Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KONSTRUKSI DAN

UTILITAS GEDUNG

DISUSUN OLEH:
NAMA : FAUZAN NUR R
NO :14
KELAS : XI TDPIB 1
PENGERTIAN UTILITAS BANGUNAN
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi
dan mobilitas dalam bangunan.

Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan
struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.

Pengertian Struktur Atas (Upper Structure)


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah
(SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang
masing-masing mempunyai peran yang sangat penting

.1.Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban
seluruh bangunan ke pondasi
2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur
yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas.Fungsinya adalah
sebagai rangka penguat horizontal
3. Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat.
Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

1. Besar lendutan yang diijinkan


2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
3. Bahan konstruksi dan plat lantai
Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974)

1. Pelat kaku
2. Membran
3. Pelat flexibel
4. Pelat tebal
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :

1. Plat Lantai Kayu


2. Plat Lantai Beton
3. Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )
Sistem plat lantai

1. a) Sistem Pelat SatuSistem


2. b) Pelat Dua Arah

4.Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes dan anak tangga yang
menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya. Tangga mempunyai bermacam-macam tipe,
yaitu tangga dengan bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang,
tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical
Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs).
Bagian-Bagian struktur tangga :

1. a) Ibu Tangga
2. b) Anak Tangga
Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :
1. Tangga Plat
2. Tangga Balok
3. Tangga kantilever

5. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing vertikal,
untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi panjang, Box
core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga
atau shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.

6.Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan penghuninya
secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos)..

a.Kuda – kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk
pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Umumnya kuda-
kuda terbuat dari :

 Kuda-kuda kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

 Kuda-kuda bambu
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

 Kuda-kuda baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar mendukung
beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat,
stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-lain.

 Kuda-kuda dari beton bertulang


Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.
Struktur bawah gedung

Terdiri dari:

 Pondasi (pancang, bore pile, telapak, dll)


 Galian tanah
 Pile cap dan sloof
 Raft Fondation (jika ada)
 Dinding penahan tanah / retaining wall
 Waterproofing (umumnya waterproofing membrane atau integral)
 Urug tanah kembali dan pemadatan tanah
1.Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan
langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Jenis-jenis struktur bawah (Pondasi)


Secara umum jenis-jenis struktur bawah (pondasi) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

1.Pondasi dangkal

Yang dimaksud pondasi dangkal adalah apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar
terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4). Jenis pondasi ini digunakan apabila letak
tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal(0,6-2,0 m)

2. Pondasi dalam
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang keras yang dalam maka
dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam sehinggamencapai tanah keras (Df/B
>10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi. Pondasi
berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut
kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu
mendukung beban bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll.
Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami
patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu sistem pondasi.

Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :


1. Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain –lain
2. Lantai pecah, retak, bergelombang
3. Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.

Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya,
tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan.
Pembuatan pondasi dihitung berdasarkan hal-hal berikut :
1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-
beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal.
2. Jenis tanah dan daya dukung tanah.
3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.
4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia.
5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.
6. Waktu dan biaya pekerjaan.

Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil investigation , atau
penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat.
Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/ daya dukung tanah,
maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes), diketahui contoh-contoh lapisan
tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sondir
static penetrometer. Ujungnyaberupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara
otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).

2. GalianTanah
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam,
lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan
harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

3. Struktur Basement
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna mengatasi keterbatasan lahan
dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan
konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal. Disamping aspek
teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya. Mutu
pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.

Anda mungkin juga menyukai