha. Pada akhir tahun saat menyusun kertas kerja,
tidak diadakan teksiran kerugian atas saldo piutang sehingga tidak ada jurnal
penyesuaian. Penyajian piutang usaha di neraca sebesar nilai bruto tanpa dikurangi
piutang yang tidak tertagih.
2. Metode Tidak Langsung
Dalam metode tidak langsung, setiap akhir tahun dilakukan penaksiran atas jumlah
piutang usaha yang tidak tertagih untuk menentukan besarnya beban penghapusan
piutang. Piutang usaha tidak dapat ditagih tersebut akan mengurangi jumlah cadangan
penghapusan piutang. Itulah sebabnya metode ini disebut metode cadangan.
38
Penerimaan piutang usaha yang sebelumnya telah dihapuskan harus dijurnal dua kali.
Tahap pertama memunculkan kembali piutang usaha yang telah dihapus dan tahap
kedua menerima piutang usaha sebagaimana biasanya.
39
Tahap pertama memunculkan kembali piutang usaha yang telah dihapuskan
Piutang usaha Rp. 2.000.000
Cadangan penghapusan piutang Rp. 2.000.000
Tahap kedua: menerima piutang usaha
Kas Rp. 2.000.000
Piutang usaha Rp. 2.000.000
40
e. Jika debitur yang piutangnya sudah e. Jika debitur yang piutangnya sudah
dihapuskan datang dan langsung dihapuskan datang dan langsung
membayar, dicatat dengan jurnal : membayar, dicatat dengan jurnal :
Kas XXX Kas XXX
B. peng. piutang XXX Cadanagan peng piutang XXX
41
Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang
daganag akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa
memperhatikan periode terjadinya piutang.
Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang
dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa
memperhatikan periode terjadi piutang.
2. Pendekatan Laba/Rugi
Kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat
bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian
piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Terapi pada praktiknya, dapat pula
dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai.
Jumlah teksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan
persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan
kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang
bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan
kemungkinan di masa yang akan datang.
B. Perhitungan dan Pencatatan Penaksiran Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih
dengan Pendekatan Neraca
Contoh 1 (jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)
Pada buku besar PD Nusantara tanggal 31 Desember 2014, terdapat akun sebagai berikut :
112 Piutang dagang Rp. 250.000.000
112.1 Cadangan kerugian piutang, saldo kredit Rp. 2.000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 Desember 2014.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :
Taksiran kerugian piutang 2% x Rp. 250.000.000 = Rp. 5.000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = Rp. 2.000.000-
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2010 = Rp. 3.000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2014 :
Beban kerugian piutang Rp. 3.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 3.000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut :
Tangga Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
l Debit Kredit
2014 31 Saldo Rp.
Des Penyesuaia JU Rp. 2.000.0
n 3.000.00 00
42
0 Rp.
5.000.0
00
43
Cadangan kerugian piutang Rp. 7.500.000
Pada buku besar akun Cadangan Kerugian Piutang, akan tampak seperti di bawah ini.
Tangga Keteranga Ref Debit Kredit Saldo
l n Debit Kredit
2014 31 Saldo Rp.
Des Penyesuai JU Rp. 2.000.0
an 7.500.0 00
00 Rp.
9.500.0
00
PIUTANG WESEL
44
Apabila piutang wesel berjangka waktu kurang dari satu tahun dilaporkan dalam neraca
sebagai aktiva lancar, sedangkan untuk piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun
diperlakukan sebagai piutang jangka panjang
Wesel bayar merupakan kebalikan dari wesel tagih yaitu utang yang diperkuat dengan
adanya perjanjian tertulis (wesel). Jika masanya < 1 tahun maka akan dilaporkan pada Neraca
pos kewajiban lancar, sedangkan jika masanya > 1 tahun akan dilaporkan sebagai kewajiban
jangka panjang.
Wesel bayar ada yang berbunga dan tidak berbunga. Jika itu berbunga, maka akan
dinyatakan secara eksplisit (jelas) dan jika itu tidak berbunga, maka tidak mencatumkan
persenan bunga namun nominalnya tetap ada (tidak dinyatakan secara eksplisit).
Saat wesel bayar jatuh tempo, adakalanya perusahaan yang menarik tidak dapat
membayar. Jika terjadi hal demikian, wesel tersebut harus dipindahkan ke perkiraan utang
dagang, dan penerima wesel dapat membebankan biaya administrasi.
Wesel dapat dijual kepada pihak lain, seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dijual.
Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain
dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum
jatuh tempo.
45
Piutang wesel berbunga adalah piutang wesel di mana debitur akan dikenai sejumlah
bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur wesel. Sedangkan
piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak dikenal bunga.
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang
yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa
ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.
Beberapa wesel tagih biasanya mencantumkan tanggal wesel. Bila periode jatuh tempo
tersebut ditentukan dengan bulan, maka tanggal jatuh tempo dari wesel tersebut akan jatuh
pada tanggal yang sama dengan tanggal wesel tersebut dikeluarkan. Misalkan wesel tagih
dengan periode 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 16 Februari akan jatuh tempo pada
tanggal 16 Agustus.
Bila periode tersebut ditetapkan dalam hari maka tanggal jatuh tempo akan ditentukan
dengan menghitung hari sejak tanggal wesel tersebut dikeluarkan. Wesel tagih yang berumur
120 hari yang dikeluarkan pada tanggal 14 September 2012 akan jatuh tempo pada tanggal 12
Januari 2013, seperti yang terlihat pada perhitungan di Tabel berikut ini.
Jangka Waktu Jatuh Tempo Wesel Tagih
Bulan Jumlah hari Jumlah total
September 2012 30 – 14 = 16 16
Oktober 2012 31 47
November 2012 Desember 30 77
2012 31 108
Januari 2013 12 120
46
Pada saat perusahaan ingin mendiskontokan wesel, yang perlu diperhatikan adalah
penentuan tanggal jatuh tempo bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yakni
kreditur menentukan dan debitur menyetujuinya serta berjanji membayar pada tanggal yang
sudah ditentukan kreditur. Selain itu, tanggal jatuh tempo bisa didasarkan atas janji yang
ditulis sendiri oleh debitur, atau bisa juga pada akhir periode yang ditetapkan.
Diskonto diperhitungkan selama 30 hari dan bunga diskonto dihitung berdasarkan
jumlah hari yang sesungguhnya sejak wesel diskontokan sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal
jatuh tempo dihitung.
Setiap pendiskontoan piutang wesel harus ditandatangani penjual (endosemen)
dihalaman belakang. Hal ini menunjukkan pertanggungjawaban kepada bank atau pihak lian
yang menerima wesel tersebut, sehingga apabila pada saat jatuh tempo akseptor tidak
melunasi utang weselnya, maka endosemen berkewajiban membayar kepada bank atau
pembeli.
Dalam hal ini, bagi penarik wesel (yang mendiskontokan) akan mempunyai utang
bersyarat maka pendiskotoan wesel tidak dicatat dalam rekening piutang, tetapi dicatat dalam
rekening piutang wesel didiskontokan.
Contoh 1
PT Jaya Abadi memiliki wesel tagih dengan nilai nominal Rp. 100.000.000 tertanggal 2
Oktober 2014, jatuh tempo pada tanggal 30 November 2014. Wesel tersebut didiskontokan
pada tanggal 12 Oktober 2014, dengan diskonto 10%. Buatlah jurnal pendiskontoan wesel
tersebut jika :
a. Wesel tidak berbunga
b. Wesel berbunga 12 %
Jawab :
Perhitungan pendiskontoan wesel denan menggunakan conto di atas adalah sebagai berikut :
a. Wesel tidak berbunga
Periode diskonto
- Oktober = tanggal 12 s.d 31 (31-12) = 19 hari
- November = tanggal 1 s.d 30 = 30 hari+
Jumlah (periode diskonto) = 49 hari
47
Jurnal yang dibuat oleh PT Jaya Abadi tanggal 30 November 2014:
Kas Rp. 98.638.888,89
Beban bunga Rp. 1.361.111,11
Piutang wesel (didiskontokan) Rp. 100.000.000
b. Wesel berbunga
Nominal wesel Rp. 100.000.000
Bunga wesel :
2
Rp. 100.000.000 x 12% x Rp. 2.000.000+
12
Nilai jatuh tempo Rp. 102.000.000
Diskonto:
49
Rp. 102.000.000 x 10% x Rp. 1.388.333,33-
360
Uang yang diterima Rp. 100.611.666,70
Jurnal :
Kas Rp. 100.611.666,70
Wesel tagih Rp. 100.000.000
Pendapatan bunga Rp. 611.666,70
48
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. Pengertian Persediaan
Barang dagang merupakan barang yang disediakan untuk dijual. Penyediaan barang
dagang dilakukan melalui pembelian, artinya barang yang dibeli disimpan sementara kemudian
dijual tanpa membuat perubahan. Bisa juga penyediaan barang dagang melalui proses produksi
yang dimulai dari pembelian banhan baku, diolah menjadi produk yang siap dijual. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perusahaan manufaktur (pabrik). Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa persediaan barang dagang merupakan aktiva berikut ini.
a. Barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, seperti :
1. Persediaan barang dagang (untuk perusahaan dagang)
2. Persediaan barang jadi (untuk perusahaan industri)
b. Barang yang ada dalam proses produksi atau dalam perjalanan disebut barang dalam
proses.
c. Barang yang masih berbentuk bahan baku/pembantu akan dimasukkan ke dalam proses
prosuksi untuk dijadikan produk jadi.
B. Klasifikasi Persediaan
1. Menurut PSAK no. 14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakanbahwa persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c. Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalamproses produksi
44
produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, maka barang-
barang demikian sering disebut sebagai persediaan suku cadang.
3) Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses
produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk
jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk
menghasilkan produk tersebut.
45
2. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini setiap transaksi, baik pembelian maupun penjualan barang dagang
langsung dicatat dalam jurnal. Pembelian dan penjualan juga dicatat dalam kartu persediaan
barang dagang sehingga setiap saat saldo persediaan yang masih ada dapat diketahui. Sistem
ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki persediaan barang dagang yang
jenisnya sedikit dan harga satuan relatif mahal, misalnya dealer mobil atau motor.
Prosedur pencatatan dalam sistem perpetual adala sebagai berikut :
a. Faktur pembelian dicatat dalam kartu persediaan barang dagang dan jurnal pembelian
dengan mendebit akun persediaan dan mengkredit akun utang dagang.
b. Memo kredit yang diterima dari kreditor merupakan bukti transaksi retur pembelian dan
dicatat:
1. Mengkredit jurnal umum atau jurnal retur pembelian dengan mendebit akun utang
dagang dan persediaan barang dagang.
2. Kartu persediaan barang dagang sebagai pengeluaran sesuai harga beli barang yang
dikembalikan kepada kreditor.
3. Faktur penjualan :
a) Dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebit akun piutang dagang, kredit
jumlah penjualan.
b) Harga pokok barang dijual dicatat debet akun Harga Pokok Penjualan, kredit
akun persediaan barang dagang dan dicatat dalam kartu persediaan barang
dagang yang bersangkutan sebagai pengeluaran.
4. Memo kredit yang dikirimkan kepada kreditor
a) Dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dengan mendebet akun
retur penjualan dan pengurangan harga dan mengkredit akun piutang dagang,
kemudian harga pokoknya dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang
dan mengkredit harga pokok penjualan.
b) Banyaknya barang dan harga pokok barang yang diterima kembali dicatat dalam
kartu persediaan sebagai penerimaan/mutasi masuk.
Kedua sistem pencatatan tersebut dapat diperbandaingkan dalam tabel berikut ini.
Tangga Transaksi Sistem Fisik Sistem Perpetual
l
2010 6 Dibeli 6 unit televisi Pembelian (D) 13.200.000 Persd.brg.dag (D)
Jan 20” @ Rp. Utang dagang (K) 13.200.000
2.200.000 dari PT. 13.200.000 Utang dagang (K)
Perkasa secara 13.200.000
kredit.
7 Dikembalikan kepada Utang dagang (D) Utang dagang (D)
PT. Perkasa 1 unit 7.500.000 2.200.000
TV 20” karena Return pembelian Persd.brg.dag (K)
mutunya tidak 2.200.000 2.200.000
sesuai pesanan.
10 Dijual secara kredit Piutang dagang (D) Piutang dagang (D)
kepada CV. 7.500.000 7.500.000
Sejahtera, 3 unit Penjualan (K) 7.500.000 Penjualan (K) 7.500.000
TV 20” @ Rp. Hrg.pokok.penj (D)
2.500.000 (harga 6.600.000
pokok penjualan Perd.brg.dag (K) 6.600.000
Rp. 2.200.000).
12 Diterima kembali dari Return penjualan (D) Retur penjualan (D)
CV. Sejahtera 1 2.500.000 2.500.000
46
unit TV 20” rusak Piutang dagang (K) Piutang dagang (K)
sebesar Rp. 2.500.000 2.500.000
2.500.000. Persd.brg.dagang (D)
2.200.000
Hrg.pokok.penj (K)
2.200.000
Dari data di atas laba atau rugi kotor yang diperoleh sampai tanggal 12 Januari 2010 adalah
sebagai berikut :
Penjualan kotor Rp. 7.500.000
Retur penjualan Rp. 2.500.000-
Penjualan bersih Rp. 5.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 4.400.000-
Laba kotor atas penjualan Rp. 600.000
Persediaan barang dagang memegang peranan penting dalam penentuan hasil usaha selama
periode tertentu. Jumlah barang dagang yang terjual belum tentu sama dengan jumlah barang
yang dibeli dalam periode yang sama, bahkan harga pokk barang dagang yang dibeli juga
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian persediaan barang dagang pada akhir periode
harus diketahui jumlah dan nilai persediaan barang dagang yang sudah terjual dan nilai
persediaan barang dagang yang tersisa.
A. Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan Dalam Sistem Periodik
1. Firts In Fist Out (FIFO)
Dalam metode ini barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih
dulu dikeluarkan (dijual), nilai persediaan akhir sebagian atau selurhnya dihitung
berdasarkan harga yang masuk terakhir.
47
(kuantitasnya). Jadi, persediaan akhir periode adalah hasil kali kuantitas persediaan
barang dagang dengan harga rata-rata persatuan.
Σ(Unitxharga)
Hargarata−rataperunit=
Σunit
5. Identifikasi khusus
Dalam metode ini, setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal khusus
untuk menunjukkan harga per satuan, sesuai dengan faktur yang diterima sehingga nilai
persediaan ahir dihitung berdasarkan jenis dan keadaan barang yang masih tersisa.
3. Rata-rata bergerak
Metode rata-rata yang diterapkan dalam sistem perpetual disebut rata-rata bergerak.
Pada metode ini harga rata-rata selalu berubah karena harga beli rata-rata dihitung setiap
transaksi pembelian sehingga harga rata-rata penjualan barang dagang juga tidak sama
atau selalu berubah. Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya
adalah harga rata-rata pada saat terjadi transaksi penjualan.
48
METODE PENILAIAN PRSEDIAAN PADA SISTEM PERIODIK
A. Format Kartu Persediaan
49
10. Pembelian 700kg @Rp. 8.250 = Rp. 5.775.000
15. Penjualan 300kg
20. Penjualan 500kg
25. Pembelian 200kg @ Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000+
TOTAL 1.700kg Rp. 13.750.000 1.150kg
Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010
yang masih ada dalam gudang 550kg. Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan pada
tanggal 31 Maret 2010 jika menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata sederhana, rata-rata
tertimbang dan tanda pengenal khusus.
50
= Rp. 8.125
Jadi, nilai persediaan akhir = 550 kg x Rp. 8.125
= Rp. 4.468.750
51
Tan Masuk Keluar Saldo
g Ketera
g nga Uni Jumla Uni Jumla Uni Jumla
Harga Harga Harga
a n t h t h t h
l
Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010 yang
masih ada dalam gudang 550kg.
4. First In First Out (FIFO)
Harga pokok penjualan barang dagang dapat dihitung sebagai berikut.
Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg terdiri atas :
300 kg persediaan awal = 300 x Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000
50 kg diambil dari pembelian tanggal 3 Maret
= 50 x Rp. 7.750 = Rp. 387.500+
Harga pokok penjualan = Rp. 2.787.500
Penjualan tanggal 15 Maret 300 kg diambil sisa pembelian tanggal 3 Maret 2010
= 300 x Rp. 7.750
Jumlah harga pokok = Rp. 2.325.000
Penjualan tanggal 20 Maret 500 kg terdiri atas:
150 kg pemeblian 3 Maret = 150 x Rp. 7.750 = Rp. 1.162.500
350 kg pembelian 10 Maret = 350 x Rp. 8250 = Rp. 2.887.500+
Jumlah harga pokok = Rp.4.050.000
Jadi harga pokok penjualan selama bulan Maret 2010 menurut metode FIFO adalah
Harga pokok penjualan tanggal 5 Maret = Rp. 2.787.500
52
Harga pokok penjualan tanggal 15 Maret = Rp. 2.325.000
Haga pokok penjualan tanggal 20 Maret = Rp. 4.050.000+
Jumlah Harga Pokok Penjualan = Rp. 9.162.500
Nilai persediaan akhir 550 kg terdiri dari :
Pembelian tanggal 25 Maret = 200 x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000
Pembelian tanggal 10 Maret masih = 350 x Rp. 8.250 = Rp. 2.887.500+
Jumlah nilai persediaan akhir periode = Rp. 4.587.500
6. Rata-rata bergerak
Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya adalah harga rata-
rata pada saat terjadi transaksi penjualan.
Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg dengan harga rata-rata dari :
Persediaan awal 300 kg harga rata-rata @ Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000
Pembelian tanggal 3 Maret 500 kg @ Rp. 7.750 = Rp. 3.875.000+
= Rp. 6.275.000
Harga pokok rata-rata per kg = Rp. 6.275.000/800
= Rp. 7.843,75
Maka, harga pokok penjualan 5 Maret 350 kg= 350 x Rp. 7.843,75= Rp.
2.745.302,50
53
KEWAJIBAN/UTANG LANCAR
1. Utang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari utang ini adalah nominal dari wesel atau
obligasi.
2. Utang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, utang ini pastiterjadi
namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Utang garansi merupakan contohnya.
3. Utang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu utang yang akan muncul jika terjadi
kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain.
Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan
perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya utang bersyarat
dapat dibagi menjadi :
54
b) Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula
tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
c) Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan
dilaporkan kecuali untuk utang jaminan pembayaran utang walaupun tingkat
kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan.
55
Utang wesel adalah kewajiban berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
pada tanggal tertentu di masa yang akan datang kepada pihak lain yang timbul akibat
pembelian barang/jasa, transaksi pinjaman, atau utang jangka panjang yang segera jatuh
tempo.
Jenis utang wesel yaitu utang wesel berbunga (interest bearing note) dan utang
wesel tidak berbunga (zero-intereset bearing note)
Contoh wesel:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
17/09/10 Pembelian/persediaan 10.000.000
Utang Dagang 10.000.000
17/10/10 Utang Dagang 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
31/12/10 Biaya bunga (12% x 10jt x 75/360) 250.000
Utang Bunga 250.000
14/02/11 Utang Wesel 10.000.000
Utang Bunga 250.000
Biaya bunga (12% x 10jt x 45/360) 150.000
Kas 10.400.000
Contoh 2:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
01/10/10 Kas 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
31/12/10 Biaya bunga (12% x 10jt x 3/12) 300.000
Utang Bunga 300.000
01/02/11 Utang Wesel 10.000.000
Utang Bunga 300.000
Biaya Bunga (12% x 10jt x 1/12) 100.000
Kas 10.400.000
Contoh 3:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
01/10/10 Kas 10.000.000
Diskonto Utang Wesel 400.000
Utang Wesel 10.400.000
31/12/10 Biaya Bunga (2/3 x 400.000) 300.000
300.000
01/02/11 Utang Wesel 10.400.000
56
Kas 10.400.000
Biaya Bunga (1/3 x 400.000) 100.000
Diskonto Utang Wesel 100.000
3. Utang Deviden
Utang dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegng saham karena
mengumumkan pembagian laba berupa kas atau aktiva lain.
Tanggal yang terkait dengan pembagian dividen:
Tanggal pengumuman : diumumkannya dividen
Tanggal pendaftaran : terdaftarnya pemegang saham
Tanggal pembayaran : dibayarnya dividen
Contoh:
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
25/12/07 Laba ditahan 25.000.000
Utang Dividen 25.000.000
15/01/08 Utang dividen 25.000.000
Kas 25.000.000
4. Utang Pajak
Utang pajak adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena
perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas
nama pihak ketiga.
Utang Pajak Penghasilan
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
25/12/07 Biaya gaji & Upah 100.000.000
Utang PPh karyawan 7.500.000
Kas 92.500.000
10/01/08 Utang PPh Karyawan 7.500.000
Kas 7.500.000
Utang Pajak Pertambahan Nilai
Nama Jumlah
Debet Kredit
Pembelian Pembelian 10.000.000
PPN dibayar di muka 1.000.000
Utang Dagang 11.000.000
Penjualan Piutang dagang 16.500.000
Penjualan 15.000.000
Utang PPN 1.500.000
Penyetoran Utang PPN 1.500.000
PPN dibayar di muka 1.000.000
57
Kas 500.000
7. Utang Bonus
Utang bonus adalah kewajiban yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan
pada akhir periode yang dibayar pada periode berikutnya. Bonus untuk karyawan dapat
dihitung dengan berbagai cara, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Bonus
merupakan elemen biaya.
Contoh:
t = 40% x (laba – b) b = 20% x (laba – b – t)
t = 40% x (1.000.000 – b) b = 20% x (1.000.000 – b – (400.000 x 0,4 b)
t = 400.000 x 0,4b b= 20% (600.000 – 0,6b)
b = 120.000 – 0,12b
1,12b= 120.000
58
b = 120.000/1,12 = 107.143
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
31/12/04 Biaya Bonus 107.143
Utang bonus 107.143
8. Utang Lainnya
Utang lainnya adalah utang lancar yang tidak termasuk ke dalam ketujuh contoh
tersebut. Uang Jaminan Yang Dapat Diminta Kembali
Uang jaminan yang dapat diminta kembali adalah kewajiban yang timbul sebagaiakibat
diterimanya uang tanggungan dari pihak lain.
Uang tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi penjualan yang memanfaatkan
fasilitas tertentu, misalnya penjualan minuman dalam botol.
Contoh:
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
01/01/08 Kas (10 x 24 x 250) 60.000
Utang Jaminan botol 60.000
15/01/08 Utang Jaminan botol 54.000
Kas (9 x 24 x 250) 54.000
59