14/II/Puslit/Juli/2018
Abstrak
Penerapan Permendikbud No. 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru TK, SD, SMP, SMA, SMK, atau Bentuk Lain yang Sederajat (Permendikbud
No. 14 Tahun 2018) terkait sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru
(PPDB) menimbulkan berbagai kritik. Banyak pasal di dalam aturan tersebut
dinilai justru tidak memberikan keadilan bagi peserta didik untuk mendapatkan
akses pendidikan.Tulisan ini menganalisis Permendikbud No. 14 Tahun 2018
dari prespektif keadilan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa prinsip keadilan yang
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai di dalam penerapan sistem zonasi
PPDB (mempercepat pemerataan di sektor pendidikan), justru dinilai tidak dapat
menjamin mutu pendidikan. Keadilan hanya akan terwujud jika mutu pendidikan
berbanding lurus dengan kondisi SDM yang mumpuni, fasilitas, sarana, dan
prasarana yang mendukung. Oleh karena itu, Permendikbud No. 14 Tahun 2018
perlu dikaji ulang agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 14/II/Puslit/Juli/2018
Abstrak
Pemerintahan Presiden Trump berupaya memperbaiki perekonomian dan defisit
neraca perdagangan Amerika Serikat (AS). Upaya tersebut dilakukan dengan
membangun hubungan dagang yang adil dan resiprokal dengan semua mitra
dagangnya. Menurutnya perdagangan dan investasi yang bebas, adil, dan
resiprokal menambah potensi dalam hubungan ekonomi. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah mengevaluasi eligibilitas negara-negara penerima Generalized
System of Preferences [GSP], termasuk Indonesia. Isu pencabutan GSP ke Indonesia
dikhawatirkan akan mempengaruhi perekonomian nasional. Pemerintah Indonesia
berupaya menempuh lobi untuk menangkal hal tersebut. Selain lobi pemerintah juga
harus memperkuat diplomasi ekonomi untuk membuka pasar baru dan melakukan
perjanjian ekonomi yang menguntungkan Indonesia.
12
Adirini Pujayanti
adirini.pujayanti@dpr.go.id
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 14/II/Puslit/Juli/2018
Abstrak
Penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan No. 14 Tahun 2018 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat menimbulkan pro
kontra dalam masyarakat. Klausul yang menimbulkan perdebatan adalah sistem
zonasi. Tulisan ini mengkaji pro kontra penerapan sistem zonasi PPDB tahun
ajaran 2018/2019 dan solusinya. Pro kontra mencakup masalah jarak tempat
tinggal calon peserta didik dengan sekolah, perbedaan penafsiran daerah atas
aturan zonasi, dan penyalahgunaan surat keterangan tidak mampu. Dinas
Pendidikan Daerah perlu mengevaluasi kembali proyeksi lulusan sekolah dengan
ketersediaan sekolah sebagai dasar penentu zonasi. Kondisi semua sekolah juga
perlu ditinjau ulang, apakah sudah memenuhi standar nasional pendidikan.
Selain itu, sosialisasi perlu dilakukan secara masif agar masyarakat memahami
kebijakan secara tepat dan komprehensif. Melalui fungsi pengawasan, Komisi X
DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk mengevaluasi sistem zonasi dalam
PPDB.
Dinar Wahyuni
dinar.wahyuni@dpr.go.id
Dinar Wahyuni, S.Sos., M.Si. menyelesaikan pendidikan S1 Sosiatri Universitas Gadjah
Mada pada tahun 2004 dan pendidikan S2 Magister Sosiologi Universitas Gadjah Mada
pada tahun 2007. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda Sosiologi pada Pusat Penelitian-
Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui
jurnal dan buku, antara lain: “Kebijakan Pendidikan yang Ramah Terhadap Penyandang
Disabilitas” (2014); ”Pencegahan Perdagangan Orang Berbasis Partisipasi Masyarakat”
(2015); dan “ Kontribusi Corporate Social Responsibility Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat” (2015).
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 14/II/Puslit/Juli/2018
Abstrak
Perdagangan dunia saat ini sedang diwarnai fenomena perang dagang antara
AS dan China serta adanya rencana AS untuk mengevaluasi fasilitas keringanan
pemberian tarif impor atas komoditas yang masuk ke negaranya (Generalized
System of Preferences/GSP). Hal ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk
melakukan evaluasi atas kinerja ekspor dan mencari alternatif kebijakan ekspor.
Tulisan ini mengkaji perkembangan kondisi perdagangan Indonesia dengan AS
dan China, serta tantangan dan peluang ekspor Indonesia. Saat ini perdagangan
Indonesia dengan AS pada posisi surplus, namun perdagangan Indonesia dengan
China masih defisit. Tantangan Indonesia adalah banyaknya komoditas sejenis di
pasar global dan kemungkinan lebih banyak komoditas China di pasar Indonesia.
Untuk itu, pemerintah perlu mencari peluang kebutuhan AS, mengoptimalkan
perjanjian perdagangan dengan negara lain, memberikan insentif kepada eksportir
dan memperkuat sinergi dalam meningkatkan ekspor nasional. DPR RI harus
terus mendorong pemerintah untuk dapat secara optimal melaksanakan amanat
penguatan perdagangan luar negeri Indonesia.
KEBERLANJUTAN PROGRAM
PESAWAT TEMPUR KFX/IFX
DALAM INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA
25
Aulia Fitri
Abstrak
Disetujuinya pembahasan RUU Kerja Sama di Bidang Pertahanan antara Indonesia
dan Korea Selatan menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna DPR RI
merupakan babak baru bagi keberlanjutan program joint development pesawat
tempur KFX/IFX. Sebelumnya keberlanjutan program joint development pesawat
tempur ini sempat menjadi perdebatan di kalangan publik, mengingat adanya
berbagai kendala yang mengakibatkan terjadinya penundaan dalam program yang
disepakati sejak tahun 2010 ini. Bagi Indonesia, program joint development KFX/
IFX ini merupakan proyek penguasaan teknologi pesawat tempur perdana yang
diarahkan untuk mencapai kemandirian industri pertahanan Indonesia. Tulisan
ini bertujuan untuk menganalisis kelanjutan program joint development pesawat
tempur KFX/IFX dalam mendorong peningkatan kapabilitas industri pertahanan
Indonesia dilihat dari aspek-aspek dalam life-cycle of weapon system. Dalam upaya
mendorong peningkatan kapabilitas menuju kemandirian industri pertahanan
nasional, DPR RI perlu memaksimalkan peranannya dalam mengawal kelanjutan
pelaksanaan Program KFX/IFX ini.
Aulia Fitri
aulia.fitri@dpr.go.id
Aulia Fitri, S.IP, M.Si (Han), menyelesaikan Pendidikan S1 Hubungan Internasional
di Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 2010 dan pendidikan S2 Manajemen
Pertahanan di Universitas Pertahanan pada tahun 2015. Saat ini sebagai Calon Peneliti
di Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI.
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
PANDUAN PENULISAN INFO SINGKAT 2018
1. Artikel yang dimuat dalam Info Singkat merupakan hasil analisis terhadap
masalah aktual dan strategis, serta dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Anggota DPR RI di bidang legislasi,
anggaran, dan pengawasan.
2. Naskah dikirimkan kepada Redaksi pada Kamis minggu pertama dan Kamis minggu
ketiga paling lambat pada pukul 13.00 WIB.
3. Naskah ditulis dengan huruf Arial ukuran 12, spasi 1½, dicetak pada kertas A4
dengan margin atas 2,54 cm; bawah 2,54 cm; kiri 3,17 cm; dan kanan 3,17 cm.
4. Jumlah halaman naskah minimal 6,5 halaman dan maksimal 7 halaman. Jika terdapat
data pendukung (tabel, diagram, gambar, dan grafik) dalam naskah maka jumlah
halaman naskah minimal 6 halaman dan maksimal 6,5 halaman.
5. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
6. Judul ditulis dengan huruf kapital.
7. Mencantumkan nama penulis, jabatan, bidang kepakaran, dan alamat e-mail pada
halaman pertama.
8. Sistematika penulisan: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Isi (informasi/
isu aktual, data, analisis, alternatif kebijakan), Penutup (Simpulan dan/atau
Rekomendasi), dan Referensi.
9. Abstrak ditulis di bawah judul dan nama penulis dengan huruf Arial ukuran 11,
spasi 1, sebanyak 100 - 150 kata.
10. Sumber kutipan dari buku ditulis dalam bentuk catatan perut.
Contoh: (Harefa, 2016: 23)
11. Kutipan dari sumber lain seperti peraturan perundang-undangan, jurnal, makalah,
surat kabar, situs internet, dan lain-lain ditulis pada bagian Referensi.
12. Penulisan referensi diurutkan sesuai urutan abjad dengan tata cara seperti contoh
berikut: