Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PAROTITIS

No. Dokumen : 445/


SOP /SOP/PKM.
BPRRT/2018
No. Revisi : 0
Tanggal Terbit : Mei 2018
Halaman : 1/6
UPTD PUSKESMAS
BUAY PEMATANG MARDIYAH
RIBU RANAU NIP. 196909021990032004
TENGAH

1. Pengertian Parotitis adalah peradangan yang terjadi pada kelenjar saliva atau yang
lebih dikenal dengan kelenjar parotis. Kematian akibat penyakit parotitis
sangat jarang ditemukan. Parotitis paling sering merupakan bentuk
komplikasi dari penyakit yang mendasarinya.
Parotitis Sindrom Sjögren memiliki rasiolaki-perempuan 1:9. Parotitis
dapat berulang saat masa kecil lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan pada perempuan.
Parotitisviral(gondongan) paling sering terjadipada anak-anak
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan
penyakit Disentri Basiler dan Disentri Amuba di UPTD Puskesmas Buay
Pematang Ribu Ranau Tengah
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Buay Pematang Ribu Ranau Tengah
Nomor: 800/ /SK/PKM.BPRRT/2018 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Buay Pematang Ribu Ranau Tengah.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014
tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer, Kemenkes RI 2014
2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Depkes RI, 2007
5. Alat dan Bahan 1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Stop Watch
5. LampuSenter
6. Timbangan Berat Badan
7. Kapas beralkohol
8. Blangko resep
9. Obat antibiotik
6. Prosedur 1. ANAMESA
Menanyakan :
a. NamaPasien
b. NamaOrtu
c. PekerjaanOrtu
d. Umur
e. Alamat
f. RiwayatPenyakit dahulu
g. Riwayat Penyakit Sekarang

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
a. Demam
b. Pembengkakan pada kelenar parotis mulai dari depan telinga hingga
rahang bawah
c. Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering.

Tanda dan gejala pada penyakit parotitis berdasarkan penyebabnya dibagi


menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Parotitis akut
1. Parotitis bakteri akut: bengkak, nyeri pada kelenjar dan demam,
mengunyah menambah rasa sakit.
2. Parotitis virus akut(gondong): Nyeri, bengkak padakelenjar 5-9hari
terakhir. Malaise moderat, anoreksia, dan demam.
3. Parotitis tuberkulosis: nyeri tekan, bengkak pada salah satukelenjar
parotid, gejalatuberkulosisdapat ditemukan dibeberapa kasus.
b. Parotitis kronik
1. Sjogren syndrome: pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar
parotis tanpa sebab yang jelas, sering berulang, dan bersifat kronik, mata
dan mulut kering.
2. Sarkoidosis: nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis.

Faktor Risiko: -

2. PEMERIKSAAN

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kelenjarparotis dapat ditemukan tanda-tanda
berupa:
a. Demam
b. Pembengkakan kelenjar parotis
c. Eritema pada kulit.
d. Nyeri tekan di kelenjar parotis.
e. Terdapat air liur purulen.

Pemeriksaan Penunjang–dilakukan di layanan sekunder:


Pemeriksaan laboratorium : untuk menganalisa cairan saliva, dengan
dilakukan pemeriksaan anti-SS-A, anti-SS-B, dan faktor rhematoid yang
dapat mengetahui adanya penyakit autoimun.

3. DIAGNOSA
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
Diagnosis Banding
a. Neoplasma kelenjar saliva
b. Pembesaran kelenjar getah bening karena penyebab lain

Komplikasi
a. Infeksi gigi dan karies
b. Infeksi ke kelenjar gonad

4. PERENCANAAN
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi selengkapnya kepada pasien / orang tua pasien,
dan keluarga mengenai penyakit parotitis. Menjaga kebersihan gigi dan
mulut sangat efektif untuk mencegah parotitis yang disebakan oleh bakteri
dan virus.
b. Farmakologis: 1. Tatalaksana simptomatis sesuai gejala yang dirasakan.
2. Antibiotik: Antibiotik spektrum luas dapat diberikan pada kasus
parotitis bakteri akut yang disebabkanoleh bakteri.
3. Bila kondisi tidak membaik, segera rujuk ke layanan sekunder.

Konseling dan Edukasi


Pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan membantu pihak keluarga
untuk memahami penyakit parotitis ini, dengan menjelaskan kepada
keluarga pentingnya melakukkan vaksin parotitis yang dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit ini.

Kriteria Rujukan
Bila kasus tidak membaik dengan pengobatan adekuat di layanan primer,
segera rujuk ke layanan sekunder dengan dokter spesialis anak atau dokter
spesialis penyakit dalam.

7. Unit Terkait  Poli umum (Dokter Puskesmas)


 P2M Dinas Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai