Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT
Dr.Eng.Ardyono Priyadi, ST, M.Eng.
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• TEORI PENUNJANG
• PEMODELAN
• SIMULASI DAN ANALISIS
• KESIMPULAN DAN SARAN
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Tujuan
• Permasalahan
• Batasan Masalah
Latar Belakang
• Pada PT. Chandra Asri akan melakukan
integrasi supply daya dari pembangkit lama
dengan PLN
• Dengan integrasi PLN harus dikaji ulang
mengenai kestabilan transien.
Tujuan
• Melaksanakan studi mengenai kestabilan
transien sistem kelistrikan PT. Chandra Asri
,Cilegon untuk mendapatkan rekomendasi
yang diperlukan sehingga dicapai keandalan
serta stabilitas yang layak dan mampu
mengatasi setiap gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi
Permasalahan
• Analisis Kestabilan Transien pada sistem
kelistrikan PT Chandra Asri akibat integrasi
PLN sebagai tambahan suplai kegiatan
operasional.
• Pertimbangan karakteristik beban sehingga
diperoleh tingkatan load shedding yang
handal pada integrasi sistem kelistrikan PT.
Chandra Asri
Batasan Masalah
• Analisa Kestabilan Transien di PT. Chandra Asri
dilakukan dengan memperhatikan respon
generator, yang meliputi respon frekuensi,
tegangan dan sudut rotor akibat adanya gangguan
terhadap sistem di PT. Chandra Asri.
• Jenis gangguan hubung singkat yang dekat dengan
unit pembangkit yang mengakibatkan unit-unit
pembangkit Chandra Asri trip tidak disertakan.
• Gangguan beban berlebih karena adanya trip unit
pembangkit.
• Perangkat lunak yang digunakan yaitu ETAP
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• TEORI PENUNJANG
• PEMODELAN
•SIMULASI DAN ANALISIS
• KESIMPULAN DAN SARAN
LANGKAH LANGKAH PENELITIAN
A
Start
Simulasi
Data
Analisa
Pemodelan
Respon Perbaikan
Study Case Stabil
Tidak
Ya
Parameter Kesimpulan
Pengamatan
Rekomendasi
A
End
DAFTAR ISI
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• TEORI PENUNJANG
PERHITUNGAN DAN ANALISA
• PEMODELAN
• SIMULASI DAN ANALISIS
•• KESIMPULAN
KESIMPULAN DAN
DAN SARAN
SARAN
TEORI PENUNJANG
d 2 m
J dt 2= Ta = Tm – Te
J = Momen kelembaman total dari massa rotor dalam kg-m2
θm = Pergeseran sudut dari rotor terhadap suatu sumbu yang diam
(stationary), dalam radian mekanis
t = Waktu, dalam detik
Ta = Momen putar percepatan bersih, dalam Nm
Tm = Momen putar mekanis atau poros (penggerak) dalam Nm
Te = Momen putar elektris atau elektromagnetis bersih, dalam Nm
Gangguan Terhadap Stabilitas
• Lepas Pembangkit
• Gangguan Hubung singkat
• Starting Motor
• Penambahan Beban Secara tiba-tiba
Daftar Isi
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• TEORI PENUNJANG
• PEMODELAN
• SIMULASI DAN ANALISIS
•• KESIMPULAN
KESIMPULAN DAN
DAN SARAN
SARAN
SLD Chandra Asri
STG GTG
Persamaan Ayunan Multimesin
• PT. Chandra Asri memiliki 2 pembangkit
bila n= jumlah mesin maka:
• i= 1,2,.....n
• dan persamaan ayunan multimesinnya
adalah:
Pemodelan Governor ST
U V
W X
Pemodelan Governor GT
A B C
B
•
•
Pemodelan Exciter Tipe 1
Daftar Isi
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• TEORI PENUNJANG
• PEMODELAN
• SIMULASI DAN ANALISIS
•• KESIMPULAN
KESIMPULAN DAN
DAN SARAN
SARAN
Kasus dan Konfigurasi
• Generator GTG OFF:
Generator GTG trip saat saat pembangkit STG dan PLN ”ON”(sistem
terintegrasi) dan semua beban dalam kondisi ”ON”
• Generator STG OFF :
Generator STG trip saat pembangkit GTG dan PLN dalam kondisi ”ON”
(sistem terintegrasi) dan semua beban dalam kondisi ”ON”.
• PLN OFF :
PLN trip saat semua pembangkit yang lain, yaitu GTG dan STG dalam
kondisi ”ON” (sistem terintegrasi) dan semua beban dalam kondisi ”ON”.
• Motor Starting:
Motor KM-4003 (3800 kW) start pada kondisi GTG P4 4006-J ”OFF”
namun sumber energi yang lain ”ON” (sistem terintegrasi).
• SC Case:
Pada kasus ini terjadi gangguan hubung singkat pada bus motor YM-7001
(5800 kW) yang memiliki kapasitas terbesar dalam proses produksi
Setting parameter governor
(STG)
Tsr = 0.1; Tc = 0.1; Tch = 0.1; Trh = 3
100.4
100.3
100.2
100.1
100
%
99.9
99.8
99.7
99.6
99.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
time (s) Frekuensi
99.9
99.8
99.7
99.6
99.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
100
99.8965 %
%
99.95
99.9
Frekuensi Bus A-SWM-2010
99.85
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
time (s)
101
98.3 %
100
99
98
97 94.63 %
%
96
95
• Kedua respon stabil 94
0 5 10 15
Tegangan Bus A-SWM-2010
20 25 30 35
time (s)
20
18
16
Daya elektrik tetap
14
12 Sudut daya stabil dan
10
turun menjadi 30.46◌ ْ
MW
8
6
4
2
Daya elektrik STG akibat swing (PLN)
0
0 5 10 15 20 25 30 35
bertambah beban.
time (s)
45
40 30.46
35
30
25
20
degree
15
10
5
Sudut daya STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
60
50
40
30
degree
20
10
Sudut daya STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
14.5
14.4
14.3
14.2
MW
14.1
14
Daya mekanik STG
13.9
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
Studi Kasus GTG_OFF:Generator GTG delete (t=
5 detik) dengan grid PLN diganti generator 1 (30
MW)
17.2 MW 20.67 MW
20 25
18
16 20
14
12 15
10
MW
10
MW
8
6
4 5
2 Daya elektrik generator 1
Daya elektrik STG 0
0
0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 25 30 35
35
30 Pembebanan STG
25
naik 17.2 MW, sudut
20
daya naik 30.76◌ ْ
degree
15
10
5
Sudut daya STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
Studi Kasus STG_OFF:Generator STG delete (t= 5
detik)
100.038 %
100.15
100.1
100.05
100
%
99.95
99.9
Frekuensi bus A-SWM-2010
99.85
0 10 20 30 40
time (s)
98.65 %
100.5
100 (steady)
99.5
99
98.5
98
97.5
%
97
96.5
96
95.5 Tegangan bus A-SWM-2010
0 10 20 30 40
time (s) 95.9656%
14
12
10
8
MW
6
4
2
Daya elektrik GTG
Pembebanan tetap
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 Sudut daya turun
time (s) menjadi -6.49◌ ْ
10
-6.49◌ ْ
0
0 10 20 30 40
degree
-5
-10
20
18
16
14
12
10
degree
8
6
4
2
Sudut daya STG absolut
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
time (s)
Frequency Trip Point Percent of Load Fixed Time Delay
Step
(Hz) Shedding (%) (Cycles) on Relay
1 59.3 10 6
2 58.9 15 6
3 58.5
As required to
arrest decline
before 58.2 Hz
Studi Kasus PLN_OFF:Grid PLN trip (t= 5 detik)
100.2
100
99.8
99.6
99.4
99.2
99
%
98.8
98.6
98.4 Frekuensi bus A-SWM-2010
98.2
0 10 20 30 40 50
102 96.85 %,
100 (steady)
98
96
94
88.14 %,
92
%
Kondisi underfrequency 98.5% 90
0 10 20 30 40 50
time (s)
25 19.7 MW 45
40 25.93◌ ْ
20 35
30
15 25
degree
20
MW
10 15
10
5
5
Daya elektrik STG Sudut daya STG
0
0
0 10 20 30 40 50
0 10 20 30 40 50
time (s)
time (s)
25
GTG swing saat PLN
17.5 MW
20
Off
15
Sudut daya STG turun
dengan kenaikan
MW
10
5
pembebanan GTG
Daya elektrik GTG
0
0 10 20 30 40 50
time (s)
Studi Kasus LS1PLN_OFF:Grid PLN trip (t= 5 detik)
Load Shedding tahap 1(t= 5.9 detik)
Load Shedding
CB PE-AF-1
Open (t=5.9s)
Tegangan
100.2 102 Steady
97.1 %.
100 100
99.8 98
96
99.6
Frek 94
99.4 Steady
%
98.88% 92
%
99.2
90
99 Tegangan bus A-SWM-2010
88
98.8
Frekuensi bus A-SWM-2010 86
98.6 0 5 10 15 20 25 30 35
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
time (s)
45 15.47◌ ْ
Frekuensi stabil= 98.8%
40
35 Tegangan aman dan naik
30
25
= 97.1%
Sudut daya stabil dan
degree
20
15
10 naik = 26.72◌ ْ
5
Sudut daya STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
Studi Kasus LS1PLN_OFF:Grid PLN trip (t= 5
detik) Load Shedding tahap 2(t= 6.1 detik)
Load Shedding
CB PE-AF-1
Open (t=6.1s)
100.2 100.2
100 100
99.8 99.8
99.6 99.6
99.4 99.4
99.2 99.2
%
%
99 99
98.8 98.8
98.6 98.6
Frekuensi bus A-SWM-2010 Tegangan bus A-SWM-2010
98.4 98.4
0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 25 30 35
45
40
Frekuensi stabil= 99.2%
35 Tegangan aman dan naik
30
25 = 97.4%
degree
20
15 Sudut daya stabil dan
10
5
naik = 27.57◌ ْ
Sudut daya STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
Studi Kasus Motor Starting: Motor KM-4003_start (t=5
detik)
100.043%
100.06
100.04
100.02
100
99.98
%
99.96 99.9410%
99.94
Frekuensi bus A-SWM-2010
99.92
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
106 100.043%
104
102
100
98
96
%
94 90.36%
92
90
Starting 88
Tegangan bus A-SWM-2010
t= 5s 0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
degree
60
20
%
40 15
10
20
5 Sudut daya STG
Tegangan bus_A
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
time (s)
8
7
Bus_A turun 1.9%
6 selama 0.06 detik (aman)
4.15◌ ْ
5
4
Sudut rotor stabil dan
3 turun menjadi 39◌ ْ (STG)
degree
2
dan 4.15◌ ْ (GTG) karena
1
0
Sudut daya GTG
bertambah beban (motor
-1 0 5 10 15 20 25 30 35
KM-4003) pada PLN
-2
time (s)
50
45
40 44.3967
35
30
25
degree
20 46.7106
15
10
Sudut daya STG absolut
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
14
12
10 11.2565
8
degree
6
11.7745
4
2
Sudut daya GTG absolut
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
10
15.5
9
8 15
7
14.5
6
5
14
MW
MW
3 13.5
2
13
1
Daya elktrik GTG Daya elektrik…
0
12.5
0 5 10 15 20 25 30 35
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
time (s)
25
20
15
MW
10
5
Daya PLN
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
14.4
14.3
14.2
14.1
MW
14
14.031
13.9 14.031
Daya Mekanik STG
13.8
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
8.4
8.3
8.2
8.1
7.9 8.00386
MW
7.8
8.00388
7.7
7.6
Daya Mekanik GTG
7.5
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
Integrasi Gen. 1 (30 MW)
60
50
40
48.3972
30
46.7108
degree
20
Sudut daya STG absolut
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
20
18
16
17.4864
14
12
16.4038
10
degree
8
6
4
2 Sudut daya Gen.1 absolut
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
18
16
14
12 13.8858
10
11.7749
degree
2
Sudut daya absolut GTG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
18
16
14
12
10 14 14.9292
8
MW
6
4
2
Daya elektrik STG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
18
16
14
12
10 13.8008
14
12.4271
degree
6
4
2
Daya elektrik Gen.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
14
12
10
8
9.5308
MW
6
8.0006
4
2
Daya elektrik GTG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
14.031 14.9662
16
14
12 13.972
12.5716
10
8
9.54758
MW
6 8.00388
Daya mekanik STG
4
Daya mekanik Gen.1
2
Daya mekanik GTG
0
0 5 10 15 20 25 30 35
time (s)
40
32.98
35
30 33.76
25
20
Sudut daya STG
15
Sudut daya GTG
10
5
-3.65
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-5
-2.44
-10
Gen.1 isoch
25
20 16.459
12.5716
15
10
35
30
25
28.46
20
15
Sudut daya STG relatif
10
Sudut daya GTG relatif
5
-3.65
0
-5 0 5 10 15 20 25 30 35
-10
-7.89
Studi Kasus Hubung Singkat : Short circuit_Bus
22-2 (t = 5 detik), CB PE-AF-2 open (t=5.3 detik)
100.3
100.25
100.2
100.15
100.261%
100.1
100.05
100
%
99.95
99.9
99.85
99.718%
99.8 Frekuensi bus A-SWM-2010
99.75
0 5 10 15 20 25 30 35 40
time (s)
120
100
80
60
50% (0.3S)
%
40
20
Tegangan bus A-SWM-2010
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
time (s)
Frekuensi aman
Tegangan belum aman karena ≤ 50%
max = 0.2 s
70
60 49.62◌ ْ
50
40
degree
30
20
10
0
Sudut daya STG
Sudut daya stabil
0 5 10 15 20 25 30 35 40 dan naik menjadi
time (s) 49.62◌ ْ (STG) dan
30
10.26◌ ْ(GTG)
25
20
15 10.26◌ ْ
10
degree
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-5
-10
Sudut daya GTG
-15
time (s)
Studi Kasus Hubung Singkat : Short circuit_Bus
22-2 (t = 5 detik), CB PE-AF-2 open (t=5.2 detik)
120
100
80
60
%
40
50% (0.2s)
20
Tegangan bus A-SWM-2010
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
time (s)
CB open =
0.2 s Dengan waktu pemutusan CB
= 0.2 s, tegangan turun 50 %
=0.2 s, sudah masuk batas
aman.
Daftar Isi
• PENDAHULUAN
• LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN
• PEMODELAN
• TEORI PENUNJANG
• SIMULASI DAN ANALISIS
• KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Dari 3 kasus lepasnya pembangkit 1 kasus yang dianggap
paling berbahaya yaitu saat grid PLN lepas. Hal ini dapat
menyebabkan kondisi underfrequency .
• PLN lepas baru dapat diatasi dengan menjalankan skema
load shedding 1 tahap dengan total beban yang dilepas
sebesar 3.8 MW,sehingga sisten dapat berjalan dengan
aman kembali.
• Untuk kasus salah satu pembangkit trip yaitu GTG atau
STG menunjukkan respon sistem masih dalam batas
aman,karena beban akan ditanggung oleh PLN yang
beroperasi sebagai swing.
Kesimpulan (2)
• Pada kasus hubung singkat pada bus motor terbesar dapat
menyebabkan tegangan pada bus utama turun sampai 50% dari
nominalnya, tetapi hal ini masih dalam batas aman karena turunnya
tegangan tersebut bila CB dapat membuka selama 0.2 detik yang
merupakan batas maksimal turunnya tegangan 50 % adalah 0.2 detik.
• PT. Chandra tidak ada masalah dengan motor starting. Saat
menyalakan motor dengan kapasitas daya 3800 KW, yang merupakan
salah satu motor dengan daya besar, sistem bisa kembali stabil yaitu
dengan respon frekuensi 99.99 % meski sempat turun 99.9410% dan
naik 100.043% dan respon tegangan terendah 98.84%.
• Sudut daya dari seluruh kasus masih stabil dan dapat menemukan
posisi kesetimbangan yang baru. Posisi sudut rotor untuk masing-
masing generator dipengaruhi oleh referensinya yaitu pembangkit
swing. Naik dan turunnya sudut ditentukan posisi atau besaran awal
dari generator terhadap pembangkit swing. Karena PLN ,merupakan
bus infinite yang tidak dapat diketahui karakteristik sudut dayanya
maka sudut relatif dari generator lain tidak dapat diketahui secara pasti
untuk posisi kesetimbangan barunya.
Saran
• Bila PLN lepas dari sistem yang merupakan penyuplai
daya terbesar maka harus dilakukan load shedding dengan
2 tahap. Dimana keseluruhan total beban yang dilepas
sebesar 7.7 MW supaya sistem dapat kembali stabil.
• Untuk hubung singkat pada motor terbesar CB harus dapat
membuka paling lambat 0.2 detik,jika melebihi batas
tersebut dapat menyebabkan tegangan bus utama tidak
dalam batas aman sesuai standar SEMI F-47
Sekian dan Terima Kasih..