• KELEMBAGAAN
KELAUTAN:
– Sebagai
negara
kepulauan,
Indonesia
memerlukan
kelembagaan
kelautan
yang
kuat
yang
ruang
lingkup
tanggung
jawabnya
bersifat
lintas
sektoral
– Untuk
itu
diperlukan
Kementerian
yang
bertanggung
jawab
untuk
mengkoordinasikan
kebijakan
ekonomi
berbasis
negara
kepulauan
untuk
memperkuat
eksistensi
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan
yang
telah
ada.
10.
KENISCAYAAN
KEBIJAKAN
DAN
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
KELAUTAN
TANTANGAN:
• Industri
mariIm
makin
berkembang
dan
persaingan
internasional
makin
Inggi,
• Integrasi
kebijakan
tentang
laut
dan
kegiatan
terkait
makin
diperlukan
opImalisasi
pemanfaatan
sumberdaya
laut,
• Keberlanjutan
pembangunan
dengan
perspekIf
laut
sebagai
faktor
dominan
untuk
menjamin
keseimbangan
pembangunan
ekonomi
dan
pelestarian
lingkungan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
• Sebagai
negara
kepulauan
Indonesia
membutuhkan
pola
dan
arah
kebijakan
pembangunan
berbasis
konsep
negara
kepulauan
dengan
matra
laut
sebagai
faktor
dominan
pembangunan
dengan
kelembagaan
kelautan
yang
kuat.
KEMENTERIAN
TEKNIS
BIDANG
KELAUTAN:
(KKP)
• Eksistensi
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan
(KKP)
diperlukan
untuk
melaksanakan
kebijakan
operasional
bidang
kelautan:
ekonomi,
sosial,
dan
budaya.
Penyatuan
bidang
perikanan
di
KKP
diperlukan
untuk
menjaga
konsistensi
terhadap
hak
dan
kwajiban
yang
diatur
oleh
UMCLO
1982.
Perikanan
bukan
sekedar
komoditas
ekonomi,
tetapi
juga
melekat
kedaulatan
negara
sebuah
negara
pantai
dan
negara
kepulauan
sebagaimana
diatur
oleh
UNCLOS
1982.
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG
KELAUTAN:
(KEMENKO)
• Indonesia
memerlukan
kelembagaan
kementerian
koordinasi
di
bidang
kelautan
• Kementerian
Koordinator
Kelautan
adalah
keniscayaan
untuk
memperkokoh
pembangunan
negara
kepulauan
yang
melibatkan
sejumlah
kementerian
teknis
• Kementerian
Koordinator
Kelautan
akan
mengatasi
beban
kerja
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan
terkait
koordinasi
kebijakan
dan
pelaksanaan
program
dan
kegiatan
di
laut
yang
bersifat
lintas
sektoral.
11.
LANDASAN
HUKUM
DAN
KERANGKA
KONSTITUSIONAL
KENISCAYAAN
KEBIJAKAN
DAN
KELEMBAGAAN
KELAUTAN
DILANDASI
MANDAT
HUKUM
SEBAGAI
BERIKUT:
• TUGAS
DAN
FUNGSI
KEMENKO
KELAUTAN:
KOORDINASI
Perumusan
Kebijakan
Kelautan
sesuai
UNCLOS
1982
DAN
RPJPN
2005-‐2025,
yaitu
Perencanaan,
Pelaksanaan,
dan
Pengawasan
Program
dan
Kegiatan
Lintas
Sektor
terkait
kelautan
yang
melipuI:
1) PEMBINAAN
WAWASAN
DAN
BUDAYA
BAHARI,
PENGEMBANGAN
SDM,
DAN
IPTEK
2) TATA
KELOLA
LAUT
(OCEAN
GOVERNANCE)
3) PENEGAKAN
KEDAULATAN,
PENGAMANAN
ASET
NEGARA
DAN
SUMBERDAYA
KELAUTAN
NASIONAL
SESUAI
HUKUM
RI
DAN
UNCLOS
1982
4) INDUSTRIALISASI
KELAUTAN
5) PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULANGAN
PENCEMARAN
DAN
KERUSAKAN
LINGKUNGAN
LAUT
6) PENGEMBANGAN
EKONOMI
MASYARAKAT
MISKIN
Keterangan:
• Elaborasi
tugas
dan
fungsi
kelembagaan
kelautan
baca
penjelasan:
15.1
s/d
15.6
• Tugas
dan
fungsi
kelembagaan
bidang
perikanan
disesuaikan
dengan
UU
31/2004
tentang
Perikanan
jo
UU
45/2009
• Tugas
dan
fungsi
kelembagaan
bidang
lainnya
disesuaikan
peraturan
perundang-‐undangan
terkait
15.1
PEMBINAAN
WAWASAN
DAN
BUDAYA
BAHARI,
PENGEMBANGAN
SDM
DAN
IPTEK
1) Pengembangan
generasi
muda
cinta
bahari
melalui
:
pendidikan
dan
penyadaran
masyarakat
tentang
kelautan;
modul
pelatihan
dan
programa
penyuluhan;
pengembangan
kurikulum
pendidikan
tentang
kelautan;
sosialisasi
dan
promosi
kelautan;
dan
penyelengaraan
Hari
Nusantara
2) Peningkatan
peran
masyarakat
hukum
adat/masyarakat
lokal
melalui
:
pemeliharaan
kearifan
lokal;
dan
pendayagunaan
masyarakat
pemangku
hukum
adat
3) Pengelolaan
sumberdaya
budaya
bahari
melalui
:
pengelolaan
situs-‐situs
sejarah
bahari;
dan
pengelolaan
BMKT
4) Pengembangan
jiwa
wirausaha
berbasis
sumberdaya
kelautan.
5) Peningkatan
kapasitas
SDM
kelautan
berbasis
kompetensi
melalui
:
Pengembangan
kelembagaan,
sarana
prasarana
pendidikan,
pelatihan
dan
penyuluhan
kelautan
6) Peningkatan
inovasi
IPTEK
Kelautan
melalui
:
– Pengembangan
IPTEK
Dasar,
Menengah,
dan
Tinggi
– Pengembangan
IPTEK
terapan
– Pengembangan
kelembagaan
penelitian
dasar
dan
terapan
bidan
IPTEK
15.2
TATA
KELOLA
LAUT
(ocean
governance)
1) Kebijakan
nasional
tata
kelola
laut
nasional
terintegrasi
lintas
sektor:
naVonal
ocean
policy,
rencana
induk
dan
implementasinya
2) Penyelesaian
penetapan
batas-‐batas
wilayah
laut
dan
landas
konInen
yang
berbatasan
dengan
negara
lain
3) Penataan
dan
pemanfaatan
ruang
laut
nasional
untuk
transportasi,
pemanfaatan
sumberdaya
perikanan,
energi,
mineral,
wisata
bahari,
bioteknologi,
kabel
dan
pipa
bawah
laut,
pertahanan
dan
keamanan
4) Penguatan
data
batas
wilayah
perbatasan
antara
negara
5) Pengembangan
Jaringan
Data
dan
Informasi
Kelautan
Nasional
6) Rencana
zonasi
laut,
wilayah
pesisir
dan
pulau-‐pulau
kecil
7) Penyelesaian
hak
dan
kewajiban
dalam
pengelolaan
sumberdaya
kelautan
di
perairan
pedalaman,
laut
terotorial,
zona
tambahan,
ZEE,
dan
landas
konInen
8) Pengelolaan
pulau-‐pulau
kecil
terluar
9) Sistem
perizinan
pemanfaatan
ruang
dan
sumberdaya
di
laut,
pesisir
dan
pulau-‐pulau
kecil
10) Pengelolaan
batas
wilayah
laut
provinsi
dan
kab/kota
11) Pengelolaan
zonasi/wawasan
marikultur
inshore
dan
outshore
12) Pengawasan
pemanfaatan
ruang
13) Pengawasan
pemanfaatan
pulau-‐pulau
kecil
terluar
14) Pengawasan
reklamasi
pulau-‐pulau
kecil
15.3
PENEGAKAN
KEDAULATAN,
PENGAMANAN
ASET
NEGARA
DAN
SUMBERDAYA
KELAUTAN
SESUAI
HUKUM
RI
DAN
UNCLOS
1982