Anda di halaman 1dari 6

AIR HANDLING UNIT

Sistem pada AC Sentral merupakan suatu sistem AC yang proses


pendinginan udaranya terpusat pada satu lokasi atau satu outdoor dengan
beberapa indoor. Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu Chiller,
sistem pemipaan, sistem saluran udara, sistem kontrol dan kelistrikan, cooling
tower serta air handling unit yang akan dibahas kali ini.

1. Pengertian Air Handling Unit


Air handling unit merupakan bagian penting dalam sistem AC central
sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun
panas ke ruang yang akan dikondisikan. Air handling unit adalah komponen
penukar kalor yang air dingin hasil pendinginan oleh evaporator di sirkulasikan ke
coil yang ada pada AHU, kemudian udara dinginnya disirkulasikan oleh blower
dan di distribusikan ke ruangan melalui ducting (Mekatron, 2015).
Air handling unit merupakan gabungan dari beberapa peralatan yang
terdiri dari kipas, lilitan pemanas dan pendingin, pengatur kelembaban udara,
penyaring, dan peredam. Kegunaan dari peralatan ini adalah mengumpulkan dan
mencampur udara dari luar ruangan dengan udara dari dalam ruangan dan
menyuplainya kembali ke dalam ruangan. Udara yang telah bercampur kemudian
dapat didinginkan atau dipanaskan. Setelah itu udara tersebut di alirkan ke dalam
ruangan melalui sistem penyaluran yang tersusun atas pipa dengan diameter
tertentu. Air handling unit adalah alat pendingin udara yang menyediakan udara
segar, yang secara fungsional dapat mencapai suhu dan kelembaban yang konstan
atau hanya menyediakan udara segar sesuai persyaratan lingkungan penggunaan.
2. Komponen Air Handling Unit
Air handling unit merupakan seperangkat alat yang memiliki fungsi untuk
mengontrol temperatur udara, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihannya
(jumlah partikel/ mikroba), adanya pola aliran udara, jumlah pergantian udara dan
sebagainya diruangan produksi sesuai dengan persyaratan dari ruangan yang telah
ditentukan. Unit atau sistem yang akan mengatur dalam tata udara ini terdiri dari
beberapa alat yang pada setiap alatnya mempunyai fungsi yang berbeda.
2.1. Cooling Coil
Cooling coil sering disebut dengan evaporator berfungsi untuk mengontrol
temperatur, dan kelembaban relatif udara yang akan di distribusikan ke ruangan
produksi. Maksud dari hal tersebut adalah agar dapat dihasilkan output udara yang
sesuai dengan spesifikasi dari ruangan yang telah ditetapkan. Proses pendinginan
udara sendiri dilakukan dengan mengalirkan udara yang berasal dari campuran
udara balik dan udara luar dengan melalui coil evaporator yang bersuhu rendah.
Proses tersebut menyebabkan terjadinya kontak antara udara dan permukaan
kisi evaporator yang akan menghasilkan udara dengan suhu yang lebih rendah.
Proses ini juga akan menyebabkan kalor yang berada dalam uap air yang
yang terdapat di dalam udara akan ikut berpindah ke kisi evaporator, sehingga
uap air akan mengalami peristiw kondensasi. Penyebab dari hal ini adalah adanya
kelembaban udara yang akan ikut keluar dari evaporator sehingga akan terjadi
pengurangan. Evaporator harus dirancang sedemikian rupa agar kisinya memiliki
luas permukaan kontak yang luas, yang akan menyebabkan proses penyerapan
panas dari udara di dalam evaporator dapat berlangsung dengan efektif.
2.2. Static Pressure Fan (Blower)
Blower adalah bagian dari air handling unit yang berfungsi menggerakkan
udara, yang terjadi disepanjang sistem distribusi udara yang akan terhubung
dengannya. Blower yang digunakan dalam air handling unit berupa blower radial
yang memiliki suatu kisi penggerak udara yang akan terhubung dengan motor
penggerak blower. Motor berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Energi gerak inilah yang kemudian disalurkan ke suatu kisi penggerak
udara hingga kemudian dapat menggerakkan udara. Blower ini dapat di atur agar
selalu dapat menghasilkan frekuensi perputaran yang tetap, sehingga akan dapat
menghasilkan output dari udara dengan debit yang tetap. Debit udara yang tetap
tersebut juga yang akan menghasilkan suatu tekanan dan adanya pola aliran udara
yang masuk ke dalam ruangan produksi akan dapat selalu dikontrol.
2.2. Filter
Filter merupakan bagian dari air handling unit yang dapat berfungsi untuk
mengendalikan serta dapat mengontrol jumlah dari partikel dan mikroorganisme
(partikel asing) yang dapat mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang
produksi. Filter itu biasanya akan ditempatkan di dalam filter house yang didesain
sedemikian rupa agar mudah untuk dibersihkan atau diganti. Pemasangan filter ini
yang harus diperhatikan adalah penempatan posisi filter harus diatur sedemikian
rupa sehingga dapat memaksa seluruh udara yang akan didistribusikan tersebut
harus melewati filter terlebih dahulu. Filter yang digunakan untuk air handling
unit dibagi menjadi beberapa tipe yang tergantung dari efisiensinya, yaitu pre-
filter dengan efisiensi penyaringan sebesar 35%, medium filter dengan efisiensi
penyaringannya sebesar 95% dan High Efficiency Particulate Air filter efisiensi
penyaringan sebesar 99,997%. Pemasangan filter ini harus memperhatikan posisi
penempatan dari suatu filter yang dapat diatur berdasarkan jenisnya dan efisiensi
penyaringan filter yang akan menentukan kualitas dari udara yang dihasilkan.
2.3. Ducting
Ducting adalah bagian dari air handling unit yang dapat berfungsi sebagai
saluran tertutup yang merupakan suatu tempat mengalirnya udara. Ducting secara
umum adalah sistem saluran udara tertutup dapat menghubungkan blower dengan
ruangan produksi, yang terdiri dari saluran udara yang masuk dan saluran udara
yang keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU. Ducting harus
didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan udara ke seluruh
ruangan produksi yang membutuhkan, dengan hambatan udara sekecil mungkin.
Desain dari ducting yang tidak tepat akan mengakibatkan hambatan udara yang
besar dan sehingga akan menyebabkan terjadinya inefisiensi energi yang cukup
besar. Ducting juga didesain agar memiliki insulator di sekeliling permukaannya,
yang berfungsi untuk menahan penetrasi panas dari udara luar yang memiliki suhu
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu di dalam ducting.
2.4. Dumper
Dumper adalah bagian dari ducting AHU yang berfungsi untuk mengatur
jumlah laju alir udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi. Besar
kecilnya laju alir udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai dengan pengaturan
tertentu pada suatu dumper. Pengaturan besarnya debit udara yang sesuai dengan
ukuran ruangan yang akan menerima distribusi dari udara tersebut.
3. Sistem Pemanas dan Pendingin Air Handling Unit

Air handling unit terdiri dari suatu sistem pemanas dan sistem pendingin.
Sistem pemanas dalam Air handling unit menggunakan uap air yang diproduksi
oleh heat exchanger kemudian di supply menuju steam heated coil di dalam air
handling unit. Sistem pendinginan terdapat dua tingkat pendinginan dalam air
handling unit, yaitu direct evaporative cooling dan juga indirect cooling.

3.1. Steam heated coil


uap air akan disupplay menuju steam coil besar di dalam air handling unit
coil untuk dapat memanaskan building supply air kemudian akan di keluarkan
dari air handling unit, dan akan mengirimkan udara hangat menuju seluruh
ruangan. sebagian besar udara yang keluar diperlukan untuk memanaskan kembali
coil tersebut. Coil yang menggunakan susunan tube-in-tube itu berfungsi untuk
mencegah pembekuan apabila katup uap tidak bekerja dengan baik dan udara
dingin dari luar melewatinya. Coil terdiri dari penutup pelindung jalur supply uap
yang berfungsi untuk melindungi tabung, suplay uap ini akan melewati suatu sirip
aluminium agar penyebaran panas dapat lebih merata di dalam ruangan.
3.2 Direct Evaporative Cooling
Direct evaporative cooling merupakan pilihan pendingin yang sangat
ekonomis untuk suatu daerah yang memiliki tingkat kelembaban udara yang
rendah. Uap air akan menyatu dengan udara, maka suhu udara akan turun dan
energi panas dari udara digunakan untuk merubah air dari cair menjadi uap air dan
udara pun akan menjadi lembab. Tingkat pendinginan udara apabila cukup tinggi
mungkin diperlukan 1-3 tingkat dari evaporative Cooling. Evaporative Cooling
akan menaikan tingkat kelembaban udara, pada proses direct evaporative cooling
ini memerlukan tingkat kelembaban udara luar yang cukup rendah dan udara
ruangan yang telah dilembabkan akan dikeluarkan secara terus menerus.
3.3 Indirect Cooling
Direct evaporate cooling ketika kelembaban udara luar ruangan terlalu
tinggi maka tingkat indirect cooling secara otomatis akan aktif. tingkatan ini
terdiri atas cooling tower yang terletak di luar ruangan. Cooling tower didalamnya
terdapat cold glycol yaitu tabung dengan sirip karet yang tersusun berhimpitan
yang merupakan solusi untuk cooling coil pada air handling unit. Coil terdiri dari
penutup pelindung untuk dapat melindungi tabung, supply udara dingin ini akan
melewati sirip aluminium agar dapat meningkatkan penyebaran panas. Karena air
–glycol yang melewati cooling coil terlalu dingin dibandingkan dengan udara
yang akan didinginkan. Tabung dalam cooling coil akan dapat membuat beberapa
pembuangan untuk dapat menyelesaikan penyaluran udara panas. Drip pan piped
untuk membuang sisa embun yang mungkin terkumpul pada coil ketika udara
dihilangkan kelembabannya. Fluid cooler juga memerlukan tingkat kelembaban
udara luar yang rendah untuk dapat berfungsi, sejak udara tersebut dingin maka
glycol melewati penguapan air dari sisi luar cooling coil. Sistem indirect cooling
tidak digunakan pada iklim dimana kelembaban udaranya tinggi.

4. Cara Kerja Air Handling Unit


Return air adalah udara yang disirkulasikan untuk didinginkan kembali
dari ruangan yang didalamnya terdapat beban panas. Outdoor air adalah udara
segar dari lingkungan. Mixing air adalah udara campuran dari return air dan
outdoor air. Udara campuran inilah yang akan di supply kedalam ruangan dengan
dibersihkan atau didinginkan terlebih dahulu. Return air dan outdoor air akan
bercampur menjadi mixing air yang kemudian udara campuran ini melewati filter
untuk dibersihkan. Debu akan disaring sehingga akan menjadi lebih bersih.
Setelah melewati filter, udara campuran ini akan mengalami pendinginan oleh
cooling coil, dan setelah itu udara yang bersih dan dingin dialirkan ke ruangan.
Udara dingin akan menarik kalor dari suatu beban panas ruangan maka
udara tersebut menjadi lebih panas dibandingkan saat sebelum memasuki ruangan.
Udara yang lebih panas inilah yang disebut dengan return air. Return air tersebut
akan kembali ke ducting dan akan mengalami suatu proses yang sama.
Prinsip kerja dari air handling unit ini adalah dengan menghisap udara dari
ruangan yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan dengan
komposisi yang bisa diubah. Campuran tersebut masuk menuju AHU melewati
filler, coil pendingin, dan fan (Hadinata, Notosudjono dan Fiddiansyaha, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai