01 GDL Fitriawula 815 1 Ktisatu PDF
01 GDL Fitriawula 815 1 Ktisatu PDF
Disusun oleh :
Fitria Wulandari
NIM B11140
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah. Mei 2014
Fitria Wulandari
B11140
INTISARI
v
vi
DAFTAR ISI
vii
H. Jadwal Penelitian .................................................................... 52
BAB IV TIN JAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ........................................................................ 54
B. Pembahasan ............................................................................. 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 95
B. Saran ........................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis dan Dosis Antibiotik yang dianjurkan untuk neonatus ..... 20
Tabel 2.2 Penanganan Infeksi/Sepsis ......................................................... 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
kematian neonatus dari 130 juta bayi yang lahir setiap tahunnya. Secara
global lima juta neonatus meninggal setiap tahunnya, 98% diantaranya terjadi
di negara sedang berkembang. Angka kematian bayi 50% terjadi pada periode
sepertiga dari empat juta bayi meninggal di dunia setiap tahunnya yang
disebabkan oleh infeksi berat dan 25% dari 1000 bayi yang meninggal
sepsis pada neonatus di negara yang sedang berkembang masih cukup tinggi
1
2
satu sampai lima kasus setiap 1000 kelahiran (Sianturi dkk, 2012).
Departemen Kesehatan tahun 2007 sepsis menjadi salah satu penyebab utama
prematuritas (34%).
periode Januari – Desember 2012 jumlah bayi lahir sebanyak 3672 bayi,
jumlah bayi normal sebanyak 2076 bayi (56,53%), sedangkan bayi tidak
normal sebanyak 1596 bayi (43,46%). Penyebab bayi tidak normal tersebut
diantaranya BBLR sebanyak 689 bayi (18,76%), Sepsis sebanyak 354 bayi
(9,64%), Asfiksia sebanyak 282 bayi (7,68%), Ikterus sebanyak 255 bayi
Neonatorum, serta didukung dari hasil studi pendahuluan di atas maka penulis
tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada
Surakarta”.
3
B. Perumusan Masalah
kebidanan yang diberikan pada By. A umur 6 hari dengan sepsis neonatorum
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
neonatorum
neonatorum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
neonatorum.
E. Keaslian Penelitian
Studi kasus serupa tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan sepsis
mikasin 2x6,0 mg, dexa 2x1/4 ampul.Hasil dari asuhan yang diberikan
injeksi Vitamin K 0,1 mg secara IM, Cefotaxime 150 mg/kg berat badan
tiap 12 jam (2x1) secara IM, Gentamisin 20 mg/kg berat badan tiap 24
melakukan perawatan tali pusat pagi dan sore dengan kassa steril, dan
umum bayi baik, reflek hisap kurang, dan suhu masih rendah.
7
dan jenis terapi yang diberikan sedangkan perbedaannya terdapat pada waktu,
F. Sistematika Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari lima BAB yang disusun secara sistematis
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penelitian.
Bab ini berisi tentang teori medis bayi baru lahir, sepsis
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus,
penelitian.
Bab ini berisi tentang kasus pada By. A umur 6 hari dengan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Pengertian
1) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram,
2) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
yang berpengaruh tidak baik pada janin dan neonatus pada masa
9
10
sempurna
10) Genitalia
11) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Menurut Putra (2012), asuhan segera pada bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.
a) Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan
dingin periksa suhu aksila bayi, jika suhu kurang dari 36,5ºC
lampu.
(2) Jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama
2. Sepsis Neonatorum
a. Pengertian
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti, 2013).
b. Klasifikasi
setelah lahir (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat
Nurhayati, 2009).
nosokomial).
13
c. Etiologi
Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkan oleh bakteri,
d. Patofisiologi
selaput amnion, khorion dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan
sirkulasi janin.
c) Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina
2) Setelah lahir
a) Infeksi silang
e. Faktor Risiko
(6) Khorioamnionitis
(4) Prematuritas
(1) Perdarahan
(2) Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lama > 18 jam
(3) Infeksi dan demam > 38ºC pada masa peripartum karena
perineum.
(7) Faktor sosial ekonomi dan gizi buruk pada ibu (Maryunani
pembedahan.
(10) Bayi yang dirawat di ruang rawat bayi baru lahir terlalu padat
(11) Kebersihan ruang bayi atau ruang intensif bayi yang buruk
(12) Prosedur cuci tangan yang tidak benar pada tenaga kesehatan
Nurhayati, 2009).
1) Gejala umum
a) Tampak sakit
d) Sklerema
2) Gejala gastrointestinal
a) Muntah
b) Diare
c) Hepatomegali
d) Perut kembung
a) Dispneu
b) Takipneu
c) Sianosis
4) Gejala kardiovaskuler
a) Takikardi
b) Edema
c) Dehidrasi
a) Letargi
b) Iritabel
c) Kejang
6) Gejala hematomegali
a) Ikterus
b) Splenomegali
c) Pteki/perdarahan
g. Diagnosis
Gejala sepsis sering kali tidak khas pada bayi. Maka diperlukan
1) Pemeriksaan hematologi
Tes darah lainnya dapat memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati
a) Lebih dari 30 sel darah putih (30x10 9/L);diduga infeksi bila lebih
dari 20/mm3 sel darah putih (20x10 9/L) dan lebih dari 5/mm3
protein yang disintesis di hepatosit dan muncul pada fase akut bila
h. Prognosis
i. Penanganan
2) Obati dengan antibiotik segera bila ada dugaan sepsis, segera setelah
tobramisin).
Tabel 2.1 Jenis dan Dosis Antibiotik yang Dianjurkan untuk Neonatus
j. Manajemen Sepsis
1) Bayi dengan umur kehamilan 35 minggu atau lebih, atau berat badan
kemungkinan sepsis.
22
g) Jika kultur darah tidak diperiksa, amati bayi selama tiga hari lagi.
kemungkinan sepsis.
c) Jika kultur darah positif atau kapan saja bayi menunjukkan gejala
(1) Jika keadaan bayi baik dan tidak ada tanda yang memerlukan
(Putra, 2012).
k. Pencegahan
tangan.
secara steril.
a) Pengertian
Aseptik adalah suatu keadaan yang bersih dan bebas dari kuman.
b) Tujuan
Pada bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, oleh karena
kaki dan sabun cair serta handuk sekali pakai untuk cuci
pasien.
umbilical set.
2. Asuhan kebidanan
(Varney, 2007).
29
klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan
1) Data Subyektif
(Nursalam, 2009).
a) Biodata
lain :
pada bayi.
bayi.
keluarga.
(Varney, 2007).
31
(5) Penyuluhan
(Evania, 2013).
(Saminem, 2008).
(Saminem, 2008).
33
d) Riwayat penyakit
(Varney, 2007).
(Mufdlilah, 2009).
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan khusus
b) Pemeriksaan umum
(1) Suhu dinilai dari temperatur normal rectal atau axilla yaitu
konjungtiva.
tidak.
36
palatoskizis.
e) Pemeriksaan reflek
tengkurap.
f) Pemeriksaan antropometri
meliputi :
g) Eliminasi
1) Diagnosa kebidanan
Data dasar :
a) Data subyektif
b) Data obyektif
2) Masalah
3) Kebutuhan
dokter atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama
(Muslihatun, 2010).
antibiotik.
Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan
1) Ambil sample darah bayi untuk pemeriksaan kultur darah, lalu beri
sepsis
2) Jika hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan tanda sepsis,
hentikan antibiotik
dalam keadaan baik dan tidak ada tanda yang memerlukan perawatan
di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan. Beri tahu ibu tentang tanda-
tanda sepsis dan nasehati ibu untuk membawa bayinya jika salah
7) Jika kultur darah tidak diperiksa, amati bayi selama tiga hari lagi.
dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota
kemungkinan sepsis
2) Jika hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan tanda sepsis,
hentikan antibiotik
bayi dalam keadaan baik dan tidak ada tanda yang memerlukan
7) Jika kultur darah tidak diperiksa, amati bayi selama tiga hari lagi.
Tujuan evaluasi adalah menilai apa ada kemajuan atau tidak pada
Neonatorum adalah keadaan umum bayi baik, vital sign dalam batas
3. Data Perkembangan
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum ASI sedikit dan masih tampak
gelisah.
44
O : Obyektif
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data obyektif ini. Data
ini akan memberikan bukti gejala klinik pasien dan fakta yang
Suhu : 35,3ºC
ikterus
P : Plan
Plan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Respirasi : 48 kali/menit
Suhu : 35,3ºC
d. Menimbang berat badan badan dan hasilnya berat badan bayi 2800
gram
Evaluasi :
hasilnya baik
46
inkubator
C. Landasan Hukum
lahir pada masa neonatal (0-28 hari) dan perawatan tali pusat.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
METODOLOGI
Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan
Pada studi kasus ini penulis mengkaji tentang bayi baru lahir dengan sepsis
neonatorum.
Surakarta.
(Arikunto, 2010). Subyek untuk studi kasus ini adalah By. A umur 6 hari
47
48
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk
mencari kasus (Notoatmojo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal
02 – 10 Maret 2014.
Instrumen studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).
dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek
a. Wawancara
(Notoatmojo, 2012).
b. Observasi
terhadap objek yang diteliti baik, dalam situasi buatan yang secara
sebagai berikut :
1) Keaktifan bayi
2) Perubahan TTV
4) Perubahan suhu
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Perkusi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari
a. Studi Dokumentasi
Desember 2012 berupa jumlah bayi lahir , jumlah bayi normal, jumlah
bayi tidak normal, penyebab bayi tidak normal yang terdiri dari BBLR,
b. Studi Kepustakaan
bersifat trial and error akan tetapi, kegiatan tersebut benar-benar untuk
digunakan pada pembuatan studi kasus ini diambil dari keaslian yang
(2004), Feby Angzila Fatmayati (2008) dan referensi dari tahun 2004
sampai 2013.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain :
b. Buku tulis
c. Bolpoint
a. Lembar observasi
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
f. Spuit 5 CC
g. Senter
h. Timbangan bayi
i. Mistar
j. Metlin
53
DI SURAKARTA
A. TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. IDENTITAS BAYI
2. Umur : 6 hari
5. BB / PB : 3400 gram / 51 cm
54
55
PADA IBU
a) HPHT
2013.
b) HPL
c) Keluhan-keluhan pada
d) ANC :
bidan.
bulan.
bulan.
4. Riwayat Penyakit
apapun.
57
Hepatitis.
e) Riwayat operasi
C. PEMERIKSAAN FISIK
terdahulu
2. Pemeriksaan umum
a) Suhu : 35,2ºC
b) Pernafasan : 62 kali/menit
b) Ubun-ubun : berdenyut
putih.
bising.
60
m) Ekstremitas :
oedema.
o) Anus : berlubang.
4. Reflek
menutup lagi.
melangkah
menggenggam.
tidak menghisap.
5. Antropometri
a) Lingkar Kepala : 32 cm
b) Lingkar Dada : 31 cm
62
c) LLA : 11 cm
6. Eliminasi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. INTERPRETASI DATA
a. DIAGNOSA KEBIDANAN
Data Dasar :
DS :
Ibu mengatakan bayinya malas minum, tampak gelisah sejak satu hari
DO :
Suhu : 35,2ºC
b. MASALAH
c. KEBUTUHAN
3. DIAGNOSA POTENSIAL
muntah 3 kali.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi pada bayi
5. RENCANA TINDAKAN
cairan.
2) Pasang infus
5) Beri injeksi ampicilin 175 mg/12 jam secara IV pada pukul 20.00
WIB
WIB
34ºC dan ganti pempers bayi jika bayi BAK atau BAB.
6. PELAKSANAAN
a. Pukul 18.00 WIB mengobservasi keadaan umum, vital sign bayi dan
2L/menit
65
dokter
5) Pukul 20.00 WIB memberi injeksi ampicilin 175 mg/12 jam secara
IV
IV
incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers bayi jika bayi
7. EVALUASI
a. Pukul 18.00 WIB observasi telah dilakukan keadaan umum bayi sedang,
hasil vital sign Nadi: 148 x/menit; suhu: 35,2ºC; pernapasan: 62 x/menit
5) Pukul 20.00 WIB program injeksi ampicilin 175 mg/12 jam dan
c. Pukul 15.20 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan dirawat didalam
incubator dengan suhu 34ºCdan mengganti pempers bayi setiap bayi BAK
atau BAB.
67
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya belum minum ASI karena masih dipuasakan, bayi
O : Obyektif
1. KU : sedang
Bayi tidak sianosis: bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik :sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Suhu : 35,8ºC
A : Assesment
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi
1. Pukul 09.00 WIB keadaan umum bayi sedang, hasil vital sign nadi: 142
x/menit; suhu: 35,1ºC; pernapasan 48 x/menit dan pukul 08.00 WIB BAB 20
4. Pukul 08.00 WIB tranfusi trombosit I sudah dilepas dan program injeksi
5. Pukul 08.00 WIB injeksi ampicilin 175 mg/12 jam sudah diberikan
7. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dalam incubator dengan suhu
34ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK dan BAB .
70
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa diberi ASI lewat alat bantu selang, bayi
O : Obyektif
1. KU : sedang
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik :sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 46 kali/menit
Suhu : 35,4ºC
Hb : 11 gr/dL
Hematokrit : 37 %
Trombosit : 99 ribu/ul
GDS : 90 mg/dL
71
SGOT : 52 U/L
A : Assesement
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
72
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali
1. Pukul 09.00 WIB Keadaan umum bayi sedang, hasil vital sign nadi: 138
4. Pukul 08.00 WIB program injeksi ampicilin 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
7. Pukul 08.00 WIB ASI sudah diberikan kepada bayi lewat OGT 40 cc
8. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat bayi
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah minum ASI lewat alat bantu selang, bayi tidak
O : Obyektif
1. KU : sedang
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 48 kali/menit
Suhu : 35,5ºC
A : Assasement
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali
1. Pukul 09.00 WIB keadaan umum bayi sedang, hasil vital sign nadi: 136
4. Pukul 08.00 WIB program injeksi cefotaxim 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
7. Pukul 08.00 WIB ASI sudah diberikan lewat OGT 40 cc kepada bayi
8. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat bayi
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali
DATA PERKEMBANGAN IV
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah minum ASI lewat alat bantu selang, bayi tidak
O : Obyektif
1. KU : sedang
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 48 kali/menit
Suhu : 35,6ºC
A : Assasement
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB Mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
5. Pukul 06.00 WIB menjaga selalu kehangatan bayi dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB.
1. Pukul 09.00 WIB keadaan umum bayi baik, hasil vital sign nadi: 140
4. Pukul 08.00 WIB program injeksi cefotaxim 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
7. Pukul 08.00 WIB Ibu sudah menyusui bayinya dan bayi sedikit mau
menyusu
8. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB
79
DATA PERKEMBANGAN V
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum ASI sedikit dengan menetek, bayi
O : Obyektif
1. KU : baik
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 48 kali/menit
A : Assesement
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB Mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
5. Pukul 06.00 WIB menjaga selalu kehangatan bayi dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 32ºC mengganti pempers setiap kali bayi BAK atau
BAB.
81
1. Pukul 09.00 WIB Keadaan umum bayi baik, hasil vital sign nadi: 138
5. Pukul 08.00 WIB program injeksi cefotaxim 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
7. Pukul 08.00 WIB Ibu sudah menyusui bayinya dan bayi sedikit mau
menyusu
8. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB
82
DATA PERKEMBANGAN VI
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum ASI, bayi tidak muntah dan tidak
tampak gelisah.
O : Obyektif
1. KU : baik
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 48 kali/menit
A : Assesement
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 2L/menit
tetes/menit
IV
secara IV
4. Pukul 06.00 WIB menjaga selalu kehangatan bayi dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 32ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB.
1. Pukul 09.00 WIB Keadaan umum bayi baik, hasil vital sign nadi 142
100 cc
84
4. Pukul 08.00 WIB program injeksi cefotaxim 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
6. Pukul 08.00 WIB Ibu sudah menyusui bayinya dan bayi kuat menyusu
7. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 32ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB
85
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menetek kuat, bayi tidak muntah dan
O : Obyektif
1. KU : baik
Gerakan aktif
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 50 kali/menit
Hb : 15,3 gr/dL
86
Hematokrit : 48 %
GDS : 40 mg/dL
SGOT : 38 u/L
A : Assesement
By. A umur 13 hari dengan riwayat sepsis neonatorum perawatan hari VII
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB Mengobservasi keadaan umum, vital sign dan intake
kecepatan 1L/menit
tetes/menit
87
IV
secara IV
4. Pukul 06.00 WIB menjaga selalu kehangatan bayi dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 32ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB.
1. Pukul 09.00 WIB Keadaan umum bayi baik, hasil vital sign nadi: 138
4. Pukul 08.00 WIB program injeksi cefotaxim 175 mg/12 jam sudah
diberikan
diberikan
6. Pukul 08.00 WIB Ibu sudah menyusui bayinya dan bayi menyusu dengan
kuat
7. Pukul 06.00 WIB kehangatan bayi sudah dijaga dengan merawat dalam
incubator dengan suhu 32ºC dan mengganti pempers setiap kali bayi BAK
atau BAB
88
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mau menetek kuat, tidak muntah dan dokter
O : Obyektif
1. KU : baik
Gerakan aktif
Bayi tidak sianosis : bibir warna merah muda, kuku kaki dan tangan
Bayi tidak Ikterik : sklera putih, kuku kaki dan tangan warna merah
muda.
Respirasi : 48 kali/menit
A : Assesement
By. A umur 14 hari dengan riwayat sepsis neonatorum perawatan hari VIII
89
P : Planning
1. Pukul 09.00 WIB memeriksa keadaan umum, vital sign dan intake output
cairan bayi
2. Pukul 09.07 WIB memberitahu ibu bahwa kondisi bayinya sudah baik dan
3. Pukul 09.30 WIB Memberi KIE kepada ibu tentang ASI eksklusif dan
bayinya.
4. Pukul 09.45 WIB memberi KIE kepada ibu tentang perawatan bayi di
rumah
1. Pukul 09.00 WIB Keadaan umum bayi baik, hasil vital sign nadi: 140
60 cc
2. Pukul 09.30 WIB Ibu paham dan mengerti tentang KIE ASI eksklusif dan
3. Pukul 09.45 WIB ibu paham dan mengerti tentang KIE perawatan bayi di
rumah
90
B. PEMBAHASAN
kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di lahan dengan teori
yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan kebidanan yang efektif dan efisien khususnya pada pasien bayi
1. Pengkajian
mengatakan bayinya malas minum dan tampak gelisah sejak satu hari
jelek, bayi tidak mau membuka mulut dan tidak mau menghisap.
infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi pada bayi
baru lahir 0–28 hari pertama. Menurut Fauziah dan Sudarti (2013),
gejala dari sepsis neonatorum adalah suhu tubuh panas atau hipotermia,
2. Interpretasi Data
nutrisi.
92
3. Diagnosa Potensial
muntah 3 kali dan terjadi ikterus karena By. A tidak mau minum,
namun pada kasus By.A umur 6 hari dengan sepsis neonatorum tidak
4. Tindakan Segera
5. Perencanaan
tindakan yang dilakukan yaitu Observasi keadaan umum dan vital sign
bayi, beri tindakan sesuai advice dokter : pasang oksigen nasal dengan
175 mg/12 jam secara IV pada pukul 08.00 WIB, beri injeksi
Gentamisin 20 mg/24 jam secara IV pada pukul 20.00 WIB dan jaga
suhu 34ºC dan mengganti pempers bayi jika bayi BAK atau BAB.
6. Pelaksanaan
dilaksanakan oleh bidan secara efisien dan aman. Pada kasus By. A
7. Evaluasi
keadaan umum baik, vital sign dalam batas normal, tidak muntah dan
tidak ikterik.
gerakan aktif, tidak muntah, tidak sianosis, tidak ikterik, vital sign
dalam batas normal, reflek hisap baik dan berat badan bayi 3550 gram.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang
1. Pengkajian pada kasus didapatkan data subyektif dari By.A adalah ibu
mengatakan bayinya malas minum, tampak gelisah sejak satu hari yang
lalu dan mengalami muntah 3 kali di rumah. Data obyektif dari By. A
142 kali/menit, Reflek suching jelek, bayi tidak mau membuka mulut dan
kebutuhan nutrisi.
sehubungan dengan muntah karena By.A muntah 3 kali dan terjadi ikterus
karena By.A tidak mau minum, namun pada kasus By.A umur 6 hari
95
96
yang tepat.
anak untuk pemberian terapi pada bayi yang terdiri dari pemasangan
5. Rencana tindakan yang dilakukan untuk By. A umur 6 hari dengan sepsis
neonatorum yaitu Observasi keadaan umum dan vital sign bayi, beri
pukul 19.00 WIB, beri injeksi ampicilin 175 mg/12 jam secara IV pada
pukul 08.00 WIB, beri injeksi Gentamisin 20 mg/24 jam secara IV pada
pukul 20.00 WIB dan jaga selalu kehangatan bayi dengan merawat bayi
dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pempers bayi jika bayi
7. Evaluasi yang diperoleh pada kasus By. A umur 6 hari dengan sepsis
neonatorum pada hari kedelapan keadaan umum baik, gerakan aktif, tidak
97
muntah, tidak sianosis, tidak ikterik, vital sign dalam batas normal, reflek
teori dan kasus yang ada dilahan dalam pemberian antibiotik yaitu dosis
jam secara iv dan gentamisin 20 mg/24 jam secara iv sesuai dengan protap
B. Saran
Dari studi kasus pada By. A umur 6 hari dengan sepsis neonatorum
1. Bagi Mahasiswa
masalah terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi baru
2. Bagi Profesi
termasuk penanganan yang intensif pada bayi baru lahir dengan sepsis
Astuti, P.H. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogjakarta:
Rohima Press.
Erlina, D.M. 2004. Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Sepsis Neonatorum di
Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi. Surakarta. STIKes Kusuma
Husada.Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.
Feby, A.F. 2008. Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.W dengan Sepsis Neonatorum
Dini di Bangsal Perinatologi RSUD Dr. Moewardi. Surakarta. Universitas
Sebelas Maret. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.
Marmi, Raharjdjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah.
Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik pada Anak. Jakarta: CV Aung Seto.
Putra, R.S. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Yogjakarta: D-Medika.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Rukiyah, Y.A, Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta :
EGC.