Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran UNIMUS
pada bulan Agustus 2014. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
simpel random sampling, didapatkan total responden penelitian 103
responden. Total responden tersebut dibagi menjadi dua, yaitu
mahasiswa organisasi sebanyak 44 responden serta mahasiswa non
organisasi sebanyak 59 responden.
30
b. Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Tingkat Kecemasan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Tingkat Kecemasan
Kategori Jumlah Persentase (%)
Kecemasan ringan 73 90,1
Kecemasan berat 8 9,9
Jumlah 81 100,0
31
3. Distribusi Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Mahasiswa
Organisasi dan Mahasiswa Non Organisasi di Fakultas Kedokteran
UNIMUS
Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Kecemasan antara Mahasiswa Organisasi dan Mahasiswa
Non Organisasi
Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Total P
Ringan Sedang
Mahasiswa Organisasi 34 6 40
(85,0%) (15,0%) (100%)
Mahasiswi Non 39 2 41
0,155
Organisasi (95,1%) (4,9%) (100%)
Total 73 8 81
(90,1%) (9,9%) (100%)
32
B. Pembahasan
Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau ketakutan dari kenyataan atau persepsi
ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal.19 Kecemasan
biasanya terjadi karena seorang individu tidak dapat menyesuaikan antara
dirinya dengan lingkungannya.2 Kecemasan dapat mempengaruhi hasil
akademis mahasiswa yang menghasilkan kebingungan dan distorsi yang
dapat menurunkan kemampuan konsentrasi, daya ingat.4
Selain kecemasan, depresi juga merupakan masalah yang sering
timbul di masyarakat. Depresi adalah gangguan perasaan yang disertai
komponen biologis dan psikologi. Depresi merupakan gejala normal
dalam suatu individu, jika terjadi dalam situasi tertentu, sifatnya ringan,
dan dalam waktu yang singkat.4
Dalam periode perkuliahan antara semester 2 sampai semester 6,
mahasiswa diberi keleluasaan untuk mengikuti kegiatan organisasi
mahasiswa baik intra-universiter maupun ekstra-universiter tanpa
melupakan kewajiban utama sebagai mahasiswa. Untuk itu bagi
mahasiswa yang memilih aktif di kegiatan organisasi, harus lebih efisien
membagi waktu antara kegiatan akademis dan kegiatan organisasi. Hal
tersebut dapat memberi beban pikiran lebih banyak pada mahasiswa yang
mengikuti organisasi, dibandingkan dengan yang tidak mengikuti
organisasi. Beban pikiran yang berlebihan merupakan salah satu
penyebab cemas dan depresi, terutama bagi mahasiswa.21
Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat jumlah 81
orang (100%) yang telah dimasukan dalam kriteria inklusi dengan rincian
responden mahasiswa organisasi sebanyak 40 orang (49,4%), dan
responden mahasiswa non organisasi sebanyak 41 orang (50,6%).
Berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan bahwa terdapat 73 orang
(90,1%) dikategorikan cemas ringan, dan 8 orang (9,9%) dikategorikan
cemas berat. Sedangkan, berdasarkan tingkat depresi menunjukkan bahwa
terdapat 72 orang (88,9%) tidak terdapat gejala depresi dan 9 orang
33
(11,1%) dikategorikan depresi ringan. Hasil penelitian tingkat kecemasan
berdasarkan mahasiswa organisasi dan non organisasi didapatkan hasil 34
orang (85,0%) mahasiswa organisasi dikategorikan cemas ringan dan 6
orang (15,0%) mahasiswa organisasi dikategorikan cemas sedang.
Sedangkan, 39 orang (95,1%) mahasiswa non organisasi dikategorikan
cemas ringan dan 2 orang (4,9%) mahasiswi non organisasi dikategorikan
cemas sedang. Sedangkan, hasil penelitian tingkat depresi berdasarkan
mahasiswa organisasi dan non organisasi didapatkan hasil 33 orang
(82,5%) mahasiswa organisasi tidak menunjukkan gejala depresi dan 7
orang (17,5%) mahasiswa organisasi dikategorikan depresi. Sedangkan,
39 orang (95,1%) mahasiswa non organisasi tidak menunjukkan gejala
depresi dan 2 orang (4,9%) mahasiswi non organisasi dikategorikan
depresi ringan.
Secara persentase tidak ditemukan tingkat kecemasan yang lebih
tinggi pada mahasiswa organisasi maupun mahasiswa non organisasi.
Dari perhitungan menggunakan analisis Chi-Square didapatkan hasil
bahwa, tingkat kecemasan mahasiswa organisasi dan mahasiswa non
organisasi memiliki nilai p 0,155 , nilai tersebut menunjukkan bahwa
(p>0,05). Serta didapatkan hasil bahwa tingkat depresi mahasiswa
organisasi dan mahasiswa non organisasi memiliki nilai p 0,088 , nilai
tersebut menunjukkan bahwa (p>0,05), dari kedua hasil menunjukkan
bahwa secara persentase, tidak ditemukan tingkat kecemasan dan depresi
antara mahasiswa organisasi dan mahasiswa non organisasi di Fakultas
Kedokteran UNIMUS. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh waktu
pengambilan sampel tidak berdekatan dengan kegiatan organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haris
dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
dengan judul “Perbedaan Kecemasan dan Depresi Siswa Anggota Rohis
Dengan yang Bukan di SMAN 1 Surakarta” yang menunjukkan hasil
analisis data tingkat kecemasan dengan uji t independent memiliki nilai p
0,75 dan analisis data tingkat depresi dengan uji t independent memiliki
34
nilai p 0,928. Dari kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa (p>0,05)
tidak terdapat perbedaan kecemasan dan depresi yang bermakna antara
siswa anggota Rohis dan siswa yang bukan anggota Rohis di SMAN 1
Surakarta.34 Sedangkan Penelitian oleh Yuke Wahyu Widosari dari
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010 dengan
judul “Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa Kedokteran
Preklinik dan Ko-Asisten di FK UNS Surakarta” menunjukkan hasil
yang berbeda. Dengan analisis data menggunakan uji t diperoleh tingkat
kecemasan dengan nilai p 0,002 dan tingkat depresi dengan nilai p 0,019.
Dari kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa (p<0,05) terdapat
perbedaan derajat kecemasan dan depresi bermakna antara mahasiswa
preklinik dan ko-asisten.35 Perbedaan tersebut diakibatkan perbedaan
variabel bebas serta metode yang dipakai peneliti.
35