Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Borang Portofolio
Nama Peserta:
Nama Wahana:
Topik:
Tanggal (kasus):
Nama Pasien: No. RM
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
Deskripsi:
Tujuan:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
2. Riwayat Pengobatan:
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
4. Riwayat keluarga:
5. Riwayat pekerjaan:
8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS
WAHANA)
Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
2.
3.
Hasil Pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
Dalam buku ini dicontohnya kasus yang cukup menarik dan membawa banyak masalah sehingga bermanfaat untuk
pembelajaran yaitu “spondilitis TBC”.
Kasus 1
Deskripsi: Gadis, 29 thn, nyeri pungung kronik, spondilitis TBC, destruksi ringan Th 7~8 gibus (~), hendak menikah 5 bulan yad.
4. Riwayat keluarga:
Anak perempuan terbesar, ayah sdh. pensiun hipertensi, pernah strok ringan dan sembuh total
5. Riwayat pekerjaan:
Sekretaris perusahaan swasta, komputer.
6. Lain~lain :
Kondisi lingkungan fisik dan sosial untuk mencari fokus infeksi dan memutus rantai penularan
Daftar Pustaka:
b.
c.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis TBC non~pulmonar
2. Waspadai nyeri punggung kronik
3. Regimen terapi TBC non~pulmonar pada wanita hamil
4. Manfaat kerjasama dengan URM
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 7
5. Mekanisme nyeri pungung pada sponsilitisTBC
6. Edukasi untuk pencegahan penularan
7. Motivasi untuk kepatuhan berobat
Catatan:
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua butir yang sudah dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir borang
portofolio. Hasil pembelajaran diurai dan dikemas secara singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu, rangkuman disusun
berdasarkan pedoman rekam medis, SOAP.
3. ”Assessment”( penalaran klinis): Nyeri punggung berawal dari destruksi ruas tulang belakang yang menyebabkan deformitas
ringan. Secara biomekanik kejadian ini mengubah garis berat yang melalui sumbu tulang belakang, yang semula lurus menjadi
tergeser dan bersudut di daerah punggung sehingga beban yang dipikul oleh ”m. errector trunci”kiridan kanan tidak seimbang dan
muncullah nyeri punggung yang merupakan manifestasi kelelahan otot di satu sisi. Itulah sebabnya, ketika dalam posisi tiduran
pasien merasa nyerinya hilang dan ketika bangun muncul lagi. Keadaan ini membawa konsekuensi pemberian penghilang nyeri
dan pelemas otot untuk sementara. Selanjutnya harus dicari cara untuk mengurangi beban yang berat sebelah dengan pengunaan
korset khusus hasil konsultasi dengan Unit Rehabilitasi Medis RS. Penggunaan korset khusus ini ternyata sangat membantu sehingga
pasien terbebas darikebutuhan akan analgetik sehingga upaya pengobatan terfokus untuk mengatasi spondilitisnya. Kepada pasien
perlu ditekankan bahwa kehamilan tidak terpengaruh oleh pemakaian OAT (Obat Anti TB) kecuali streptomisin yang dapat bersifat
ototoksik dan nefrotoksik terutama pada janin, oleh karena itu selama penggunaan streptomisin pasien dianjurkan untuk tidak hamil
dulu dengan berbagai cara, misalnya menggunakan kondom jika bersanggama di saat masa subur. Selain itu, agar tidak terlalu
membebani tulang belakang,jika bersanggama pasien dianjurkan dalam posisi terlentang. Keluarganya, terutama suaminya diminta
ikut mengawasi pengobatan di rumah, mengingatkan pasien minum obat dan suntik streptomisin pada waktunya sampai selesai. Perlu
dijelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa deformitas tulang belakang tidak dapat pulih seperti sediakala dan karenanya harus
menggunakan korset seumur hidup dan olah raga terbaiknya adalah berenang.
”Subjective”: Keluhan subyektif influensa sudah sangat dikenal oleh masyarakat oleh karena itu dokter harus mencermati dan
. berusaha mengidentifikasi penyakit lain yang mirip atau muncul bersama, misalnya DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)dan infeksi
EBV (Eptein~Barr Virus)termasuk CMV (Cytomegalo Virus).
”Objektive”: Pasien dengan riwayat kesehatan yang baik dan tercatat semuanya dalam rekam medis sangat membantu penegakan
. diagnosis dan penyingkiran DD.
”Assessment”: diagnosis pada kasus ini semata~mata berdasarkan temuan klinis dan catatan riwayat kesehatan dalam rekam
. medis. Pemberian antibiotika sebenarnya tidak diperlukan akan tetapi mengingat pasien ini anak tunggal dengan orang tua
tunggal yang sibuk, dokter terpaksa memberikan antibiotika. Namun demikian antibiotika itu tidak segera diberikan mealinkan
ditunggu sampai harike~3, jika saat itu demamnya belum mereda. Pasien dianjurkan untuk tidak membeli antibiotika itu terlebih
dahulu dengan menuliskannya di lembar resep yang berbeda. Dengan demikian pasien mendapat dua lembar resep yang satu
berisiobat anti~flu yang lainnya berisi antibiotika. Pada pasien ini perlu dilakukan pengawasan pola suhu badan agar dapat
terdeteksi kemungkinan DHF.
Slide
Isi slide
no:
1. Judul (kasus yang dipresentasikan)
Nama presentan
Nama anggota kelompok (jika ada)
2. Pendahuluan
• Kasus Anda rekaan atau asli
• Alasan mengapa kasus ini diajukan:
Alamat
Agama
Suku
Pekerjaan
Bahasaibu
Jenis kelamin
5. Dsb.
Data biologik
Tinggi badan
Beratbadan
Habitus
Dsb, ….
…….
…….
…….Dst.
Berkaitan dengan DD 2
Berkaitan dengan DD 3
7. Pemeriksaan jasmani
Status lokalis penyingkir DD (tanda klinis yang ditemukan yang tidak mendukung DD)
8. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan (tuliskan “tidak perlu”jika memang tidak diperlukan dan cantumkan
alasannya mengapa tidak diperlukan)
• Laboratorium untuk mencari tanda~tanda sbb.:
• 1
• 2
• 3
• Dst…….
• Pemeriksaan lain …………………………..
• Alasan pemeriksaan
• Hasil yang dicari
• Hasil yang diperoleh
• Komentar/simpulan atas hasil
Tuliskan tidak perlu jika memang tidak memerlukannya
11. Diagnosis
Tuliskan diagnosis di sini
Alasannya adalah:
Dari Anamnesis
Dari Pemeriksaanjasmani
Tandaobyektif
1
2
4, dst
Tandasubyektif
1
2
3
dst
Alasan lainnya?
A
B
Dsb.
Ilmu klinik
A
B
Dsb
Ilmu Kedokteran Komunitas
Keterampilan
A
B
Dsb.
Nama Wahana :
Tujuan Penyuluhan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Peserta :