Anda di halaman 1dari 2

Merdeka.

com - Komisi IX DPR mengecam kejadian yang dialami oleh 36 buruh mengalami
penyiksaan selama bekerja di pabrik kecil yang terletak di RT 3/4, Kampung Bayur Ropak, Desa Lebak
Wangin, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Perbuatan tidak manusiawi yang dialami oleh buruh pabrik Kwali di Tangerang menjadi tamparan
bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, hari buruh sedunia atau may day baru saja dirayakan oleh seluruh
buruh.

"Peristiwa ini mengingatkan SBY, tak cukup menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dengan
menyatakan 1 Mei sebagai hari libur nasional," ujar anggota Komisi IX DPR Rieke Diah
Pitaloka melalui keterangan tertulis kepada merdeka.com, Minggu (5/5).

Politikus PDIP ini mengecam dan mendesak aparat untuk menangkap pemilik serta jajarannya yang
mempekerjakan anak di bawah umur, dan ada indikasi perdagangan manusia. Sebab, kasus tersebut
dianggap melanggar aturan ketenagakerjaan.

"Kasus ini bukan hanya pelanggaran terhadap UU Ketenagakerjaan Pasal 68 (mempekerjakan anak di
bawah umur) dan Pasal 69 ayat 2 UU 13/2003, dengan sanksi Pasal 185 dengan sanksi penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 4 tahun, namun kasus ini berindikasi kuat pelanggaran pidana
kejahatan lain," jelasnya.

Rieke juga meminta presiden untuk memerintahkan para pembantunya untuk mengusut tuntas.
Namun, tidak perlu membuat lembaga ad hoc baru, karena terjadi penghamburan anggaran,
pemborosan, belum tentu kerja maksimal.

"Kerja lintas kementerian dan lembaga terkait itu suatu keharusan, jangan buat lembaga ad hoc
ujung-ujungnya anggaran lagi. Optimalkan kementerian dan lembaga yang ada, koordinasi jadi
keharusan, singkirkan ego sektoral," bebernya.

Tak hanya itu, mantan Cagub Jawa Barat ini juga mendesak dibentuknya bagian khusus
ketenagakerjaan di lingkungan Mabes Polri. Bagian itu bukan hanya menangani kasus buruh di
pabrik kwali, tetapi juga menampung persoalan buruh.

"Tak hanya untuk kasus ini, namun lebih untuk merespon cepat kasus ketenagakerjaan yang
berimplikasi pidana yang selalu muncul dalam ranah ketenagakerjaan," tegasnya.

Untuk diketahui, kasus penyiksaan buruh terungkap ketika pelapor berasal dari Lampung Utara
didampingi kepala desa membuat laporan pengaduan ke Polda Metro Jaya, Jumat (2/2) lalu. Polda
Metro Jaya kemudian melakukan penggerebekan ke lokasi di Kampung Bayur Opak, Rt 03 Rw 06,
Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Mereka dipekerjakan di atas aturan jam kerja, bahkan sampai dipekerjakan 18 jam per hari. Empat
orang dari korban berusia di bawah umur. Ada juga lima orang yang khusus disekap dalam ruangan
yang sengaja dikunci dari luar, dengan kondisi memprihatinkan. Saat disekap para korban telah
diasingkan dari kehidupan di sekitarnya. Pelaku menyita semua barang-barang milik korban yaitu
handphone,baju, juga uang.

Kondisi semua korban yang sebagian besar adalah pekerja: seluruh badan seperti terbakar legam
karena efek mengolah limbah timah. Badan kurus, rambut kaku, luka pukulan, luka air timah, asma,
batuk, gatal-gatal, kadas, dan kutu air.
Empat orang ditangkap yakni Tedi Sukarno (35) dengan dugaan telah melakukan kekerasan fisik
terhadap 16 buruh dengan cara memukul menggunakan tangan kosong menampar, menendang,
menyundutkan rokok, dan menyiram air panas.

Kemudian Yuki Irawan (41) pemilik industri, yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap 13 buruh
dengan cara menampar, memukul dengan tangan dan mendorong kepala buruh.

Tersangka ketiga, Sudirman alias Dirman (34) telah melakukan kekerasan fisik terhadap empat buruh
dengan cara menampar, memukul kepala dari belakang. Sedangkan Nurdin alias Umar (25), telah
melakukan kekerasan fisik terhadap lima buruh, dengan cara memukul dengan tangan kosong,
menampar, serta memukul bagian kep [tyo].

Anda mungkin juga menyukai