Anda di halaman 1dari 13

JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No.

 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK


DENGAN KEJADIAN PREHIPERTENSI
RELATIONSHIP BETWEEN SECONDHAND SMOKE AND PREHYPERTENSION

Miftahul Janah*, Santi Martini*


*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, miftahul522@gmail.com
Departemen Epidemiologi FKM Universitas Airlangga,santi279@yahoo.com

ABSTRAK

Paparan asap rokok yang diterima oleh perokok pasif dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Prehipertensi adalah klasifikasi tekanan darah baru yang direkomendasikan
oleh JNC VII. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara
paparan asap rokok dengan kejadian prehipertensi. Penelitian ini menggunakan desain cross
sectional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
31 siswa di SMK Negeri 10 Surabaya yang dipilih dari populasi dengan simple random
sampling. Pengujian statistik dengan menggunakan epi info untuk melihat hubungan dan
besar risiko. Hasil penelitian menunjukkan dari 31 responden, sebanyak 28 responden
terpapar asap rokok. Pengujian hubungan dengan tabel 2x2 antara paparan asap rokok dengan
kejadian prehipertensi menunjukkan tidak ada hubungan (p=0,60;OR=0,67). Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paparan asap rokok
dengan kejadian prehipertensi.
Kata Kunci:Paparan Asap Rokok, Perokok Pasif, Prehipertensi

ABSTRACT

Exposure to cigarette smoke is accepted by secondhand smoke can cause high blood
pressure. Prehypertension is a new blood pressure classification recommended by JNC VII.
This study was conducted to determine the relationship between secondhand smoke exposure
to prehypertension. This study used cross sectional design using a quantitative approach. The
sample in this study were 31 students in SMK Negeri 10 Surabaya selected from population
by simple random sampling. Statistical testing using epi info to see relationships and great
risk. Results showed of 31 respondents, 28 respondents exposed to smoke. Testing the
relationship with 2x2 table between secondhand smoke exposure with prehypertension events
showed no association (p = 0.60; OR = 0.67). In conclusion, there is no significant
relationship between exposure to secondhand smoke with prehypertension.

Keywords: Exposure To Secondhand Smoke, Passive Smokers, Prehypertension


HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

PENDAHULUAN negara dengan prevalensi perokok


Merokok merupakan salah satu terbanyak di ASEAN. Jumlah prevalensi
kekhawatiran terbesar yang sedang perokok di Indonesia yaitu sebesar
dihadapi oleh dunia kesehatan karena telah 50,68%. Prevalensi perokok pria di
menyebabkan hampir sebanyak 6 uta Indonesia adalah sebesar 67,4% dan
orang meninggal dalam kurun waktu satu prevalensi untuk perokok wanita di
tahun. Lebih dari 5 juta orang meninggal Indonesia adalah sebesar 4,5%. Prevalensi
karena menadi perokok aktif, sedangkan perokok pria yang berusia 13-15 tahun
sebanyak 600 ribu lebih orang meninggal adalah sebesar 41% dan prevalensi
karena terpapar asap rokok. Indonesia perokok wanita yang berusia 13-15 tahun
merupakan salah satu negara dengan adalah sebesar 3,5%. Selain itu lebih dari
prevalensi perokok terbesar di dunia. Data 30% anak di Indonesia dilaporkan sudah
dari WHO pada tahun 2015, menyebutkan pernah merokok sebelum usia 10 tahun.
bahwa terdapat sebanyak 72.723.300 Sebuah penelitian pada tahun 2001
perokok dan jumlah tersebut diperkirakan menyebutkan bahwa sebanyak 10% dari
akan semakin meningkat pada tahun 2025 perokok yang berada di Indonesia
menjadi sebanyak 96.776.800 perokok. menyatakan bahwa mereka mulai merokok
Merokok merupakan masalah yang terus pada saat berusia 10-14 tahun, dan
berkembang dan belum dapat ditemukan sebanyak 59% menyatakan bahwa mereka
solusi pemecahannya sampai saat ini. mulai merokok ketika berusia 15-19 tahun.
Menurut data dari World Health Selain itu, tingkat merokok di kalangan
Organization tahun 2015, pada tahun 2010 remaja telah mengalami peningkatan
prevalensi perokok yang berusia 15-24 darstis dari 4% menjadi 24% pada tahun
tahun adalah sebesar 54,6% pada jenis 2001 (Lian & Dorotheo, 2014).
kelamin laki-laki dan sebesar 11,1% pada Berdasarkan hasil penelitian dari
jenis kelamin perempuan dan diperkirakan Martini & Sulistyowati pada tahun 2005,
akan terus bertembah pada tahun 2025 diketahui bahwa remaja yang berusia 13-
menjadi sebesar 75% perokok pada jenis 21 tahun terdapat sebanyak 32% pernah
kelamin laki-laki dan sebesar 0,7% merokok dan 20% sebagai perokok aktif.
perokok pada jenis kelamin perempuan. Usia yang paling banyak diketahui
The ASEAN Tobacco Control Atlas seseorang mulai merokok adalah pada usia
(SEACTA) pada tahun 2014, menyebutkan 10 tahun dan 17 tahun, dan beberapa
bahwa Indonesia merupakan negara yang remaja mulai merokok setelah usia 17
menduduki peringkat pertama sebagai tahun. Sebanyak 70% pemuda yang
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

merokok adalah mereka yang berusia 17 dibakar atau dengan menggunakan alat
tahun atau lebih muda. merokok lainnya seperti pipa, bidi, cerutu
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun dan lain sebagainya yang larut dalam udara
2013 dapat diketahui bahwa perilaku ambien (WHO, 2013).
merokok pada penduduk yang berusia >15 Satu batang rokok mengandung
tahun cenderung mengalami peningkatan berbagai macam bahan kimia. Bahan kimia
yaitu sebesar 34,2% pada tahun 2007 yang terdapat dalam tembakau yang
menjadi sebesar 36,3% pada tahun 2013. dibakar yaitu mengandung 4000 jenis
Prevalensi perokok laki-laki adalah sebesar bahan kimia dan 200 jenis diantaranya
64,9% dan prevalensi perokok perempuan bersifat racun (CCOHS, 2011). Tiga
sebesar 2,1%. Diantara prevalensi tersebut komponen toksik utama yang terdapat
ditemukan sebesar 1,4% perokok remaja dalam rokok adalah karbonmonoksida, tar
yang berusia 10-14 tahun. dan nikotin. Karbonmonoksida dalam asap
Beberapa tahun belakangan bahaya rokok ditemukan sebanyak lima kali lipat
tentang asap rokok tidak hanya difokuskan pada asap samping daripada pada asap
kepada perokok aktif saja namun juga utama. Karbonmonoksida bertahan selama
dampak yang diterima oleh perokok pasif. beberapa jam di dalam ruangan setelah
Semakin meningkatnya masalah yang perokok berhenti merokok (Rufaidah,
diterima oleh perokok pasif baik di rumah 2012).
maupun di lingkungan tempat kerja Paparan asap rokok baik yang
memungkinkan terjadinya dampak yang diterima oleh perokok aktif maupun
ditimbulkan oleh asap rokok. Hal tersebut perokok pasif dapat menimbulkan berbagai
menunjukkan terdapatnya bahaya ganda macam gangguan kesehatan, salah satunya
yang ditimbulkan oleh asap rokok yang yaitu peningkatan tekanan darah atau yang
tidak hanya diterima oleh perokok aktif lebih sering dikenal dengan istilah
namun juga oleh orang di sekitarnya hipertensi. Beberapa penelitian telah
(Bustan, 2000). menyebutkan bahwa seseorang yang
Perokok pasif adalah seseorang yang merokok kronis atau dalam jangka waktu
dipaksa untuk menghirup asap rokok. yang lama menunjukkan terjadinya
Sedangkan yang dimaksud dengan peningkatan tekanan darah. Peningkatan
merokok pasif, adalah paparan asap rokok tekanan darah tersebut berhubungan
yang diterima oleh non perokok yang dengan efek racun yang dihasilkan dari
terdiri dari campuran hembusan asap asap rokok yaitu berupa nikotin dan
perokok aktif dan asap dari rokok yang karbonmonoksida (CO). Pada perokok
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

pasif peningkatan tekanan darah tahun adalah sebesar 2,9%. Dimana


tergantung pada lama dan jenis paparan sebanyak 35% adalah remaja dengan jenis
asap rokok yang diterima dari lingkungan kelamin laki-laki dan sebanyak 24%
(Aurelio, 2010). adalah remaja dengan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian dari perempuan. Prevalensi prehipertensi secara
Vozoris & Lougheed (2008), didapatkan umum di Jamaica mengalami kenaikan
hasil bahwa diantara mereka yang terpapar dari 30% pada tahun 2000-2001 menjadi
asap rokok atau sebagai perokok pasif sebesar 35% tahun 2007-2008. Prevalensi
memiliki peluang sebesar 20% untuk prehipertensi lebih tinggi pada jenis
menderita hipertensi dibandingkan mereka kelamin laki-laki yaitu sebesar 43%
yang tidak terpapar asap rokok. dibandingkan dengan perempuan
Prehipertensi adalah gejala awal dari (Ferguson, et al., 2011).
hipertensi dan seringkali tidak memiliki Hasil penelitian Guo, et al. pada tahun
komplikasi karena tidak terdapat gejala 2011, menyebutkan bahwa hasil dari
spesifik. Satu-satunya cara untuk National Health and Nutrition
mendeteksi prehipertensi adalah dengan Examination Survey (NHANES-III)
cara melakukan pemeriksaan tekanan diketahui bahwa prevalensi prehipertensi
darah. adalah sebesar 31% dengan tidak ada
Joint National Committee On perbedaan ras atau golongan. Secara global
Prevention, Detection, Evaluation and diperkirakan prevalensi prehipertensi
Treatment of High Blood Pressure VII adalah sebesar 36% dengan lebih tinggi
(2003), mendefinisikan yang dimaksud pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan
dengan prehipertensi adalah suatu keadaan perempuan.
dimana tekanan darah sistolik seseorang Berdasarkan hasil dari Riskesdas
adalah 120-139 mmHg dan tekanan darah tahun 2007, diketahui prevalensi penderita
diastolik adalah 80-89 mmHg. prehipertensi sebesar 48,4% pada usia
Prehipertensi adalah bentuk awal dari muda di Indonesia. Prevalensi
hipertensi sehingga perlu dicegah agar prehipertensi di Jawa Timur khususnya
tidak berkembang menjadi hipertensi tahap Kota Surabaya belum diketahui jumlahnya
1 dan tahap 2. karena tidak tersedianya data yang di
Prevalensi penderita prehipertensi publish dari Dinas Kesehatan Kota
berdasarkan The Jamaica Youth Risk and Surabaya meskipun sudah ada ketetapan
Resiliency Behaviour Survey pada dari Kemenkes bahwa pengukuran tekanan
penduduk di Jamaica yang berusia 15-19 darah di Posbindu dimulai pada usia ≥15
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

tahun untuk mendeteksi risiko penyakit Surabaya untuk mengetahui kadar COHb
hipertensi melalui program Posbindu, dalam darah responden. penelitian ini
sehingga dapat dilakukan pencegahan dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun
sedini mungkin apabila seseorang tersebut 2016. Variabel terikat dalam penelitian ini
memiliki tekanan darah dalam status adalah status prehipertensi. Sedangkan
prehipertensi agar tidak berubah menjadi untuk variabel bebas dalam penelitian ini
tahap hipertensi dan berkembang semakin yaitu paparan asap rokok dan kadar COHb.
parah. Data dalam penelitian ini diperoleh
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melalui kuesioner, pengukuran tekanan
mengetahui hubungan antara paparan asap darah, dan dari hasil laboratorium untuk
rokok dengan kejadian prehipertensi. mengetahui kadar COHb.
Data yang diperoleh dari hasil
METODE penelitian ini disajikan dalam bentuk
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang selanjutnya dianalisis
observational analitik dengan rancang dengan menggunakan epi info untuk
bangun penelitian berupa cross sectional mengetahui hubungan diantara variabel
dengan pendekatan penelitian kuantitatif. bebas dan variabel terikat dalam
Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian. Hubungan antar variabel
seluruh siswa kelas X SMK Negeri 10 dikatakan terdapat hubungan jika nilai p-
Surabaya. Sampel dalam penelitian ini value<0,05. Sedangkan untuk melihat
yaitu siswa kelas X SMK Negeri 10 besar risiko variabel bebas terhadap
Surabaya sebanyak 31 siswa. Kriteria variabel terikat dengan melihat nilai OR
inklusi dalam penelitian ini adalah (Odds Ratio).
bersedia ikut serta sebagai sampel dalam
penelitian, berusia ≥15 tahun, bersedia HASIL
diambil darah, tidak sedang dalam Gambaran paparan asap rokok
pengobatan hipertensi, tidak sedang dalam yang diterima oleh sebagian besar
keadaan shock dan dengan BMI 18,5-24. responden dalam penelitian ini adalah jenis
Cara pengambilan sampel dalam penelitian kelamin perempuan (71%). Gambaran
ini yaitu dengan menggunakan teknik paparan asap rokok yang diterima oleh
simple random sampling. responden dalam penelitian ini sebagian
Penelitian ini dilakukan di SMK besar berusia 16 tahun (55%). Usia
Negeri 10 Surabaya. Selain itu penelitian responden yang paling sedikit dalam
juga dilakukan di Laboratorium Poltekes penelian ini adalah pada usia 17 tahun
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

(6%). Gambaran Lama paparan asap rokok sebesar 75%. Pada responden yang tidak
dalam penelitian ini sebagian besar adalah terpapar asap rokok sebagian besar
sudah berlangsung selama 5-10 tahun memiliki tekanan darah normal yaitu
(45%). sebesar 66,7%.
Tabel 1. Gambaran Paparan Asap Rokok
Hasil analisis statistik pada variabel
yang Diterima oleh Responden
hubungan antara paparan asap rokok
Variabel n %
dengan status prehipertensi pada tabel 2
Jenis kelamin
Laki-laki 9 29 diperoleh nilai p sebesar 0,60. Hal ini
Perempuan 22 71 berarti tidak terdapat hubungan antara
Usia
15 tahun 12 39 paparan asap rokok dengan status
16 tahun 17 55 prehipetensi pada responden. Nilai OR
17 tahun 2 6
Lama terpapar yang diperoleh adalah sebesar 0,67 (0,49-
0-4 tahun 5 16 2,57), nilai OR tersebut tidak bermakna
5-10 tahun 14 45
>10 tahun 12 39 karena melewati angka 1. Dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat hubungan yang
Variabel tekanan darah adalah status bermakna antara paparan asap rokok yang
tekanan darah responden yang diukur pada diterima responden dengan status
saat dilakukan penelitian. Tekanan darah prehipertensi pada responden.
dibedakan menjadi prehipertensi dan
Tabel 1. Hubungan antara Paparan Asap
normal. Tekanan darah dikatakan dalam
Rokok dengan Kejadian Prehipertensi
status prehipertensi apabila tekanan darah
responden berada pada kisaran 120-139 Tekanan Darah
Pre-
mmHg untuk tekanan sistolik dan sebesar Variabel Normal
hipertensi
80-89 mmHg untuk tekanan diastolik. n % n %
Hasil penelitian pada hubungan antara Paparan
Asap
variabel paparan asap rokok dengan status
Rokok
prehipertensi didapatkan hasil bahwa Ya 7 25,0 21 75,
sebagian besar responden dalam penelitian Tidak 1 33,3 2 0
ini terpapar asap rokok yaitu sebanyak 28 p value 0,60 66,
OR 0,67 7
responden. Baik pada responden yang 95% CI 0,49<OR<2,57
terpapar asap rokok maupun tidak terpapar
asap rokok sebagian besar responden
memiliki tekanan darah normal yaitu
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

Meskipun uji hubungan menunjukkan kelas X saat dilakukan penelitian. Siswa


tidak terdapat hubungan namun apabila yang menjadi responden dalam penelitian
dilihat dari tabel antara paparan asap rokok ini berjumlah 31 siswa. Usia responden
dengan kejadian prehipertensi maka akan dihitung dari tanggal penelitian dilakukan
diperoleh perbandingan jumlah responden kemudian dikurangi dengan tanggal
yang menderita prehipertensi diantara responden lahir yang dibuktikan dengan
orang yang terpapar asap rokok dengan kartu pelajar. Usia responden dalam
tidak terpapar asap rokok akan diperoleh penelitian ini termasuk dalam golongan
hasil bahwa seseorang yang terpapar asap usia remaja dimana usia remaja menurut
rokok cenderung lebih mudah untuk WHO adalah pada rentang usia 10-19
menderita prehipertensi (25,0%) tahun. Hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan dengan mereka yang tidak responden yang terlibat dalam penelitian
terpapar asap rokok (33,3%). Tidak ini berusia 15 tahun, 16 tahun dan 17
terdapatnya hubungan yang diperoleh dari tahun. Hal ini senada dengan pendapat dari
hasil uji analisis dalam penelitian ini Notoatmodjo (2007), yang menyatakan
karena sedikitnya sampel yang diambil bahwa sebagian besar masyarakat di
dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang Indonesia menganggap bahwa masa
terlalu sedikit akan menyebabkan data remaja umumnya dimulai pada usia 10-13
yang dihasilkan terlalu homogen sehingga tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
jika dilakukan analisis untuk uji hubungan World Helath Organization menyatakan
akan didapatkan hasil tidak signifikan. bahwa usia remaja merupakan usia transisi
Berdasarkan hasil perbandingan yang memungkinkan banyak remaja
didapatkan hasil bahwa orang yang menghadapi tekanan untuk menggunakan
terpapar asap rokok cenderung untuk alkohol, rokok, ataupun obat-obatan lain
menderita prehipertensi hal ini sesuai dan untuk memulai hubungan seksual yang
dengan pendapat dari Mahmud & Feely berisiko. Banyak para remaja yang
(2003), yang menyatakan bahwa paparan mengalami berbagai masalah penyesuaian
asap rokok yang diterima oleh perokok dan kesehatan mental. Pola perilaku yang
pasif berhubungan dengan peningkatan dibentuk semasa proses ini seperti
terjadinya arteroskeloris, penyakit penggunaan narkoba, merokok, serta
pembuluh darah dan stroke. perilaku seksual yang berisiko dapat
PEMBAHASAN memiliki efek negatif pada kesehatan masa
Responden dalam penelitian ini depan dan kesejahteraan. Berdasarkan
adalah siswa SMK Negeri 10 Surabaya hasil penelitian dari Martini dan
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

Sulistyowati (2005), diketahui bahwa 70% semakin lama terpapar asap rokok. Dimana
dari semua perokok adalah remaja yang apabila semakin lama seseorang terpapar
berusia 17 tahun atau lebih muda. Usia asap rokok maka dia akan semakin besar
perokok yang cenderung lebih muda untuk memiliki efek yang merugikan
memungkinkan untuk memberikan kesehatan. Dimana gangguan kesehatan
paparan asap rokok kepada lingkungan yang timbul pada perokok pasif tergantung
sekitar salah satunya yaitu teman yang dari jenis dan lama paparan asap rokok
seusia dengan mereka. yang diterima dari lingkungan (Aurelio,
2010). Berdasarkan hasil dari penelitian
Hasil dari penelitian menunjukkan
diketahui bahwa sebagian besar responden
bahwa sebagian besar responden dalam
menerima paparan asap rokok sudah
penelitian ini adalah berjenis kelamin
berlangsung selama 5-10 tahun.
perempuan yaitu sebesar 71%. Jenis
Responden dalam penelitian ini sebagian
kelamin perempuan merupakan jenis
besar berusia 16 tahun yang berarti dapat
kelamin yang paling sering terpapar asap
dikatakan bahwa responden sudah terpapar
rokok karena tidak banyak yang memiliki
asap rokok bisa dimulai sejak mereka
kebiasaan merokok. Global Adult Tobacco
masih kecil terutama apabila responden
Survey (GATS) pada tahun 2011,
tinggal serumah dengan orang tua maupun
menyatakan bahwa dari total penduduk
keluarga yang memiliki kebiasaan
Indonesia sepertiganya merupakan
merokok.
perokok. Dari angka perokok tersebut,
Surono (2012), menyatakan bahwa
diketahui sebesar 63% merupakan laki-laki
paparan asap rokok yang diterima oleh
dan hanya 5% yang merupakan
perokok pasif selama 5 menit akan
perempuan. Hal ini senada dengan banyak
menyebabkan perubahan pada pembuluh
penelitian yang meneliti tentang paparan
arteri dan jantung. Sehingga sangat
asap rokok maka responden yang
memungkinkan apabila semakin lama
digunakan lebih ditekankan pada jenis
seseorang terpapar asap rokok maka akan
kelamin perempuan.
memiliki dampak terhadap kesehatan yaitu
Lama paparan asap rokok yang terganggunya fungsi pembuluh darah arteri
diterima oleh seseorang bergantung pada yang dapat menyebabkan penyakit
lingkungan orang tersebut tinggal. Jika kardiovaskuler, salah satunya yaitu
seseorang tersebut tinggal bersama dengan hipertensi yang diawali oleh prehipertensi
anggota keluarga yang memiliki kebiasaan terlebih dahulu.
merokok maka orang tersebut akan
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

Paparan asap rokok yang diterima pembuluh arteri jantung dibandingkan


oleh seorang perokok pasif berhubungan dengan non perokok atau orang yang tidak
dengan peningkatan terjadinya terpapar asap rokok. Sebuah studi case-
atherosklerosis, penyakit pembuluh darah control di Cina menemukan bahwa jumlah
dan stroke. Mekanisme yang mungkin penderita penyempitan pembuluh darah
terjadi akibat efek sebagai perokok pasif jantung meningkat secara signifikan
adalah gangguan pada pembuluh darah dengan peningkatan dari jumlah dan lama
arteri. Dimana pembuluh darah arteri suami subjek dalam penelitian merokok
berperan penting dalam pengaturan (Barnoya & Glanzt, 2006).
terjadinya gangguan terhadap penyakit Prehipertensi adalah tahap awal dari
kardiovaskuler . Asap rokok yang terhirup hipertensi. Prehipertensi merupakan
ke dalam tubuh baik pada perokok pasif kategori baru klasifikasi tekanan darah
maupun pada perokok aktif dapat yang direkomendasikan oleh Joint
menyebabkan terjadinya hipertensi akibat National Commitee on Detection,
zat-zat kimia yang terkandung di dalam Evaluation, and Treatment of High Blood
tembakau yang dibakar karena dapat Pressure (JNC-VII) pada tahun 2003.
merusak lapisan dalam dinding arteri, Seseorang yang berada pada status
sehingga arteri lebih rentan terjadi hipertensi berisiko untuk mengalami
penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini hipertensi dan peningkatan risiko penyakit
disebabkan oleh nikotin yang dapat kardiovaskuler (Lee, et al., 2011).
merangsang saraf simpatis sehingga
Berdasarkan hasil dari penelitian
memacu kerja jantung lebih keras dan
diketahui bahwa baik pada responden yang
peran serta karbonmonoksida yang dapat
terpapar asap rokok maupun tidak terpapar
menggantikan oksigen di dalam darah dan
asap rokok sebagian besar memiliki
memaksa jantung memenuhi kebutuhan
tekanan darah normal. Hasil analisis uji
oksigen tubuh (Setyananda, dkk., 2015).
statistik menunjukkan bahwa tidak
Beberapa penelitian menyebutkan
terdapat hubungan yang bermakna antara
bahwa seseorang yang terpapar asap rokok
paparan asap rokok dengan status
dalam jangka waktu lama atau secara akut
prehipertensi pada responden di SMK
dapat menyebabkan tidak berfungsinya
Negari 10 Surabaya. Hal ini bisa
lapisan endotel pada pembuluh darah arteri
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu
sehingga dapat menyebabkan hipertensi
responden tidak secara akut menerima
(Mahmud & Feely, 2003). Perokok pasif
paparan asap rokok, paparan asap rokok
dapat menyebabkan penyempitan
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

yang diterima tidak terlalau tinggi dan bisa Namun hal tersebut sejalan dengan
disebabkan oleh sebagian besar responden penelitian dari Alshaarawy, et al pada
dalam penelitian ini berjenis kelamin tahun 2013, yang menyatakan bahwa tidak
perempuan sedangkan peningkatan jelas apakah paparan rokok yang diterima
tekanan darah pada usia remaja atau muda oleh seseorang merupakan faktor risiko
cenderung dialami oleh mereka dengan untuk peningkatan tekanan darah.Hasil
jenis kelamin laki-laki daripada penelitian lain dari Nurwidayanti &
perempuan(Padmawinata, 2001). Wahyuni (2013), menyebutkan bahwa
Hal tersebut tidak sejalan dengan tidak terdapat pengaruh antara paparan
penelitian dari Seyedzadeh, et al. pada asap rokok yang diterima oleh seseorang
tahun 2012, yang menyatakan bahwa terhadap kejadian hipertensi.
tekanan darah pada anak SD yang terpapar
asap rokok lebih tinggi dibandingkan SIMPULAN DAN SARAN
dengan tekanan darah pada anak SD yang
Simpulan
tidak terpapar asap rokok. Hasil penelitian
Kesimpulan yang dapat diambil dari
dari Vozoris & Laugheed pada tahun 2008,
penelitian ini adalah sebaian besar
yang menyatakan bahwa seseorang yang
responden dalam penelitian ini berusia 16
terpapar asap rokok memiliki peluang
tahun yaitu sebanyak 55%, jenis kelamin
sebesar 20% untuk menderita hipertensi
responden yang paling banyak terpapar
dibandingkan dengan mereka yang tidak
asap rokok dalam penelitian ini adalah
terpapar asap rokok. American Heart
jenis kelamin perempuan yaitu sebesar
Association juga menyatakan bahwa
71% dan lama responden terpapar asap
selang waktu beberapa menit setelah
rokok yang paling banyak adalah sudah
seseorang menghirup asap rokok dapat
berlangsung selama 5-10 tahun yaitu
meningkatkan tekanan darah karena
sebanyak 45%.
paparan asap rokok merupakan salah satu
Hasil analisis uji statistik
penyebab terjadinya arteroskelrosis.
menunjukkan bahwa tidak terdapat
Begitu juga dengan hasil penelitian dari
hubungan yang bermakna antara paparan
Mahmud & Feely (2003), yang
asap rokok dengan kejadian prehipertensi.
menyatakan bahwa seseorang yang
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai
terpapar asap rokok secara akut
faktor yaitu responden tidak secara akut
berpengaruh terhadap peningkatan tekanan
menerima paparan asap rokok, paparan
darah.
asap rokok yang diterima tidak terlalau
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

tinggi dan bisa disebabkan oleh sebagian DAFTAR PUSTAKA


besar responden dalam penelitian ini Ahirawati, & Astuti, D., 2009. Hubungan
Masa Keja dengan Kandungan
berjenis kelamin perempuan sedangkan
Karboksihemoglogin (COHb) dalam
peningkatan tekanan darah pada usia Darah Polisi Lalu Lintas di Jalan
Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal
remaja atau muda cenderung dialami oleh
Kedokteran Indonesia,
mereka dengan jenis kelamin laki-laki Vol.1/No.1/Januari.
daripada perempuan. Alshaarawy, O., Xiao, J., Andrew M, E.,
Burchifel, C., dan Shankar, A.
SARAN (2013). Serum Continine Levels
Bagi SMK Negeri 10 Surabaya and Prehypertension in Never
Smoker. International Journal of
sebaiknya mulai menerapkan kawasan
hypertension, Vol.2013
tanpa rokok secara menyeluruh (KTR Aurelio, L., 2010. Review Article: Does
100%) di tempat yang memang seharusnya Smoking Act as a Friend or Enemy
of Blood Pressure? Let Release
terbebas dari asap rokok berdasarkan PP Pandora’s Box. SAGE-Hindawi
109/2012. Acces to Research Cardiology
Research and Practice, Volume
Bagi Masyarakat hendaknya diberi 2011.
edukasi mengenai bahaya kandungan zat Barnoya, J., & Glantz, Stanton A.
kimia salah satunya adalah Cardiovascular effect of secondhand
smoke nearly as large as smoking.
karbonmonoksida yang terdapat dalam Circulation. 2006;111:2684-2698.
paparan asap rokok yang dapat
Bustan, M., 2000. Epidemiologi Penyakit
menyebabkan prehipertensi. Bagi Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
masyarakat yang sudah mengalami gejala
prehipertensi sebaiknya melakukan CCOHS. (2011, Maret 01). Enviromental
Tobacco Smoke (ETS): General
kebiasaan yang dapat menurunkan tekanan
Information and Health Effect.
darah agar tidak berkembang lebih serius Dipetik Mei 21, 2016, dari Canadian
Centre for Occupational Health and
menjadi tahap hipertensi yang memiliki
Safety:
risiko lebih besar terhadap kesehatan. https://www.ccohs.ca/oshanswers/ps
ychosocial/ets_health.html
Bagi ilmu pengetahuan disarankan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut Departemen Kesehatan, 2007. Laporan
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007
mengenai efek yang ditimbulkan oleh
(Riskesdas). Jakarta: Badan
paparan asap rokok terhadap kadar COHb Litbankes, Depkes RI.
dalam darah dan juga prehipertensi dengan Departemen Kesehatan, 2013. Laporan
lebih memperhatikan kontrol terhadap Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013
(Riskesdas). Jakarta: Badan
subjek yang diharapkan akan didapatkan Litbankes, Depkes RI.
hasil penelitian yang lebih baik.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP….(Miftahul Janah, Santi Martini) 

Ferguson, T., Tulloch-Reid, M.,Younger, Healthy Young Adults-Influence of


N., McFarlance, S., Francis, D., & Gender. British Journal of Clinical
Wilks, R., 2011. Prehypertension in Pharmocology, 37-43.
Jamaica: A Reviewies Data from
Recent Studies. West Indian Med, Martini, S., & Sulistyowati, M., 2005. The
429-433. Determinants of Smoking Behavior
among Teenagers in East Java
Goniewicz, M. L., Czogala, J., Kosmider, Province, Indonesia. HNP
L., Koszowski, B., Danch-Zielinska, Discussion Paper: Economic of
W., & Sobezak, A., 2010. Exposure Tobacco Control Paper No. 32
to Carbon Monoxide from Second- (Economic of Tobacco Control
Hand Tobacco Smoke in Polish Paper).
Pubs. Cent Eur J Public Health.
December; 17(4), 220-222. Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
GATS. (2011). Global Adult Tobacco Rineka Cipta.
Survey: Indonesia Report 2011.
Jakarta: National Institute of Health Nurwidayanti, L., & Wahyuni, C. U.
Research and Development (2013). Analisis Pengaruh Paparan
Ministry of Health Asap Rokok di Rumah Pada
Wanita Terhadap Kejadian
Guo, L., Zou, L., Zhang, X., Li, J., Zheng, Hipertensi . Jurnal Berkala
L., Sun, Z., et al., 2010. Epidemiologi Vol. 1, No. 2
Prehypertension: A Meta-Analysis September 2013, 244-253.
of the Epidemiology, risk Factors
and Predictors of Pregression. Texas Padmawinata, K. (2001). Pengendalian
Heart institute journal 38(6), 643. Hipertensi. Bandung: ITB

JNC VII. (2003). The Seventh report of the Rufaidah, A., 2012. Pengaruh Perokok
Joint National Committee on Pasif terhadap Plasenta, Berat Badan
Prevention, Detection, Evaluation, Lahir, Apga Score Bayi Baru Lahir
and Treatment of High Blood pada Ibu Hamil di Kabupaten
Pressure. NIH Publication. padang Pariaman Tahun 2011. Tesis.
Universitas Andalas.
Lee, J., Kim, Y., Choi, Y., Hue, W., Kim,
O., & Oh, H. (2011). Serum Urin Setyananda, Y. O., Sulastri, D., & Lestari,
Acid is Associated with Y., 2015. Hubungan Merokok
Microalbiminuria in dengan Kejadian Hipertensi pada
Prehypertension. American Heart Laki-laki Usia 35-65 Tahun di Kota
Assosiation Hipertension 47(5), Padang. Jurnal Kesehatan Andalas
962-967. 4(2).

Lian, T. Y., & Dorotheo, U., 2014. The Seyedzadeh, A. , Hashemi, F., &
ASEAN Tobacco Control Atlas Soleimani,A. (2012). Relationship
Second Edition. Bangkok, Thailand: between Blood Pressure and
Southeast Asia Tobacco Control Passive Smoking in Elementary
Alliance (SEACTA). School Children. Iran J Pediatr
Sep 2012; Vol 22 (No 3), Pp: 351-
Mahmud, A., & Feely, J., 2003. Effects of 356.
Passive Smoking on Blood Pressure
and Aortic Pressure Waveform in
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017: 1 ‐ 13 

Sukendro, 2007. Filosofi Sehat Tanpa World Health Organization, 2013. World
Merokok. Jakarta: Pinus Book Health Statistic 2013. New York:
Publisher. WHO Publication.
Surono, A. (2012). Kombinasi Maut Rokok World Health organization, 2015. WHO
dan Hipertensi. Dipetik Mei 2016, Global Report on Trends in
dari Kombinasi Maut Rokok dan Prevalence of Tobacco Smoking
Hipertensi: http://intisari- 2015. Geneva: WHO Library
online.com/read/kombinasi-maut- Catalogue.
rokok-dan-hipertensi
Vozoris, N., & Lougheed, M. d. (2008).
Second-hand Smoke Exposure in
Canada: Prevalence, Risk Factors,
and Association with Respiratory
and Cardiovaskular Diseases.
Canada Respiratory Journal Vol 15
N0 5, 263-269.

Anda mungkin juga menyukai