Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PANJANG DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP

DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR


KEPADATAN 74%

Dio Alif Hutama, As’ad Munawir, Arief Rachmansyah


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan M.T. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur - Indonesia
E-mail: dioalifhutama@gmail.com

ABSTRAK
Dewasa ini, pembangunan infrastruktur di atas lereng semakin sering dijumpai.
Akan tetapi, permasalahan muncul karena daya dukung pondasi di atas lereng lebih
kecil dibandingkan dengan daya dukung pondasi di tanah datar. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh variabel panjang dan jumlah lapisan geotekstil terhadap
daya dukung pondasi di lereng. Pengujian dilakukan terhadap model lereng tanpa
perkuatan dan yang diperkuat geotekstil. Untuk model lereng yang diperkuat geotekstil
diberikan perlakuan variasi panjang geotekstil (L): L/H=0,45, L/H=0,52 dan L/H=0,59,
serta variasi jumlah lapisan geotekstil (n): 1 lapisan, 2 lapisan dan 3 lapisan. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa perkuatan geotekstil dapat meningkatkan daya dukung
pondasi di lereng. Hal ini berdasarkan hasil analisis Bearing Capacity Improvement
yang menunjukkan nilai lebih dari 1. Panjang geotekstil yang dapat memberi nilai daya
dukung terbesar dalam penelitian ini adalah L/H=0,59. Sedangkan jumlah lapisan yang
dapat memberi nilai daya dukung terbesar dalam penelitian ini adalah 3 lapisan
geotekstil.

Kata Kunci: lereng, panjang geoteksil, jumlah lapisan geotekstil, daya dukung, bearing
capacity improvement

PENDAHULUAN jenis perkuatan tanah yang dapat


Pertumbuhan jumlah penduduk digunakan adalah geotekstil.
Indonesia yang melaju pesat Pemasangan geotekstil banyak
menyebabkan kepadatan penduduk kian dilakukan di Indonesia untuk perkuatan
meningkat. Hal ini berimbas langsung pada dinding penahan tanah serta untuk
pada semakin berkurangnya meningkatkan kestabilan lereng.
ketersediaan lahan pembangunan. Penelitian-penelitian mengenai
Dewasa ini, tak jarang kita jumpai penggunaan geotekstil sebagai
pembangunan infrastruktur seperti hotel perkuatan lereng yang telah dilakukan
dan apartemen dilakukan di atas tanah sebelumnya menyimpulkan bahwa
lereng. Salah satu faktor penentu geotekstil sangat berpengaruh dalam
keamanan struktur yang dibangun di meningkatkan stabilitas lereng. Adapun
atas tanah lereng adalah perencanaan beberapa faktor yang mempengaruhi
pondasinya. Permasalahan muncul kinerja geotekstil sebagai perkuatan
karena ternyata daya dukung pondasi di lereng adalah panjang perkuatan (L) dan
atas lereng lebih kecil dibandingkan jumlah lapisan perkuatan (n).
daya dukung pondasi di tanah datar. Adapun tujuan dari penelitian ini
Permasalahan daya dukung sebagai berikut:
pondasi di atas tanah lereng dapat 1. Untuk mengetahui perbandingan
diatasi dengan memberikan perkuatan daya dukung pondasi menerus pada
tanah pada lereng tersebut. Salah satu lereng tanah pasir tanpa perkuatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh geosintetik berlaku sebagai bagian
panjang dan jumlah lapisan tahanan tarik (gesekan, adhesi, saling
geotekstil terhadap daya dukung mengikat (interlocking) atau
pondasi menerus pada lereng pasir pengurungan (confinement) yang
yang diperkuat dengan geotekstil. digabungkan ke tanah/timbunan dan
3. Untuk mengetahui panjang dan menjaga stabilitas massa tanah.
jumlah lapisan geotekstil yang
terbaik yang harus dipasang untuk Lereng
memperoleh nilai daya dukung Lereng merupakan suatu kondisi
pondasi menerus di atas lereng yang dimana terdapat dua permukaan tanah
terbesar. dengan ketinggian yang berbeda
Lereng dapat digolongkan dalam dua
TINJAUAN PUSTAKA tipe yaitu lereng tak terbatas dan lereng
Pasir terbatas.
Pasir adalah partikel-partikel Tipe keruntuhan lereng yang normal
batuan yang lolos saringan no. 4 (4,75 terjadi dapat dibagi atas:
mm) dan tinggal dalam saringan no. 200 1. Keruntuhan pada lereng (slope
(0,075 mm). Berdasrkan USCS, tanah failure)
diklasifikasikan sebagai tanah kasar 2. Keruntuhan pada kaki lereng
(kerikil dan pasir) jika lebih dari 50% (toe failure)
tertahan pada saringan no. 200 dan 3. Keruntuhan dibawah kaki lereng
sebagai tanah berbutir halus (lanau dan (base failure)
lempung) jika 50% atau lebih lolos
saringan no. 200. Daya Dukung Pondasi Dangkal di
Atas Lereng Tanpa Perkuatan
Geotekstil 1. Metode Shields
Geotekstil merupakan bagian Shields menyatakan prosentase daya
dari geosintetik yang berupa bahan dukung tanah datar yang ia temukan
sintetis menyerupai bahan tekstil berupa dengan menggunakan persamaan
lembaran serat buatan (syntetic fibers) Gemperline untuk menghitung nilai
tenunan antiultraviolet yang dibuat Nγq dan menggunakan persamaan daya
untuk menanggulangi masalah dukung Meyerhof untuk tanah datar.
pembuatan jalan, timbunan, tanah Adapun persamaan Gemperline
pondasi dan sebagainya pada tanah dinyatakan pada persamaan (1):
lunak atau pasir lepas.
Nγq = fΦ x fB x f D/B x f B/L x f D/B, B/L x fβ,
Geotekstil dibagi menjadi tiga
macam yaitu: b/B x fβ, b/D, D/B x fβ, b/B, B/L (1)
1. Non Woven Geotextile Keterangan:
2. Woven Geotextile  = sudut geser dalam tanah (o)
3. DSF Knitted Geotextile β = sudut kemiringan lereng (o)
Lereng tanah yang diperkuat B = lebar pondasi (inchi)
umumnya terdiri dari timbunan padat D = kedalaman pondasi (inchi)
yang digabungkan dengan perkuatan L = panjang pondasi (inchi)
geosintetik yang disusun kearah b = jarak pondasi ke tepi lereng
horisontal. Ketika tanah dan geosintetik (inchi)
digabungkan, material komposit (tanah fΦ = 10 (0,1159 - 2,386)
yang diperkuat) tersebut menghasilkan fB = 10 (0,34 – 0,2 log B)
kekuatan tekan dan tarik tinggi sehingga f D/B = 1 + 0,65 (D/B)
dapat menahan gaya yang bekerja dan f B/L = 1 - 0,27 (B/L)
deformasi. Pada tahapan tersebut, fD/B, B/L = 1 + 0,39 (D/L)
fβ, b/B = 1 – 0,8 [1–(1–tan β)2] Behavior of Strip Footing on
{2/[2+(b/B)2tanβ]} Geotextile-Reinforced Slope”.
fβ, b/D, D/B= 1 + 0,6 (B/L) [1–(1– tan β )2]
{2/[2+(b/B)2tan β]} Pengaruh Jumlah Lapisan Geotekstil
fβ, b/B, B/L= 1 + 0,33 (D/B) tan β {2/[2 + sebagai Perkuatan Lereng
(b/B)2 tan β ]} Penelitian mengenai pengaruh jumlah
lapisan geotekstil terhadap embankment
2. Metode Hansen dilakukan oleh A. Tolooiyan, I.
Persamaan daya dukung Hansen Abustan, M.R. Selamat, Sh. Ghaffari
dinyatakan pada persamaan (2): (2009). Penelitian tersebut
menggunakan satu hingga tiga lapisan
(2) perkuatan. Hasil penelitian
Keterangan: menyimpulkan bahwa tiga lapisan
geotekstil memberikan pengaruh terbaik
( )
dalam meningkatkan stabilitas
( ) embankment.
( ) Selain itu, penelitian mengenai
sc, sq, s γ = faktor bentuk pondasi pengaruh jumlah lapisan perkuatan
dc, dq, d γ = faktor kedalaman geotekstil terhadap daya dukung juga
ic, iq, i γ = faktor kemiringan dilakukan oleh Anita Widianti (2012).
beban Dari penelitian tersebut disimpulkan
gc, gq, g γ = faktor kemiringan bahwa tanah yang diperkuat dengan
permukaan tanah geotekstil sebanyak 1 lapis, 2 lapis dan
Untuk pondasi tepat di tepi lereng: 3 lapis berturut-turut akan mengalami
peningkatan kekuatan sebesar 60,57%,
bc, bq, b γ = faktor kemiringan alas 213,00% dan 402,64% dari kekuatan
tanah tanpa perkuatan. Selain itu, tanah
Pengaruh Panjang Geotekstil sebagai yang diperkuat dengan geotekstil
Perkuatan Lereng sebanyak 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis
Yun Hu, Ga Zhang, Jian-Min Zhang, berturut-turut akan mengalami
C.F. Lee (2010) telah melakukan pengurangan penurunan sebesar 40 %,
penelitian mengenai pengaruh 60% dan 70 % dari penurunan pada
penggunaan geotekstil sebagai tanah tanpa perkuatan.
perkuatan lereng. Dalam jurnalnya yang
berjudul “Centrifuge Modeling of Bearing Capacity Improvement (BCI)
Geotextile-Reinforced Cohesive Slopes” Bearing Capacity Improvement
disimpulkan bahwa salah satu (BCI) adalah rasio yang menjelaskan
parameter yang mempengaruhi kinerja perbandingan antara daya dukung tanah
geotekstil sebagai perkuatan adalah saat diberi perkuatan dengan daya
panjang geotekstil. Adapun panjang dukung tanah tanpa diberi perkuatan.
geotekstil yang dianggap menghasilkan Nilai BCI merupakan besaran non
kinerja terbaik berkisar antara L/H=0,22 dimensional. Nilai tersebut dapat
hingga kurang dari L/H=0,83 dimana L ditentukan berdasarkan dua hal yaitu
merupakan panjang geotekstil dan H daya dukung pada saat ultimit atau
merupakan ketinggian lereng. Adapun BCI(u) dan daya dukung pada penurunan
panjang lipatan diambil 22% dari tinggi yang sama atau BCI(s).
lereng sesuai jurnal A.N. Sommers dan
B.V.S. Viswanadham yang berjudul METODE PENELITIAN
“Centrifuge Model Test on The Jumlah dan Perlakuan Benda Uji
Salah satu tujuan penelitian ini
adalah untuk membandingkan daya gambar 3.7 dengan menggunakan
dukung dan penurunan pondasi pada silinder beton. Setiap lapisan tanah
lereng tanpa perkuatan dan dengan harus dicek kepadatan dan kadar
perkuatan geotekstil. Oleh karena itu, airnya dengan menggunakan density
pada penelitian ini dibuat 1 model ring.
lereng tanpa perkuatan yang dijelaskan 3. Membuat kemiringan lereng sesuai
pada gambar 1 serta 9 model lereng dengan sudut yang akan diuji yaitu
yang diperkuat dengan geotekstil yang 51o.
dijelaskan pada gambar 2 dengan 3 Langkah-langkah pembuatan
variasi panjang lapisan geotekstil (L) model lereng dengan perkuatan yaitu:
yaitu L/H=0,45, L/H=0,52 dan 1. Mempersiapkan tanah pasir dengan
L/H=0,59 dengan H merupakan gradasi halus sampai sedang.
ketinggian lereng, serta 3 variasi jumlah 2. Memasukkan tanah pasir perlapisan
lapisan geotekstil (n) yaitu n=1, n=2 ke dalam box kemudian dipadatkan
dan n=3. setiap lapisan sesuai ketinggian
lapisan yang dijelaskan pada
gambar 3.7 dengan menggunakan
silinder beton. Setiap lapisan tanah
harus dicek kepadatan dan kadar
airnya dengan menggunakan density
ring.
3. Memasang perkuatan geotekstil
sesuai dengan model benda uji pada
gambar 3.7 kemudian dipadatkan
dengan silinder beton yang
digelindingkan. Setiap lapisan tanah
Gambar 1. Model lereng tanpa harus dicek kepadatan dan kadar
perkuatan airnya dengan menggunakan density
ring.
4. Membuat kemiringan lereng sesuai
dengan sudut yang akan diuji yaitu
51o.

Pembebanan Model Lereng


Langkah-langkah pengujian
pembebanan adalah sebagai berikut:
1. Memasang pondasi menerus yang
terbuat dari baja yang di dalamnya
diisi dengan balok kayu. Pondasi
Gambar 2. Model lereng dengan
yang digunakan memiliki dimensi
perkuatan geotekstil
sebesar 6 x 4 x 98 cm. Pondasi
dipasang dengan jarak 12 cm dari
Pembuatan Model Lereng ujung lereng.
Langkah-langkah pembuatan
2. Memasang load cell untuk
model lereng tanpa perkuatan yaitu:
mengukur besarnya beban yang
1. Mempersiapkan tanah pasir dengan
terjadi. Untuk memastikan beban
gradasi halus sampai sedang.
sentris di tengah pondasi, dilakukan
2. Memasukkan tanah pasir perlapisan
pengecekan dengan waterpass dan
ke dalam box kemudian dipadatkan
unting-unting.
setiap lapisan sesuai ketinggian
lapisan yang dijelaskan pada
3. Memasang dial lvdt dan lvdt digital
pada pondasi untuk mengetahui
besarnya penurunan selama
pembebanan.
4. Melakukan uji pembebanan dengan
menggunakan dongkrak hidrolik.
Pembebanan dilakukan bertahap
hingga beban tidak dapat
ditambahkan lagi atau hingga lereng
runtuh. Gambar 1. Grafik hubungan daya
5. Mencatat beban yang diberikan dukung dan penurunan lereng dengan 1
serta penurunan yang terjadi. lapisan geotekstil

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis daya dukung


Analisis Daya Dukung Lereng Tanpa lereng untuk 2 lapisan geotekstil yang
Perkuatan divariasikan panjangnya disajikan pada
1. Metode Analitik tabel 2 dan gambar 2.
Nilai daya dukung analitik untuk Tabel 2. Daya dukung dan penurunan
lereng tanpa perkuatan dihitung dengan untuk 2 lapisan geotekstil
menggunakan metode Shields dan Jumlah Panjang Penurunan qu
metode Hansen. Berdasarkan hasil Lapisan Geotekstil (mm) (kN/m2)
perhitungan dengan metode Shields L/H=0.45 9.995 45.408
diperoleh nilai daya dukung sebesar 2 Lapisan L/H=0.52 10.570 55.272
22,038 kN/m2. Sedangkan hasil L/H=0.59 11.910 60.544
perhitungan dengan metode Hansen
diperoleh nilai daya dukung sebesar
5,853 kN/m2.

2. Metode Eksperimen
Hasil analisis daya dukung
lereng tanpa perkuatan dengan metode
eksperimen menunjukkan niali daya
dukung sebesar 23,468 kN/m2 dan
penurunan sebesar 4,3 mm.
Gambar 2. Grafik hubungan daya
Analisis Daya Dukung Lereng dukung dan penurunan lereng dengan 2
dengan Perkuatan untuk Variabel lapisan geotekstil
Panjang Geotekstil
Hasil analisis daya dukung Hasil analisis daya dukung
lereng untuk 1 lapisan geotekstil yang lereng untuk 3 lapisan geotekstil yang
divariasikan panjangnya disajikan pada divariasikan panjangnya disajikan pada
tabel 1 dan gambar 1. tabel 3 dan gambar 3.
Tabel 1. Daya dukung dan penurunan Tabel 3. Daya dukung dan penurunan
untuk 1 lapisan geotekstil untuk 3 lapisan geotekstil
Jumlah Panjang Penurunan qu Jumlah Panjang Penurunan qu
Lapisan Geotekstil (mm) (kN/m2) Lapisan Geotekstil (mm) (kN/m2)
L/H=0.45 8.575 41.327 L/H=0.45 10.510 52.891
1 Lapisan L/H=0.52 10.420 54.082 3 Lapisan L/H=0.52 10.615 57.823
L/H=0.59 11.720 59.014 L/H=0.59 12.450 63.095
Hasil analisis daya dukung
lereng untuk panjang geotekstil
L/H=0,52 yang divariasikan jumlah
lapisannya disajikan pada tabel 5 dan
gambar 5.
Tabel 5. Daya dukung dan penurunan
untuk panjang geotekstil L/H=0,52
Panjang Jumlah Penurunan qu
Geotekstil Lapisan (mm) (kN/m2)
1 Lapisan 10.420 54.082
Gambar 3. Grafik hubungan daya L/H=0.52 2 Lapisan 10.570 55.272
dukung dan penurunan lereng dengan 3 3 Lapisan 10.615 57.823
lapisan geotekstil
Berdasarkan analisis daya
dukung lereng dengan perkuatan
geotekstil yang divariasikan
panjangnya, diketahui bahwa panjang
yang memberikan nilai daya dukung
terbesar adalah L/H=0,59.

Analisis Daya Dukung Lereng


dengan Perkuatan untuk Variabel
Jumlah Lapisan Geotekstil
Hasil analisis daya dukung
Gambar 5. Grafik hubungan daya
lereng untuk panjang geotekstil
dukung dan penurunan lereng dengan
L/H=0,45 yang divariasikan jumlah
panjang geotekstil L/H=0,52
lapisannya disajikan pada tabel 4 dan
gambar 4.
Hasil analisis daya dukung
Tabel 4. Daya dukung dan penurunan
lereng untuk panjang geotekstil
untuk panjang geotekstil L/H=0,45
L/H=0,59 yang divariasikan jumlah
Panjang Jumlah Penurunan qu
Geotekstil Lapisan (mm) (kN/m2)
lapisannya disajikan pada tabel 5 dan
1 Lapisan 8.575 41.327 gambar 5.
L/H=0.45 2 Lapisan 9.995 45.408 Tabel 5. Daya dukung dan penurunan
3 Lapisan 10.510 52.891
Panjang Jumlah Penurunan qu
Geotekstil Lapisan (mm) (kN/m2)
1 Lapisan 11.720 59.014
L/H=0.59 2 Lapisan 11.910 60.544
3 Lapisan 12.450 63.095
untuk panjang geotekstil L/H=0,59

Gambar 4. Grafik hubungan daya


dukung dan penurunan lereng dengan
panjang geotekstil L/H=0,45
Gambar 5. Grafik hubungan daya Analisis BCI(u) Lereng dengan
dukung dan penurunan lereng dengan Perkuatan untuk Variabel Jumlah
panjang geotekstil L/H=0,59 Lapisan Geotekstil
Berdasarkan analisis daya Hasil analisis BCI(u) lereng
dukung lereng dengan perkuatan dengan perkuatan untuk variabel jumlah
geotekstil yang divariasikan jumlah lapisan geotekstil disajikan pada tabel 7
lapisannya, diketahui bahwa jumlaah dan gambar 7.
lapisan yang memberikan nilai daya Tabel 7. BCI(u) lereng dengan perkuatan
dukung terbesar adalah 3 lapisan. untuk variabel jumlah lapisan geotekstil

Analisis BCI(u) Lereng dengan Panjang Jumlah


Perkuatan untuk Variabel Panjang BCI (u)
Geotekstil Lapisan
Geotekstil
Hasil analisis BCI(u) lereng 1 Lapisan 1.761
dengan perkuatan untuk variabel L/H=0.45 2 Lapisan 1.935
panjang geotekstil disajikan pada tabel
3 Lapisan 2.254
6 dan gambar 6.
Tabel 6. BCI(u) lereng dengan perkuatan 1 Lapisan 2.304
untuk variabel panjang geotekstil L/H=0.52 2 Lapisan 2.355
3 Lapisan 2.464
Jumlah Panjang
BCI (u) 1 Lapisan 2.514
Lapisan Geotekstil
L/H=0.59 2 Lapisan 2.580
L/H=0.45 1.761 3 Lapisan 2.688
1 Lapisan L/H=0.52 2.304
L/H=0.59 2.514
L/H=0.45 1.935
2 Lapisan L/H=0.52 2.355
L/H=0.59 2.580
L/H=0.45 2.254
3 Lapisan L/H=0.52 2.464
L/H=0.59 2.688
Gambar 7. Grafik BCI(u) lereng dengan
perkuatan untuk variabel jumlah lapisan
Analisis BCI(u) lereng dengan
perkuatan untuk variabel jumlah lapisan
geotekstil menunjukkan bahwa nilai
BCI(u) terbesar diperoleh untuk
L/H=0,59 dengan 3 lapisan geotekstil.

Analisis BCI(s) Lereng dengan


Perkuatan untuk Variabel Panjang
Gambar 6. Grafik BCI(u) lereng dengan
Geotekstil
perkuatan untuk variabel panjang
Untuk s/B: 2%, hasil analisis
Analisis BCI(u) lereng dengan
BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk
perkuatan untuk variabel panjang
variabel panjang geotekstil disajikan
menunjukkan bahwa nilai BCI(u)
pada tabel 8 dan gambar 8.
terbesar diperoleh untuk 3 lapisan
Tabel 8. BCI(s) lereng dengan variabel
geotekstil dengan L/H=0,59.
panjang geotekstil untuk s/B:2%
Jumlah Panjang
BCI (s)
Lapisan Geotekstil

L/H=0.45 1.116
1 Lapisan L/H=0.52 1.179
L/H=0.59 1.303
L/H=0.45 1.186
2 Lapisan L/H=0.52 1.296
L/H=0.59 1.416
L/H=0.45 1.304 Gambar 9. Grafik BCI(s) lereng dengan
3 Lapisan L/H=0.52 1.439 variabel panjang geotekstil untuk
L/H=0.59 1.696 s/B:4%

Untuk s/B: 6%, hasil analisis


BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk
variabel panjang geotekstil disajikan
pada tabel 10 dan gambar 10.

Tabel 10. BCI(s) lereng dengan variabel


panjang geotekstil untuk s/B:6%

Jumlah Panjang
BCI (s)
Lapisan Geotekstil
Gambar 8. Grafik BCI(s) lereng dengan L/H=0.45 1.034
variabel panjang geotekstil untuk 1 Lapisan L/H=0.52 1.070
s/B:2% L/H=0.59 1.122
Untuk s/B: 4%, hasil analisis
L/H=0.45 1.051
BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk
2 Lapisan L/H=0.52 1.115
variabel panjang geotekstil disajikan
pada tabel 9 dan gambar 9. L/H=0.59 1.212
L/H=0.45 1.101
Tabel 9. BCI(s) lereng dengan variabel 3 Lapisan L/H=0.52 1.219
panjang geotekstil untuk s/B:4% L/H=0.59 1.290

Jumlah Panjang
BCI (s)
Lapisan Geotekstil
L/H=0.45 1.094
1 Lapisan L/H=0.52 1.164
L/H=0.59 1.269
L/H=0.45 1.154
2 Lapisan L/H=0.52 1.221
L/H=0.59 1.318
L/H=0.45 1.218
3 Lapisan L/H=0.52 1.320
L/H=0.59 1.451 Gambar 10. Grafik BCI(s) lereng
dengan variabel panjang geotekstil
untuk s/B:6%
Untuk s/B: 7,167%, hasil
analisis BCI(s) lereng dengan perkuatan Panjang Jumlah
BCI (s)
untuk variabel panjang geotekstil Geotekstil Lapisan
disajikan pada tabel 11 dan gambar 11.
1 Lapisan 1.116
Tabel 11. BCI(s) lereng dengan variabel L/H=0.45 2 Lapisan 1.186
panjang geotekstil untuk s/B:7,167% 3 Lapisan 1.304
1 Lapisan 1.179
Jumlah Panjang L/H=0.52 2 Lapisan 1.296
BCI (s)
Lapisan Geotekstil 3 Lapisan 1.439
1 Lapisan 1.303
L/H=0.45 1.175
L/H=0.59 2 Lapisan 1.416
1 Lapisan L/H=0.52 1.206
3 Lapisan 1.696
L/H=0.59 1.286
L/H=0.45 1.184
2 Lapisan L/H=0.52 1.278
L/H=0.59 1.358
L/H=0.45 1.226
3 Lapisan L/H=0.52 1.339
L/H=0.59 1.435

Gambar 12. Grafik BCI(s) lereng


dengan variabel jumlah lapisan
geotekstil untuk s/B:2%

Untuk s/B: 4%, hasil analisis


BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk
variabel jumlah lapisan geotekstil
Gambar 11. Grafik BCI(s) lereng disajikan pada tabel 13 dan gambar 13.
dengan variabel panjang geotekstil Tabel 13. BCI(s) lereng dengan variabel
untuk s/B:7,167% jumlah lapisan geotekstil untuk s/B:4%
Analisis BCI(s) lereng dengan
perkuatan untuk variabel panjang Panjang Jumlah
BCI (s)
menunjukkan bahwa nilai BCI(s) Geotekstil Lapisan
terbesar diperoleh untuk 3 lapisan
geotekstil dengan L/H=0,59. 1 Lapisan 1.094
L/H=0.45 2 Lapisan 1.154
Analisis BCI(s) Lereng dengan 3 Lapisan 1.218
Perkuatan untuk Variabel Jumlah
Lapisan Geotekstil 1 Lapisan 1.164
Untuk s/B: 2%, hasil analisis L/H=0.52 2 Lapisan 1.221
BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk 3 Lapisan 1.320
variabel jumlah lapisan geotekstil 1 Lapisan 1.269
disajikan pada tabel 12 dan gambar 12. L/H=0.59 2 Lapisan 1.318
Tabel 12. BCI(s) lereng dengan variabel
jumlah lapisan geotekstil untuk s/B:2% 3 Lapisan 1.451
disajikan pada tabel 15 dan gambar 15.
Tabel 15. BCI(s) lereng dengan variabel
jumlah lapisan geotekstil untuk
s/B:7,167%
Panjang Jumlah
BCI (s)
Geotekstil Lapisan
1 Lapisan 1.175
L/H=0.45 2 Lapisan 1.184
Gambar 13. Grafik BCI(s) lereng
3 Lapisan 1.226
dengan variabel jumlah lapisan
1 Lapisan 1.206
geotekstil untuk s/B:4%
L/H=0.52 2 Lapisan 1.278
Untuk s/B: 6%, hasil analisis 3 Lapisan 1.339
BCI(s) lereng dengan perkuatan untuk 1 Lapisan 1.286
variabel jumlah lapisan geotekstil L/H=0.59 2 Lapisan 1.358
disajikan pada tabel 14 dan gambar 14. 3 Lapisan 1.435
Tabel 14. BCI(s) lereng dengan variabel
jumlah lapisan geotekstil untuk s/B:6%

Panjang Jumlah
BCI (s)
Geotekstil Lapisan

1 Lapisan 1.034
L/H=0.45 2 Lapisan 1.051
3 Lapisan 1.101
1 Lapisan 1.070
L/H=0.52 2 Lapisan 1.115
3 Lapisan 1.219 Gambar 15. Grafik BCI(s) lereng
dengan variabel jumlah lapisan
1 Lapisan 1.122
geotekstil untuk s/B:7,167%
L/H=0.59 2 Lapisan 1.212 Analisis BCI(s) lereng dengan
3 Lapisan 1.290 perkuatan untuk variabel jumlah lapisan
geotekstil menunjukkan bahwa nilai
BCI(s) terbesar diperoleh untuk panjang
L/H=0,59 dengan 3 lapisan geotekstil.

Pengaruh Panjang dan Jumlah


Lapisan Geotekstil terhadap Nilai
Daya Dukung
Hasil analisis BCI(u) dan BCI(s)
menunjukkan bahwa pemasangan
geotekstil sebagai perkuatan lereng
Gambar 14. Grafik BCI(s) lereng meningkatkan nilai daya dukung. Hal
dengan variabel jumlah lapisan ini ditunjukkan dengan nilai BCI(u) dan
geotekstil untuk s/B:6% BCI(s) lebih besar dari satu.
Adapun perbandingan nilai daya
Untuk s/B: 7,167%, hasil dukung ultimat (qu) untuk lereng
analisis BCI(s) lereng dengan perkuatan dengan perkuatan geotekstil yang
untuk variabel jumlah lapisan geotekstil
divariasikan panjang dan jumlah SARAN
lapisannya disajikan pada gambar 16. Untuk penelitian selanjutnya, beberapa
hal yang dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Menggunakan geotekstil dengan
panjang lebih dari 29,4 cm (L/H=0,59)
untuk mengetahui perilakunya terhadap
daya dukung sehingga dapat diketahui
panjang geotekstil yang paling optimum
untuk memperoleh nilai daya dukung
terbesar.
2. Menggunakan geotekstil dengan
jumlah lebih dari 3 untuk mengetahui
perilakunya terhadap daya dukung
Gambar 16. Perbandingan daya sehingga dapat diketahui jumlah
dukung lereng dengan perkuatan geotekstil yang paling optimum untuk
geotekstil memperoleh nilai daya dukung terbesar.
Berdasarkan gambar 16,
diketahui bahwa semakin panjang dan DAFTAR PUSTAKA
semakin banyak jumlah lapisan Aditya, C.R. 2010. Studi Analisis
geotekstil, maka daya dukung semakin Geotekstil pada Penanganan Jalan
meningkat. Adapun nilai daya dukung dengan Konstruksi Bantalan
maksimum diperoleh pada model lereng Tertutup pada Tanah Gambut.
dengan 3 lapisan geotekstil dengan Skripsi Sarjana Teknik Sipil
panjang L/H=0,59. Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
tidak diterbitkan.
KESIMPULAN A. Tolooiyan, I. Abustan, M.R.
Berdasarkan penelitian yang Selamat, Sh. Ghaffari. 2009. A
telah dilakukan, dapat disimpulkan Comprehensive Method for
bahwa: analyzing Effect of Geotextile
1. Penggunaan geotekstil sebagai Layers on Embankment Stability.
perkuatan lereng dapat meningkatkan Geotextile and Geomembranes 27.
nilai daya dukung jika dibandingkan Bowles, J.E. 1993. Sifat-Sifat Fisis dan
dengan lereng tanpa perkuatan. Geoteknis Tanah. Jakarta: Erlangga.
2. Semakin panjang geotekstil Chen, Qiming. 2007. An Experimental
yang digunakan sebagai perkuatan Study on Characteristics and
lereng, maka daya dukung pondasi Behaviour of Reinforced Soil
semakin meningkat. Semakin banyak Foundation. Disertasi Doktor
jumlah lapisan geotekstil yang Louisiana State University: tidak
digunakan sebagai perkuatan lereng, diterbitkan.
maka daya dukung pondasi semakin Das, B.M. 1988. Mekanika Tanah
meningkat pula. (Prinsip-prinsip Rekayasa
3. Dalam penelitian ini, panjang Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
geotekstil terbaik yang menghasilkan Das, B.M. 2008. Advanced Soil
nilai daya dukung terbesar adalah 29,4 Mechanics Third Edition. New
cm atau L/H=0,59. Sedangkan jumlah York: Taylor & Francis.
lapisan geotekstil terbaik yang Sunggono, K. H. 1984. Mekanika
menghasilkan nilai daya dukung Tanah. Bandung: Nova.
terbesar adalah 3 lapisan geotekstil.
Das, B.M. 2009. Shallow Foundations Kuat Dukung dan Penurunan Tanah
Bearing Capacity and Settlement. Lempung Lunak. Jurnal Ilmiah
New York: Taylor & Francis. Teknika Semesta Vol. 15, No. 1,
Direktorat Jenderal Bina Marga, 90-97.
Kementerian Pekerjaan Umum. Yun Hu, Ga Zhang, Jian-Min Zhang,
2009. Modul Pelatihan Geosintetik C.F. Lee. 2010. Centrifuge
Volume 3, Perencanaan Geosintetik Modeling of
untuk Perkuatan Lereng. Geotextile-Reinforced Cohesive Slopes.
Fitri, W.N. 2013. Pengaruh Geotextile and Geomembranes 28.
Penempatan Pondasi dan Zaika, Y. dan Kombino, B.A. 2010.
Kemiringan Lereng terhadap Daya Penggunaan Geotekstil Sebagai
Dukung Pondasi pada Pemodelan Alternatif
Fisik Lereng Pasir. Skripsi Sarjana Perbaikan Tanah Terhadap Penurunan
Teknik Sipil Universitas Brawijaya Pondasi Dangkal. Jurnal Rekayasa
Malang: tidak diterbitkan. Sipil Volume 4 No.2.
Hardiyatmo, H. C. 2011. Analisis dan
Perancangan Fondasi I.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Hartanto, D. 2013. Permodelan
Pergerakan Tanah pada Lereng.
Seri Kajian Ilmiah, Volume 15,
Nomor 1, Januari 2013.
Hausmann, M.R. 1990. Engineering
Principles of Ground Modification.
Singapura: McGraw-Hill Book Co.
Laksono, T.D. 2011. Perbaikan Tanah
dengan Menggunakan Geotekstil.
Teodolita Vol.12, No.2., Des
2011:19-26
Munawir, As’ad,dkk. 2013. Bearing
Capacity on Slope Modeling with
Composite Bamboo Pile
Reinforcement. International Journal
of Engineering and Advanced
Technology (IJEAT) Volume-2,
Issue-5, Juni 2013.
Syaifudin, Fahmi. 2012. Pengaruh
Variasi Jarak Antar Pile dan Lokasi
Perkuatan Pile pada Pemodelan
Fisik Lereng Tanah Pasir Dr 88%.
Skripsi Sarjana Teknik Sipil
Universitas Brawijaya Malang:
tidak diterbitkan.
Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1987.
Mekanika Tanah dalam Praktek
Rekayasa Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Widianti, Anita. 2012. Pengaruh
Jumlah Lapisan dan Spasi
Perkuatan Geosintetik terhadap

Anda mungkin juga menyukai