Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2017, Volume 48, Number 3: 163-167


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Karakteristik glaukoma juvenil pasca trabekulektomi


di RSUP Sanglah Denpasar Januari
2014 – Desember 2015

Ni Made Oka Handayani, Ida Bagus Putra Manuaba, Made Agus Kusumadjaja, CrossMark
Ni Kompyang Rahayu, Anak Agung Mas Putrawati Triningrat

ABSTRACT

Juvenile Glaucoma is a kind of primary open angle glaucoma with increase and intraocular pressure were analyzed by repeated measurement ANOVA.
of intraocular pressure and usually found in patients with age 4 until A total number of 20 eyes of 14 patient were included in this study. The
35 years old. A billateral chronic optic neuropathy in juvenile glaucoma majority of patients were male (57.1%), a mean of age 20.21 ± 9.34,
very possible to cause blindness. Trabeculectomy are recomended as almost all located in the city of Denpasar, the majority type of work is
a succesful surgery treatment in juvenile glaucoma. This research is a student (64%), and a mean of Cup-disc ratio 0.79 ± 0.16. There is no
descriptive. Data were collected retrospectively based on the medical difference between the average visual acuity at different measurement
records of patients who underwent trabeculectomy in Sanglah Hospital time (p=0,374). There is a difference between the mean intraocular
period January 1, 2014 through December 31, 2015. Data on the pressure in the different measurement time (p=0,000). There is no
characteristics of the subjects analyzed descriptively, shown as frequency, improvement of visual acuity and there is a improvement of intraocular
percentage, mean and standard deviation. Improvement of visual acuity pressure after the trabeculectomy in patients with juvenile glaucoma.

Keywords : trabeculectomy, juvenile glaucoma, visual acuity, intraocular pressure


Cite This Article: Handayani, N.M.O., Manuaba, I.B.P., Kusumadjaja, M.A., Rahayu, N.K., Triningrat, A.A.M.P. 2017. Karakteristik glaukoma juvenil
pasca trabekulektomi di RSUP Sanglah Denpasar Januari 2014 – Desember 2015. Medicina 48(3): 163-167. DOI:10.15562/medi.v48i3.145

ABSTRAK

Glaukoma juvenil adalah bentuk glaukoma sudut terbuka primer yang 31 Desember 2015. Data mengenai karakteristik subyek dianalisis secara
ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular dan ditemukan pada deskriptif, ditampilkan sebagai frekuensi, persentase, rerata dan standar
rentang usia 4 sampai 35 tahun. Terjadinya neuropati optik yang kronis deviasi. Perbaikan tajam penglihatan dan tekanan intraokular dianalisis
dan bersifat bilateral pada glaukoma juvenil sangat memungkinkan dengan uji repeated measurement ANOVA. Subjek penelitian berjumlah
mengakibatkan kebutaan. Peningkatan tekanan intraokular (TIO) pada 14 orang (20 mata). Mayoritas pasien didominasi lelaki (57,1%), dengan
glaukoma juvenil disebabkan oleh gangguan aliran keluar humor akuos usia rerata 20,21±9,34, sebagian besar berdomisili di Kota Denpasar,
melalui jala trabekular ke kanalis Schlemm. Trabekulektomi adalah pekerjaan terbanyak sebagai pelajar / mahasiswa (64,3%), serta
tindakan pembedahan dengan membuat lubang drainase pada bagian dengan rerata Cup-disc ratio 0,79 ± 0,16. Tidak terdapat perbedaan yang
sklera untuk menurunkan tekanan intraokuli dan direkomendasikan bermakna antara rerata tajam penglihatan pada waktu pengukuran
sebagai terapi pembedahan yang berhasil pada glaukoma juvenil. yang berbeda (p=0,374). Terdapat perbedaan yang bermakna antara
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data dikumpulkan rerata TIO pada waktu pengukuran yang berbeda (p=0,000). Tidak
secara retrospektif berdasarkan catatan medis pasien yang menjalani terdapat perbaikan tajam penglihatan, namun didapatkan penurunan
trabekulektomi di RSUP Sanglah periode 1 Januari 2014 sampai TIO setelah trabekulektomi pada pasien glaukoma juvenil.

Kata kunci : trabekulektomi, glaukoma juvenil, tekanan intraokular, tajam penglihatan


Cite Pasal Ini: Handayani, N.M.O., Manuaba, I.B.P., Kusumadjaja, M.A., Rahayu, N.K., Triningrat, A.A.M.P. 2017. Karakteristik glaukoma juvenil
Bagian Ilmu Kesehatan Mata, pasca trabekulektomi di RSUP Sanglah Denpasar Januari 2014 – Desember 2015. Medicina 48(3): 163-167. DOI:10.15562/medi.v48i3.145
Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar PENDAHULUAN
Glaukoma juvenil adalah bentuk glaukoma sudut juvenil pada umumnya terdeteksi pada fase lanjut
*
Correspondence to: terbuka primer yang ditandai dengan peningkatan dengan kerusakan nervus optikus yang sudah
tekanan intraokular dan ditemukan pada rentang berat dan tekanan intra okular (TIO) lebih dari
Diterima: 2017-09-14 usia 4 sampai 35 tahun.1 Glaukoma juvenil jarang 40 mmHg.3,4 Pemberian obat-obatan pada pasien
Disetujui: 2017-09-14 terjadi dengan insiden sekitar 1:50.000.2 Glaukoma glaukoma juvenil seringkali tidak mendapatkan

163
ARTIKEL ASLI

toleransi yang maksimal sehingga membutuhkan versi 17.0. Data mengenai karakteristik subjek
tindakan pembedahan. Trabekulektomi dire- dianalisis secara deskriptif. Data berskala kategorik
komendasikan sebagai terapi pembedahan yang dideskripsikan dalam bentuk frekuensi dan persen-
berhasil pada pasien dengan glaukoma juvenil.5 tase sedangkan untuk data berskala numerik dalam
Mengingat rentang usia yang masih muda dan bentuk rerata dan standar deviasi. Kemudian dilaku-
harapan hidup pasien, maka sangat penting bagi kan uji normalitas data dengan uji Shapirowilk untuk
para ahli untuk mengenal lebih baik glaukoma data tajam penglihatan LogMAR dan tekanan intra-
juvenil, dimana terjadinya neuropati optik yang okular sebelum dan sesudah trabekulektomi. Hasil
kronis dan bersifat bilateral sangat memungkinkan uji normalitas didapatkan data berdistribusi normal.
mengakibatkan kebutaan. Analisis untuk mengetahui perbedaan tajam pengli-
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui karak- hatan sebelum dan setelah (satu hari, satu minggu,
teristik pasien dengan glaukoma juvenil yang satu bulan, dan tiga bulan) trabekulektomi dan
menjalani tindakan trabekulektomi di RSUP perbedaan TIO sebelum dan setelah (satu hari, satu
Sanglah Denpasar, dan mengetahui efek tindakan minggu, satu bulan, dan tiga bulan) trabekulektomi
trabekulektomi terhadap penurunan tekanan intra- dengan uji Repeated Measurement ANOVA.
okular dan peningkatan tajam penglihatan. Hasil
penelitian ini dapat memberikan karakteristik
HASIL
pasien glaukoma juvenil yang menjalani tindakan
trabekulektomi di RSUP Sanglah Denpasar dan Selama periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember
mengetahui efektivitasnya dalam menurunkan 2015 terdapat 14 pasien yang menjalani tinda-
tekanan intraokular serta peningkatan tajam kan trabekulektomi di RSUP Sanglah Denpasar.
penglihatan. Data-data ini dapat dipakai sebagai Sebanyak 20 mata dari 14 pasien yang dimasukkan
acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai subjek penelitian ini.
penentuan penatalaksanaan lebih dini. Tabel 1 menunjukkan distribusi pasien glaukoma
juvenil yang menjalani trabekulektomi berdasarkan
jenis kelamin, lelaki mempunyai proporsi yang
BAHAN DAN METODE
lebih besar (57,1%) dibandingkan perempuan
Penelitian ini merupakan suatu penelitian obser- (42,9%). Berdasarkan variabel umur, rerata umur
vasional analitik dengan pendekatan studi potong pasien glaukoma juvenil yang menjalani trabeku-
lintang (cross sectional). Data dikumpulkan secara lektomi adalah 20,21 ± 9,34. Pada domisili didapa-
retrospektif dilakukan dengan mencatat karakteris- tkan paling banyak berasal dari Denpasar sebesar
tik dan data pemeriksaan pasien glaukoma juvenil 42,9%. Pada pekerjaan didapatkan paling banyak
sebelum dan sesudah tindakan trabekulektomi sebagai pelajar / mahasiswa sebesar 64,3%. Rerata
di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan rekam
medis, sedangkan metode pengambilan data secara
Tabel 1  K
 arakteristik pasien glaukoma
potong lintang. Data diambil pada penelitian ini juvenil pasca trabekulektomi
meliputi jenis kelamin, umur, domisili, pekerjaan,
Karakteristik Pasien n (%)
cup-disc ratio (CDR), serta tajam penglihatan dan
tekanan intraokular sebelum dan setelah tindakan Jenis Kelamin
trabekulektomi. Penelitian dilakukan di RSUP Lelaki 8 (57,1)
Sanglah Denpasar pada 1 Januari 2014 sampai 31 Perempuan 6 (42,9)
Desember 2015. Umur (rerata ± SB) 20,21 ± 9,34
Domisili
Populasi target pada penelitian ini adalah
Denpasar 6 (42,9)
semua pasien glaukoma juvenil. Populasi terjang-
Badung 2 (14,3)
kau adalah pasien glaukoma juvenil yang datang Buleleng 1 (7,1)
berobat di RSUP Sanglah Denpasar selama periode Karangasem 1 (7,1)
1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2015. Subjek Negara 1 (7,1)
penelitian adalah semua pasien yang memenuhi Lombok 2 (14,3)
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah Bangli 1 (7,1)
semua pasien glaukoma juvenil yang datang bero- Pekerjaan
bat ke RSUP Sanglah Denpasar dan menjalani Tidak bekerja 2 (14,3)
tindakan trabekulektomi selama periode 1 Januari Pelajar / Mahasiswa 9 (64,3)
2014 sampai 31 Desember 2015. Kriteria eksklusi PNS 1 (7,1)
Karyawan swasta 1 (7,1)
adalah pasien dengan catatan medis tidak lengkap.
Wiraswasta 1 (7,1)
Semua data yang diperoleh dimasukkan dalam
Cup-disc Ratio (rerata±SB) 0,79 ± 0,16
tabel kerja dan dianalisis dengan program SPSS

164 Medicina; 48(3): 163-167 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.145


ARTIKEL ASLI

Tabel 2  Rerata tajam penglihatan pada setiap waktu pemeriksaan cup-disc ratio pasien glaukoma juvenil yang menjal-
ani trabekulektomi adalah 0,79 ± 0,16.
Tajam penglihatan (LogMar) Rerata±SB P
Tabel 2 menunjukkan rerata tajam penglihatan
Tajam Penglihatan sebelum trabekulektomi 1,37±0,75 0,374 sebelum dan sesudah trabekulektomi. Rerata tajam
Tajam Penglihatan 1 hari setelah trabekulektomi 1,39±0,69 penglihatan dalam skala LogMar sebelum trabeku-
Tajam Penglihatan 1 minggu setelah trabekulektomi 1,34±0,68 lektomi adalah 1,37 ± 0,75, satu hari sesudah
Tajam Penglihatan 1 bulan setelah trabekulektomi 1,32±0,68 trabekulektomi adalah 1,39 ± 0,69, satu minggu
Tajam Penglihatan 3 bulan setelah trabekulektomi 1,32±0,68
sesudah trabekulektomi sebesar 1,34 ± 0,68, satu
bulan sesudah trabekulektomi 1,32 ± 0,68, dan
Tabel 3  P
 erbandingan rerata tajam penglihatan antar setiap tiga bulan sesudah trabekulektomi adalah LogMar
waktu pemeriksaan 1,32 ± 0,68. Tidak terdapat perbedaan rerata tajam
IK95% penglihatan pada waktu pemeriksaan satu bulan
Hari Hari Selisih rerata (I-J) Sig.** Batas bawah Batas atas
dan tiga bulan sesudah trabekulektomi.
Tabel 3 menunjukkan uji perbandingan rerata
1 hari -0,020 1,000 -0,119 0,079 tajam penglihatan antar waktu pemeriksaan, dimana
1 minggu 0,025 1,000 -0,103 0,153 perbedaan rerata tajam penglihatan antara sebelum
Hari 0
1 bulan 0,050 1,000 -0,104 0,204 trabekulektomi dengan masing-masing setelah
3 bulan 0,050 1,000 -0,104 0,204
trabekulektomi tidak berbeda bermakna (p=1,000).
Tabel 4 menunjukkan rerata tekanan intra-
1 minggu 0,045 1,000 -0,67 0,157
okular sebelum dan sesudah trabekulektomi.
1 hari 1 bulan 0,070 1,000 -0,68 0,208 Rerata tekanan intraokular dalam mmHg sebelum
3 bulan 0,070 1,000 -0,68 0,208 trabekulektomi adalah 29,70 ± 10,71, satu hari
1 bulan 0,025 0,961 -0,20 0,070 sesudah trabekulektomi adalah 16,05 ± 4,98, satu
1 minggu minggu sesudah trabekulektomi sebesar 14,95  ±
3 bulan 0,025 0,961 -0,20 0,070
4,72, satu bulan sesudah trabekulektomi 15,05  ±
1 bulan 3 bulan 0,000 1,000 0,000 0,000 4,43, dan tiga bulan sesudah trabekulektomi
* selisih rerata signifikan pada level 0,05 adalah 15,00 ± 4,53. Terdapat penurunan tekanan
** Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni intraokular setelah trabekulektomi dibandingkan
dengan sebelum trabekulektomi.
Tabel 4  R
 erata Tekanan Intraokular Pada Setiap Tabel 5 menunjukkan uji perbandingan rerata
Waktu Pemeriksaan
tekanan intraokular antar waktu pemeriksaan,
Tekanan Intraokular (mmHg) Rerata±SB P dimana perbedaan rerata tekanan intraokular antara
Tekanan Intraokular sebelum trabekulektomi 29,70±10,71 0,000 sebelum trabekulektomi dengan masing-masing
Tekanan Intraokular 1 hari setelah trabekulektomi 16,05±4,98 waktu pemeriksaan setelah trabekulektomi adalah
Tekanan Intraokular 1 minggu setelah trabekulektomi 14,95±4,72 berbeda bermakna (p=0,000). Terdapat perbandin-
Tekanan Intraokular 1 bulan setelah trabekulektomi 15,05±4,43 gan lain yang tidak bermakna yaitu antara pemerik-
Tekanan Intraokular 3 bulan setelah trabekulektomi 15,00±4,53 saan satu hari dengan satu minggu, satu bulan dan
tiga bulan, antara pemeriksaan satu minggu dengan
Tabel 5  P
 erbandingan rerata tekanan intraokular antar setiap satu bulan dan tiga bulan, serta antara pemeriksaan
waktu pemeriksaan satu bulan dengan tiga bulan (p=1,000).
IK95%
Hari Hari Selisih rerata (I-J) Sig.
**
Batas bawah Batas atas DISKUSI
1 hari 13,650 0,000 6,073 20,957 Glaukoma juvenil adalah bentuk glaukoma sudut
1 minggu 14,750 0,000 7,543 21,957 terbuka primer yang ditandai dengan peningkatan
Hari 0 tekanan intraokular dan ditemukan pada rentang
1 bulan 14,650 0,000 7,199 22,101
usia 4 sampai 35 tahun. Penatalaksanaan glaukoma
3 bulan 14,700 0,000 8,195 21,205 juvenil adalah dengan terapi medikamentosa dan
1 minggu 1,100 1,000 -1,083 3,283 tidakan pembedahan. Pemberian obat-obatan pada
1 hari 1 bulan 1,000 1,000 -2,567 4,567 pasien glaukoma juvenil seringkali tidak mendapa-
3 bulan 1,050 1,000 -2,453 4,553 tkan toleransi yang maksimal sehingga membu-
tuhkan tindakan pembedahan. Trabekulektomi
1 bulan -0,100 1,000 -3,347 3,147
1 minggu dengan atau tanpa agen antifibrotik (mytomycin
3 bulan -0,050 1,000 -3,186 3,086 C atau 5-fluorouracil) direkomendasikan sebagai
1 bulan 3 bulan -0,050 1,000 -2,015 2,115 terapi pembedahan yang berhasil pada pasien
* selisih rerata signifikan pada level 0,05 dengan glaukoma juvenil. Trabekulektomi adalah
** Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni tindakan pembedahan dengan membuat lubang

Medicina 2017; 48(3): 163-167 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.145 165


ARTIKEL ASLI

drainase pada bagian sklera untuk menurunkan sebagai ibukota propinsi merupakan kota besar
tekanan intraokuli.1,4 dengan tingkat pendidikan penduduk yang cukup
Penelitian oleh Jonas dkk6, pada 28 pasien glau- tinggi serta memiliki banyak pusat kesehatan yang
koma juvenil didapatkan 13 pasien perempuan dan mudah dicapai sehingga lebih cepat memeriksakan
15 pasien lelaki. Penelitian oleh Heinz dkk7, dari diri dibandingkan dengan penduduk di kabupaten
16 pasien dengan glaukoma juvenil didapatkan 14 lain terutama yang tinggal di pelosok desa.
pasien perempuan dan 2 pasien lelaki. Penelitian Penelitian ini menunjukkan pekerjaan atau akti-
oleh Pathania dkk8, dari 41 pasien glaukoma juvenil vitas sehari-hari terbanyak pada pasien glaukoma
yang menjalani trabekulektomi didapatkan mayor- juvenil adalah pelajar/mahasiswa sebesar 64,3%.
itas adalah lelaki, yaitu sebesar 79%. Penelitian oleh Hal ini dapat terkait dengan onset dari glaukoma
Guedes dkk9, dari 3 pasien glaukoma juvenil yang juvenil yang terjadi lebih banyak pada usia remaja
menjalani trabekulektomi, didapatkan 2 pasien atau dewasa muda. Selain itu, aktivitas pelajar /
perempuan dan 1 pasien lelaki. Hasil pada pene- mahasiswa yang lebih banyak tergantung pada
litian ini, dari 14 pasien dengan glaukoma juvenil ketajaman penglihatan saat kegiatan belajar dapat
yang menjalani trabekulektomi didapatkan jenis menyebabkan pasien mengeluhkan lebih cepat
kelamin lelaki mempunyai proporsi yang lebih penurunan ketajaman penglihatan yang diderit-
besar (57,1%) dibandingkan dengan jenis kelamin anya dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.
perempuan (42,9%). Tidak ada penelitian yang Gambaran klinis pada pasien glaukoma juvenil
menyebutkan secara pasti jenis kelamin mempen- antara lain peningkatan tekanan intraokular yang
garuhi angka kejadian glaukoma juvenil. Terdapat umumnya terjadi bilateral, myopia, gangguan
kepustakaan yang menyebutkan bahwa galukoma lapang pandangan, serta kerusakan diskus opti-
juvenil dapat terjadi dengan frekuensi yang sama kus (cupping). Cupping ditandai oleh peningkatan
antara lelaki dan perempuan.2 cup-disc ratio (CDR).2 Pada penelitian ini rerata
Penelitian oleh Guedes dkk9, pada 3 pasien CDR pasien glaukoma juvenil adalah 0,79 ± 0,16.
glaukoma juvenil yang menjalani trabekulektomi, Penelitian oleh Pickett dkk, pada 10 pasien glau-
didapatkan rerata umur pasien adalah 22,33 tahun. koma menunjukkan CDR ≥ 0,8. Hal ini serupa
Penelitian oleh Pathania dkk8, yang menilai hasil dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Jonas
dari trabekulektomi pada 41 pasien glaukoma juve- dkk, pada 28 pasien glaukoma juvenil, dimana
nil, didapatkan rerata usia saat diagnosa ditegakkan diperoleh rerata CDR sebesar 0,88 ± 0,54.6
adalah sebesar 24,1 ± 6,8 tahun. Sedangkan peneli- Trabekulektomi dengan atau tanpa agen anti-
tian oleh Jonas dkk6, didapatkan rerata usia 34,4 ± fibrotik (mytomycin C atau 5-fluorouracil) dire-
9,1 tahun dengan rentang usia 16-45 tahun, dimana komendasikan sebagai terapi pembedahan yang
penelitian tersebut meneliti sebanyak 28 pasien berhasil pada pasien dengan glaukoma juvenil.
glaukoma juvenil kronis. Penelitian oleh Heinz dkk7, Trabekulektomi adalah tindakan pembedahan
pada 16 pasien glaukoma juvenil yang menjalani dengan membuat lubang drainase pada bagian
trabekulektomi, didapatkan rerata usia saat dilaku- sklera untuk menurunkan tekanan intraokuli.1,5
kan tindakan operasi adalah sebesar 13,6 tahun. Penelitian yang menggambarkan tentang
Pada penelitian ini didapatkan rerata umur pasien pengaruh trabekulektomi terhadap perbaikan tajam
adalah 20,21 ± 9,34 tahun. Pasien dengan glaukoma penglihatan pada pasien glaukoma juvenil tidak
juvenil tidak memiliki riwayat glaukoma kongeni- banyak dilakukan. Penelitian oleh Pathania dkk8,
tal atau infantil, dimana pasien dengan kecurigaan tidak didapatkan perbaikan tajam penglihatan
glaukoma juvenil sebaiknya diamati riwayat glau- setelah trabekulektomi, dengan rerata tajam peng-
koma juvenil dalam keluarga. Kejadian tekanan lihatan setelah trabekulektomi sebesar 0,1 LogMar
intraokular yang abnormal dapat terjadi pada usia dimana serupa dengan setelah trabekulektomi
5-10 tahun. Glaukoma juvenil umumnya terjadi sebesar 0,1 LogMar. Penelitian oleh Guedes dkk9,
pada usia remaja atau dewasa muda dan merupakan didapatkan perbandingan tajam penglihatan sebe-
bentuk glaukoma sudut terbuka primer yang ditan- lum dan setelah trabekulektomi tetap pada 3 sampel,
dai dengan peningkatan tekanan intraokular dan menurun pada 2 sampel, dan membaik (sebanyak
ditemukan pada rentang usia 4 sampai 35 tahun.1,2 1- 4 baris Snellen) pada 4 sampel. Penelitian oleh
Kepustakaan lain menyebutkan bahwa glaukoma Heinz dkk7, didapatkan tajam penglihatan sebelum
juvenil merupakan bagian dari glaukoma sudut trabekulektomi LogMar 0,30 ± 0,30 dan setelah
terbuka primer, namun glaukoma juvenil terjadi trabekulektomi LogMar 0,38 ± 0,35, menunjukkan
pada usia 5-35 tahun, sedangkan glaukoma sudut perbedaan yang tidak bermakna. Penelitian ini
terbuka primer terjadi pada usia diatas 35 tahun.4 didapatkan tajam penglihatan dalam skala LogMar
Pasien glaukoma juvenil yang datang ke RSUP sebelum dan setelah trabekulektomi tidak berbeda
Sanglah dengan domisili terbanyak berasal dari bermakna. Pemeriksaan awal sebelum tinda-
kota Denpasar yaitu sebesar 42,9%. Denpasar kan didapatkan rerata tajam penglihatan 1,37 ±

166 Medicina; 48(3): 163-167 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.145


ARTIKEL ASLI

0,75, setelah satu hari menjadi 1,39 ± 0,69, setelah pada lelaki (57,1%), dengan rerata usia 20,21 ±
1  minggu menjadi 1,34 ± 0,68, setelah 1 bulan 9,34 tahun, sebagian besar berdomisili di Denpasar
menjadi 1,32 ± 0,68 dan stabil pada evaluasi setelah dengan status pekerjaan terbanyak adalah pelajar /
3 bulan menjadi 1,32 ± 0,68. Tampak pada pemer- mahasiwa (64,3 %) dan rerata CDR sebesar 0,79 ±
iksaan satu hari didapatkan tajam penglihatan yang 0,16. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan
menurun sedikit, hal ini disebabkan oleh komp- yang bermakna antara rerata tajam penglihatan
likasi berupa edema kornea pasca tindakan yang pada waktu pengukuran yang berbeda (p=0,374).
mempengaruhi tajam penglihatan. Namun setelah Terdapat perbedaan antara rerata TIO pada waktu
dilakukan analisis untuk mengetahui perbedaan pengukuran yang berbeda (p=0,000).
antar waktu pemeriksaan didapatkan hasil yang Perlu dilakukan sistem pencatatan yang lebih
tidak bermakna, hal ini dapat terjadi karena jumlah baik untuk pasien-pasien yang datang ke RSUP
sampel penelitian kecil (n=20). Selain itu, glaukoma Sanglah khususnya divisi Glaukoma, sehingga data
juvenil pada penelitian ini terdeteksi pada fase lanjut yang terkumpul lebih lengkap dan dapat digunakan
dengan kerusakan nervus optikus yang sudah berat. untuk penelitian lebih lanjut, tidak hanya menilai
Penelitian untuk mengetahui perbedaan TIO tajam penglihatan dan TIO pada pasien glaukoma
pasien glaukoma juvenil sebelum trabekulektomi juvenil, namun juga melakukan pencacatan riwayat
dengan setelah trabekulektomi telah dilakukan sebel- glaukoma pada keluarga mengingat pentingnya
umnya. Penelitian oleh Pathania dkk8, didapatkan data tersebut, dimana riwayat keluarga dengan
penurunan rerata TIO yang signifikan (p < 0,001) glaukoma dapat digunakan untuk mengetahui dan
dari 35 ± 10 mmHg sebelum trabekulektomi menjadi menegakkan diagnosa glaukoma lebih dini.
13 ± 2,5 mmHg pada evaluasi terakhir setelah
trabekulektomi. Dimana pada penelitian tersebut
DAFTAR PUSTAKA
rerata persentase penurunan TIO sebesar 55 ± 22%.
Penelitian oleh Mandal dkk10, pada 38 pasien glau- 1. American Academy of Ophthalmology. Basic
and Clinical Science Course, Section 10. San
koma juvenil didapatkan perbedaan rerata TIO yang Francisco:2014-2015:139-45.
signifikan antara sebelum dan setelah trabekulektomi 2. Walton DS. Juvenile Glaucoma. 2015. Diunduh dari: URL:
( 31,8 ± 11,5 menjadi 13,2 ± 5,7 mmHg ). Penelitian http://www.emedicine.medscape.com.
3. Dureau P. Glaucoma, hereditary. Orphanet Encyclopedia.
oleh Heinz dkk7, didapatkan penurunan TIO dari 2004 Maret. Diunduh dari: URL: http://www.orpha.net/
setelah tindakan trabekulektomi dibandingan dengan data/patho/GB/uk-glaucoma.pdf
sebelum trabekulektomi yaitu dengan rerata 28,3 ± 4. Chak G, Mosaed S, Minckler DS. Diagnosing and
Managing Juvenile Open-Angle Glaucoma. Gavin Herbert
5,7 menjadi 11,6 ± 4,7. Penelitian ini menunjukkan Eye Institute, University of California. 2014;37-8.
perbedaan TIO pada pasien glaukoma juvenil sebe- 5. Yeung H, David W. Goniotomy for Juvenile Open-Angle
lum dan setelah menjalani trabekulektomi, dimana Galucoma. Journal of Glaucoma. 2010;19.
6. Jonas JB, Budde WM. Optic Nerve Head Appearance in
didapatkan penurunan TIO yang bermakna setelah Juvenile-Onset Chronic High-Pressure Glaucoma and
trabekulektomi dibandingkan dengan sebelum Normal-Pressure Glaucoma. American Academy of
trabekulektomi. Pemeriksaan awal sebelum tindakan Ophthalmology. 2000;107(4):704-11.
7. Heinz C, Koch JM, Heiligenhaus A. Trabeculectomy
didapatkan rerata TIO 29,70 ± 10,71, setelah satu hari or modified deep sclerectomy in juvenile uveitic glau-
turun menjadi 16,05 ± 4,98, setelah 1 minggu turun coma. Journal Ophthalmology Inflammation Infection.
menjadi 14,95 ± 4,72, setelah 1 bulan naik menjadi 2011;165-70.
8. Pathania D, Senthil S, Rao HL, Mandal AK, Garudadai CS.
15,05 ± 4,43 dan stabil pada evaluasi setelah 3 bulan Outcomes of Trabeculectomy in Juvenile open
menjadi 15,00 ± 4,53. Peningkatan tekanan intraoku- angle glaucoma. Indian Journal of Ophthalmology.
lar (TIO) pada glaukoma juvenil disebabkan oleh 2014;62(2):224-28.
9. Guedes VRF, Simmons RB, Pakter HM, Simmons RJ.
gangguan aliran keluar humor akuos melalui jala Persistent hypotony after primary trabeculectomy with
trabekular ke kanalis Schlemm. Pemeriksaan patologi mitomycin C. Arquivos Brasileiros de Oftalmologia.
menunjukkan penebalan jaringan dan deposit 2000;63(3):179-83.
10. Mandal AK, Naduvilath TJ, Jayagandan A. Surgical
abnormal dari jaringan ekstraselular antara bilik Results of Combined Trabeculotomy-Trabeculectomy
mata depan dan kanalis Schlemm. Trabekulektomi for Developmental Glaucoma. American Academy of
salah satu teknik yang diakui keunggulannya dalam Ophthalmology. 1998;105(6):974-82.
11. Huang C, Tseng H, Wu K. Mid-term outcome of trab-
menjaga kestabilan TIO dengan membantu aliran eculectomy with adjunctive mitomycin C in glaucoma
keluar humor akuos melalui jalur kanalis Schlemm.8,11 patients. Taiwan Journal of Ophthalmology. 2013;3:31-6.

SIMPULAN
Karakteristik pasien glaukoma juvenil yang
menjalani tindakan trabekulektomi di RSUP This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2014 sampai
31  Desember 2015 adalah lebih banyak terjadi

Medicina 2017; 48(3): 163-167 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.145 167

Anda mungkin juga menyukai