Anda di halaman 1dari 2

Suratmu

Ian Syah

Hai namaku Viola, terdengar seperti biola kan?. Aku baru saja pindah ke Bandung karena
pekerjaan orang tuaku dan otomatis aku juga harus pindah sekolah. Aku pindah dari kota
Samarinda dan rencananya aku akan masuk ke SMAN 3 Bandung. Aku masih harus mengurus
surat kepindahanku yang dimana itu sangat aku merepotkan.

Setelah beberapa hari, akhirnya hari pertamaku di SMAN 3 Bandung dimulai. Aku diarahkan
oleh Bu Lani ke ruang kelas yang akan menjadi kelasku. Ternyata aku masuk kelas 10 Ipa 1.
Saat bu Lani masuk ke kelas, kelas justru hening. Aku mengira anak-anak disini sama seperti
anak-anak di sekolahku dulu. Bu Lani pun langsung berbicara di depan kelas dan menyuruhku
untuk memperkenalkan diri.

Aku pun langsung memperkenalkan diri, tapi saat aku sedang memperkenalkan diri, aku melihat
tatapan sinis dari mata mereka. Aku pun seketika langsung berhenti memperkenalkan diri. Bu
Lani pun bingung kenapa aku tidak melanjutkan perkataanku. Akhirnya beliau pun menyuruhku
untuk duduk dikursi kosong yang ada dibelakang. Akupun hanya menunduk sepanjang
perjalananku ke kursiku.

Bel istirahat pun berbunyi dan pelajaran pertama pun selesai. Aku hanya diam ditempat
dudukku. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. “Hai.” kata seseorang yang menepuk
pundakku. Dia pun memperkenalkan diri bersama dua teman lainnya. “Namaku Tasya, ini Yuni
dan Lisa.” ujar dia mempekenalkan diri. Akupun memperkenalkan diriku juga. “Kita lagi mau ke
kantin nih? Kamu mau ikut gak?.” kata Tasya mengajak. “Maaf, aku kayaknya di kelas aja.”
jawabku. “Ok deh. Kalau kamu ada perlu, ngomong aja ke kita, oke?.” jawab Tasya kembali.
Aku hanya mengangguk. Mereka pun pergi keluar kelas.

Akupun akhirnya sendirian di kelas. Entah kenapa air mataku menetes dari mataku. Aku
bersyukur ada orang yang masih mau berteman denganku. Saat aku menangis, aku tidak sengaja
menemukan sesuatu tertempel di bawah laciku. Akupun langsung mengambil barang itu.
Ternyata itu adalah sebuah surat. Akupun langsung membuka surat itu.

“Hai.Selamat dating di sekolah kita. Aku menulis Surat ini untuk memperkenalkanmu soal
tempat ini.Pertama-tama, peta utama kelas kita.Jalan tercepat menuju perpustakaan ialah lewat
belakang. Jalan tercepat ke kantin bisa lewat lorong sekolah. Jalan rahasia ada di sebelah
belakang kanan UKS. Tapi hati-hati, karena dekat dengan ruang Kepsek.Yamg kedua nama-
nama dan wajah anak-kelas kita.Guru matematika orangnya asik kalau lagi ngajar. Guru ppkn
kalau ngomong suka cepat dan kadang susah dipahami. Guru fisika suka kasih kuis mendadak
dan jawabannya kebanyakan ‘tidak ada’. Kalau kamu pengen baca suratku lagi, carilah surat
keduaku. Surat keduaku ada di 819 C9.”
Sudah seminggu setelah aku membaca surat itu dan aku tahu kalau kode yang ada di akhir
kalimat itu adalah kode di perpustakaan. Itu adalah kode buku dan rak dimana buku itu di taruh.
Aku mengetahui hal ini karena aku sering ke perpustakaan melalui jalan tercepat dari buku itu.
Pada hari ini, akupun kembali mencari dimana surat kedua itu. Akupun langsung pergi ke
perpustakaan. Disana aku mencari menggunakan tangga, karena rak C9 lumayan tinggi. Setelah
lama mencari akhirnya aku menemukannya, buku nomor 819.Akupun langsung membukanya
dan aku menemukan surat kedua tersebut.

“Terima kasih udah menemukan surat keduaku. Di sini aku udah menuliskan buku-buku
kesukaanku dan buku yang direkomendasikan oleh guru sastra. Aku juga udah menulis lokasi
surat ketiga, Halaman dimana aku menyelipkam surat ini adalah halaman puisi kesukaanku.
Lucu ya?. Surat ketiga ada di atap. Karena atap sekolah kita dipakai oleh klub pemanah
sekolah, kamu harus ke sana sebelum jam 4 sore. Kodenya 2910. Hari dibentuknya klub
pemanah sekolah kita.

Saat aku membuka daftar peminjam buku di buku ini aku menemukan hanya menemukan satu
nama peminjam. Dan nama peminjam buku ini adalah Ian. Buku ini terakhir dipinjam satu tahun
yang lalu dan hanya dia satu-satunya peminjam buku ini. Aku juga menyadari bahwa tidak ada
nama Ian dikelas.

Anda mungkin juga menyukai