RPJM Air Minum 2015 PDF
RPJM Air Minum 2015 PDF
Penanganan
Bidang Air Minum / 2015
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
DAFTAR ISI
6 / Latar Belakang
Latar Belakang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
UU 7/2004
UU 23/2014
Sumber Daya Air - Perpres 67/2005:
Pemerintahan Daerah
Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan
Infrastruktur
- Perpes 29/ 2009:
PP 16/2005 Pemberian Jaminan dan
Pengembangan SPAM - Permendagri 23/2006: Tarif Subsidi Bunga oleh
PDAM Pemerintah Pusat dalam
- PP 41/2007: Organisasi rangka Percepatan
Perangkat Daerah Penyediaan Air Minum
- Permendagri 67/2007: BLUD - Permen PU 12/2010:
- Permen Teknis Pedoman Kerjasama
- SNI
Pengusahaan
- SKKNI
Pengembangan SPAM
6
Kondisi Eksisting
Keluaran kegiatan penanganan air minum tahun 2010-2014 dilihat dari kenaikan akses cakupan pelayanan, yaitu
jumlah masyarakat Indonesia yang mendapatkan akses air minum. Pencapaian cakupan pelayanan air minum di
Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Gambar 2. Dari Sumber BPS tahun
2013, cakupan akses aman nasional adalah sebesar 67,73%. Pada tahun 2014, diperkirakan akses aman nasional akan
mencapai 70,5%.
90
80
(Presentasi Cakupan Akses Aman)
79,34 81,8
76 76,95
70
59,87 70,5
67,73
60 63,4 65,05
59,1
53,26 53,39 56,17
50 52,15
46,61
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
(Tahun)
Perkotaan
Gambar 2 Pencapaian Akses Aman Air Minum 2010-2014 Nasional
(Sumber data: BPS (tahun 2010-2013), perhitungan (tahun 2014)
Perdesaan
7
Penanganan Bidang Air Minum
Selama pelaksanaan penanganan air minum 2010-2014, terdapat tantangan dan kendala, seperti pada Gambar 3.
8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SASARAN 2015-2019
TANTANGAN
100%
PROGRAM Platform Sasaran
PENGEMBANGAN AIR MINUM AMAN Mencapai 100%
SPAM & BERKELANJUTAN
2018 2019
2017 100%
2015
2016 92,1%
84,8%
Akses air minum aman Strategi Pelaksanaan: 73,7% 78,8%
9
Penanganan Bidang Air Minum
Target 2015-2019
Dalam rangka percepatan peningkatan pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Indonesia, Pemerintah telah
menetapkan sasaran 100-0-100 dalam RPJMN 2015-2019, yaitu terpenuhinya 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh,
dan terpenuhinya 100% akses sanitasi di tahun 2019. Target peningkatan air minum per tahun terlihat pada Gambar 4.
100
100
92.1
80 84.8
78.8
73.7
70.3
60
47.9 48.4 59,7
(Persen Cakupan)
40
29.7 40.3
25.3
26
20
22.4
0
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
(Tahun)
Gambar 4 Target Akses Aman Air Minum menuju 100% Aman - Perpipaan
Aman - Bukan Perpipaan
Tidak Aman
Aman
10
Peningkatan akses menuju 100% meliputi 60% peningkatan akses melalui perpipaan dan 40% akses bukan jaringan
perpipaan (BJP). Tren akses air minum melalui SPAM BJP semakin lama akan semakin menurun karena akan dipenuhi
melalui jaringan perpipaan. Asumsi lain yang digunakan dalam perhitungan target adalah sebagai berikut:
Tentunya dalam memenuhi target tersebut, diperlukan kerjasama antar stakeholder terkait (unsur pemerintah, swasta,
dan masyarakat) dengan biaya investasi yang tidak sedikit.
11
Penanganan Bidang Air Minum
Pola Penanganan
I. PENGATURAN
1 •SPAM Regional
2 •SPAM Perkotaan
3 •SPAM Berbasis Masyarakat
4 •SPAM Kawasan Khusus
12
Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
Kebutuhan Pembiayaan
8% 2%
SUMBER RP (T) %
21%
APBN 53,802 21%
APBN
Air baku 16,082 6%
KPS & B to B 10,551 4% AIR BAKU
Pinjaman
10,343 4%
47% 6% KPS
Perbankan
CSR 18,783 7% 4% PINJAMAN
PERBANGKAN
APBD 119,918 47% 4% CSR
PDAM 18,967 7% 8%
DAK 5,404 2% APBD
Kebutuhan biaya untuk menganani air minum 2015-2019 adalah sebesar Rp 253,85 Triliun yang bersumber dari berbagai
sumber pembiayaan baik APBN maupun Non APBN (Gambar 6).
13
Penanganan Bidang Air Minum
Pada RPJMN 2015-2019, dana APBN yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur sektor air minum hanya sebesar
Rp 33,899 Triliun. Sehingga diperlukan skenario pembiayaan untuk menyesuaikan dengan realisasi besaran APBN.
Gambaran kebutuhan dan realisasi dana APBN terlihat pada tabel 1.
Dari Kebutuhan dana investasi total ideal, keterlibatan swasta melalui KPS, B to B, pinjaman perbankan, dan CSR
adalah sebesar 15%. Merespon realisasi APBN Cipta Karya berkurang sebanyak 8%, maka diperlukan dorongan lebih
besar upaya peran serta swasta, dalam hal ini diharapkan dari KPS dan B to B, juga dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pada tabel 2, terdapat sandingan dana investasi total antara kebutuhan ideal dan realisasi APBN khususnya untuk
DJCK sesuai RPJMN 2015-2019 dan porsi pembiayaan per sumber pembiayaan.
14
Realisasi APBN (DJCK) sesuai RPJMN
Kebutuhan Ideal APBN (DJCK)
2015-2019
Sumber Pembiayaan Rp (triliun) % Sumber Pembiayaan RP (triliun) %
APBN 53.802 21% APBN 33.899 13%
Air baku 16.082 6% Air baku 18.199 7%
KPS & B-to-B 10.551 4% KPS & B-to-B 20.153 8%
Pinjaman Perbankan 10.343 4% Pinjaman Perbankan 11.446 5%
CSR 18.783 7% CSR 17.351 7%
APBD 119.918 47% APBD 119.287 47%
PDAM 18.967 7% PDAM 18.119 7%
DAK 5.404 2% DAK 15.397 6%
TOTAL 253.850 100% TOTAL 253.850 100%
Dengan ketersediaan dana APBN 2015-2019 sebesar Rp 33,899 Triliun, maka perlu disusun skenario pesimis dimana
ketersediaan dana lainnya juga mengikuti tren ketersediaan dana sebelumnya, yaitu hanya terpenuhi Rp 100,1 Triliun,
serta penyediaan air baku berdasarkan RPJMN hanya sebesar 67 m3/detik. Mengikuti tren tersebut perlu dilakukan
demand management dalam wujud penyesuaian pola konsumsi masyarakat. Asumsi kebutuhan air minum ditentukan
sebagai berikut:
15
Penanganan Bidang Air Minum
Sehingga pencapaian akses air minum per tahun sampai 2019 menjadi seperti pada Gambar 7.
16
Pembiayaan APBN TA. 2015
APBN TA 2015 untuk penanganan bidang air minum adalah sebesar Rp 6,79 T terdiri atas Rp 5,26 T Pagu Reguler dan Rp
1,53 T APBNP untuk kompensasi penghematan Subsidi BBM. Rincian alokasi APBN 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.
TAMBAHAN
Satuan REGULER PENGHEMATAN TOTAL
Uraian Output/Sub Output *) APBN-P
(a)
Vol a Alokasi Vol a Alokasi Vol a Alokasi Vol a Alokasi
Pembinaan dan Pengembangan
5.361.941.970 96.905.966 1.400.000.000 6.665.036.004
Sistem Penyediaan Air Minum
Layanan Perkantoran bulan 12 92.489.214 479.405 12 92.009.809
- Pembayaran Gaji dan Tunjangan bulan
- Penyelenggaraan Operasional dan
bulan
Pemeliharaan
- Penyusunan
Standar/Pedoman/Kriteria (SPK) SPK 0 -
Bidang Air Minum
Penanganan- Penyusunan
Bidang Air Minum
Standar/Pedoman/Kriteria (SPK) SPK 0 -
Bidang Air Minum
Strategi penyediaan air minum tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu meliputi:
Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mencapai 100% akses air minum di 2019, dalam hal ini
melalui Direktorat Pengembangan Air Minum dan BPPSPAM dijabarkan dalam diagram seperti pada Gambar 8.
Fungsi Turunan
Menyusun
Bentuk Menyempurnakan
Kelembagaan
WHY
Gambar 8 Diagram Pencapaian Akses 100% Air Minum
19
Penanganan Bidang Air Minum
Kinerja Fungsional
Fungsionalisasi SPAM merupakan kinerja turunan dari kinerja teknis dan kelembagaan, sehingga kinerja fungsional tidak
dapat dipisahkan dari kinerja teknis dan kelembagaan. Problem statement dan upaya pendekatannya dijabarkan
lebih rinci dalam penyusunan SOP teknis dan kelembagaan.
Kinerja Teknis
Dalam penanganan SPAM, problem statement kinerja teknik adalah sebagai berikut:
1. Masih ditemukan kualitas bangunan SPAM yang tidak memenuhi kualitas dan esteem value;
2. Belum adanya standar spesifikasi (Standar Nasional) untuk teknologi inovasi (teknologi membran);
3. Belum diaplikasikannya SMM pengawasan pelaksanaan konstruksi;
4. Terbatasnya tenaga ahli yang qualified dalam perencanaan dan supervisi;
5. Keterbatasan sumber air baku;
6. Lamanya proses memperoleh ijin baru-perpanjangan SIPA karena kembali memerlukan konsultasi publik;
7. Keterbatasan dan mahalnya sumber energi;
8. Terbatasnya data jaringan perpipaan eksisting dalam rangka peningkatan kinerja;
9. Belum adanya standar kualifikasi perusahaan untuk KPS/B to B;
10. Belum adanya pedoman kontrak konstruksi untuk KPS/B to B; dan
11. Belum adanya pedoman pemberian SIPPA untuk KPS/B to B.
20
Upaya yang dilakukan dalam penyusunan SOP Teknik antara lain:
1. Menyusun dan memproses Permen/Perdirjen tentang Readiness Criteria, termasuk persyaratan ketersediaan SDM
dan biaya operasional pemeliharaan dan kesedian menerima aset terbangun oleh Pemda;
2. Menyusun dan memproses Perdirjen tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen Perencanaan (RISPAM, Bisnis
Plan, FS, DED-penilaian DED yang memenuhi persyaratan Green SPAM);
3. Bekerjasama dengan Balitbang menyusun standar Kualitas Bangunan SPAM dengan memasukkan esteem value
dan menyusun standar untuk spesifikasi teknologi inovasi;
4. Bekerjasama dengan Ditjen Bina Konstruksi untuk mempercepat penyelenggaraan training dan sertifikasi tenaga
ahli perencanaan dan supervise;
5. Mempercepat persiapan dan pelaksanaan program SPAM Regional dan SWRO serta mendorong percepatan
pembangunan embung, waduk, dan IWRM (konservasi SDA);
6. Mendorong PDAM untuk membentuk DMA (aset dan jaringan pipa) melalui pilot project untuk direplikasi oleh
Pemkab/kota dalam rangka penurunan NRW dan pemanfatan idle capacity;
7. Bekerjasama dengan Kemendagri melakukan pengendalian realisasi DDUB dan komitmen pemda untuk
peningkatan pengelolaan SPAM dalam rangka merealisasikan SPM sesuai UU 23/2014;
8. Perlu adanya koordinasi antara Kementerian PU-PR, Kemenkes, dan Kemendagri dalam penyusunan skenario dan
langkah-langkah pencapaian akses BJP terlindungi;
9. Mendorong aplikasi SMM pengawasan pelaksanaan konstruksi secara konsekuen dengan membentuk unit quality
assurance; dan
10. Sosialisasi dan advokasi pemahaman peran Badan Usaha pengembangan SPAM.
21
Penanganan Bidang Air Minum
Kinerja Kualitas
Sama seperti kinerja fungsional, kinerja kualitas tidak dapat terlepas dari kinerja teknis, terutama untuk menentukan
bagaimana kualitas air minum yang dihasilkan dari sistem terbangun.
Kinerja Administrasi
Permasalahan dalam kinerja administrasi atau tata laksana adalah sebagai berikut:
22
Upaya pendekatan dalam penyusunan tata laksana/administrasi adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan memproses Permen/Perdirjen tentang pedoman/kriteria SPAM untuk kepentingan strategis nasional,
dan tata laksana dukungan APBN untuk SPAM Kab/Kota dan Regional, serta perluasan SPAM Perkotaan;
2. Menyusun dan memproses Perdirjen tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen Jakstrada;
3. Bekerjasama dengan Ditjen SDA me-review proses permohonan perizinan SIPA, terutama untuk perpanjangan SIPA
agar lebih sederhana dan singkat;
4. Bekerja sama dengan K/L terkait dan PLN mengupayakan penerapan TDL yang lebih rendah utk PDAM mengacu
pada penerapan TDL yang diterapkan pada PT KAI;
5. Bekerja sama dengan K/L terkait dan Pertamina mengupayakan harga BBM bersubsidi untuk PDAM dan HIPAM;
6. Menerapkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bidang pengelolaan SPAM melalui penerbitan
Permen PUPR;
7. Menyusun dan memproses Permen PUPR tentang persyaratan pemekaran kelembagaan PDAM dan pembentukan
UPT/BLUD Penyelenggaraan SPAM;
8. Melengkapi juknis investasi (KPS dan B to B) yang lebih operasional sehingga dapat memberikan kepastian hukum
pelaksanaan KPS dan B to B;
9. Bekerjasama dengan Kemenkeu melakukan review peraturan tentang batasan kewenangan serah terima aset
(Menkeu: s.d Rp 100 M; Presiden: Rp 100-500 M; DPR > Rp 500 M);
10. Menyusun dan memproses pedoman pengawasan berjenjang penyelenggaraan SPAM sesuai UU 23/2014; dan
11. Melaksanakan pengawasan berjenjang sesuai pengaturan dalam batang tubuh UU 23/2014.
23
Penanganan Bidang Air Minum
Kinerja Kelembagaan
1. Belum adanya persyaratan ketersediaan SDM dan biaya operasional pemeliharaan oleh Pemkot/Pemkab/PDAM;
2. Belum adanya pengaturan persyaratan pemekaran kelembagaan PDAM;
3. Belum direalisasikannya komitmen pendanaan DDUB oleh Pemda;
4. Masih banyaknya Pemkab/Pemkot belum bersedia menerima aset terbangun;
5. Masih tingginya tingkat NRW (33%) dan idle capacity;
6. 49% PDAM kurang sehat dan sakit, 70% PDAM belum FCR;
7. Komitmen Pemda masih rendah dalam mendukung pengelolaan SPAM;
8. Masih rendahnya komitmen Pemkab/Kota dalam melaksanakan alternatif pembiayaan SPAM melalui perbankan,
KPS, dan B to B (karena regulasi yang ada masih bersifat makro sehingga belum adanya standar penyusunan
kontrak dan FS utk B to B);
9. Masih banyaknya K/L yang terkait penyelenggaraan AM sehingga terjadinya overlap kebijakan;
10. Masih lamanya proses serah terima aset karena batasan kewenangan yaitu tahapan kewenangan Menteri
Keuangan (s.d Rp 10M), Presiden (Rp 10-100 M), DPR (diatas Rp 100M);
11. Masih banyak PDAM yang belum menyelesaikan utangnya (sebanyak 62 PDAM; 28 diantaranya masuk PUPN);
12. Belum adanya skenario dan langkah-langkah pencapaian akses BJP terlindung, di lain pihak sasaran BJP terlindungi
sebesar 40% dari total akses 100% tahun 2019;
13. Terbatasnya kapasitas tim pengadaan Badan Usaha untuk proyek-proyek KPS di daerah;
14. Belum adanya Unit Kerja yang mengawal kinerja capaian melalui dana APBD prov/kab/kota, swasta, BUMN/BUMD,
atau pinjaman perbankan;
15. Belum adanya Center of Excellent Nasional bagi pelaku Badan Usaha di sektor Air Minum (wadah konsultasi
permasalahan terkait penyelenggaraan SPAM oleh Badan Usaha dan BUMN/BUMD; dan
16. Belum adanya pemahaman yang sama mengenai peran Badan Usaha untuk pengembangan SPAM di tingkat
pusat maupun daerah karena pejabat pusat/ daerah sering berpindah/berubah.
24
Upaya pendekatannya adalah:
25
Penanganan Bidang Air Minum
Berdasarkan kebutuhan pendanaan sebesar Rp 253 Triliun dengan realisasi APBN sesuai RPJMN 2015-2019 sebesar
Rp 33,899 Triliun (Tabel 2), maka exercise tanggung jawab pembangunan SPAM untuk masing-masing sumber dana
dijelaskan pada tabel berikut:
Output 2015-2019 (lokasi/kawasan)
Platform Pelayanan Air Minum Pinjaman
Satuan APBN KPS CSR APBD PDAM DAK TOTAL
Perbankan
26
Output 2015-2019 (L/detik)
Platform Pelayanan Air Minum Pinjaman
APBN KPS CSR APBD PDAM DAK TOTAL
Perbankan
27
Penanganan Bidang Air Minum
28
Budget (Rp Milyar)
29
Penanganan Bidang Air Minum
Dari total APBN DJCK untuk sektor air minum sebesar Rp 33,899 Triliun, maka pembagian per tahun adalah sebagai
berikut:
a. SPAM IKK kecamatan 10.200 1.020.000 1.245 1.326 1.453 1.418 1.419 6.861
b. SPAM Ibu Kota Pem ekaran/Perluasan Perkotaan
b.1 SPAM Ibu kota Pem ekaran kawasan 420 42.000 - 76 40 86 92 294
b.2 SPAM Perluasan Perkotaan
b.2.1 Penam bahan kapasitas eksisting kawasan 1.650 165.000 - 265 282 301 297 1.146
b.2.1 Pem anfaatan Idle kawasan 670 67.000 - 120 108 136 99 463
b.2.2 Penurunan NRW kawasan 390 39.000 - 41 54 69 55 219
SPAM Berbasis Masyarakat
a. PAMSIMAS desa 7.274 2.327.680 2.364 2.509 3.222 3.548 3.802 15.444
SPAM di Kawasan Khusus
a. SPAM Kws Kum uh Perkotaan kawasan 770 77.000 107 114 108 100 84 512
b. SPAM Kws Nelayan kawasan 238 23.750 40 35 29 29 25 157
c. SPAM Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
desa 492 157.440 159 194 239 227 249 1.068
SPAM PDAM Terfasilitasi
a. Bantuan Program PDAM
PDAM 332 190 136 82 54 794
b. Pengem bangan Jaringan SPAM MBR
Kawasan 180,50 286,64 273,28 313,43 354,54 1.408
SPAM Non-PDAM Terfasilitasi
30
Kegiatan Turbinwas 2015-2019
Penanggung
NO KEGIATAN Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Jawab
PENGATURAN
Menyusun dan memproses
Permen/Perdirjen tentang
Readiness Criteria, termasuk
persyaratan ketersediaan
1. Subdit Rentek
SDM dan biaya operasional
pemeliharaan dan
kesediaan Pemda menerima
aset terbangun
Menyusun dan memproses
Permen/Perdirjen tentang
pedoman/kriteria SPAM
Subdit Rentek,
untuk kepentingan strategis
Subdit SPAM
2. nasional, dan tata laksana
Khusus &
dukungan APBN untuk SPAM
Kemitraan
Kab/Kota dan Regional,
serta perluasan SPAM
Perkotaan
Mereview Petunjuk Teknis
Dit.PAM,
Penyusunan Dokumen
3. BPPSPAM (Bid.
Perencanaan (RISPAM, Bisnis
KKP)
Plan, FS, DED-Penilaian DED)
Menyusun dan memproses
Perdirjen tentang Petunjuk BPPSPAM (Bid.
4.
Teknis Penyusunan Dokumen KKP)
Jakstrada
Bekerja sama dengan
Balitbang menyusun standar
kualitas bangunan SPAM Subdit SPAM
5. dengan memasukan esteem Khusus &
value dan menyusun standar Kemitraan
untuk spesifikasi teknologi
inovasi
Bekerja sama dengan Ditjen
SDA mereview proses
perizinan SIPA, terutama
6. Subdit PPK
untuk perpanjangan SIPA
agar lebih sederhana dan
singkat
Memfasilitasi Perpamsi, K/L Subdit PPK
33
terkait dan PLN
mengupayakan penerapan
Kemitraan
Kab/Kota dan Regional,
serta perluasan SPAM
Penanganan Bidang Air Minum
Perkotaan
Mereview Petunjuk Teknis
Dit.PAM,
Penyusunan Dokumen
3. BPPSPAM (Bid.
Perencanaan (RISPAM, Bisnis
KKP)
Plan, FS, DED-Penilaian DED)
Menyusun dan memproses
Perdirjen tentang Petunjuk BPPSPAM (Bid.
4.
Teknis Penyusunan Dokumen KKP)
Jakstrada
Detail Pelaksanaan Kegiatan 2015 (lanjutan)
Bekerja sama dengan
Balitbang menyusun standar
kualitas bangunan SPAM Subdit SPAM
5. dengan memasukan esteem Khusus &
value dan menyusun standar Kemitraan
untuk spesifikasi teknologi Penanggung
NO KEGIATAN Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
inovasi Jawab
Bekerja sama dengan Ditjen
PENGATURAN
SDA mereview
Menyusun dan proses
memproses
perizinan SIPA, terutama
Permen/Perdirjen tentang
6. Subdit PPK
untuk perpanjangan
Readiness SIPA
Criteria, termasuk
agar lebih sederhana
persyaratan ketersediaan dan
1. Subdit Rentek
singkat
SDM dan biaya operasional
Memfasilitasi Perpamsi,
pemeliharaan dan K/L Subdit PPK
terkait
kesediaandan Pemda
PLN menerima
mengupayakan
aset terbangun penerapan
7. TDL yang lebih
Menyusun dan rendah
memproses untuk
PDAM mengacu pada
Permen/Perdirjen tentang
penerapan
pedoman/kriteria TDL yang SPAM
Subdit Rentek,
diterapkan
untuk kepentinganpada PT.strategis
KAI
Subdit SPAM
2. Memfasilitasi
nasional, danPerpamsi,
tata laksanaK/L Subdit PPK
Khusus &
terkait,
dukungan danAPBN Pertamina
untuk SPAM
Kemitraan
8. mengupayakan
Kab/Kota BBM
dan Regional,
bersubsidi
serta untuk SPAM
perluasan PDAM dan
HIPPAM
Perkotaan
Melengkapi
Mereview Juknis Investasi
Petunjuk Teknis BPPSPAM (Bid.
Dit.PAM,
(KPS dan B toDokumen
Penyusunan B) yang lebih AKLIP & Bid. KKP),
3. BPPSPAM (Bid.
operasional sehingga
Perencanaan (RISPAM, dapat
Bisnis Subdit SPAM
9. KKP)
memberikan kepastian DED)
Plan, FS, DED-Penilaian Khusus dan
hukum
Menyusun pelaksanaan
dan memproses KPS dan Kemitraan
B to B
Perdirjen tentang Petunjuk BPPSPAM (Bid.
4.
Fasilitasi PenyiapanDokumen
Teknis Penyusunan dan pilot Subdit
KKP) PPK,
project
Jakstrada aplikasi Performance BPPSPAM (Bid.
Based Contract
Bekerja sama dengan dalam PEKP & Bid AKIP)
10. penyelenggaraan
Balitbang menyusun SPAM
standar
(NRW
kualitasreduction,
bangunan energy
SPAM Subdit SPAM
5. efficiency,
dengan memasukanlife cycle costesteem Khusus &
reduction)
value dan menyusun standar Kemitraan
Menyusun dan memproses
untuk spesifikasi teknologi
pedoman
inovasi pengawasan
berjenjang
Bekerja sama pelaksanaan
dengan Ditjen
urusan wajib proses
SDA mereview
11. Subdit PPK
penyelenggaraan
perizinan SIPA, terutama SPAM
6. Subdit PPK
sesuai perpanjangan
untuk UU 23/2014 (lingkup, SIPA
pengawas, frekuensi, dan
agar lebih sederhana dan
sanksi)
singkat
PEMBINAAN
Memfasilitasi Perpamsi, K/L Subdit PPK
34
Bekerjasama
terkait dan PLN dengan Ditjen
Bina Konstruksi untuk
mengupayakan penerapan
diterapkan pada PT. KAI
Memfasilitasi Perpamsi, K/L Subdit PPK
terkait, dan Pertamina
8. mengupayakan BBM
bersubsidi untuk PDAM dan
HIPPAM
Melengkapi Juknis Investasi BPPSPAM (Bid.
(KPS dan B to B) yang lebih AKLIP & Bid. KKP),
operasional sehingga dapat Subdit SPAM
9.
memberikan kepastian Khusus dan
hukum pelaksanaan KPS dan Kemitraan
B to B
Detail Pelaksanaan Kegiatan 2015 (lanjutan)
Fasilitasi Penyiapan dan pilot Subdit PPK,
project aplikasi Performance BPPSPAM (Bid.
Based Contract dalam PEKP & Bid AKIP)
10. penyelenggaraan SPAM
(NRW reduction, energy
efficiency, life cycle cost Penanggung
NO KEGIATAN Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
reduction) Jawab
PENGATURAN
Menyusun dan memproses
Menyusun dan memproses
pedoman pengawasan
Permen/Perdirjen
berjenjang tentang
pelaksanaan
Readiness
urusan Criteria, termasuk
wajib
11. Subdit PPK
persyaratan ketersediaan
penyelenggaraan SPAM
1. Subdit Rentek
SDM dan
sesuai UU biaya
23/2014 operasional
(lingkup,
pemeliharaan
pengawas, frekuensi, dan dan
kesediaan Pemda menerima
sanksi)
aset terbangun
PEMBINAAN
Menyusun dan
Bekerjasama memproses
dengan Ditjen
Permen/Perdirjen
Bina Konstruksi untuk tentang
pedoman/kriteria
mempercepat SPAM Subdit Wilayah I
Subdit Rentek,
1. untuk kepentingan training
penyelenggaraan strategis dan Subdit
Subdit SPAM
2. nasional,
dan dan tenaga
sertifikasi tata laksana
ahli Wilayah II
Khusus &
dukungan APBN
perencanaan danuntuk SPAM
supervisi
Kemitraan
Kab/Kota dan Regional,
SPAM
serta perluasan persiapan
Mempercepat SPAM
Perkotaan
dan pelaksanaan SPAM
Subdit SPAM
Mereviewdan
Regional Petunjuk
SWROTeknis
serta
Dit.PAM,
Khusus &
2. Penyusunan Dokumen
mendorong percepatan
3. BPPSPAM (Bid.
Kemitraan, Satker
Perencanaan (RISPAM,
pembangunan embung, Bisnis
KKP) Strategis
SPAM
Plan,
waduk FS,dan
DED-Penilaian
IWRM (konservasi DED)
Menyusun dan memproses
SDA)
3. PerdirjenPDAM
Fasilitasi tentang Petunjuk
untuk BPPSPAM (Bid.
4.
Teknis
membentukPenyusunan
DMA (aset Dokumen
dan KKP)
Jakstrada
jaringan pipa) melalui pilot
Subdit PPK,
Bekerja untuk
project sama replikasi
dengan oleh
BPPSPAM
Balitbang menyusun
Pemkab/kota dalam standar
rangka
kualitas bangunan
penurunan NRW dan SPAM Subdit SPAM
5. dengan
pemanfaatan memasukan esteem
idle capacity Khusus &
4. value danK/L
Bersama menyusun
terkait standar Kemitraan
Subdit PPK,
untuk spesifikasi
menyiapkan teknologi
lembaga
BPPSPAM (Bid
inovasi
otoritas untuk penyehatan
PEKP & Bid KKP)
Bekerja sama dengan Ditjen
PDAM
5. SDA mereviewdengan
Bekerjasama proses
perizinan SIPA,
Kemendagri terutama
melakukan
6. Subdit PPK
untuk perpanjangan
pengendalian realisasiSIPA
DDUB Subdit Rentek,
agar lebih sederhana
dan komitmen pemdadan untuk Subdit Wilayah I
singkat
peningkatan pengelolaan dan Subdit
Memfasilitasi
SPAM dalam Perpamsi,
rangka K/L Subdit PPK II
Wilayah 35
terkait dan PLNSPM sesuai UU
merealisasikan
mengupayakan penerapan
SPAM
Mempercepat persiapan
dan pelaksanaan SPAM
Penanganan Bidang Air Minum Subdit SPAM
Regional dan SWRO serta
Khusus &
2. mendorong percepatan
Kemitraan, Satker
pembangunan embung,
SPAM Strategis
waduk dan IWRM (konservasi
SDA)
3. Fasilitasi PDAM untuk
membentuk DMA (aset dan
jaringan pipa) melalui pilot
Subdit PPK,
project untuk replikasi oleh
Detail Pelaksanaan Kegiatan 2015 (lanjutan)
Pemkab/kota dalam rangka
BPPSPAM
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 62.4 75.1 80.0 85.0 90.0 95.0 100
Jaringan Perpipaan 15.1 23.0 25.8 31.3 39.3 48.8 59.3
Bukan Jaringan Perpipaan 47.3 52.1 54.3 53.8 50.8 46.3 40.7
Akses Tidak Aman 37.6 24.9 20.0 15.0 10.0 5.0 -
2 Sumatra Utara 67.8 73.6 78.9 84.2 89.4 94.7 100
Jaringan Perpipaan 20.1 25.0 29.0 35.0 43.0 53.0 63.5
Bukan Jaringan Perpipaan 47.7 48.6 49.9 49.1 46.4 41.7 36.5
Akses Tidak Aman 32.2 26.4 21.1 15.8 10.6 5.3 -
3 Sumatra Barat 66.7 74.6 79.7 84.7 89.8 94.9 100
Jaringan Perpipaan 24.6 29.8 32.3 36.3 41.8 49.3 57.8
Bukan Jaringan Perpipaan 42.1 44.8 47.4 48.5 48.1 45.6 42.2
Akses Tidak Aman 33.3 25.4 20.3 15.3 10.2 5.1 -
4 Riau 74.4 81.2 84.9 88.7 92.5 96.2 100
Jaringan Perpipaan 4.7 8.8 11.8 17.3 24.8 34.3 44.3
Bukan Jaringan Perpipaan 69.6 72.4 73.2 71.4 67.7 62.0 55.7
Akses Tidak Aman 25.6 18.8 15.1 11.3 7.5 3.8 -
5 Jambi 60.6 71.5 77.2 82.9 88.6 94.3 100
Jaringan Perpipaan 16.4 26.7 29.7 35.2 42.7 52.2 62.2
Bukan Jaringan Perpipaan 44.1 44.7 47.4 47.6 45.9 42.1 37.8
Akses Tidak Aman 39.4 28.5 22.8 17.1 11.4 5.7 -
37
Penanganan Bidang Air Minum
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
6 Sumatra Selatan 56.9 67.4 73.9 80.4 87.0 93.5 100
Jaringan Perpipaan 14.2 22.7 25.7 31.2 38.7 48.2 58.2
Bukan Jaringan Perpipaan 42.7 44.7 48.2 49.2 48.2 45.2 41.8
Akses Tidak Aman 43.1 32.6 26.1 19.6 13.0 6.5 -
7 Bengkulu 36.8 52.8 62.2 71.7 81.1 90.6 100
Jaringan Perpipaan 11.3 17.7 20.7 26.2 33.7 43.2 53.2
Bukan Jaringan Perpipaan 25.5 35.1 41.5 45.4 47.4 47.3 46.8
Akses Tidak Aman 63.2 47.2 37.8 28.3 18.9 9.4 -
8 Lampung 54.2 66.8 73.4 80.1 86.7 93.4 100
Jaringan Perpipaan 4.3 9.0 12.0 17.5 25.0 34.5 44.5
Bukan Jaringan Perpipaan 49.8 57.7 61.4 62.5 61.7 58.8 55.5
Akses Tidak Aman 45.8 33.2 26.6 19.9 13.3 6.6 -
9 Kepulauan Bangka Belitung 65.0 71.1 76.9 82.7 88.5 94.2 100
Jaringan Perpipaan 4.2 7.2 10.2 15.7 23.2 32.7 42.7
Bukan Jaringan Perpipaan 60.8 63.9 66.7 67.0 65.2 61.5 57.3
Akses Tidak Aman 35.0 28.9 23.1 17.3 11.5 5.8 -
10 Kepulauan Riau 73.6 61.7 69.4 77.0 84.7 92.3 100
Jaringan Perpipaan 29.3 23.6 26.6 32.1 39.6 49.1 59.1
Bukan Jaringan Perpipaan 44.2 38.1 42.7 44.9 45.0 43.2 40.9
Akses Tidak Aman 26.4 38.3 30.6 23.0 15.3 7.7 -
38
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
11 DKI Jakarta 92.5 93.7 95.0 96.2 97.5 98.7 100
Jaringan Perpipaan 43.2 47.2 51.2 57.2 65.2 74.2 83.2
Bukan Jaringan Perpipaan 49.3 46.6 43.8 39.1 32.3 24.6 16.8
Akses Tidak Aman 7.5 6.3 5.0 3.8 2.5 1.3 -
12 Jawa Barat 64.4 67.8 74.2 80.7 87.1 93.6 100
Jaringan Perpipaan 13.5 13.8 15.8 21.3 29.3 38.8 49.8
Bukan Jaringan Perpipaan 50.8 54.0 58.4 59.4 57.8 54.8 50.2
Akses Tidak Aman 35.6 32.2 25.8 19.3 12.9 6.4 -
13 Jawa Tengah 71.3 76.5 81.2 85.9 90.6 95.3 100
Jaringan Perpipaan 21.3 22.7 25.2 29.7 37.7 48.2 59.2
Bukan Jaringan Perpipaan 50.0 53.8 56.0 56.2 52.9 47.1 40.8
Akses Tidak Aman 28.7 23.5 18.8 14.1 9.4 4.7 -
14 DIY 79.3 80.4 84.3 88.2 92.2 96.1 100
Jaringan Perpipaan 14.2 17.4 21.9 27.9 35.9 45.4 55.9
Bukan Jaringan Perpipaan 65.1 63.0 62.4 60.3 56.2 50.7 44.1
Akses Tidak Aman 20.7 19.6 15.7 11.8 7.8 3.9 -
15 Jawa Timur 74.0 78.7 83.0 87.2 91.5 95.7 100
Jaringan Perpipaan 18.4 20.9 25.4 31.4 38.9 48.4 58.9
Bukan Jaringan Perpipaan 55.7 57.8 57.6 55.8 52.6 47.4 41.1
Akses Tidak Aman 26.0 21.3 17.0 12.8 8.5 4.3 -
16 Banten 64.5 64.7 71.8 78.8 85.9 92.9 100
Jaringan Perpipaan 10.4 11.6 14.6 20.1 27.6 37.1 47.1
Bukan Jaringan Perpipaan 54.1 53.1 57.2 58.7 58.3 55.8 52.9
Akses Tidak Aman 35.5 35.3 28.2 21.2 14.1 7.1 -
39
Penanganan Bidang Air Minum
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
17 Bali 89.8 90.8 92.6 94.5 96.3 98.2 100
Jaringan Perpipaan 41.9 43.0 46.0 51.5 59.0 68.5 78.5
Bukan Jaringan Perpipaan 47.9 47.7 46.6 42.9 37.3 29.6 21.5
Akses Tidak Aman 10.2 9.2 7.4 5.5 3.7 1.8 -
18 Nusa Tenggara Barat 55.0 64.8 71.8 78.9 85.9 93.0 100
Jaringan Perpipaan 17.6 22.2 25.2 30.7 38.2 47.7 57.7
Bukan Jaringan Perpipaan 37.4 42.6 46.6 48.2 47.7 45.3 42.3
Akses Tidak Aman 45.0 35.2 28.2 21.1 14.1 7.0 -
19 Nusa Tenggara Timur 51.7 69.6 75.7 81.8 87.8 93.9 100
Jaringan Perpipaan 14.6 33.8 37.3 42.8 49.8 58.8 68.8
Bukan Jaringan Perpipaan 37.2 35.8 38.4 39.0 38.0 35.1 31.2
Akses Tidak Aman 48.3 30.4 24.3 18.2 12.2 6.1 -
20 Kalimantan Barat 63.2 74.1 79.2 84.4 89.6 94.8 100
Jaringan Perpipaan 11.0 20.6 23.6 29.1 36.6 46.1 56.1
Bukan Jaringan Perpipaan 52.2 53.4 55.6 55.3 53.0 48.7 43.9
Akses Tidak Aman 36.8 25.9 20.8 15.6 10.4 5.2 -
21 Kalimantan Tengah 48.0 60.5 68.4 76.3 84.2 92.1 100
Jaringan Perpipaan 17.6 26.2 29.2 34.7 42.2 51.7 61.7
Bukan Jaringan Perpipaan 30.5 34.3 39.2 41.6 42.0 40.4 38.3
Akses Tidak Aman 52.0 39.5 31.6 23.7 15.8 7.9 -
22 Kalimantan Selatan 62.1 70.3 76.3 82.2 88.1 94.1 100
Jaringan Perpipaan 33.7 40.6 43.6 49.1 56.6 66.1 76.1
Bukan Jaringan Perpipaan 28.4 29.7 32.7 33.1 31.5 28.0 23.9
Akses Tidak Aman 37.9 29.7 23.7 17.8 11.9 5.9 -
23 Kalimantan Timur 80.0 79.8 83.9 87.9 91.9 96.0 100
Jaringan Perpipaan 47.0 45.5 48.5 54.0 61.5 71.0 81.0
Bukan Jaringan Perpipaan 33.0 34.3 35.4 33.9 30.4 25.0 19.0
Akses Tidak Aman 20.0 20.2 16.1 12.1 8.1 4.0 -
40
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
24 Sulawesi Utara 67.2 73.7 79.0 84.2 89.5 94.7 100
Jaringan Perpipaan 18.9 24.1 27.1 32.6 40.1 49.6 59.6
Bukan Jaringan Perpipaan 48.3 49.6 51.9 51.6 49.4 45.1 40.4
Akses Tidak Aman 32.8 26.3 21.0 15.8 10.5 5.3 -
25 Sulawesi Tengah 55.8 70.1 76.1 82.1 88.0 94.0 100
Jaringan Perpipaan 14.7 24.2 27.2 32.7 40.2 49.7 59.7
Bukan Jaringan Perpipaan 41.2 45.9 48.9 49.4 47.9 44.3 40.3
Akses Tidak Aman 44.2 29.9 23.9 17.9 12.0 6.0 -
26 Sulawesi Selatan 67.0 75.1 80.1 85.1 90.0 95.0 100
Jaringan Perpipaan 20.7 30.5 33.5 39.0 46.5 56.0 66.0
Bukan Jaringan Perpipaan 46.3 44.6 46.6 46.1 43.5 39.0 34.0
Akses Tidak Aman 33.0 24.9 19.9 14.9 10.0 5.0 -
27 Sulawesi Tenggara 72.0 82.2 85.8 89.3 92.9 96.4 100
Jaringan Perpipaan 18.8 28.4 31.4 36.9 44.4 53.9 63.9
Bukan Jaringan Perpipaan 53.2 53.8 54.4 52.4 48.5 42.6 36.1
Akses Tidak Aman 28.0 17.8 14.2 10.7 7.1 3.6 -
28 Gorontalo 55.0 65.4 72.3 79.3 86.2 93.1 100
Jaringan Perpipaan 23.7 29.4 32.4 37.9 45.4 54.9 64.9
Bukan Jaringan Perpipaan 31.2 36.1 40.0 41.4 40.8 38.2 35.1
Akses Tidak Aman 45.0 34.6 27.7 20.7 13.8 6.9 -
29 Sulawesi Barat 42.1 61.6 69.3 77.0 84.6 92.3 100
Jaringan Perpipaan 10.9 20.1 23.1 28.6 36.1 45.6 55.6
Bukan Jaringan Perpipaan 31.3 41.5 46.2 48.4 48.6 46.8 44.4
Akses Tidak Aman 57.9 38.4 30.7 23.0 15.4 7.7 -
41
Penanganan Bidang Air Minum
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
30 Maluku 57.6 67.6 74.1 80.5 87.0 93.5 100
Jaringan Perpipaan 14.1 22.3 25.3 30.8 38.3 47.8 57.8
Bukan Jaringan Perpipaan 43.5 45.3 48.8 49.8 48.8 45.7 42.2
Akses Tidak Aman 42.4 32.4 25.9 19.5 13.0 6.5 -
31 Maluku Utara 59.7 72.1 77.7 83.2 88.8 94.4 100
Jaringan Perpipaan 21.5 36.3 39.3 44.3 50.8 59.3 68.8
Bukan Jaringan Perpipaan 38.2 35.8 38.4 38.9 38.0 35.1 31.2
Akses Tidak Aman 40.3 27.9 22.3 16.8 11.2 5.6 -
32 Papua Barat 67.2 78.3 82.6 87.0 91.3 95.7 100
Jaringan Perpipaan 16.0 24.2 27.2 32.2 38.7 47.2 56.7
Bukan Jaringan Perpipaan 51.2 54.1 55.4 54.8 52.6 48.5 43.3
Akses Tidak Aman 32.8 21.7 17.4 13.0 8.7 4.3 -
33 Papua 44.1 66.6 73.3 80.0 86.7 93.3 100
Jaringan Perpipaan 6.1 17.9 20.9 26.4 33.9 43.4 53.4
Bukan Jaringan Perpipaan 38.1 48.7 52.4 53.5 52.7 49.9 46.6
Akses Tidak Aman 55.9 33.4 26.7 20.0 13.3 6.7 -
42
43
Jl. Pattimura No.20,
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
T. +6221-72796578 E. di_bpck@yahoo.com
http://ciptakarya.pu.go.id