Anda di halaman 1dari 1

“BACOL”an POLITIK “Poli – Poli Menggelitik”

Alkisah di sebuah desa bernama Ind”OH”nesa.. Lagi rame musim pemilihan kelapa dusun, eh kepala
dusun. Sebelum bahas gimana kondisinya sekarang, kita flash back dulu ya pemilihan kepala dusun
yang periode lalu.

Periode lalu ada dua calon, calon pertama riwatnya dari ketua RT, lantas kepilih jadi ketua RW lha
belum genap 2 tahun udah mau nyalon lagi jadi kepala dusun. (*mung meheni ngerti periode
jabatan ndek negoro Ind”OH”nesa kui 5 tahun). Nah calon kedua bekas hansip di susun, yang diduga
pernah mateni (mbunuh) anak sekolah yang lagi protes sama kepala dusun waktu calon kedua jadi
hansip. Issue yang rame yang selalu di dendangkan waktu itu adalah calon pertama sebagai kutuh
loncat, gegara ga pernah menyelesaikan jabatan, nah yang calon kedua diangkat terkait pelanggaran
HAM karena pernah membunuh itu.
(Flash backnya sudah dulu ya, panjang kalo diterusin lagi).

Kita kembali ke jaman sekarang lur, edisi pemilihan kepala dusun sekarang ini lebih menggelitik bagi
rakyat Ind”OH”nesa, persaingan masih dengan calon kepala dusun yang sama periode lalu, hanya
perbeedaan terletak pada PAS”angan” - PAS”angan”nya saja.

Rabu pahing pagi ditengah dingin musim kemarau desa Ind”OH”nesa, Lek Kardun (pendukung garis
keras calon petahana) dan Kang Paijan (pendukung siap mati calon penantang) sedang ngopi dan
tongkrongan diwarung Yu Sum (janda muda mblenuk anak 1) sedang ngobrol masalah pemilihan
kepala dusun, sambil sebat – sebat ngepul rokokan Sempurnahhh,.

Kardun : Beb, (pangilan lek kardun marang yu Sum)

Ojo lali yo sesuk pemilihan lurah pilih bapak ngatmoyo widoyo kyai mangrup ya beb.

Paijan : halah calon rak sumbut kui,

Anda mungkin juga menyukai