Anda di halaman 1dari 7

HASIL RESUME

SEMINAR NASIONAL PUBLIKISME 2018


( Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi )
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Ida Hayu Dimawanti, M.M

Disusun oleh :
Adam Nurfaizi Rosyan 14020118140110

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( Ir. Mochamad Basoeki H,
M..Sc, Ph.D )
Pembicara pertama adalah Menteri PU-PR. Pak Basoeki biasa dipanggil oleh
orang – orang. Beliau merupakan orang asli di departemen pekerjaan umum sejak 35
tahun yang lalu. Pak Basoeki ini dijuluki oleh Presiden Jokowi sebagai bapak
pembangunan Indonesia, karena dianggapnya selalu membangun infrastruktur untuk
bangsa Indonesia. Beliau telah menjadi menteri sejak awal masa pemerintahan
kabinet kerja tanpa terkena dampak dari reshufle kabinet.
Dalam Seminar Nasional kali ini, yang mengangkat tema tentang
pembangunan dan pemerataan infrastruktur dan perekonomian, sangatlah cocok jika
Pak Basoeki ini menjadi Key Note Speaker pada acara ini. Beliau memaparkan
beberapa hasil kinerja dari kementerian PU-PR pada masa Presiden Jokowi.
Pembangunan infrastruktur menjadi tolak ukur dalam memberikan pelayanan yang
terbaik untuk masyarakat. Ada beberapa fungsi dan kegunaan dalam pembangunan
infrastruktur. Meningkatkan daya saing adalah salah satu tujuan dari adanya sebuah
pembangunan. Dalam hal ini, daya saing tersebut fokus pada bagaimana suatu negara
mampu untuk bersaing dengan negara lain, khususnya yang sebanding dan setara
dengan Indonesia, ini sangat penting untuk terus memberikan kemajuan dan mengkuti
perkembangan. Selanjutnya yaitu keadilan sosial, selain untuk daya saing, keadilan
menjadi pedoman utama dalam pembangunan infrastruktur. Keadilan bagi semua
yang mebutuhkan dan merata. Jika tak diimbangi untuk berkeadilan, maka sebuah
tujuan pembangunan tidak akan tercapai dengan baik dan maksimal. Selain itu, dalam
pembangunan infrastruktur tidak menilai pada untung dan rugi, melainkan bagaimana
sebuah pembangunan untuk mempersatukan rakyat. Misal dalam proses membangun
infrastruktur akan tercipta berbagai lapangan kerja, hal ini menjadi poin penting
dalam mengentaskan pengangguran dan upaya untuk mempersatukan. Bukan hanya
itu, mempersatukan dapat terwujud dalam pembangunan infrastruktur yang saling
menghubungkan antar daerah, sehingga konektivitas wilayah menjadi semakin dekat
dan memudahkan segala bentuk kegiatan, terutama kegiatan dalam pemenuhan
kebutuhan.
Pada saat pemerintahan Presiden Jokowi, sebagian subsidi sedikit demi sedikit
dialihkan pada belanja produktif negara. Secara bertahap mengurangi alokasi subsidi
energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hasil dari
penghematan anggaran dan pengalihan subsidi dialihkan untuk kegiatan produktif,
diantaranya infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini dinilai sangat efektif
dalam mengontrol alih subsidi ke hal yang lebih bermanfaat pada kemaslahatan
masyarakat.
Beberapa target pemerintah dalam melakukan pembangunan infrastruktur
sedang dikebut agar segera selesai tepat waktu. Pembangunan jalan tol mempunyai
target sebesar 1.000 Km di seluruh Indonesia. Saat ini pemerintah fokus terhadap
pembangunan jalan trans pulau – pulau Indonesia. Misalnya pada pembangunan tol
trans Jawa, masih ada beberapa tempat yang belum selesai dan akan dikebut agar pada
saat mudik natal dan tahun baru dapat dilalui semua. Selain trans Jawa, juga
pemerintah membangun trans Kalimantan dan Papua. Tidak hanya membangun jalan
tol saja, namum membangun jalan nasional dan rel kereta adalah beberapa contoh
pembangunan infrastruktur pemerintah.
Dalam pemenuhan ketahanan air dan pangan, pemerintah membangun
beberapa waduk dan saluran irigasi guna pertanian dapat lancar sehingga pangan pun
juga terjamin. Tak lupa pembangunan target satu juta rumah di seluruh Indoinesia
sedang dikebut pengerjaannya. Semua ini tak semata – mata hanya untuk menarik
popularitas pemimpin, namun memang untuk kebaikan dan kebutuhan rakyat
Indonesia.

2. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah ( Dr. Ir. Sri Puryono KS, M.P )
Dalam seminar ini, sekda Provinsi Jawa Tengah memaparkan tentang
pembangunan infrastruktur Jawa Tengah. Beliau diberikan mandat oleh Gubernur
Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo yang tidak bisa hadir. Pemaparan tentang
infrastruktur ini lebih kepada pencapaian dan hasil kinerja Pemprov Jawa Tengah
dalam membangun dan memajukan Jawa Tengah.
Untuk lancarnya kordinasi antar kabupaten, gubernur menghimbau kepada
para bupati atau walikota untuk terus memantau jalannya pemerintahan dan
mendengar aspirasi masyarakat. Hal ini dilakukan dengan para bupati dan walikota
aktif di sosial media untuk melihat keadaan secara nyata yang dilaporkan masyarakat
luar. Selain itu, untuk upaya pembangunan infrastruktur, Gubernur Jawa Tengah
mencanangkan bahwa pada periode keduanya ini adalah periode pembangunan
infrastruktur, dengan hal ini dapat dimaknai bahwa Jawa Tengah akan terus
membangun dan memberikan layanan baik untuk masyarakat.
Banyak terjadi protes massa dikarenakan kondisi jalan di beberapa daerah
pelosok mengalami keruskan dan berlubang, namun hal ini telah ditangani pemerintah
dengan menghimbau agar pada saat seseorang pelapor melaporkan ada jalan rusak
berlubang, maka secara cepat untuk menutup lubang jalan harus selesai prosesnya
dalam waktu 1 x 24 jam. Hal ini sangat berkaitan dengan responsi pemerintah dalam
mengimplementasikan kinerja baik pada pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur.
Pembangunan besar – besaran Jawa Tengah saat ini adalah merenovasi 5
bandara yang ada. Jawa Tengah saat ini memiliki 5 bandara yang sangat vital untuk
menghubungkan antar daerah di Pulau Jawa. Salah satu bandara yang sudah
terenovasi adalah Bandara Ahmad Yani di Semarang yang proyeknya sudah selesai.
Perenovasian dan penambahan terminal adalah untuk memenuhi kapasitas para
penumpang yang semakin melonjak. Juga, untuk keperluan daya tarik wisata agar
akses menuju dan dari tempatnya menjadi lebih mudah, misalnya Bandara Dewandaru
di Karimunjawa yang sangat berguna untuk kemudahan wisatawan dalam berlibur di
Karimunjawa. Secara otomatis bahwa, dengan pembenahan dan pembangunan
infrastruktur juga akan berdampak positif terhadap masuknya banyak wisatawan
untuk berkunjung yang dikarenakan akses yang mudah dan nyaman.
Dalam akhir sambutannya, beliau berpesan kepada para pemuda untuk tetap
pada koridor sepatutnya, maksudnya adalah boleh megkritisi suatu kinerja pemerintah
di Jawa Tengah, namun juga harus mempunyai sebuah solusi yang jitu dalam sebuah
kritikan, bukan hanya celotehan dan omongan yang menjatuhkan tanpa sebuah solusi
yang konkrit.

3. Wakil Ketua III DPD RI ( Drs. H. Akhmad Muqowam )


Pembicara ketiga kali ini adalah seorang anggota DPD yang berasal dari
Salatiga. Beliau merupakan alumni Undip di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
jurusan Administrasi Publik. Karirnya di parlemen sudah cukup lama, sebelumnya
beliau sudah pernah menjabat sebagai anggota DPR dan menempati jabatan di
berbagai komisi, hingga sekarang menjadi Wakil Ketua DPD.
Dalam seminar nasional ini, beliau berbicara tentang pemerataan ekonomi dan
kedaulatan politik. Sebuah infrastruktur dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Kaitannya dengan tema pembicaraan,
infrastruktur tentu memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, tetapi membangun
infrastruktur hanya untuk pertumbuhan ekonomi justru sangat berbahaya bagi
kesejahteraan rakyat, keadilan sosial serta keutuhan dan kedaulatan NKRI. Dengan
begitu, infrastruktur bukan hanya perkara pertumbuhan ekonomi, namun harus
dimaknai dan ditujukan untuk pemerataan ekonomi dan kedaulatan politik. Maka,
dapat dikatakan bahwa membangun sebuah infrastruktur harus memperhatikan
efektivitas untuk perdagangan dan pertumbuhan, tetapi juga harus memperhatikan
efisiensi pembiyaan infrastruktur yang memungkinkan perdagangan ikut membiyai
infrastruktur.
Secara tidak langsung, beliau mengkritisi apa yang sudah Presiden Jokowi
lakukan dan bangun pada infrastruktur. Beliau mengatakan bahwa,pemerintahan saat
ini harus hati – hati dan jangan terlalu naif dalam pembangunan yang begitu cepat dan
justru tidak terarah dengan baik. Maksud perkataannya adalah dalam pembangunan
infrastruktur harus memperhatikan aspek lain seperti keadaan alam yang harus
memungkinkan, contohnya adalah pembuatan bandara di Kulon Progo Jogja. Beliau
mengatakan bahwa daerah tersebut rawan gempa dan tsunami, hal ini yang
mengindikasikan bahwa pembangunan yang begitu banyak namun tidak tepat dalam
mempertimbangkan aspek lain, itu sama saja pembangunan yang masif.
Dalam akhir perkataanya, beliau memberikan pesan untuk pembanguna
infrastruktur di Jawa Tengah. Perlu adanya pemanfaatan dan penciptaan sebuah
peluang dari pembangunan infrastruktur. Misalnya peningkatan daya sainng ekonomi
kerakyatan seperti UMKM dan pedagang lokal untuk diberikan akses yang luas di rest
area sekitar proyek pembangunan tol trans Jawa, sehingga perekonomian rakyat di
sekitarnyapun juga ikut berdampak positif dengan adanya sebuah pembangunan.

4. Vice Executie Director Of CSIS ( Dr. Medelina K. Hendytio )


Pada semnas kali ini, Ibu Medelina merupakan bintang tamu dari CSIS yang
sekaligus merupakan alumni FISIP Undip jurusan Administrasi Publik. Beliau
memaparkan tentang pembangunan infrastruktur dan implikasi kebijakan. Waktu itu,
beliau mengutarakan tentang pencapaian pemerintah saat ini tentang pembangunan
infrastruktur yang berdampak pada pemerataan pendapatan dan pertumbuhan
ekonomi. Juga, mengkritisi apa yang sudah dilakukan pemerintah saat ini dalam
memberikan hasil dari infrastruktur itu sendiri yang berdampak langsung dengan
kondisi sosial masyarakat. Membahas beberapa realitas dan hasil dari pembangunan
infrastruktur, latar belakang, alasan untuk melihat beberapa implikasi kebijakannya.
Beliau memaparkan dengan hasil studi di berbagai tempat. Studi dilapangan
menunjukan adanya berbagai variasi dampak pembangunan infrastruktur terhadap
perubahan dalam masyarakat. Contoh kasus di India, pemerintah India membangun
jaringan pipa air yang bertujuan untuk menekan angka diare dikalangan anak – anak.
Juga adanya kombinasi pembangunan seperti jalan, jembatan dan lainnya telah
menyumbang dalam menurunkan angka kemiskinan. Namun, dalam studi
menunjukan bahwa pembangunan saluran air atau irigasi di India tidak berkontribusi
pada meningkatnya produktivitas pertanian. Inilah yang dinamakan sebuah
pembangunan, yang kadang justru tidak memiliki dampak yang signifikan bagi
masyarakat. Seperti di Indonesia, menurut beliau bahwa pembangunan jalan tidak
berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat setempat, karena dimanfaatkan oleh
kelompok sosial yang lain.
Hal ini harus mendatangkan sebuah perubahan. Tidak mudah memperkirakan
dampak pembangunan infrastruktur untuk menghasilkan pemerataan keempatan dan
pendapatan bagi setiap rumah tangga. Sebuah pembangunan infrastruktur harus
diimbangi dengan adanya kebijakan penyerta, misalnya perubahan harga, pajak dan
subsidi. Dampak memerlukan pembangunan infrastruktur yang berada dalam
kombinasi dengan kebijakan lain.
Indonesia memiliki banyak tantangan dalam hal pembangunan. Fokus
Indonesia adalah pada konektivitas antar daerah, listrik, jalan, transportasi dan irigasi
pertanian. Sedangkan dengan institusinya adalah masalah tentang korupsi yang
membudaya, pembiayaan, regulasi, dan alokasi sumber daya. Tantangan dan
hambatan tadi harus segara dilibas tuntas agar tujuan dalam pembangunan menjadi
terarah dan jelas. Berbagai indeks dan data dari organisasi internasional menempatkan
Indonesia ke peringkat yang naik dari tahun sebelumnya dalam melakukan bisnis atau
Competitives Indexs. Namun, dengan naiknya indeks di berbagai bidang, tidak serta
merta langsung menjadi baik, namun juga masih perlu perbaikan.
Untuk kedepannya, beliau berharap pembangunan yang sustainable. Pilihan
kebijakan yang mendukung pada penciptaan. Kontribusi pembangunan infrastruktur
pada pembangunan berkelanjutan harus ramah lingkungan. Juga pembangunan untuk
jangka panjang, melebihi periodisasi politik. Closing Statetment beliau adalah
pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk menambah jumlah bangunan atau
bentuk fisik, tetapi pada saat yang sama harus menjamin kulitas, keterjangkauan, dan
keberlanjutan bagi seluruh masyarakat.
5. Guru Besar FEB Undip ( Prof. Dr. FX Sugiyanto, M.S )
Dalam seminar ini, beliau memiliki andil dalam diskusi untuk menanggapi
pembicaraan Bapak Muqowam dan Ibu Medelina. Secara garis besar, kedua
pembicara sebelumnya telah mengkritisi kinerja pemerintah tentang pembangunan
infrastruktur. Kali ini, hal – hal yang telah dibicarakan akan dikoreksi dan dibenahi
oleh beliau.
Cakupan dalam pembicaraan kali ini adalah konsep dasar dan problem
fundamental, strategi implementasi, serta fakta dan kesimpulan. Dalam pembicaraan
beliau mengungkapankan bahwa, apa yang dikatakan oleh Ibu Medelina tentang
pembangunan jalan yang kurang berpihak kepada masyarakat seperti jalan tol,
ditampik oleh beliau, bahwa jalan tol memang harus membayar, namun sebuah akses
yang cepat dan akses yang mudah. Ini merupakan sebuah bentuk timbal balik dengan
investor pembuat jalan tol. Menurutnya, efisiensi jalan tol setara dengan tarif yang
ada. Selain itu, beliau juga membahas tentang masalah pembiayaan pembangunan
infrastruktur yang disinggung oleh Bapak Muqowam tentang segala sesuatu yang
harus berhutang dan tidak terkontrol. Hal ini telah dijelaskan oleh beliau bahwa itu
merupakan hal yang wajar dan tidak begitu berpengaruh dengan GDP Indonesia, yang
terpenting pengaruh hutang tidak berdampak signifikan dan Indonesia mampu utnuk
membayarnya.
Hal lain yang dikatakan oleh Bapak Muqowam tentang melihat terlebih dahulu
tentang kondisi tempat dan wilayah pembangunan infrastryktur, hal ini tidak ditampik
oleh beliau, dan secara tidak langsung argumen ini juga diterima, karena pemerintah
harus berhati – hati dalam mengevaluasi tempat dibangunnya. Ini sangat berdampak
besar ketika infrastruktur itu digunakan oleh masyarakat. Dalam perkataan akhir,
beliau berpesan kepada pemerintah agar mampu untuk mengevaluasi pembangunan
dan keberpihakan pembangunan yang lebih merata.

Anda mungkin juga menyukai