Anda di halaman 1dari 7

DESKRIPSI CORE

A. Pengertian Core
Core merupakan suatu sampel batuan dengan pengambilan menggunakan
alat bor yaitu dengan proses pengeboran atau dengan metode sumur pit. Proses
pengeboran tersebut dilakukan dengan metode-metode tertentu dan dimulai
dengan beberapa tahapan terlebih dahulu. Metoda pengeboran yang digunakan
bergantung pada letak dan ketebalan target yang akan dibor yang dimana tujuan
tersebut untuk mendapatkan data dan informasi tentang kondisi massa batuan
yang akan digunakan untuk mendukung proses karakterisasi massa batuan.
Teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu cutting,
coring, dan kombinasi antara keduanya. Akan tetapi yang umumnya dilakukan
pada kebanyakan perusahaan yaitu metode coring yang digunakan untuk
keperluan lebih lanjut. Data core merupakan data untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan, oleh karena itu memerlukan pengambilan data secara maksimal.
Salah satu system klasifikasi yang aplikasinya cukup luas adalah Rock
Mass Rating (RMR) system. System RMR ini merupakan sitem pengelompokkan
kualitas massa batuan dengan cara memberikan rating pada parameter-parameter
dasar yang sudah di ambil sampelnya.

Sumber: Anonim, 2015


Foto 1
Sampel Core
Terdapat 5 parameter utama yang harus dikumpulkan untuk mendukung
sistem RMR ini yaitu: (Bieniawski, 1989)
1. Strength of Infact Rock (Kekuatan batuan utuh)
Data ini dapat diperoleh melalui uji kuat tekan dan penyelidikan ataupun
pengamatan dilapangan langsung.
2. Spacing of Discontinuities (Spasi Joint)
Data ini merupakan data yang didapat dengan cara menghitung dengan
banyaknya fraktur dalam satu run pengeboran.
3. Condition of Discontinuties (Kondisi Joint)
Dimana kondisi yang diamati adalah kemenerusan joint, lebar rekahan,
kekerasan bidang, kekerasan dan lebar material isian, dan kondisi pelapukan
bidang. Jika terdapat dari satu set joint maka rating RMR dihitunh berdasarkan
kondisi joint dengan jarak yang paling dominan (Goodman, 1989)
4. RQD (Rock Quality Designation)
RQD adalah recorvery pengeboran untuk menggambarkan dari kualitas
batuan yang berada didalam permukaan yang hubungannya dangan faktur ilmiah.
Semakin banyak fraktur dalam batuan, RQD semakin rendah. RQD tersebut dapat
ditentukan dari inti lubang bor.

Sumber : HugoDeConello, 2007


Gambar 1
Ilustrasi Penentuan RQD
5. Groundwater Condition (Kondisi Air Tanah)
Perhitungan air untuk sistem ini tidak diperoleh dilubang bor, karena yang
harusnya diperlukan adalah kondisi air pada lempeng tambang. Kategori tersebut
yang digunakan adalah: Completely dry (Kering), damp (lembab), wet (basah),
dripping (menetes), dan Flowing (Mengalir).
Pendesripsian core ini merupakan pendeskripsian dengan cara kualitatif
dan kuantitatif. Dimana data yang digunakan tergantung dengan kebutuhannya.
Deskripsi kualitatif digunakan apabila dibutuhkan dibidang geoteknik. Data yang
diambil pada kegiatan kualitatif ini adalah jenis diskontinuitas. Sedangkan untuk
deskripsi kuantitatif data yang diambil adalah CR (Core recorvery), RQD (Rock
Quality Designation), porositas, permeabilitas, Sand-shale, dan lain-lain.
Tujuan pengambilan core tersebut yaitu untuk mendapatkan data berupa:
1. Jenis batuan dan mineral
2. Batas formasi antar batuan
3. Struktur batuan
4. Kemiringan batuan.
5. Korelasi data dan menentukan batas sebaran batuan.
6. Core Recorvery
7. Rock Quality Designation (RQD)
8. Pemetaan bawah permukaan zona prospek.
Agar sampel yang diambil dapat mewakili kondisi alamiahnya, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Sampel diambil pada kedalaman yang dapat mewakili kondisi batuan dan
sesuai dengan informasi yang diperoleh.
b. Pengeboran menggunakan triple tube core barrel.
c. Sampel tidak banyak kontak dengan udara luar selama disimpan.

B. Penanganan Core
1. Melakukan pemotongan
Kegiatan ini dilakukan untuk dapat dimasukan kedalam tempat core atau
Core box, untuk pemotongannya core dikeluarkan dari barrel dan dipotong
sepanjang kurang lebih 1 meter. Pemotongan tersebut dilakukan dengan alat yang
dinamakan core cutter.
2. Pembungkusan
Pembungkusan pada core dilakukan agar core tidak mengalami perubahan
secara fisik, kimiawi, dan perubahan fluida maka diperlukan perlindungan pada
core tersebut.
3. Pemerian Kode
Sama halnya dengan batuan, core juga diperlukan kode ataupun label. Hal
tersebut untuk memberikan ciri agar core tidak tertukar ataupun kesalah
interpetasi,
C. Parameter Pendeskripsian Core
1. Faktor Drilling
Faktor Drilling merupakan bagian-bagian core hasi pengeboran. Faktor
drilling yaitu sebagai berikut :
 Run (mulai pengeboran baru)
 Depth (kedalaman batuan yang akan dibor)
 Loss Core (batuan inti yang hilang dari pengeboran)
 Rock Quality Designation (RQD)
2. Field Material Description
Deskripsi material untuk batuan terdiri dari warna, kekerasan,
kekompakan, litologi, butir, pemilahan, permeabilitas, komposisi mineral, struktur,
serta pelapukan pendeskripsian batu dengan batubara berbeda. Untuk parameter
deskripsi material batubara meliputi warna, kilap, gores, derajat keasaman,
ketahanan, kekompakan, komposisi mineral, dan pengotor, bentuk pecahan,
struktur, serta kontak pada bagian atap dan lantainya.
 Kode
 Kekerasan
 Besar kekuatan batuan.
3. Deffect information
Deffect merupakan informasi tentang retakan-retakan yang terdapat pada
coring deskripsi antara lain sebagai berikut.
a. Tipe-tipe retakan
 Joint (J) : retakan yang terbentuk dilapisan yang sama.
 Bedding (B) : retakan yang terbentuk pada lapisan yang berbeda.
 Fault (F) : retakan yang terbentuk pada satu bidang struktur.
 Creat (C): Retakan yang terdapat hanya pada batubara saja.
b. Jenis-jenis retakan
 Plannar (P): bentuk retakan lurus
 Wavy (W): bentuk retakannya bergelombang,
 Step (S): Bentuk retakannya seperti tangga dan sangat kasar.
c. Ukuran butir pada ujung retakan.
 Smooth (S): Halus
 Rought (R): Kasar.
 Very Rough (VR): Kasar dan ukuran bervariasi.
d. Open atau material pengisi retakan
 Batubara
 Semen kalsit/karbonat
 Semen silika / kuarsa
e. Inklinasi atau sudut
f. Besar retakan
g. Sampling.
KESIMPULAN

Core merupakan suatu sampel batuan yang diambil menggunakan alat bor
melalui proses-proses pengeboran. Deskripsi inti bor ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi batuan yang nantinya akan digunakan
atau dimanfaatkan untuk mendukung proses karakterisasi batuan. Salah satu
sistem klsifikasi yang aplikasinya cukup luas adalah Rock Mass Rating (RMR)
sistem. Sistem RMR ini merupakan sistem pengelompokkan kualitas massa
batuan. Menurut bieniawski terdapat beberapa metode yang mendukung RMR
yaitu:
1. Space Joint
2. Pengujian Kekuatan batuan
3. Kondisi joint
4. Rock Quality Designation
5. Kondisi air tanah.
Deskripsi core ini dapat menjadi dua kelompok yaitu deskripsi secara
kualitas dan kuantitasnya tergantung pada kegunaan core. Teknik pengambilan
sampel core juga dibagi menjadi dua yaitu Conventional core dan Sidewall Core.
Penanganan core dilakukan agar core memperoleh hasil yang baik untuk
digunakan nantinya. Penangan juga berpengaruh terhadap masa batuannya. jika
tidak terdapat penanganan core dapat terjadi kerusakan pada fisik batuan,
perubahan komposisi kimiawi dari batuan tersebut dan lain-lain.
Sama halnya dengan batuan core juga dapat dideskripsian, akan tetapi
terdapat perbedaan. Deskripsi sampel batuan core harus meliputi faktor drilling,
dimana faktor ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan pada pengambilan sampel
core, selain faktor drilling, terdapat Field material description, yaitu pendeskripsian
sampel core sesuai dengan parameter-parameter pendeskripsiannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2011, “Sistem Pemboran”, https://lelilef.wordpress.com. Diakses


tanggal 17 Desember 2017 (Referensi Internet)
2. Rizqi, 2013, “Pendeskripsian Core”, http://rifepillar.blogspot.co.id Diakses
tanggal 18 Desember 2017 (Referensi Internet)
3. Ridwan, 2012, “Deskripsi Pemboran Inti Geoteknik Batuan Standart
ISRM”, http://ridwanaz.com. Diakses tanggal 18 Desember 2017
(Referensi Internet)

Anda mungkin juga menyukai