BAB 1-5 Puskes FIX BGT
BAB 1-5 Puskes FIX BGT
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Puskesmas Kecematan Ciracas (2017) bayi dan balita
yang berada di Puskemas Kelurahan Cibubur yang menerima imunisasi HB0 (<7
Hr) 81,5%, BCG 82,2%, DPT/HB (1) 87,6%, Polio 2 89,2%, DPT/HB (2)
87,4%, Polio 3 88,1%, DPT/HB 3 88,2% dan Polio 4 86,0%, dan campak 89,2%
dengan sasaran 1284.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar puskesmas dan
program kerja yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Cibubur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi puskesmas
b. Untuk mengetahui fungsi puskesmas
c. Untuk mengetahui visi puskesmas
d. Untuk mengetahui misi puskemas
e. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
f. Untuk mengetahui strategi puskesmas
g. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas
h. Untuk mengetahui peran puskesmas
i. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas
j. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas
k. Untuk mengetahui tata kerja puskesmas
l. Untuk mengetahui sistem rujukan yang ada di puskesmas
m. Untuk mengetahui dana kesehatan yang ada di puskesmas
n. Untuk mengetahui program kerja yang telah di laksanakan di
Puskesmas Kelurahan Cibubur
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas.Namun, pelaksanaannya sangat
bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta
kemampuan manajemen dari tiap – tiap puskesmas.Kegiatan pokok puskesmas
(Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas
mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komperhensif dan terpadu.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan
infrastuktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi
(Mubarak, 2014).
3) Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa
adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:
Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia
seorang tenaga kesehatan dengan pendidikan sarjana maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma
tiga.
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.
1. Tujuan umum
Dihasilkan pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualats
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif
dan rehabilitative secara berhasil guna dan berdaya guna
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.
Alur sistem rujukan upaya kesehatan menurut Efendi (2009) antara lain:
Puskesmas pada dasarnya tidak hanya melayani upaya kuratif saja melinkan juga
upaya promotif dan preventif secara aktif ke masyarakat. Kecenderungan yang
terjadi sekarang adalah upaya kuratif lebih banyak dilakukan dan hal ini
didukung dengan banyaknya dana yang turun ke puskesmas untuk pelayanan
kuratif (Jamkesmas dan Jampersal). Alasan lain adalah terbatasnya dana
promotif dan preventif yang diberikan ke puskesmas. Penjelasan lainnya adalah
kemampuan sumber daya menjadi penyebab juga upaya pelayanan laur gedung
(promotif dan preventif) menjadi terbatas. Kemapuan sumber daya manusia juga
dituding menjadi penyebab pengelolaan atau manajemen puskesmas lemah dan
tidak dapat diharapkan sebagai mana mestinya sebagai organisasi ujung tombak
pelayanan kesehatan di masyarakat.
TINJAUAN KASUS
1. Imunisasi
Kegiatan imunisasi sudah berlangsung sejak program pemerintah mengharuskan
Puskesmas untuk memfasilitasi. Puskesmas Kelurahan Cibubur selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan imunisasi bagi bayi, balita, PUS-WUS, hingga
program wajib pemerintah yaitu ORI. Setiap hari Puskesmas Kelurahan Cibubur
KIA dipertanggung jawabkan oleh bidan profesional yang memang sudah biasa
untuk menjalankan praktik pemeriksaan kehamilan. Klien dapat menerima
fasilitas konsultasi perencanaan persalinan, posisi janin, hingga klien diajarkan
tehnik bagaimana agar persalinannya lancar.
6. Lansia
Posbindu dibawah naungan Puskesmas Kelurahan Cibubur tidak merata,
maksudnya, tidak semua RW ada posbindunya. Dikarenakan jumlah kader yang
tidak sesuai atau memang tidak ada kader yang mengurusi posbindu ini. Namun
yang kami lihat sudah ada beberapa RW yang memfasilitasi para lansia untuk
mendapatkan program kesehatan, dan itu dengan managemen yang baik.
7. Posyandu
Berbanding terbalik dengan posbindu, Posyandu dibawah naungan Puskesmas
Kelurahan Cibubur sudah merata di tiap-tiap RW. Managemen yang digunakan
juga sudah memenuhi standar managen posyandu.
Pengiriman BOK yang selalu tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai
semakin menunjang kerberlangsungan program-program Puskesmas Kelurahan
Cibubur.
ORI yang berlangsung hingga gelombang ke III ini semuanya ditanggung oleh
pemerintah. Puskesmas Kelurahan Cibubur mendatangi sekolah-sekolah, dan
posyandu yang ada didaerahnya untuk melaksanakan tugas sebagai
perpanjangan tangan pemerintah.
Kegiatan ORI yang memang menjadi program wajib dilaksanakan dengan baik
sesuai aturan dan anjuran yang sudah tersedia. Bahkan Puskesmas Kelurahan
Cibubur menambah jasa layanan imunisasi Difteri susulan disetiap hari sebelum
pelayanan umum dimulai.
Semua program telah dilakukan dan sedang berjalan sesuai jadwal yang telah di
tetapkan oleh puskesmas
1. SDM (Sumber Daya Manusia) yang minim sehingga menjadi kendala saat
melakukan kegiatan.
2. Penempatan pegawai pengganti yang tidak sesuai jadwal.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tinjauan teori di temukan Upaya keluarga berencana (KB) sama hal dengan
Puskemas Kelurahan Cibubur mengadakan program kegiatan KB yang
dilakukan setiap hari selasa dengan tujuan agar dapat menjaga kesehatan ibu dan
anak serta memberitahu tentang penggunaan alat kontrasepsi.
Pada tinjauan teori ditemukan program kerja berupa upaya perbaikan gizi. Pada
Puskesmas Kelurahan Cibubur juga dijalankan program untuk meningkatkan
status gizi masyarakat kelurahan Cibubur dengan diadakannya program untuk
melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta di adakan penyuluhan
tentang stunting karena stunting telah menjadi masalah kesehatan terbanyak di
Indonesia. Sehingga Puskesmas Kelurahan Cibubur menjalankan program
pemerintah untuk mengatasi Stunting, TBC dan Imunisasi.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.
Wijaya, Awi Muliyadi. 2010. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bagi Puskesmas
dan Jaringannya. Diakses di
https://www.infodokterku.com/index.php/en/96-daftar-isi-content/info-
kesehatan/helath-programs/179-bantuan-operasional-kesehatan-bok-bagi-
puskesmas-dan-jaringannya. Pada tanggal 09 Mei 2018.