Anda di halaman 1dari 10

Laporan pendahuluan kegiatan

A. Latar Belakang
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan cara yang sangat efektif untuk
membatasi transmisi berbagai penyakit pada anak, termasuk diare dan infeksi
pernapasan yang bersama-sama menyebabkan sekitar 5 juta kematian anak secara
global tiap tahun. UNICEF menekankan bahwa diare sendiri telah menyebabkan
kematian anak setiap 30 detik sehingga diare menempati posisi pertama sebagai
penyebab kematian anak dengan angka 35% disusul dengan infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) sebanyak 32% (Scott et al., 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa negara seperti India, Peru,
Sinegal, dan Inggris diperoleh hasil bahwa praktik CTPS setelah dari kamar mandi dan
setelah mengganti popok bayi hanya dilakukan oleh 0-47% ibu. Begitu pula survei yang
pernah dilakukan oleh Scott DKK (2007) di Ghana pada ibu, ditemukan bahwa hanya
4% ibu yang mencuci tangan setelah buang air besar dan 2% setelah mengganti popok
anaknya. Dalam survei juga ditemukan hanya 5% ibu yang mencuci tangannya sebelum
memberi makan anak, dan hanya 1% di antaranya yang menggunakan sabun (Scott et
al., 2007). Padahal berdasarkan Curtis & Cairncross (2003), seperti yang dituliskan
dalam The Handwashing Handbook dengan melakukan CTPS, resiko diare dapat
menurun 42-47%, sedangkan untuk penyakit ISPA dapat menurun sampai dengan 30%.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup praktik CTPS merupakan
bentuk upaya mencegah penyakit diare dan kematian balita. Berdasarkan rekapitulasi
profil kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Riau selama tahun 2006 sampai dengan
tahun 2009, terjadi peningkatan jumlah rumah tangga yang ber-PHBS, termasuk CTPS
di dalamnya, namun terjadi penurunan pada tahun 2010. Sementara itu pada tahun
2011 rumah tangga yang ber-PHBS di Provinsi Riau sebesar 49,5%, meningkat
dibanding dengan tahun 2010 (46,91%), meskipun angka pencapaian rumah tangga
yang ber-PHBS setiap tahunnya tidak pernah mencapai target yang direncanakan, yaitu
60% (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).
Usaha yang sudah dilakukan untuk meningkatkan angka PHBS khususnya CTPS
adalah dengan melakukan promosi kesehatan, terutama kepada ibu. Program promosi
kesehatan tentang CTPS telah menggunakan beberapa pendekatan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman penularan penyakit, dan menyediakan
tempat-tempat cuci tangan dengan harapan perilaku mencuci tangan dapat meningkat.
Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa promosi
kesehatan terhadap ibu tentang kebersihan tangan dapat membantu meningkatkan
kebersihan tangan yang secara tidak langsung mengurangi penyebaran infeksi kuman
(Hayes, 2007).
Pelaksanaan promosi kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian secara
seksama adalah tentang media yang digunakan (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Media promosi kesehatan merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu
proses berlangsungnya promosi kesehatan, yang terdiri dari media cetak (pamflet,
leaflet, poster, buku), audiovisual (slides, video, film), program komputer, dan media
massa (radio, TV, majalah, koran) (Simons-Morton et al., 1995). Pemilihan media yang
sesuai dengan sasaran dapat menjadikan informasi yang disampaikan mudah diterima,
dicerna dan diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran untuk mencuci tangan lebih
mudah terwujud (Departemen Kesehatan RI, 2008). Media khususnya media visual
seperti buku bergambar dan audiovisual seperti video pada umumnya banyak
digunakan dalam proses promosi kesehatan agar penyampaian informasi lebih dapat
diterima sasaran karena dapat menumbuhkan minat atau ketertarikan sasaran dengan
isi pesan yang disampaikan (Musfiqon, 2012).
Menurut Arsyad (2011) selain dapat menyajikan informasi sebagaimana aslinya,
video juga dapat memaparkan proses dan mengajarkan keterampilan secara sistematis
karena dapat bergerak sehingga media ini dapat digunakan untuk menanamkan sikap
dan meningkatkan motivasi individu. Hamtiah dkk (2012) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa terjadi perubahan pengetahuan setelah dilakukan pemutaran video.
Peningkatan pengetahuan terjadi karena kemampuan mencerna dan mengingat pesan
yang disampaikan dalam video lebih mudah. Promosi kesehatan menggunakan media
video merupakan metode yang cocok untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan karena bersifat praktis, mudah dipahami dan diaplikasikan sesuai tingkat
pengetahuan. Selain itu video mempunyai tampilan yang menarik, seperti adanya suara
dan gambar yang bergerak, efek dramatisasi dan penentuan waktu penayangan yang
mudah (Hamtiah dkk., 2012).
Lokasi pratek kegiatan ini yaitu SDN Kresengan 1 merupakan sekolah dasar yang
memiliki 100 siswa dan 10 siwa pernah mengalami diare. Fasilitas kesehatan yang
tersedia disekolah adalah Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tetapi peran UKS tersebut
tidak berjalan karena apabila ada yang sakit itu diminta untuk pulang. Peran UKS masib
belum untuk penanganan dan pencegahan yang terkait diare. Sekolah ini juga tidak
mempunyai tempat cuci tangan yang memadai karena hanya menggunakan cuci tangan
dengan baskom tanpa sabun Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, laporan tersebut
harus ada penangan segera untuk menangani dan pencegahan diare. Sehingga
perawat ingin melalukan pelatihan cuci tangan untuk siswa sebagai upaya pencegahan
diare. Cuci tangan ini perawat mengajarkan pentingnya mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan tata cara cuci tangan yang benar. Latar belakang perawat
melakukan pelatihan cuci tangan adalah untuk mencegah diare, sehingga diharapkan
untuk selanjutnya tidak ada kegiatan diare di SDN Kresengan 1 ini.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Secara umum penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa/i SDN Krengseng 1 tentang cuci tangan
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan SDN Krengseng 1 mengerti
dan memahami tentang:
a. pengertian cuci tangan
b. tujuan cuci tangan
c. manfaat cuci tanga
d. dampak jika tidak mencuci tangan
e. waktu cuci tangan
f. enam langkah cuci tangan.
C. Kegiatan
Jenis kegiatan : pelatihan cuci tangan
Topik : Cuci Tangan

D. Materi
Terlampir.

E. Sasaran dan Tempat Kegiatan


Sasaran : Siswa/i SDN Krengseng 1
Jumlah : 100 siswa/i
Tempat : Aula SDN Krengseng 1
Waktu : Senin, 18 September 2017
Alokasi Waktu : 30 menit
Penyuluh : Perawat
Metode : Ceramah dan pratek
Media/alat yang digunakan : PPT dan Video, kran Air, dan Sabun.

F. Kegiatan penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Media
Edukator
Pendahuluan 5 menit - Membuka kegiatan - Menyambut salam Two way
dengan salam. pembukaan. method
- Memperkenalkan
- Memperhatikan
diri secara singkat.
- Menanyakan kabar
peserta (siswa/i)
- Kontrak waktu dan
- Menjawab
tempat penyuluhan
pertanyaan
yang akan
diberikan. - Memberikan
- Menyampaikan
persetujuan
tujuan penyuluhan.

- Memperhatikan
15 Menit - Menjelaskan - Menyimak dan One way PPT
materi secara mendengarkan method:
Ceramah
berurutan dan materi yang
teratur: diberikan.
- Pengertian cuci
tangan
- Tujuan cuci
tangan
- Manfaat cuci
tangan
- Dampak jika
tidak mencuci
tangan
- Waktu cuci
tangan
- Enam langkah
Penjelasan
cuci tangan.
- Setelah
memberikan
materi, siswa/i
ditunjukkan video
cara cuci tangan.
5 menit - Memberikan - Menanyakan materi Two way
kesempatan yang kurang method:
kepada siswa/i dipahami. Tanya
untuk bertanya jawab
- Menjawab
pertanyaan dari
siswa/i yang
bertanya
- Pratik cuci tangan
Penutup 10 menit - Menunjuk dua - Dua peserta Two way
peserta (siswa/i) (siswa/i) method
untuk menjelaskan menjelaskan
kembali tentang kembali materi yang
materi yang sudah sudah diberikan dan
diberikan dan mempraktikkan cara
mempraktikkan cuci tangan dan
cara cuci tangan. siswa/i lainnya
- Menutup dengan
menyimak dan
kesimpulan,
mendengarkan serta
ucapan
ikut mempraktikkan
terimakasih, dan
cara cuci tangan.
salam.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemateri dan peserta hadir tepat waktu di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di aula SDN Krengseng 1.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sudah dilakukan dengan rapi
sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta tidak ada yang berisik dan mendengarkan materi penyuluhan dengan
baik, serta tidak meninggalkan tempat dahulu sebelum acara selesai.
c. Peserta bisa berkomunikasi aktif dengan pemberi materi, yaitu dengan bisa
memberikan pertanyaan kepada pemateri mengenai hal yang kurang dimengerti
dan juga bisa menjawab sedikit pertanyaan dari pemateri terkait dengan
penerimaan materi yang disampaikan.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta bisa mengerti gambaran tentang cara cuci tangan.
b. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang: pengertian cuci tangan, tujuan cuci
tangan, manfaat cuci tangan, dampak jika tidak mencuci tangan, waktu cuci
tangan, dan enam langkah cuci tangan.
c. Peserta dapat mempraktikkan cara cuci tangan.

H. Kepanitiaan
- Pemateri : Novia Ecci
- Fasilitator : Siti Fatmawati dan Sinta Devi
- Pembawa Acara : Hayatus Sa’adah
- Operator : Firdausy Ratna Witrianingrum
Daftar Pustaka

Scott G, Isaksen. 2007. CPS: Linking Creativity and Problem Solving. Di akses melalui
http//:www.cpsb.com.
Curtis, V. & Cairncross, S. (2003). Effect of Washing Hands With Soap on Diarrhoea Risk in
The Community: A Systematic Review. Lancet Infectious Diseases; volume 3: 275–
81.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Hayes, P. E. DKK. 2007, Depressive Disorder ,dalam Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C.,
Matzke, G. R., Wells, B. G.,& Posey Micheal, L.,(eds), Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach,7th Edition, Appleton and lange, New York.
Hamtiah, dkk. 2012. Effectiveness Of Audio-Visual Media (Video) To The Knowledge Level
Of Dairy Farmers about The Quality Of Milk at Indrokilo Village in West Ungaran
Barat Semarang Regency. Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2011.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai
Sabun Sedunia (HCTPS). Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Depkes
RI.
Handayani, Lenny. 2000. “Cuci Tangan, Cara Efektif Cegah Penyakit” Dari :
http//www.apotik-tempo.com/berita.aspx?nid=100176 - 60k [26 Juni 2008]
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Yasmin Asih, Penerjemah).
Jakarta: EGC.
Lampiran
1. Pengertian cuci tangan
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah
membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang
menempel pada tangan benar – benar hilang (DEPKES 2007).
Mencuci tangan memakai sabun sangat penting sebagai salah satu mencegah
terjadinya diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar,
sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan dan lain - lain. Masyarakat akan
mampu meningkatkan pengetahuan hidup sehat dimanapun mereka berada jika mereka
sadar, termotivasi dan di dukungan dengan adanya informasi serta sarana dan
prasarana kesehatan. Masyarakat hanya mengetahui penyakit menular pada penyakit
tertentu saja sedangkan untuk penyakit dalam atau penyakit infeksi lainya masih kurang
sehingga kesadaran untuk masyarakat dalam menjaga hidup sehat, dan menjaga
dirinya dari bahaya penyakit menular terbatas pada apa yang mereka ketahui saja.
Mencuci tangan merupakan metode tertua, sederhana dan paling konsisten untuk
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Perry & Potter 2005).

2. Tujuan cuci tangan


Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1) Supaya tangan bersih
2) Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3) Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
4) Sebagai pelindung diri.

3. Manfaat cuci tangan


1) Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2) Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3) Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4) Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain .

4. Dampak jika tidak mencuci tangan


1) Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat.
Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur
bakteri salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran
pencernaan. Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda
keracunan bakteri salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual
dan muntah. Untuk mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan
dokter.
2) Keracunan Bakteri E. Colli
Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci tangan.
Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan
setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli
bisa masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa
menyebabkan diare yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika
tidak segera diobati maka bisa menyebabkan gagal ginjal. (baca juga : bahaya
gagal ginjal – gejala dan pencegahannya).
3) Resiko Tertular Flu atau Pilek
Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara umum.
Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas umum atau
bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika Anda makan secara langsung
maka bisa menyebabkan virus segera berpindah tangan. Virus akan menyebar
sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam tubuh tapi juga berpindah lewat saluran
pernafasan.
4) Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang
sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan. Makanan
yang masuk ke saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir.
Kemudian bakteri akan tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang
dengan pesat. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang
lebih buruk. (baca juga : bahaya radang tenggorokan kronis).
5) Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena
penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya
sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan
yang bersentuhan langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus
dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima
bakteri tersebut sehingga membuat reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih
buruk sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.

5. Waktu cuci tangan


1) Menurut Handayani, dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum dan setelah makan
b. Setelah ganti pembalut
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah
memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan
d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan
e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan
f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka
h. Setelah menangani sampah
i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain)
k. Pulang bepergian dan setelah bermain
l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil
2) Bagi petugas medis/tenaga kesehatan
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril
c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6. Enam langkah cuci tangan


1) Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan cincin, jam tangan
dan perhiasan tangan lainnya.
2) Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir.
3) Ambil sabun ,ratakan pada tangan yang telah dibasahi.
4) Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
5) Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya.
6) Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
7) Punggung jari – jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci.
8) Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya.
9) Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan
mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai