Sel uNK
Kunci keberhasilan kehamilan manusia adalah adanya remodelling arteri
spiral secara dramatis, dimana terjadi destruksi tunika media akibat invasi sel-sel
trofoblas ekstravili (EVT) (38). Kelainan pada proses tersebut menimbulkan
sindrom obstetrik besar (GOS) yaitu: preeklampsia, lahir mati, dan restriksi
pertumbuhan janin (FGR) (39). Kondisi patologis menunjukkan adanya peran
kunci desidua dalam mengatur proses plasentasi, karena apabila desidua tidak ada,
sel trofoblas akan menginvasi lebih dalam ke dalam miometrium (plasenta
perkreta). Hal apakah yang ada didalam desidua yang secara normal dapat
memungkinkan terjadinya keseimbangan antara proses invasi yang berlebihan dan
terjadinya kelainan proses invasi? Karena adanya sifat allogenik pada sel
trofoblast, muncul gagasan bahwa sel uNK merupakan sel yang mempengaruhi
proses keseimbangan tersebut. Penelitian epidemiologi pada preeklampsia juga
menunjukkan peran sistem kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan karena
preeklamsia merupakan gangguan kehamilan pertama yang menunjukkan bukti
adanya spesifisitas pasangan (40). Memori adalah fitur kunci dari imunitas adaptif,
dan sel NK saat ini telah diketahui memiliki kemampuan ini (41).
Secara fungsional, sel NK dapat diidentifikasi sebagai limfosit yang secara
spontan bersifat sitotoksik menjadi sel target MHC-null (42-45). Tidak seperti sel
pbNK, sel-sel uNK hanya bersifat sitotoksik lemah terhadap galur sel kanker
standar (misalnya, K562) dan biasanya tidak dapat membunuh sel trofoblas (46-
48). Temuan ini membingungkan, karena sel uNK adalah sel limfosit berukuran
besar yang memiliki granula sitoplasma yang menonjol dan mengandung perforin,
granzim, dan granulysin, yang mana menunjukkan bahwa fungsi non-sitolitik lain
dari protein-protein tersebut bersifat penting (49-51). Meskipun sel-sel uNK
biasanya tidak dapat membunuh sel, namun sel uNK mungkin dapat berubah
menjadi sitolitik dalam situasi tertentu, seperti misalnya pada infeksi CMV di
mana stres seluler dideteksi oleh reseptor NKG2D (52).
Asal usul sel-sel uNK hingga saat ini masih diperdebatkan, tetapi sel uNK
diketahui berproliferasi dan berdiferensiasi di dalam uterus, dan kemungkinan
berasal dari nenek moyang sel NK awal yang direkrut dari darah (53, 54),
meskipun ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa sel uNK berasal dari
sel CD34+ pada mukosa manusia (55-57). Bukti terkait perekrutan sel NK matur
dari peredaran darah perifer juga telah ditemukan (55, 58, 59), dan pada mencit,
adrenomedullin yang disekresikan oleh sel-sel trofoblas juga diketahui melakukan
rekruitmen sel uNK (60). Dengan demikian, terdapat beberapa kemungkinan jalur
asal sel uNK. Sebagai contoh, subset sel uNK murine memiliki asal yang berbeda
(50), dan sel NK jaringan endometrium (eNK) pada wanita dapat berkontribusi
terhadap kumpulan sel uNK yang ada selama kehamilan (61).
Sel uNK kemungkinan berfungsi dengan cara bekerja sama dengan sel
tropoblas untuk menjamin berlangsungnya proses remodelling arteri secara benar
(11, 62, 63), sehingga memastikan ketersediaan jalur suplai ke janin yang sedang
tumbuh. Produksi IFN-γ pada mencit merupakan faktor kunci terjadinya
remodelling pembuluh darah (64). Sebaliknya, sel-sel uNK manusia tidak
menghasilkan IFN-γ dalam jumlah banyak; dan dengan demikian, kedua tes yang
biasa digunakan untuk sel pbNK (sitotoksisitas dan produksi IFN-γ) bersifat tidak
informatif (65). Sel uNK manusia terbatas pada mukosa, endometrium, dan
desidua. Pada mencit, sel uNK pertama kali terakumulasi pada bagian desidua
basalis (pada hari gestasional 6.5), namun kemudian ditemukan di miometrium
sekitar arteri spiral (sekitar hari gestasional 8,5-13,5) (66). Remodelling arteri
spiralis adalah modifikasi jaringan esensial pada kedua spesies, tetapi prosesnya
tidak identik. Sel uNK manusia awalnya menyebabkan pelonggaran tunika medial
sebagai bagian awal dari proses desidualisasi (67). Setelah terjadinya implantasi,
sel-sel EVT yang berada disekitarnya menghancurkan otot polos pada tunika
media arteri (perubahan fibrinoid), diikuti oleh penggantian sel endotel oleh sel
endovaskular trofoblas (38, 68). Pada mencit, terdapat sedikit migrasi sel
endovaskular trofoblas, dan tunika media arteri terutama dimodifikasi oleh hasil
infiltrasi langsung sel uNK (63). Berbagai faktor angiogenik diproduksi oleh sel-
sel uNK pada kedua spesies, dan hal ini kemungkinan juga mempengaruhi
stabilitas dan fungsi vaskular (69).
Gambar 3
Transplantasi sumsum tulang haploidentik mirip dengan mekanisme
allorecognition maternal. Anak mewarisi satu haplotype MHC dari masing-
masing orang tua. Dalam transplantasi sumsum tulang haploidentik, sel T-
depleted donor dari salah satu orang tua dipindahkan ke anak sebagai resipien.
Dalam contoh ini, anak penerima menderita leukemia, ibu sebagai donor, dan sel
NK ibu mengekspresikan beberapa KIR (biru) yang berikatan dan dihambat oleh
molekul MHC sel leukemia anak. Sel uNK donor lainnya yang mengekspresikan
KIR (kuning) yang tidak berikatan dengan molekul MHC anak tidak mengalami
inhibisi dan akan menghancurkan sel-sel kanker. Kelompok ketiga sel NK donor
yang mengekspresikan KIR teraktivasi (hijau), yang mana setelah berikatan
dengan molekul MHC anak, akan teraktivasi untuk menghancurkan sel leukemia.
Pada dua kondisi terakhir, sel NK donor juga akan menghancurkan sel
hematopoietik normal pasien, termasuk APC, dan proses ini berkontribusi
terhadap pencegahan terjadinya penyakit graft-versus-host yang disebabkan oleh
sisa sel T maternal donor. Ketiga jenis interaksi ini setara dengan situasi antara
KIR yang diekspresikan oleh sel uNK maternal (donor) dan molekul MHC pada
sel trofoblas janin (penerima).
Ekspresi molekul MHC sel trofoblas dan NKR pada maternal-fetal interface
Langkah pertama untuk melakukan pengujian kerangka teoritis ini adalah
dengan cara mempelajari ekspresi molekul MHC pada sel trofoblas dan NKR
pada sel uNK. Sel vili sitotrofoblas dan sel sinsitio di atasnya yang bersentuhan
dengan darah ibu dalam ruang intervilli adalah sel dengan HLA null (82).
Sebaliknya, sel EVT yang menyusup ke dalam dinding rahim mengekspresikan
satu set molekul MHC yang unik, termasuk HLA-E dan -G non-klasik (27).
Melekul ini oligomorfik, yang berarti molekul tersebut akan memberikan sinyal
invarian ke sel kekebalan tubuh ibu. Molekul HLA-C juga diekspresikan oleh sel
EVT (83). Molekul tersebut bersifat polimorfik, dan merupakan ligan dominan
untuk KIR (71). Dengan demikian, baik NKR (KIR) ibu dan ligan janin (molekul
HLA-C) bervariasi dan spesifik untuk kehamilan tertentu. Interaksi ini dapat
menyebabkan pembelajaran/inhibisi/aktivasi sel NK, tergantung pada sifat KIR
ibu. Frekuensi sel uNK yang mengekspresikan KIR spesifik terhadap dua
kelompok alotipe HLA-C (C1 atau C2) meningkat pada awal kehamilan pada sel
uNK dibandingkan dengan sel pbNK dari wanita yang sama (84-86). Dengan
demikian, kumpulan KIR sel uNK lebih cenderung menyebabkan pengenalan
HLA-C pada kehamilan, akan tetapi ciri ini bukan merupakan ciri sel NK pada
siklus tidak hamil (87).
Kami telah menilai pola ekspresi MHC sel trofoblas pada mencit C57BL/6
dengan menggunakan flowcytometry pada sel trofoblas yang dibedakan secara in
vitro dari sel punca trofoblas dan dengan eksplan mikroskopis pada lokasi
implantasi pada hari gestasional ke 8,5. Hanya H-2K dan tidak H-2D yang
diekspresikan dan, berbeda dengan sel-sel trofoblas manusia, tidak ada eksperesi
molekul MHC non-klasik (88). Baru-baru ini, kami telah menemukan bahwa H-
2D diekspresikan oleh sel trofoblas mencit BALB/c (89); Oleh karena itu, pola
ekspresi MHC dapat menjadi strain spesifik. Subset sel uNK murine bersifat
kompleks dalam hal penanda permukaan atau fungsi efektor, tetapi, mirip dengan
manusia, namun kumpulan NKR dari setidaknya satu subset tidak mirip dengan
sel NK sistemik (50, 90, 91).
Imunogenetika reproduksi
Baik NKR maupun ligan MHCnya sangat beragam dan dikodekan oleh
kompleks gen pada kromosom yang terpisah, sehingga mengalami segregasi
secara independen (71). Oleh karena itu, dalam setiap kehamilan ibu akan
membawa satu set KIR yang akan merespon HLA-C tertentu dari janin, dengan
sel EVT yang mengekspresikan allotypes HLA-C self dan paternal non-self (92).
Kesulitan dalam penyelidikan fungsi sel uNK pada manusia termasuk
pertimbangan etis, kesulitan memperoleh jaringan pada awal kehamilan,
kurangnya galur sel trofoblas manusia dengan profil HLA yang mirip dengan sel
EVT normal, dan kurangnya pembacaan fungsional sel uNK yang baik. Berbagai
pendekatan diperlukan: pertama, penelitian genetik kombinasi KIR-fetal dan
HLA-C ibu dalam kehamilan normal dan patologis telah menunjukkan bahwa gen
KIR dan HLA-C dapat menyebabkan risiko dan perlindungan terhadap terjadinya
preeklampsia dan GOS lainnya. Kedua, penelitian fungsional menggunakan sel
uNK manusia yang dilakukan ex vivo mulai memberikan pencerahan terkait
bagaimana temuan genetik tersebut diterjemahkan ke dalam fungsi pada lokasi
plasentasi (86). Terakhir, berdasarkan hasil tersebut, model mencit dapat
digunakan untuk meniru kondisi pada manusia dan menginterogasi bagaimana
interaksi NKR-MHC yang diberikan mempengaruhi hasil kehamilan (88, 89).
Temuan yang konsisten dari studi genetik adalah bahwa wanita yang
menderita preeklamsia dan GOS lainnya memiliki peningkatan frekuensi dua
haplotype KIR A (genotipe KIR AA) dalam kombinasi dengan kelompok HLA-
C2 yang berasal dari ayah janin (93-95). Gen pelindung haplotype KIR B di Eropa
ditemukan di wilayah telomerik di mana KIR teraktivasi pada lokasi dimana
HLA-C2 (KIR2DS1) berada. Temuan ini menunjukkan bahwa proses
pembentukan plasenta akan mengalami kerusakan apabila terdapat sinyal inhibisi
yang sangat kuat terhadap sel uNK yang dimediasi melalui gen Haplotype KIR A,
yaitu KIR2DL1, yang mana memiliki afinitas tinggi terhadap ligan HLA-C2.
Perlindungan dari preeklamsia kemungkinan dimediasi oleh efek penyeimbangan
balik dengan adanya aktivasi KIR2DS1, yang juga mengikat HLA-C2. Dengan
demikian, tergantung pada interaksi KIR-HLA-C tertentu, kadar kemokin atau
sitokin yang disekresikan oleh sel uNK akan bervariasi dan pada gilirannya akan
memodifikasi invasi sel trofoblas (62). Lebih lanjut, sel-sel uNK yang
mengekspresikan KIR2DS1 secara spesifik diaktifkan oleh kokultur dengan sel
target HLA-C2+ untuk menghasilkan berbagai produk yang larut air, termasuk
GM-CSF, yang dapat meningkatkan migrasi sel trofoblast secara in vitro (86).
Penelitian pada mencit memungkinkan kombinasi spesifik NKR maternal
dan molekul MCH paternal atau sebaliknya pada dua orang tua yang identik
secara genetik menunjukkan bahwa sel uNK dapat merasakan kehadiran molekul
MHC paternal (89, 91), dan ketidakcocokan antara molekul MHC orangtua
berdampak pada modifikasi arteri spiral dan pada akhirnya terhadap pertumbuhan
janin. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa kombinasi tertentu NKR maternal dan
molekul MHC paternal mempengaruhi proses pembentukan plasenta (88). Strategi
perkawinan untuk meniru kondisi pada manusia dengan penghambatan kuat sel
uNK ibu menunjukkan bahwa pengenalan molekul MHC kelas I tunggal yang
melibatkan banyak reseptor inhibitor dapat menghambat pertumbuhan janin (89).