BAB I
PENDAHULUAN
Dunia terus berubah dan berkembang dan sekarang telah memasuki era
revolusi Industri 4.0 yang secara tidak langsung , mempengaruhi pola hidup
manusia, sekarang pola hidup telah berubah dan lebih banyak tergantung kepada
pemerintahan.
individu yang memiliki watak berbeda-beda, cara pandang yang berbeda serta
perilaku yang tidak sama dengan yang lain, perbedaaan tersebut tentu akan sangat
menyulitkan bila tidak ada seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, Seorang
harus mampu membawa organisasinya kearah yang lebih baik dengan membentuk
perilaku dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasi melalui
2
pengarahan serta bimbingan yang efektif dan mencapai peningkatan kerja yang
lebih baik, karena pemimpin mengemban dan bertanggung jawab penuh atas
organisasi.
Berbicara tentang kepemimpinan maka tentu tidak akan terlepas dari gaya
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
pekerjaan itu. Orang-orang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan fisik dan mental, baik itu kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan
pemiminpin yang disebutkan diatas adalah satpol PP, Setiap organisasi pemerintah
dalam organisasi, Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan hubungan antara
pemerintah yang sangat vital didalam pengamanan asset daerah dan sebagai
organisasi namun juga untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber daya
Pamong Praja kota Kendari yang kurang maksimal dapat diidentifikasi, diketahui
optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki
hal ini diperlukan adanya peran seorang pemimpin dalam meningkatkan kinerja
yang efektif dan efisien, guna mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang
jawab masing-masing.
kepala daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah tenteram, tertib, dan
lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan aman. Kinerja Satpol PP
daerah yang tenteram, tertib, dan teratur. Penataan kelembagaan Satpol PP tidak
tetapi juga beban tugas dan tanggung jawab untuk itu perlu adanya peningkatan
bagi pegawai Satpol PP. Dengan tugas yang begitu berat dimana pegawai satpol
PP harus menjaga tujuan organisasi dan keamanan dan kenyamanan warga maka
5
adalah kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai. Untuk itu diperlukan suatu
bekerja, serta pola pembinaan pegawai, sehingga menjadi pegawai yang aktif dan
informasi bagi peneliti selanjutnya atau pun mahasiswa lain yang ingin
Kendari.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
para ahli, namun ada pula yang membedakan definisi keduanya. Menurut
orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
pimpinan itu.
orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
yang dimaksud dalam kajian ini adalah Kepala Satpol PP Kota Kendari.
dipimpinnya.
dasar dan secara terinci lagi dapat dijabarkan menjadi 3 pola (Hadari,
2002 : 83 ), yaitu.
keinginan yang kuat agar setiap orang mampu menjalin kerja sama.
besarnya.
tidaklah terpisah, yang dalam kenyataannya saling mengisi satu sama lain
yang berbeda.
masing-masing, yakni:
oleh orang yang dipimpin, sukar memberi maaf pada bawahan, dan
dengan:
1. Kepemimpinan Transformasional
2. Kepemimpinan Transaksional
atau budaya yang sudah ada, bukan bermaksud untuk mengubahnya. Oleh
lebih dari pada sebelumnya. Hal ini ditumbuhkan pemimpin dengan cara
lain, dan bawahan merasa hormat dan percaya pada pemimpinnya dan
16
untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain
minat.
dikemukakan oleh Bass (2002) bahwa hal tersebut dapat diukur dalam
karyawan. Oleh karena itu bass mengemukakan ada tiga cara seorang
usaha;
18
transformasional, yaitu
1. Attributed Charisma/Karisma
2. Inspirational Motivation
tinggi.
3. Intellectual stimulation
tugas mereka.
4. Individual Consideration
perhatian.
lain.
(noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan
dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Rivai & Basri, 2004;
Harsuko 2011).
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
barang dan jasa, perbandingan hasil kerja kegiatan dengan target dan
(dampak program).
tersebut telah tercapai dengan baik atau belum. Tentunya pegawai sebagai
kinerja pegawai merupakan suatu kegiatan yang amat penting karena dapat
dihadapi pegawai.
daya manusia.
24
yang ada, dengan tujuan untuk mendorong kinerja seseorang agar dapat
berada di atas rata-rata. Begitu luasnya dampak yang akan diperoleh dari
bahwa: “kinerja pegawai secara individu dapat dilihat dari apakah misi
25
karyawan dapat dilihat dari: (1) kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, (3)
tujuan organisasi, (8) inisiatif dan penyampaian ide-ide yang sehat, (9)
prestasi kerja.
2. Tujuan Pengembangan
anggota-anggota organisasi.
dilakukan.
27
kebutuhan pelatihan
1. Quality (kualitas)
kesempurnaan.
28
dalam nilai mata uang, jumlah unit produksi ataupun dalam jumlah
diri, berbuat baik dan bekerja sama antar sesama rekan kerja.
yaitu:
berikut:
GAYA KEPEMIMPINAN H1
TRANSFORMASIONAL KINERJ
A
(X)
(Y)
2.7. Hipotesis
variabel atau lebih dan masih membutuhkan pengujian secara empirik (sugiono
2004:70) dan berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
kerangka pikir yang telah ditetapkan di atas maka hipotesis yang diajukan
BAB III.
METODE PENELITIAN
pada lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut ditinjau dari segi
waktu, tenaga, dan biaya yang cukup menunjang kemudian lamanya penelitian
terdiri dari atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor satpol PP Kota Kendari, dan
obyek penelitian
adalah :
a. Uji Reliabilitas
jawabannya
36
b. Uji Validitas
tersebut valid.
pendekatan atau rumus statik. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka alat
analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Model ini digunakan untuk
menjawab permasalahan apakah ada pengaruh positif variabel (X) atau variabel
Satpol PP kota Kendari atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
Y = a + bX
Keterangan :
(Kepemimpinan Transformasional)
Dalam analisis ini digunakan regresi linear secara bertahap dimana tahap
menjadi bentuk faktor skor dan tahap kedua melakukan estimasi dari faktor skor
yang diperoleh dengan analisis regresi linear dengan menggunakan SPSS hasil
keluarannya berupa uji F dan tingkat signifikansi yang terdapat pada tabel
berkisar pada angka 0 sampai 1. Semakin kecik R2 yang diperoleh maka semakin
Kinerja (Y) di Kantor Satpol PP kota Kendari dari data yang diperoleh dari
perolehan kuesioner yang disebarkan. Selain itu dapat dilihat seberapa kuat
Tabel 1 :
R interprestasi
dalam berinovatif;
pengetahuan karyawan
karyawan.
beban kerja yang telah ditentukan; (2) jumlah unit produksi yang
dihasilkan.
42
dengan waktu yang lebih cepat dari yang telah ditentukan dan
3.
45