Anda di halaman 1dari 4

BANGSA TANPA VISI EKOLOGI

Paragraf 1: “Jared diamond dalam bukunya, collapse: how societies choose to fail or succeed
(2005), memasukkan nama negara yang mungkin dekat dengan keruntuhan.”

Jared diamond memasukkan Indonesia dalam bukunya sebagai peradaban yang mungkin
dekat dengan keruntuhan atau kehancuran. Diamond juga menyebutkan krisis ekologi yang
terjadi di Indonesia sebagai salah satu factor yang menjadi keruntuhan peradaban pada masa lalu.

Paragraf 2 : “Krisis ekologi, seperti yang kini terjadi di Indonesia, disebut diamond sebagai salah
satu persoalan yang mendasari keruntuhan peradaban pada masa lalu.”

Ia juga mengatakan penyebab kepunahan bangsa Viking norse di skandinavia di


karenakan tak sengaja menyebabkan terjadi erosi dan penggundulan hutan atau penebangan
hutan sehingga menyebabkan hancurnya sumber daya alam bangsa Viking norse.

Paragraf 3 : “Sejarah penting dalam memperlakukan alam”

Paham antroposentrisme merupakan paham yang yang berorientasi bahwa manusia


adalah pusat dari alam semesta ini. Semua sumber daya dapat dimanfaatkan oleh manusia tanpa
batas. Alam merupakan objek keserakahan manusia untuk dapat dieksplorasi sekehendak
manusia. Paham ini saat ini dianut oleh beberapa negara. Jared Diamond dalam bukunya,
Collapse: How Societies Choose to Fail ora Succeed (2005) memasukkan Indonesia, Nepal dan
Kolombia sebagai peradaban yang mungkin dengan keruntuhan. Diceritakan dalam buku
tersebut banyak peradaban suatu bangsa punah karena tersebut tidak memperlakukan alam
dengan bijaksana. Misalnya, kepunahan bangsa Viking Norse di Skandinavia karena tak sengaja
menyebabkan erosi dan penggundulan hutan sehingga menghancurkan sumber daya mereka.
Juga sejarah Ankor Wat, peradaban bangsa Maya, Kepulauan Easter, bangsa Zimbabwe, dan
lembah sungai Indus merupakan pelajaran berharga bagaimana seharusnya memperlakukan
alam.

Paragraf 4 : “Kekhawatiran diamond sudah terbukti”

Kekeliruan pemerintahan yang tidak bervisi ekologi ini "dibayar mahal" dengan
terjadinya bencana ekologi seperti bencana banjir terjadi hampir di seluruh pelosok negeri ini
dari pedesaan sampai ibukota. Pada musim kemarau, bencana kekeringan sering kali melanda;
penduduk kesulitan air bersih dan petani tak bisa lagi mengairi lahan pertanian. Data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, dalam tahun 2010-2011 terjadi 3.380 bencana
alam yang melanda Indonesia dengan jumlah korban 2.973 orang dan 112.664 rumah rusak.
Banjir bandang, kekeringan, dan tanah longsor merupakan bencana yang paling dominan
menurut BPPB. Fenomena alam, seperti cuaca buruk, tingginya curah hujan seringkali menjadi
kambing atas sumber dari malapetaka ini. Padahal bangsa yang tidak bervisi ekologi merupakan
pangkal sebab menurunnya daya dukung lingkungan dan hadirnya bencana ekologi di sekitar
kita. Kawasan hutan yang yang terus beralih fungsi menjadi pemukiman, industri, lahan
pertanian, dan perkebunan; pembalakan liar yang marak; gaya hidup hedonis yang tak ramah
lingkungan juga menjadi sebab ketidakseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan.

Paragraf 5 : “Sepanjang tahun Indonesia dilanda bencana ekologi seperti banjir dan kekeringan”

Bencana ekologi atau bencana yang timbul akibat ulah manusia yang tidak menghargai
lingkungannya, seperti : banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan sebenarnya bukan yang
pertama. Sepanjang tahun banyak bencana terjadi, khususnya yang timbul akibat ulah manusia
menerjang negeri ini seolah tidak mungkin berkesudahan. Pada musim kemarau, bencana
kekeringan sering kali melanda Indonesia yang menyebabkan penduduk mengalami kesulitan
dalam mencari air bersih dan petani pun tidak bisa mengairi lahan pertaniannya.

Paragraf 6 : “Data BNPB menyebutkan, dalam dua tahun terakhir (2010-2011) terjadi 3.830
bencana alam yang melanda Indonesia.

Data Badan Pusat Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan, dalam dua
tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 dan 2011 terjadi 3.830 bencana alam yang melanda
Indonesia dengan jumlah korban meninggal sebanyak 2.973 orang dan sebanyak 112.664 rumah
rusak. Menurut BNPB banjir, banjir bandang , kekeringan, dan tanah longsor merupakan
bencana yang paling sering melanda Indonesia dan hampir terjadi setiap tahunnya.

Paragraf 7 : “Bangsa yg tidak memiliki visi ekologi menyebabkan menurunnya daya dukung
lingkungan dan datangnya bencana ekologi.”

Fenomena alam seperti cuaca buruk dan tingginya intensitas curah hujan sering kali
menjadi sumber bencana, Padahal bangsa yang tidak mempunyai visi ekologi menyebabkan
menurunnya daya dukung lingkungan dan hadirnya bencana alam disekitar kita.

Paragraf 8 : “Kawasan hutan yg terus beralih fungsi menjadi penyebab ketidakseimbangan


ekosistem.”

Kawasan hutan yang terus beralih fungsi menjadi permukiman, industri, lahan pertanian
dan perkebunan, penebangan liar, yang marak membuat ketidakseimbangan ekosistem dan juga
dana – dana rehabilitasi hutan dan penanggulangan bencana yang terus dikorupsi mafia
anggaran.

Paragraf 9 : “Kegiatan Eksploitasi pertambangan dengan jumlah tanah 42,96 jt Ha pada tahun
2011.”

Pada tahun 2011, Negara telah diberikan izin utnuk sebuhan kegiatan eksploitasi
pertambangan. Dari hasil pencatatan Rizet Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, tanah ynag
berukuran 42,96 jt Ha yang setara dengan 21% total daratan yang ada di Indonesia. Pada
ekosistem Kelapa Sawit dan ekosistem Rawa memiliki perbedaan yaitu ekosistem kelapa sawit
yan direncanakan dengan ukuran 26.710.800 ha tetapi yang direalisasikan dengan ukuran
9.091.277 Ha sementara Ekosistem pada rawa hanya mencapai 3.145.182 Ha.

Paragraf 10 : “Lahan hutan berkurang berdasarkan data Forest wacth Indonesia pada tahun
2009.”

Dalam waktu 60 tahun terakhir, Lahan perhutanan di wilayah Indonesia berkurang dari
162 juta Ha menjadi 88,17 juta Ha pada tahun 2009 dengan data yang di dapatkan dari Forest
Wacth Indonesia dan jika di bandingkan dengan luas daerah Indonesia yaitu 46,3 %.

Paragraf 11 : “Musnahnya puluhanjuta hektar tutupan hutan berdampak pada keanekaragaman


hayati yang terdapat didalamnya”

Musnahnya puluhan juta hektar tutupan hutan, berdampak pada keanekaragaman hayati
yang terdapat di dalamnya dimana keanekaragaman ini sangat penting fungsinya bagi jutaan
ekosistem yang terdapat di dalamnya.Dimana keanekaragaman ini sangat banyak fungsinya
terutama sebagai penyedia kebutuhan hidup jutaan mahluk seperti contoh sebagai penyedia
sumber air penyedia tanaman obat serta pencegah bencana alam seperti tanah longsor yang
sebenarnya harus kita jaga dan lestarikan agar tidak terjadi kepunahan.

Paragraf 12 : “Bangsa Indonesia sering kali mengambil keputusan yang keliru terkait masalah
ekologi”

Pengambilan keputusan yang keliru terkait masalah ekologi menjadi permasalahan yang
sering terjadi sepanjang sejarah Indonesia sebagai contoh nya obral izin pengusahaan
hutan,dengan kata lain memberikan izin kepada siapa saja yang mau menjadi pengusaha hutan.
Selanjutnya ada alih fungsi hutan lindung dimana seharus nya hutan lindung tidak boleh di alih
fungsikan karenan akan menimbulkan berbagai dampak negative seperti rusaknya spesies
tumbuhan di hutan, hilangnya habitat para satwa karena hutan di buka memicu kepunahan hewan
hewan langka. Dan kebijakan yang terakhir adalah pemberian keistimewaan bagi konglomerat
kehutanan melalui penghapusan utang.

Paragraf 13 : “Terbitnya PP No. 28 Tahun 2008 dinilai kontroversial karena memperbolehkan


para penebang untuk menebang hutan lindung dan pasifnya penegak hukum.”

Terbit nya peraturan pemerintah No. 22 tahun 2008 dinilai kontroversial, karena
memberi keistimewaan terhadap penebang terhadap hutan lindung, dan pasifnya penegak hokum,
sehingga masyarakat menganggap orangutan sebagai satwa hama sawit sehingga layak untuk di
bantai.
Paragraf 14 : “Pembelajaran untuk bangsa Indonesia agar dapat menggambil keptusan penting
terkait masa depan”

Diamond telah meninggalkan warisan berharga bangsanya hanya untuk sebagai bahan
pembelajaran bagi bangsa Indonesia untuk mengambil sebuah keputusan penting yang ada
sangkut pautnya dengan masa yang akan datang. Kekeliruan membuat keputusan akan
berdampak pada keutuhan serta dapat mempercepat kepunahan dari bangsa ini sendiri.

Anda mungkin juga menyukai