PENDAHULUAN
TB Paru adalah penyakit infeksi kronis yang sering terjadi atau ditemukan pada tempat
tinggal dengan lingkungan yang padat penduduk atau daerah urban, yang kemungkinan besar
telah mempermudah proses penularan dan berperan terhadap peningkatan jumlah kasus TB Paru
(Amin & Bahar, 2010).
Penyakit TB Paru telah menjadi masalah kesehatan yang paling utama di dunia. Secara
global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TB Paru (CI 8,8 juta – 12 juta) yang
dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India,
Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan (Global Tuberculosis Report, 2017). Jumlah kasus TB
di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Kasus insiden TB
Paru di Provinsi Riau berjumlah 3955 kasus dengan penderita laki-laki sebanyak 2525 (63,84%)
dan penderita perempuan sebanyak 1430 (36,16%) (Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2017).
Angka penemuan kasus (Case Detection Rate=CDR), diindonesia telah mencapai 73%
dari target yang ditetapkan yaitu target minimal sebesar 70%. Meskipun pelaksanan program
pengendalian TB ditingkat nasional menunjukan perkembangan berarti dalam keberhasilan
penemuan kasus dan pengobatan, namun kinerja ditingkat provinsi menggambarkan kesenjangan
antar daerah. 25 provinsi diindonesia belum mencapai CDR 70% dan hanya 7 provinsi yang
mampu memenuhi target CDR 70% dan 85% keberhasilan pengobatan ( Kemenkes RI 2011).
Ada Banyak Faktor-Faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit TB paru
seperti :
- Umur
- Prilaku ( Kebiasaan merokok)
- Lingkungan ( pentilasi rumah yang kurang baik)
- Keluarga ( riwayat kontak serumah)
Di Kabupaten Indragiri Hulu jumlah penduduk sebanyak 433.934 dengan kasus TB Paru
sebanyak 390 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu, 2017). Berdasarkan survey
awal yang dilakukan oleh peneliti, Puskesmas Seberida merupakan salah satu angka penderita
TB Paru paling tinggi di kabupaten Indragiri Hulu. Diketahui jumlah kasus TB Paru tahun 2017
sebanyak 48 kasus.
Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin melihat gambaran terkait faktor-faktor apasaja
yang berhubungan dengan terjadinya TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Seberida. Dengan
harapan, peneliti dapat memberikan pengetahuan dan manfaat pada berbagai pihak termasuk
pihak pemberi layanan kesehatan dan penderitanya. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan
penelitian analitik observasional yang berjudul Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
terjadinya TB Paru di wilayah kerja puskesmas seberida kec.batang gansal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya TB Paru di wilayah kerja puskesmas
seberida kec.batang gansal.
1.3 Tujuan
Terjadinya penyakit TB Paru, di wilayah kerja puskesmas Seberida, kec batang gansal, kab.
Indragiri hulu. Tahun 2018.
1. Bagi penelitian
Han TBC.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA