Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut
Depkes RI (2004), puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja (Efendi, 2009).

Puskesmas sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional


mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sejak diperkenalkannya Puskesmas pada tahun 1969,
berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) telah berhasil diturunkan. AKI telah dapat diturunkan
dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007).AKB telah dapat diturunkan dari
46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan AKB, Umur
Harapan Hidup (UHH) rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara
bermakna dari 68,6 tahun (2004) menjadi 70,5 tahun (2007)(Sulaeman, 2011).

Kunci keberhasilan organisasi seperti Puskesmas ditentukan oleh manajemen,


dukungan sumber daya, serta komitmen dan dukungan stakeholders
Puskesmas.Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dan menjadi kunci
keberhasilan dalam kegiatan organisasional. Kepemimpinan efektif adalah
kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi, mempunyai agenda kegiatan
sebagai pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi, serta mau dan mampu
membentuk tim tangguh (Sulaeman, 2011).

Pada Rakernas 2018, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprioritaskan


eleminasi penyakit tuberkulosis (Tb), pencegahan stunting atau kekerdilan, dan

Keperawatan Komunitas III 2018 1


peningkatan cakupan serta mutu imunisasi menjadi masalah di Indonesia.
(Astuti, 2018).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2012, tiga angka prevalensi


stunting tertinggi di ASEAN adalah Laos (48%), Kamboja (40%) dan Indonesia
(36%). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan prevalensi
status gizi anak umur 6-12 tahun (TB/U) di Indonesia 15,1 % anak sangat
pendek dan 20,5% anak pendek.

Berdasarkan Rakernas (2018), Tahun 2017, 15 % dari estimasi insiden TB


Resistensi Obat (4848 dari 32,000 kasus), 44 % dari estimasi kasus TB
Resistensi Obat dari yang semua kasus TB yang dilaporkan (4848 dari 11,000
kasus) , 37 % pasien belum memulai pengobatan, dan 30 % pasien putus berobat
(Sugihantono, 2018). Data dari Puskesmas Kecematan Ciracas (2017) yang
menderita TBC sesuai jenis kelamin pada Puskesmas Kelurahan Cibubur 64
orang laki-laki, 38 perempuan dan ekstra paru 42.

Berdasarkan data dari Puskesmas Kecematan Ciracas (2017) bayi dan balita
yang berada di Puskemas Kelurahan Cibubur yang menerima imunisasi HB0 (<7
Hr) 81,5%, BCG 82,2%, DPT/HB (1) 87,6%, Polio 2 89,2%, DPT/HB (2)
87,4%, Polio 3 88,1%, DPT/HB 3 88,2% dan Polio 4 86,0%, dan campak 89,2%
dengan sasaran 1284.

Mewujudkan keadaan sehat adalah kehendak semua pihak.Tidak hanya oleh


individu, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat.Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orangagar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara
yang ditandai dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat dan dengan
prilaku hidup yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara adil dan merata sesuai dengan
kebijaksanaan umum dan strategipembangunan kesehatan. Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Efendi, 2009).

Keperawatan Komunitas III 2018 2


Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat makalah tentang puskesmas dan
program kerja yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Cibubur.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar puskesmas dan
program kerja yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Cibubur.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi puskesmas
b. Untuk mengetahui fungsi puskesmas
c. Untuk mengetahui visi puskesmas
d. Untuk mengetahui misi puskemas
e. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
f. Untuk mengetahui strategi puskesmas
g. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas
h. Untuk mengetahui peran puskesmas
i. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas
j. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas
k. Untuk mengetahui tata kerja puskesmas
l. Untuk mengetahui sistem rujukan yang ada di puskesmas
m. Untuk mengetahui dana kesehatan yang ada di puskesmas
n. Untuk mengetahui program kerja yang telah di laksanakan di
Puskesmas Kelurahan Cibubur

1.3 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan puskesmas ?


b. Apa saja fungsi dari puskesmas ?
c. Apa saja visi dari puskesmas ?
d. Apa saja misi dari puskesmas ?
e. Bagaiamana kedudukan puskesmas ?
f. Bagaimana stategi puskesmas ?
g. Apa saja kegiatan pokok puskesmas ?
h. Bagaimana peran puskesmas ?
i. Dimana saja wilayah kerja puskesmas ?
j. Bagaimana struktur organisasi puskesmas ?
k. Bagaimana tata kerja puskesmas ?
l. Bagaimana sistem rujukan yang ada di puskesmas ?
m. Apa saja dana kesehatan yang ada di puskesmas ?
n. Apa saja program kerja yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan
Cibubur ?

Keperawatan Komunitas III 2018 3


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014,


Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan tingkat pertama yang
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan.

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004),

Keperawatan Komunitas III 2018 4


puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
(Efendi, 2009)

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan


yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia (Efendi, 2009).

2.2 Fungsi Puskesmas


Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas
sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan penegahan penyakit.

Keperawatan Komunitas III 2018 5


b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam


rangka menolong dirinya sendiri.

2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan


menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5) Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan


program puskesmas (Mubarak, 2014).

2.3 Visi Puskesmas

Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat”


menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

2.4 Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Keperawatan Komunitas III 2018 6


Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014) :

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah


kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk
hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

2.5 Kedudukan Puskesmas


Kedudukan puskesmas bisa dilihat secara administrative dan dalam suatu hierarki
pelayanan kesehatan (Efendi, 2009) sebagimana berikut:
1. Kedudukan Secara Administratif
Puskesmas merupakan penrangkat teknis pemerintah daerah tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada kepala
dinas kesehatan daerah tingkat II.
2. Kedudukan dalam Hierarki Pelayanan Kesehatan
Dalam urutan hierarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka puskesmas
berkedudukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.Maksud dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam hal
pengembanagan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat meningkatakan dan
mengembangkan diri kea rah modernisasi sistem pelayanan kesehatan
keseshatan di semua lini, baik promotif, preventi, kuratif, maupun rehabilitative
sesuai kebijakan Renstra daerah tingkat II di bidang kesehatan. Berikut ini
contoh Renstra di berbagai bidang:
a. Bidang promotif, puskemas dimungkinkan menggunakan LCD (Projector)
sebagai saranan penyuluhan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi

Keperawatan Komunitas III 2018 7


terkini yangbersifat interaktif menggunakan perangkat audiovisual
multimedia.

b. Bidang penunjang kuratif, puskemas dapat mengembangkan laboratorium


modern dengan menggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG, dan lainnya
secara bertahap, agar mutu pelayanan meningkat dan masyarakat dapat
menikmati berbagai pelayanan kesehatan di puskesmas.
c. Bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat
mengupayakan nusng review dan prosedur tetap pelayanan keperawatan,
agar upaya kuratif lebih bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Bidang preventif, puskemas dapat mengembangkan dalam bentuk
pembuatan brosur seperti brosur jadwal imunisasi, pencegahan DBD,
pencegahan diare, dan lainnya sesuai skala prioritas dan kondisi masing-
masing ouskesmas.
e. Bidang rehabilitative, juga dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan
kepada khalayak berupa brosur seperti brosur jadwal makan untuk penderita
diabetes mellitus saat berpuasa dan lainnya.

2.6 Strategi Puskesmas


Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014)
antara lain :
1) Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service).
2) Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).

2.7 Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas.Namun, pelaksanaannya sangat
bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta
kemampuan manajemen dari tiap – tiap puskesmas.Kegiatan pokok puskesmas
(Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:

1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita, dan anak prasekolah.

Keperawatan Komunitas III 2018 8


b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.
2) Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berencana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.
3) Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
4) Upaya Kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6) Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan informasi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.
7) Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah ,
dan kelompok – kelompok masyarakat.

Keperawatan Komunitas III 2018 9


b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.
8) Kesehatan olahraga.
9) Kesehatan masyarakat.
10) Kesehatan kerja.
11) Kesehatan gigi dan mulut.
12) Kesehatan mata.
13) Kesehatan jiwa.
14) Laboratorium sederhana.
15) Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16) Kesehatan usia lanjut.
17) Pembinaan pengobatan tradisional.
18) Kesehatan remaja
19) Dana sehat

2.8 Peran Puskesmas

Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas
mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komperhensif dan terpadu.

2.9 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan
infrastuktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi
(Mubarak, 2014).

Keperawatan Komunitas III 2018 10


2.10 Fasilitas Penunjang
Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan,
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana,
antara lain sebagai berikut (Mubarak, 2014) :
1) Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang
lebih kecil.
2) Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas.

3) Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa
adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

2.11 Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun


2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat pada Bab III tentang
Kedudukan, Organisasi, dan Tata kerja menyatakan bahwa struktur organisasi
puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
Peraturan Daerah.

Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai


berikut:

a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:

Keperawatan Komunitas III 2018 11


 Data dan informasi
 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan pengawasan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
 Upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan pelayanan puskesmas


 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan di desa/komunitas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 31, puskesmas dipimpin
oleh seorang Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud
merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen


kesehatan masyarakat
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 dua tahun
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.berupa


merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.

Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia
seorang tenaga kesehatan dengan pendidikan sarjana maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma
tiga.

Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:

a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.

Keperawatan Komunitas III 2018 12


2.12 Tata Kerja Puskesmas
1) Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi, integrasi dan
sinkronisasi yankes baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.
2) Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yang ditetapkan
oleh dinkes.
3) Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan semua unsur
dalam lingkungan PKM.
4) Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada PKM (Syafrudin, dkk, 2009).

2.13 Sistem Rujukan Upaya Kesehatan


Merupakan suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale balik atas timbulnya
masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara verbal
maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan
secara rasional (Efendi, 2009).
Adapun jenis sistem rujukan upaya kesehatan menurut Efendi (2009), antara
lain:
1. Rujukan medis
 Konsultasi pasien untuk keperluan pemeriksaan diagnostic, pengobatan,
tindakan operatif, dan lain-lain.
 Pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten (ahli) untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan.
2. Rujukan kesehatan
Merupakan rujukan yang menyangkut kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan sebagai berikut:
 Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa
atau berjangkitnya penyakit menular.
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
 Penyelidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan
keracunan, dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan missal
 Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk pengungsi
atas terjadinya bencana alam.
 Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah
kekurangan air bersih bagi madi laboratorium kesehatan dan lain-lain.
 Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan dan lain-lain.

Keperawatan Komunitas III 2018 13


Adapun tujuan dari sistem rujukan upaya kesehatan menurut Efendi (2009)
antara lain:

1. Tujuan umum
Dihasilkan pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualats
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan khusus
 Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif
dan rehabilitative secara berhasil guna dan berdaya guna
 Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

Alur sistem rujukan upaya kesehatan menurut Efendi (2009) antara lain:

 Internal antara petugas puskesmas


 Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas
 Antara masyarakat sengan puskesmas
 Antara puskemas yang satu dengan puskesmas yang lain
 Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas
kesehatan lainnya.

Adapun upaya peningkatan mutu sistem rujukan upaya kesehatan menurut


Efendi (2009) antara lain:

1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan


dari puskesmas.
2. Mengadakan pusat rujukan anatar dengan mengadakan ruangan tambahan
untuk 10 tempat tidur perawatan pasien gawat darurat dilokasi yang strategis
3. Meningkatkan saran komunikasi antara unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan puskesmas keliling disetiap kecamatan dalam bentuk
kendaraan roda empat atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan alat
komunikasi.
5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik
rujukan medis maupun rujukan kesehatan.
6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan
rujukan.

2.14 Dana Kesehatan

Keperawatan Komunitas III 2018 14


Menurut Moeloek (2016) DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan
dalam APBN kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Untuk bisa
mengimplementasikan dengan baik, maka diperlukan kebijakan operasional yang
meliputi:

1. Kebijakan Operasional Umum


a. Pemerintah Daerah tetap berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar 10% dari APBD sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; khususnya kegiatan yang
langsung menyentuh kepentingan masyarakat.
DAK Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah, sehingga daerah dituntut lebih kreatif
serta inovatif dalam memadukan semua potensi yang ada untuk
pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan sungguh-sungguh
pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan melalui operasional
puskesmas.
b. Dinas Kesehatan Provinsi sebagai koordinator dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK Bidang Kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS di Provinsi/Kabupaten/Kota yang
mendapatkan DAK Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Provinsi.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Bidang Kesehatan
tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan APBN, APBD maupun
pembiayaan lainnya.
d. Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK harus mengacu kepada
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan, serta Sarana dan
Prasarana Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran 2016.
Pemilihan kegiatan sesuai dengan prioritas dan permasalahan di masing-
masing di daerah yang diselaraskan dengan prioritas kegiatan dalam rangka
mencapai prioritas nasional bidang kesehatan.
e. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran
anggaran dan kegiatan antara DAK Fisik dan DAK Nonfisik serta DAK
Sarana dan Prasarana Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan.

Keperawatan Komunitas III 2018 15


f. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Bidang Kesehatan
mengikuti ketentuan yang telah diatur Kementerian Keuangan dan
Kementerian Dalam Negeri.
2. Kebijakan Operasional DAK Fisik
a. Sesuai dengan ketentuan Kementerian Keuangan maksimal 5% dari pagu
DAK Fisik dapat dipergunakan untuk kegiatan penunjang antara lain terkait
penyiapan; perencanaan dan pengawasan kegiatan dari DAK Fisi.
b. Bagi Rumah Sakit Rujukan Regional/Provinsi sebagai pemenuhan
kebutuhan sarana prasarana dan alat guna mendukung pencapaian
peningkatan kelas B (bagi Rumah Sakit Rujukan yang belum memenuhi
kelas B).
c. Bagi Rumah Sakit Rujukan Nasional diperuntukkan bagi pemenuhan
kebutuhan sarana prasarana dan alat guna mendukung pencapaian
peningkatan kelas A pendidikan dan terakreditasi internasional.
d. Bagi Daerah yang mendapatkan alokasi DAK Bidang Kesehatan Subbidang
Pelayanan Kesehatan Rujukan tetapi tidak memiliki rumah sakit,
dimungkinkan untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama sesuai kebutuhan
daerah.
e. Proses penyediaan obat dan alat kesehatan dapat mengacu pada harga e-
catalog. Apabila harga tidak tercantum dalam e-catalog, maka dapat
digunakan mekanisme peraturan yang berlaku.
f. Daerah wajib menyediakan biaya distribusi obat.

3. Bantuan Operasional Kesehatan

Bantuan Operasional Kesehatan merupakan salah satu program pemerintah


melalui Kementerian Kesehatan. Sumber dana Bantuan Operasional Kesehatan
yaitu APBN melalui Dana Tugas Pembantuan Kementrian Kesehatan. Bantuan
Operasional Kesehatan merupakan upaya pemerintah pusat dalam membantu
pemerintah daerah untuk mencapai target nasional di bidang kesehatan yang
menjadi tanggung jawab daerah. Bantuan Operasional Kesehatan merupakan
biaya operasional yang dikhususkan untuk membantu puskesmas. Hal ini
dikarenakan peran puskesmas sangat penting, kaena menjadi ujung tombak
dalam upaya kesehatan di masyarakat dalam hal promotif dan preventif. Peran
puskesmas menurut fungsinya adalah sebagai berikut:

Keperawatan Komunitas III 2018 16


1. pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. pusat pemberdayaan masyarakat
3. pusat pelayanan kesehatan masyakat primer
4. pusat pelayanan kesehatan perorangan primer

Puskesmas pada dasarnya tidak hanya melayani upaya kuratif saja melinkan juga
upaya promotif dan preventif secara aktif ke masyarakat. Kecenderungan yang
terjadi sekarang adalah upaya kuratif lebih banyak dilakukan dan hal ini
didukung dengan banyaknya dana yang turun ke puskesmas untuk pelayanan
kuratif (Jamkesmas dan Jampersal). Alasan lain adalah terbatasnya dana
promotif dan preventif yang diberikan ke puskesmas. Penjelasan lainnya adalah
kemampuan sumber daya menjadi penyebab juga upaya pelayanan laur gedung
(promotif dan preventif) menjadi terbatas. Kemapuan sumber daya manusia juga
dituding menjadi penyebab pengelolaan atau manajemen puskesmas lemah dan
tidak dapat diharapkan sebagai mana mestinya sebagai organisasi ujung tombak
pelayanan kesehatan di masyarakat.

Pemerintah pusat melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan bermaksud


untuk mendongkrak kinerja puskesmas dan jejaringnya, Poskesdes dan
Posyandu. Dana ini diharapkan dapat membantu puskesmas dalam memperbaiki
manajemen organisasi dan mengidentifikasi permasalahan dasar masyarakat .
beberapa program rutin puskesmas yang senantiasa harus digalakkan adalah
lokakarya mini. Lokakarya mini ini bisa dilakukan puskesmas setiap bulan dan
setiap tiga bulan. Dalam lokakarya ini diharapkan puskesmas dapat
mengevaluasi pelayanan baik kuratif , promotif dan preventif yang diberikan
kepada masyarakat. Beberapa kegiatan evaluasi juga bisa dimasukkan dalam
lokakarya mini ini seperti, evaluasi kinerja bidan desa oleh bidan koordinator,
evaluasi kinerja kader oleh bidan desa atau evaluasi isi dan format laporan
(Wijaya, 2010).

Keperawatan Komunitas III 2018 17


BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Program/Kebijakan Yang Sudah Dilakukan

Program yang telah dilakukan berupa:

1. Imunisasi
Kegiatan imunisasi sudah berlangsung sejak program pemerintah mengharuskan
Puskesmas untuk memfasilitasi. Puskesmas Kelurahan Cibubur selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan imunisasi bagi bayi, balita, PUS-WUS, hingga
program wajib pemerintah yaitu ORI. Setiap hari Puskesmas Kelurahan Cibubur

Keperawatan Komunitas III 2018 18


membuka layanan imunisasi untuk program wajib pemerintah yaitu Imunisasi
Difteri untuk masyarakat terutama anak usia 1 hingga 19 tahun yg belum atau
telat mendapatkan imunisasi di posyandu atau sekolah pada jam 07.30 s.d. 08.00
WIB. Kegiatan Imunisasi di Puskesmas Kelurahan Cibubur sudah difasilitasi
dengan perlengkapan yang cukup baik, seperti ketersediaan cool box besar dan
kecil untuk siap dibawa berpergian, spuit, sefty box, handscoon, masker, dan tas
besar berisi perlengkapan imunisasi lapangan.
2. Promosi Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Cibubur selalu berusaha untuk mempromosikan
kesehatan, baik didalam maupun di luar Puskesmas. Dimulai dari para pegawai
Puskesmas yang selalu melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien.

Pegawai Puskesmas yang terdiri dari Perawat, Dokter, Bidan, Apoteker,


Laboratoris bersama-sama mempromosikan Kesehatan dengan menerapkan
perilaku hidup sehat.

Puskesmas Kelurahan Cibubur selalu memberikan penyuluhan kepada


masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat. Tak hanya PHBS, Puskesmas
Kelurahan Cibubur juga melakukan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi,
TBC, difteri, stunting dan masih banyak lagi materinya yang masih menjadi
pokok masalah di Indonesia dan menjadi salah satu program kerja.
3. Gizi
Selain aktif dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Puskesmas
Kelurahan Cibubur juga memperhatikan gizi bayi, balita, lansia ditiap-tiap RW
maupun pasien yang datang ke Puskesmas. Koordinator wilayah Puskesmas
Kelurahan Cibubur selalu membina gizi disetiap kegiatan RW, seperti posyandu,
posbindu, PSN, dll.
4. KB
Program Keluarga Berencana sudah lama difasilitasi oleh Puskesmas Kecamatan
Cibubur. Klien datang untuk memasang KB, kontrol, ataupun sekedar
konsultasi. Program KB ini ditanggung wajabkan oleh Bidan profesional. Mulai
dari pemilihan Alat Kontrasepsi, hingga penjelasan efek dari pemasangannya.

Puskesmas Kelurahan Cibubur membuka layanan KB setiap hari selasa, dibantu


oleh beberapa Bidan tetap maupun bidan pengganti. Antusiasme masyarakat

Keperawatan Komunitas III 2018 19


termasuk banyak untuk mengunjungi poli KB, sehingga dibutuhkan SDM yang
mempuni.
5. KIA
Kesehatan Ibu dan Anak atau KIA, Seperti Puskesmas lain yang berada di
lingkungan Kecamatan Ciracas, Puskesmas Kelurahan Cibubur juga membuka
poli KIA yang rutin dilaksanakan pada hari rabu. Biasanya klien datang bersama
anak untuk sekalian di imunisasi, tapi bisa juga ibu hamil yang datang untuk
memeriksakan kehamilannya.

KIA dipertanggung jawabkan oleh bidan profesional yang memang sudah biasa
untuk menjalankan praktik pemeriksaan kehamilan. Klien dapat menerima
fasilitas konsultasi perencanaan persalinan, posisi janin, hingga klien diajarkan
tehnik bagaimana agar persalinannya lancar.
6. Lansia
Posbindu dibawah naungan Puskesmas Kelurahan Cibubur tidak merata,
maksudnya, tidak semua RW ada posbindunya. Dikarenakan jumlah kader yang
tidak sesuai atau memang tidak ada kader yang mengurusi posbindu ini. Namun
yang kami lihat sudah ada beberapa RW yang memfasilitasi para lansia untuk
mendapatkan program kesehatan, dan itu dengan managemen yang baik.
7. Posyandu
Berbanding terbalik dengan posbindu, Posyandu dibawah naungan Puskesmas
Kelurahan Cibubur sudah merata di tiap-tiap RW. Managemen yang digunakan
juga sudah memenuhi standar managen posyandu.

Antusiasme warga mengenai posyandu sangatlah positif, dari penimbangan bayi


balita hingga pemberian imunisasi ditempat. Selain mendapatkan catatan
pertumbukan anak, Posyandu diwilayah Puskesmas Kecamatan Cibubur juga
memperhatikan PHBS dan Gizi bayi dan balita.
8. Program BOK
Bantuan Oprasional Kesehatan, ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan
oleh pemerintah untuk keberlangsungan program-program yang ada di
Puskesmas Kelurahan Cibubur. Dengan dana ini, Puskesmas dapat menjalankan
semua programnya tanpa terbentur masalah pendanaan.

Pengiriman BOK yang selalu tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai
semakin menunjang kerberlangsungan program-program Puskesmas Kelurahan
Cibubur.

Keperawatan Komunitas III 2018 20


9. Program ORI
Outbreak Response Immunization Difteri saat ini sedang digalakan oleh
pemerintah. Puskesmas Kelurahan Cibubur menjadi salah satu. Kaki tangan
pemerintah untuk menyehatkan masyarakat Indonesia.

ORI yang berlangsung hingga gelombang ke III ini semuanya ditanggung oleh
pemerintah. Puskesmas Kelurahan Cibubur mendatangi sekolah-sekolah, dan
posyandu yang ada didaerahnya untuk melaksanakan tugas sebagai
perpanjangan tangan pemerintah.

Kegiatan ORI yang memang menjadi program wajib dilaksanakan dengan baik
sesuai aturan dan anjuran yang sudah tersedia. Bahkan Puskesmas Kelurahan
Cibubur menambah jasa layanan imunisasi Difteri susulan disetiap hari sebelum
pelayanan umum dimulai.

3.2 Program Yang Belum Dilakukan

Semua program telah dilakukan dan sedang berjalan sesuai jadwal yang telah di
tetapkan oleh puskesmas

3.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat untuk Pencapaian Program


Faktor Pendukung yang ada di puskesmas berupa:
1. Fasilitas yang memadai,
2. Lintas sector (Program yang melibatkan suatu institusi /instansi negri atau
swasta yang membutuhkan pemberdayaan dan kekuatan dasar dari pemerintah
/swasta mengenai peraturan yang ditetapkan untuk mewujudkan alternatif
kebijakan secara terpadu dan komprehensif sehingga adanya keputusan kerja
sama) contohnya seperti dengan puskesmas 1 dengan yang lainnya dan adanya
rumah sakit sebagai sistem rujukan.
3. Pemberian dana yang lancar sehingga memudahkan dalam melakukan program
dan kegiatan.

Faktor Penghambatnya berupa:

1. SDM (Sumber Daya Manusia) yang minim sehingga menjadi kendala saat
melakukan kegiatan.
2. Penempatan pegawai pengganti yang tidak sesuai jadwal.

Keperawatan Komunitas III 2018 21


3.4 Sistem Rujukan
Pada Puskesmas Kelurahan Cibubur menggunakan 2 sistem rujukan seperti sistem
rujukan medis yang di peruntukan untuk pasien yang sakit yang akan di rujuk ke
rumah sakit yang telah di tentukan. Ada pula rujukan kesehatan berupa akan
diadakannya rujukan apa bila ada suatu kasus di daerah keloalaan seperti keracunan
dan yang lainnya.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Program Kerja Puskesmas


Pada tinjauan teori didapatkan program kesehatan berupa Upaya Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) berupa dilakukannya imunisasi, pemberian pendidikan
kesehatan tentang gizi untuk ibu hamil, bayi dan balita. Sedangkan pada

Keperawatan Komunitas III 2018 22


Puskemas Kelurahan Cibubur juga di temukan berupa imunisasi yang sedang di
jalankan berupa program ORI dan promosi kesehatan yang termasuk dalam
KIA. Serta adanya posyandu untuk bayi dan balita di masing masing RW untuk
keberlangsungan menjalankan kegiatan kesehatan masyarakat.

Pada tinjauan teori di temukan Upaya keluarga berencana (KB) sama hal dengan
Puskemas Kelurahan Cibubur mengadakan program kegiatan KB yang
dilakukan setiap hari selasa dengan tujuan agar dapat menjaga kesehatan ibu dan
anak serta memberitahu tentang penggunaan alat kontrasepsi.

Pada tinjauan teori ditemukan program kerja berupa upaya perbaikan gizi. Pada
Puskesmas Kelurahan Cibubur juga dijalankan program untuk meningkatkan
status gizi masyarakat kelurahan Cibubur dengan diadakannya program untuk
melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta di adakan penyuluhan
tentang stunting karena stunting telah menjadi masalah kesehatan terbanyak di
Indonesia. Sehingga Puskesmas Kelurahan Cibubur menjalankan program
pemerintah untuk mengatasi Stunting, TBC dan Imunisasi.

Pada tinjauan teori di temukan program upaya kesehatan lingkungan dengan


penyehatan air bersih dan lain-lain. Pada Puskesmas Kelurahan Cibubur di
adakannya program berupa PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan
mengadakan penyuluhan dan mengajarkan untuk mencuci tangan 6 langkah
dengan benar dan tepat, serta mengadakan kegiatan pemberatasan jentik nyamuk
yang termasuk kedalam program pemerintah untuk kesehatan warga Negara
Indonesia.

Pada tinjauan teori di temukan program berupa upaya pencegahan dan


pemberantasan penyakit menular. Pada Puskemas Kelurahan Cibubur juga
mengadakan upaya pengobatan dan pencegahan menyakit menular seperti TBC
dengan mengadakan pengobatan TBC dengan pemberian OAT dan mengadakan
penyuluhan kesehatan tentang TBC.

Pada tinjauan teori ditemuka program berupa penyuluhan kesehatan masyarakat,


sama halnya dengan di Puskemas Kelurahan Cibubur juga mengadakan
penyuluhan kesehatan tentang TBC, Stunting, Imunisasi, PHBS, Imunisasi dan
masih banyak yang lainnya.

Keperawatan Komunitas III 2018 23


Pada tinjauan teori ditemukan program berapa kesehatan masyarakat, kesehatan
gigi dan mulut, laboratorium sederhana, pencatatan dan pelaporan sistem
informasi kesehatan, kesehatan remaja,kesehatan lanjut usia dan adanya dana
sehat. Sedangkan pada Puskesmas Kelurahan Cibubur adanya Poli gigi untuk
kesehatan gigi dan mulut, adanya laboratorium sedarhana, dan kesehatan lansia
serta remaja dengan mengadakan penyuluhan kesehatan dan posbindu untuk
lansia. Dana sehat pun ada untuk keberlangsungan kegiatan kesehatan di
masyarakat. Serta adanya pelaporan sistem informasi kesehatan antar puskesmas
dan rumah sakit dengan diadakannya sistem rujukan.

Pada tinjauan teori di temukan program berupa kesehatan olahraga, kesehatan


kerja, kesehatan mata, kesehata jiwa, pembinaan pengobatan tradisional. Pada
Puskesmas Kelurahan Cibubur tidak adanya pelayanan kesehatan seperti yang
ada pada tinjauan teori tetapi apabila ada pasien yang mengalami masalah
tersebut Puskemas Kelurahan Cibubur akan melakukan rujukan ke rumah sakit
yang telah di tentukan. Karena pada Puskemas Kelurahan Cibubur hanya di
temukan Poli umum, Poli anak dan Poli KIA, serta Poli gigi.

Selain itu pada puskesmas Kelurahan Cibubur juga diadakannya program


kesehatan pemerintah berupa program BOK dan program ORI.
4.2 Dana Kesehatan
Pada tinjauan teori adanya dana yang digunakan berupa dana DAK yang
sudah masuk kedalam dana APBN. Namun kami tidak mengetahui dengan
pasti bagaimana proses pencairan dana DAK. Pihak Puskesmas Kelurahan
Cibubur tidak menyebutkan dana DAK masuk dalam fasilitas kegiatan yang
ada dipuskesmas. Puskesmas Kelurahan Cibubur menggunakan dana BOK
sebagai dana operasional kegiatan sehari-hari

4.3 Sistem Rujukan


Pada tinjauan teori adanya 2 sistem rujukan berupa sistem rujukan kesehatan
dan medis, sama halnya pada Puskesmas Kelurahan Cibubur yang
menggunakan 2 sistem rujukan yaitu sistem rujukan medis untuk kerumah
sakit dan sistem rujukan kesehatan yaitu rujukan apabila ada kasus tertentu
di daerah kelolaan seperti keracunan, virus flu burung dan yang lainnya.

Keperawatan Komunitas III 2018 24


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004),
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
(Effendi, 2009).

Hampir 85 % program yang di wajibkan oleh pemerintah telah dijalankan oleh


Puskesmas Kelurahan Cibubur. Program yang telah dijalankan oleh Puskesmas
Kelurahan Cibubur berupa KIA, Imunisasi, Program Ori, Gizi, Posyandu,
Posbindu, Dana BOK, Promosi Kesehatan.

Keperawatan Komunitas III 2018 25


Sistem rujukan yang digunakan juga sama halnya dengan konsep dasar puskesmas
yaitu sistem rujukan medis dan sistem rujukan kesehatan. Saat ini Indonesia
memiliki 3 masalah kesehatan berupa TBC, Stunting dan Imunisasi yang saat ini
sedang dijalankan oleh puskesmas-puskesmas yang ada di Indonesia salah satunya
Puskesmas Kelurahan Cibubur.

5.2 Saran

Menurut kami penambahan jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) harus di


perhatikan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Serta meningkatkan kinerja
setiap SDM untuk keberlangsungan program baik yang sudah terlaksana ataupun
yang belum.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Indriyani. 2018. Puskesmas Mesti Proaktif. Diakses di


http://www.mediaindonesia.com/read/detail/148264-puskesmas-mesti-proaktif.
Pada tanggal 8 Mei 2018.
Depkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Berita Negara Republik Indonesia.

Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kementrian Kesehata Republik Indonesia. Riskesdas 2010. Jakarta: Badan


Depeartemen kesehatan RI;2010.
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2010/Hasil%20Riskesdas
%202010.pdf . Pada tanggal 8 Mei 2018.

Keperawatan Komunitas III 2018 26


Moeloek, Nila Farid. 2016. Petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang
kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang subbidang sarpras
kesehatan tahun anggaran 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2015.
Diakses di http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Permenkes
%2082%20Tahun%202015%20Juknis%20Dak%202016.pdf.
Pada tanggal 09 Mei 2018.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

Puskemas Kecamatan Ciracas. 2017. Program dan hasil Kegiatan Puskesmas


Kecamatan Ciracas. Jakarta Timur

Sulaeman, Endang Sutisna, 2011, Manajemen Kesehatan Teoritis dan Praktik


di Puskesmas, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sugihantono, Anung. 2018. Kebijakan dan Langkah Operasional Dalam Eliminasi


TBC, Penurunan Stunting, dan Peningkatan Imunisasi Tahun 2018. Diakses
di http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/materi%20pra
%20rakerkesnas%202018/Paparan%20P2P.pdf. Pada tanggal 08 Mei 2018.

Syafrudin dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Wijaya, Awi Muliyadi. 2010. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bagi Puskesmas
dan Jaringannya. Diakses di
https://www.infodokterku.com/index.php/en/96-daftar-isi-content/info-
kesehatan/helath-programs/179-bantuan-operasional-kesehatan-bok-bagi-
puskesmas-dan-jaringannya. Pada tanggal 09 Mei 2018.

Keperawatan Komunitas III 2018 27

Anda mungkin juga menyukai