Oleh: Nama : Nur Afriani NIM : 17.01.408 Kelas : Transfer D
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR 2018 RESEPTOR KANAL ION 1. Kanal Ion Korida (Cl-) Klorida merupakan anion penting yang berada dalam lingkungan ekstraseluler. Berbagai transporter dank anal berperan dalam proses perpindahan ion Cl melalui membrane. Salah satunya adalah kanal Cl teraktivasi voltase. Kanal ion Cl- berperang penting dalam berbagai proses biologis. Ada tiga fungsi utama kanal Cl -, yaitu regulasi volume dan homeostatis ion, transport transepitelial, dan regulasi eksitabilitas elektrik. o Peranan Kanal Ion Cl- a. Mengontrol komposisi ion dalam sitoplasma dan volume sel. Fungsi ini dijalankan bersama dengan berbagai transporter ion lainnya, seperti pompa, konstransporter, dank anal ion lain. Seperti diketahui, pH sitoplasmik sel harus dikontrol secara ketat. Hal ini merupakan aktivitas pertukaran Na/H dan NaHCO3/HCl yang juga mempergunakan kanal Cl- secara parallel untuk mengembalikkan ion Cl-. Selain itu beberapa sel juga membutuhkan proton ATPase yang juga memerlukan peran kanal Cl- untuk menjaga netralitas sitoplasmiknya. Karena itu, kanal ion Cl- ini sangat penting untuk mengatur komposisi ionik. b. Pengaturan volume sel Jika suasanan ekstrasel menjadi hipotonis, sel akan memberikan respos untuk menjaga isotonisitasnya. Peristiwa ini melibatkan pembukaan secara parallel kanal K+ dan ion Cl- yang teraktivasi oleh kekuatan mekanik berupa pembengkakan. Pembukaan kanal Cl - menyebabkan Cl- keluar dari sel yang membengkak, diikuti oleh kation dan air sehingga dapat dicapai kondisi isotonis dan volume tertentu. Contohnya seperti pada sel-sel sekretori yaitu sel pada epitelia mukosa dan pada ginjal. c. Pengaturan eksitabilitas listrik membran Kanal yang teraktivasi oleh voltase banyak dijumpai pada sel otot rangka, otot polos, dan sel saraf. Pembukaan kanal ion Cl- mengakibatkan aliran ion Cl - masuk ke dalam sel sehingga menyebabkan hiperpolarisasi. Karena itu, inaktivasi kanal ion Cl- dapat menyebabkan hipereksitabilitas. Pada otot rangka, misalnya adanya mutasi kanal ion Cl, khususnya ClC-1 dapat menyebabkan terjadinya hipereksitasi otot yang menjadikan otot mengalami myotonia (kejang otot) (Ikawati, 2014). 2. Kanal Ion Kalsium (Ca2+) Kanal kalsium berperan dalam kontraksi otot, proses eksotsitosis, dan pelepasan neurotransmitter. Terbukanya kanal ion kalsium akan memacu ketiga proses tersebut (Nugroho, 2012). Kanal Ca2+ teraktivasi voltase merupakan jalur utama masuknya ion Ca2+ ke dalam sel pada berbagai jenis tipe sel dan mengatur berbagai proses intraseluler sel, seperti kontraksi, transkripsi gen, pelastisitas sinaptik, dan pengeluaran hormon atau neurotransmitter. Kanal ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1953 oleh Fatt dan Katz pada otot binatang Crustacean, sedangkan kanal Ca2+ pada mamalia pertama kali dipurivikasi dari otot rangka setelah dilabel dengan suatu radioligan, yaitu dihidropiridin, fenilalkilamin, dan benzotiazepin pada tahun 1980-an. Selanjutnya kanal Ca2+ juga ditemukan pada otot jantung, otot polos, dan hampir disemua jaringan eksitabel (Ikawati, 2014). Ca2+ merupakan second messenger yang sangat banyak digunakan pada berbagai fungsi sel. Konsentrasi Ca 2+ dalam sitosol sangat kecil (10-20 nM), sedangkan pada kompartemen ekstrasel sebesar 1-2 mM. didalam sel, Ca 2+ tersimpan didalam retikulum endoplasma (pada sel saraf) atau di reticulum sarcoplasma (pada sel otot). Pembukaan kanal Ca 2+ menyebabkan naiknya kadar Ca2+ intraseluler sampai 100 µM, yang dapat memicu berbagai proses seluler, seperti peristiwa kontraksi otot, pelepasan neurotransmitter dari sel saraf, dan eksositosis pada sel sekretori ( seperti pelepasan histamin dari sel mast atau insulin dari sel β di pankreas) (Ikawati, 2014). DAFTAR PUSTAKA Ikawati, Zullies. 2014. “Farmakologi Molekuler”. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Nugroho, Agung. 2012. “Prinsip Aksi Dan Nasib Obat Dalam Tubuh”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.