Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
penting. Enzim yang diproduksi secara komersial, telah banyak digunakan dalam bidang
industri, analisis, dan kedokteran. Oleh karena itu, berkembangnya berbagai teknologi
proses pada industri biologi yang menggunakan enzim akan memerlukan berbagai jenis
Saat ini, enzim amilase (α-amilase, β-amilase dan glukoamilase) merupakan salah
satu enzim paling penting di bidang bioteknologi. Enzim yang berasal dari famili amilase
memiliki potensi luas pada berbagai aplikasi industri. Amilase yang menguasai kurang lebih
25 % perdagangan enzim sangat berperan pada proses hidrolisis pati di bidang industri
untuk berbagai keperluan. Jumlah aplikasi enzim menjadi semakin meningkat dengan
penggunaan enzim di berbagai jenis aplikasi industri (Haki, 2003), sebab proses termofilik
lebih stabil, cepat, murah, serta memudahkan aktivitas reaktan (Rasooli, et al., 2008).
Enzim amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan maupun non
pangan. Beberapa jenis kapang yang menghasilkan enzim amilase dalam jumlah relatif
RhizopusV(Rosa, 2010).
ii. PEMBAHASAN
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem biologi (biokatalisator), yaitu
substansi yang dapat mempercepat atau membantu suatu reaksi kimia tanpa harus ikut terlibat
di dalam reaksi itu sendiri. Ezim ditemukan dalam setiap sel hidup, mulai dari organisme
bersel tunggal sederhana sampai organisme multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
pembentukan dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan
hewan. Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri adalah
peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul (BM) tinggi
Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM. Molekul
gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi
1. Mempunyai daya katalitik yang sangat baik; jauh lebih baik dari katalis anorganik atau
3. Dapat berfungsi baik dalam larutan pada pH dan suhu sedang (kondisi physiologic).
2. Sifat-sifat Enzim
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat
digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian
lemak.
Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut kofaktor.
3. Jenis-jenis Enzim
MAKALAH ENZIM
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap hari tubuh kita terus menerus menerima asupan karbohidrat dari makanan yang
kita makan, khususnya nasi. Nasi yang merupakan polisakarida merupakan makanan sumber
karbohidrat, dalam hal ini adalah kelompok amilum. Amilum, atau bahasa sehari-harinya adalah
pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian.Amilum terdiri atas dua macam polisakarida
yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan
amilopektin. Pada saat kita mengunyah nasi (amilum), maka dalam mulut terjadi suatu reaksi
kimia, yaitu pemecahan ikatan-ikatan pada amilum dengan bantuan enzim, dalam hal ini adalah
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sekarang,
kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai
katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Enzim Amilase adalah suatu komponen yang sangat
penting saat proses pencernaan makanan. Tanpa adanya enzim ini karbohidrat yang kita
konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi gula yang nanti pada akhirnya diubah menjadi ATP
yang sangat penting dalam metabolisme makhluk hidup. Selain berperan dalam proses
pencernaan amilase juga memiliki banyak peranan penting lainnya baik yang bisa dimanfaatkan
dalam bidang industri, kesehatan maupun untuk pembuatan makanan (Wirahadikusumah, 1989).
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaruh
1) Menentukan pH optimum dari enzim amilase, di mana enzim amilase dapat mengkatalisis
2) Menentukan temperatur optimum dari enzim amilase, di mana enzim amilase dapat
Menentukan aktivitas enzim amilase berdasarkan waktu penguraian pati menjadi glukosa
pada berbagai pH tertentu dengan penambahan iodida sebagai indikator yang member warna biru
Menentukan temperatur dimana enzim amilase bekerja optimal berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk penguraian amilum menjadi glukosa, yang ditandai dengan perubahan warna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa reaksi kimia dalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi
karena adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada ada maka proses –
proses tersebut akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut dikenal
Menurut kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam
ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang
berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah
enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada
enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan
bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya
berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung
logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi
ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin)
(Kartasapoetra, 1994).
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan sebagai
katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator adalah substansi
yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah. Enzim
mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan yang
berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan
jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi (Gaman &
Sherrington, 1994).
Ada beberapa faktor untuk menentukan aktivitas enzim berdasarkan efek katalisnya yaitu
persamaan reaksi yang dikatalis, kebutuhan kofaktor, pengaruh konsentrasi substrat dan
bertambahnya hasil reaksi. Penentuan ini biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi
substrat dan kofaktor berlebih, menjadikan laju reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero
order reaction) terhadap substrat. Pengamatan reaksinya dengan berbagai cara kimia atau
spektrofotometri. Ada dua teori tentang mekanisme pengikatan substrat oleh enzim, yaitu teori
kunci dan anak kunci (lock and key) dan teori induced fit (Wirahadikusumah, 1989).
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat
diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen, dan polisakarida yang lain.
Tumbuhan mengandung α dan ß amilase; hewan memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam
cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase
memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.
Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling
berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodine memberikan warna
biru yang khas . Pada manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna dalam hidrolisis pati
yang terkandung dalam makanan ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam perubahan
tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil. Contohnya, α
amilase pada mamalia memiliki pH optimum 6-7, bergantung pada ada atau tidaknya ion halogen
(Kartasapoetra, 1994).
Sumber enzim Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting
dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi secara
komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat
sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan
sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya
untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen
antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen
sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat,
Sumber enzim kasar dapat diukur aktivitas enzimnya denngan cara campur enzim dengan
larutan soluble starch 1% dalam bufer sodium asetat 0,1 M (pH 6,0) pada suhu 50˚ C selama 5
menit. Ukur glukosa yang dihasilkan. Satu unit aktivitas dijabarkan sebagai jumlah enzim yang
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan pati 1%, NaCl 0,1 M,
Saliva ( enzim amilase ) segar ( 1:9 ), Buffer fosfat pH 8; 7,4; 6,8; 6,2; 5,4; 5,0, asam asetat 0,1
es, dan pipet skala, rak tabung reaksi, inkubator plat tetes ,hot plate , gegep kayu, labu
1.3.1 Pengaruh pH
pH 8; 7,4; 6,8; 6,2; 5,4; 5,0. Ke dalam larutan buffer dimasukkan 2,5 ml larutan pati 1%, 1 ml
NaCl 0,1 M dan 1 ml saliva encer. Tabung ditempatkan dalam penangas air dan ditentukan
tabung mana yang lebih dahulu mengalami perubahan warna setelah ditetesi iodium pada setiap
tabung. Diasamkan dengan asam asetat pada tabung dengan pH 8 dan pH 7,4 sebelum
ditambahkan. Dicatat waktu masing-masing perubahan yang terjadi pada berbagai pH. Dibuatkan
grafik pH vs kebalikan waktu. Ditentukan pH optimum dari grafik ( yang aktivitasnya paling
cepat ).
Ke dalam 4 tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2,5 ml larutan pati 1%. Dicelupkan
tabung pertama dalam air es, tabung kedua pada temperatur kamar, tabung ketiga pada 36oC dan
tabung keempat pada temperatur 100oC ( air mendidih ). Ditambahkan 1 tetes saliva encer pada
masing-masing tabung. Diambil contoh masing-masing pada interval 5 menit dan diuji pada plat
tetes yang sudah diisi dengan iodin 0,01 M. Ditentukan kecepatan penguraian masing-masing
4.1 Pengaruh PH
PH sangat berpengaruh pada aktivitas enzim. Setiap enzim bertindak cekap pada saat nilai
pH tertentu yang disebut pH optimum. pH optimum bagi kebanyakan enzim adalah pH 7. Suatu
enzim mempunyai aktivitas paling besar pada pH optimumnya. Dalam percobaan ini, aktivitas
enzim amilase dilihat berdasarkan tabung mana yang paling cepat terjadi perubahan warna dari
biru menjadi tidak berwarna yang menandakan terjadi proses enzimatik yaitu enzim amilase
Waktu Warna
(menit) pH 8 pH 7,4 pH 6,8 pH 6,2 pH 5,4 pH 5,0
5 + + + +++ ++ +++
10 - + + ++ ++ +++
15 - + + ++ ++ ++
20 - - + ++ ++ ++
Keterangan :
++ = biru
+ = biru muda
- = bening
Perubahan warna terjadi pada tabung dengan pH 8; pada menit 5 menuju ke 10 yang
awalnya biru muda berubah menjadi bening. Pada pH 7,4 terjadi perubahan warna dari biru
muda menjadi bening pada menit ke 20 dan pada pH 6,8 tidak terjadi perubahan warna tetap
berwarna biru muda . Pada pH 6,2 , 5,4 , 5,0 tidak mengalami perubahan warna tetap berwarna
biru .
8,0 10 0,1
7,4 20 0,05
Larutan-larutan buffer dengan pH bervariasi, yaitu 8,0; 7,4; 7,0; 6,8; 6,2; 5,4; 5,0
ditambahkan larutan amilum yang bertindak sebagai subtrat. Kemudian ditambahkan NaCl,
tujuan penambahan tersebut adalah menetralkan suasana/kondisi buffer tersebut. Setelah itu,
ditambahkan larutan iodin yang memberikan warna biru. Larutan yang memiliki pH 8,0 dan 7,4
diteteskan asam asetat agar pH larutan tersebut menurun dan mempermudah reaksi amilum
dengan iodin. Kemudian ditambahkan 2 tetes saliva encer setelah diinkubasi selama 5 menit.
Tujuan penambahan iodin adalah untuk mempercepat hidrolisis amilum menjadi glukosa, dengan
Pada pH 5,4 dan 5,0 perubahan warna terjadi sangat lambat. Ini membuktikan bahwa,
aktivitas enzim pada pH tersebut sangat lambat yang mengakibatkan enzim tidak mudah
terhidrolisis menjadi glukosa sehingga perubahan warnanya juga lambat. Suatu enzim
mempunyai aktivitas paling besar pada pH optimumnya, sedangkan pH rendah atau pH tinggi
dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktivitas enzim.
Temperatur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keaktifan enzim
sehingga akan mempengaruhi aktivitas dari enzim itu sendiri. Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di
samping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan
terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan
Warna
0 - - - -
keterangan :
++ = biru
+ = biru muda
- = bening
36 ˚ C 10 0,1
kamar 15 0,06
Tabung reaksi sebanyak 4 buah disiapkan lalu diisi dengan 2,5 mL larutan amilum 1%.
Larutan amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim amilase. Tabung pertama ditempatkan
dalam air es, tabung kedua pada temperatur kamar, tabung ketiga pada suhu 36oC dan tabung
keempat ditempatkan pada suhu 100oC, selama 5 menit. Masing-masing tabung ditambahkan 1
tetes saliva encer. Perlakuan yang berbeda ini dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa
Perwarna menjadi bening kembali pada suhu 0 ˚C memerlukan waktu yang sangat lama
karena enzim bekerja lambat dalam reaksi ini. Aktivitas enzim pada suhu 100 ˚C, hampir sama
pada suhu kamar dan es. Hal ini disebabkan karena enzim tidak mampu bekerja pada suhu
tersebut yang diakibatkan oleh terdenaturasinya enzim pada suhu yang tinggi. Tingginya
temperatur dapat menyebabkan pecahnya ikatan hidrogen dan ikatan kovalen yang membuat
konformasi protein, dalam hal ini adalah enzim, sehingga sisi aktifnya menjadi berjauhan
letaknya. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang atau dengan
kata lain aktivitas enzim menjadi lambat. Waktu yang tercepat bagi enzim untuk menghidrolisis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk laboratorium agar bahan-bahan diperhatikan karena sebagian bahan hampir habis
DAFTAR PUSTAKA
Gaman, P.M & K.B. Sherrington, 1994, Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi ,Universitas Gadjah Mada press. Yogyakarta.