Anda di halaman 1dari 7

TARI TRADISIONAL "LULO ALU" ASLI KABAENA

1. Asal Muasal
Tari Lulo Alu adalah tarian yang berasal dari pulau kabaena (Tokotua) kabupaten
Bombana, Sulawesi Tenggara. Konon tarian ini dilaksanakan sebagai salah satu ritual adat
Tokotua (Kabaena) atas rasa syukur dan terima kasih kepada sang pencipta atas melimpahnya
rezki dari hasil panen beras pada masa lalu. Dimana menurut catatan sejarah pada zaman
dahulu tokotia/Kabaena merupakan bagian dari kesultanan Buton yang merupakan penghasil
beras sebagai pilar penguat Kesultanan Buton pada masa kejayaannya.
Pada awalnya tarian ini di bawakan oleh 12 penari, yang mana masing-masing di bagi
atas 2 peranan, 6 pemegang alu (bermakna seorang laki-laki) dan 6 lagi memegang alat yang
asumsikan sebagai nyiru (bermakna seorang perempuan) untuk menapis gabah/beras hasil
panen.
Instrument music dari tari Lulo Alu ini hanya menggunakan alat sederhana, gendang
dan gong yang di mainkan oleh orang berbeda dalam 1 gerakan yang seirama. Alunan gendang
bisa mempengaruhi keindahan tarian ini tergantung tempo dari si pemain gendang dan gong
tadi, manakala music melambat maka tarian pun melambat karena menyesuaikan instrument
music gendang dan gong.

2. Setelah Mengalami perombakan menghadapi masa modern (Aransemen)


Berbagai macam trik dan cara untuk mengaransemen tarian ini harus tetap focus pada apa
sebenarnya maksud atau arti dari tarian tersebut sehingga bisa di maknai. Yang dulunya
biasanya tarian ini biasa di bawakan sebagai bentuk rasa syukur, itu sih zaman dulu !, namun
sekarang tarian ini hanya di bawakan pada acara tertentu seperti pada saat ada acara tertentu.
Contohnya:
1. Acara perayaan 17 agustus yang tidak pernah terlupakan
2. Penyambutan tamu kehormatan (gubernur, bupati dan lain-lain)
3. Sebagai tarian pengisi ketika da acara sesrahan adat pernikahan (tergantung pada kondisi
tertentu).
Next, busana yang di gunakan cukup simple, menggunakan kain berwarna hitam bercorak
kuning dan kemerahan dan menggunakan ikat kepala. Sedangkan alu (tongkat) yang di
gunakan biasanya sih menggunakan pelepah daun agel, saya kurang tahu apa nama aslinya,
setahu saya di kabaena biasa orang menyebutnya “PAPA RUMBIA”. Namun skarang karna
memikirkan tahan lamanya alat tersebut di gunakan, sehingga banyak yang berinofasi untuk
menggunakan bambu sekecil genggaman tangan, dan di beri sedikit pernak-pernik sehingga
terlihat lebih menawan.
Harapan penulis, semoga kita sebagai bangsa Indonesia khususnya masyarakat kabaena,
mampu berfikir positif, sehingga tarian tradisional seperti ini tidak di lupakan. Terus ajarkan
kepada generasi kita karena ini bukan aib tetapi merupakan salah satu kebanggaan.
TARIAN LULO TARIAN PERSAHABATAN KHAS KENDARI

Saat jalan-jalan ke kendari dan ada pesta pasti tidak luput dari adanya tarian lulo. Saya senang
kalau sudah ada tari lulo, bisa pegang-pegangan tangan :D, cara megang tangannya seperti
orang bergandengan tangan, Tapi kalau sobat mau malulo liat-liat dulu, apalagi kalau masih
belajar, bisa-bisa ke injak-injak kakinya, karna tarian ini mengikuti gerak musik yang bergerak
bolak-balik ke kanan dan ke kiri dengan banyak variasi gerakan kaki.

Tarian Lulo merupakan salah satu jenis kesenian tari tradisional dari daerah Kendari Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Di Kendari terdapat beberapa suku. Suku Tolaki sebagai salah satu suku
yang berada di daerah ini memiliki beberapa tarian tradisional , yang salah satunya adalah
tarian lulo ini...

Ceritanya pada zaman dulu, tarian ini dilakukan pada upacara-upacara adat seperti :
pernikahan, pesta panen raya dan upacara pelantikan raja, yang diiringi oleh alat musik pukul
yaitu gong. Tarian ini dilakukan oleh pria, wanita, remaja, dan anak-anak yang saling
berpegangan tangan, menari mengikuti irama gong sambil membentuk sebuah lingkaran. Gong
yang digunakan biasanya terdiri dari 2 macam yang berbeda ukuran dan jenis suara. Tapi
sekarang, gong sebagai alat musik pengiring tarian lulo telah digantikan dengan alat musik
modern yaitu alat musik elektronik organ tunggal (electone).

Tarian Lulo ini memiliki filosofi lho...


Filososinya begini, “lulo” sebagai persahabatan, yang biasa ditujukan kepada muda-mudi suku
Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan sehingga
tarian ini dilakukan dengan posisi saling bergandengan tangan dan membentuk sebuah
lingkaran. Peserta tarian ini tidak dibatasi oleh usia maupun golongan, siapa saja boleh turut
serta dalam tarian lulo, kaya miskin, tua, muda boleh bahkan jika anda bukan suku Tolaki atau
dari negara lain bisa bergabung dalam tarian ini, yang penting adalah bisa mengikuti gerakan
tarian ini. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah posisi tangan saat bergandengan tangan,
untuk pria posisi telapak tangan di bawah menopang tangan wanita. Posisi tangan ini
merupakan simbolisasi dari kedudukan, peran, etika pria dan wanita dalam kehidupan.

Yang terpenting dari semua itu adalah arti dari tarian Lulo sendiri, yang mencerminkan bahwa
masyarakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan
persatuan dalam menjalani kehidupannya. Seperti filosofi masyarakat Tolaki yang
diungkapkan dalam bentuk pepatah samaturu, medulu ronga mepokoaso, yang berarti
masyarakat Tolaki dalam menjalani perannya masing-masing selalu bersatu, bekerja sama,
saling tolong–menolong dan bantu-membantu.
Home » Kesenian Nusantara » Sulawesi Tenggara » Tarian Tradisional » Tari Molulo Tarian
Tradisional Dari Sulawesi Tenggara
TARI MOLULO TARIAN TRADISIONAL DARI SULAWESI TENGGARA

Kesenian Nusantara, Sulawesi Tenggara, Tarian Tradisional


Tarian tradisional satu ini merupakan tarian masal masyarakat Suku Tolaki di Sulawesi
Tenggara. Namanya adalah Tari Molulo.

Apakah Tari Molulo itu?

Tari Molulo atau Tari Lulo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi
Tenggara. Tarian ini merupakan tarian masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara masal
dan bisa dilakukan oleh semua kalangan baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Tari
Molulo juga merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tenggara,
terutama di daerah Kendari dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan adat,
panen raya, dan berbagai perayaan adat lainnya.

Sejarah Tari Molulo

Menurut sejarah, Tari Molulo ini berasal dari tradisi lama masyarakat Suku Tolaki di Sulawesi
Tenggara. Tarian ini sering ditampilkan sebagai bagian dari upacara-upacara adat masyarakat
di sana. Biasanya Tari Molulo ini ditampilkan di akhir acara dan dilakukan oleh semua hadirin
atau warga masyarakat yang datang, baik tua maupun muda, pria maupun wanita.

Dengan diiringi musik tradisional dan lagu adat, mereka menari sambil berpegangan tangan
dan membentuk formasi melingkar. Tradisi ini kemudian diteruskan secara turun-temurun dan
masih dipertahankan hingga sekarang. Walaupun sudah sedikit berbeda karena berbagai
pengembangan, namun ciri khas dalam tarian ini masih tetap dipertahankan.
Fungsi Dan Makna Tari Molulo

Seperti yang di jelaskan di atas, Tari Molulo ini merupakan tarian yang sering ditampilkan di
berbagai acara adat masyarakat Suku Tolaki dan menjadi bagian dari acara tersebut. Bagi
masyarakat di sana, tarian ini dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa syukur akan
kebahagiaan yang mereka dapatkan. Selain itu Tari Molulo ini juga menjadi salah satu media
untuk mempersatukan dan mempererat hubungan diantara masyarakat. Hal ini terlihat dari
bagaimana mereka melakukannya secara bersama-sama dan menjadi satu tanpa memandang
gender, status sosial, dan agama. Sehingga keceriaan dan semangat kebersamaan sangat terasa
dalam tarian ini.

Pertunjukan Tari Molulo

Tari Molulo ini biasanya ditampilkan secara masal atau dalam jumlah banyak, baik penari pria
maupun wanita. Tarian ini biasanya dilakukan di arena yang luas sehingga dapat diikuti oleh
semua masyarkakat. Dalam pertunjukan Tari Molulo ini mereka berkumpul dan membentuk
lingkaran. Apabila jumlah peserta terlalu banyak, maka mereka bisa membuat lingkaran lagi
di bagian luar maupun bagian dalam barisan. Selain itu biasanya posisi pria dan wanita dibuat
berselang-seling.

Dalam pertunjukannya, para penari menari sambil berpegangan tangan dan menari mengikuti
irama. Dalam berpegangan tangan ini tentu memiliki aturan dan etika sendiri, yaitu telapak
tangan pria harus berada di bawah telapak tangan wanita. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar
saat menari, tangan penari pria tidak menyentuh bagian dada penari wanita.

Gerakan dalam Tari Molulo ini bisa terbilang sangat sederhana dan mudah diikuti bagi yang
belum pernah melakukannya. Gerakan tarian ini lebih didominasi dengan gerakan kaki dan
tangan yang diayunkan maju dan mundur serta ke kanan dan ke kiri. Gerakan tari ini tentu
harus dilakukan secara kompak dan disesuaikan dengan irama musik pengiring.

Pengiring Tari Molulo

Dalam pertunjukan Tari Molulo, dulunya masih menggunakan alat musik tradsional
seperti gong dan gendang. Namun seiring dengan perkembangan zaman, alat musik tradisional
tersebut digantikan dengan teknologi seperti pemutar suara maupun musik elekton. Irama yang
dimainkan biasanya diawali dengan irama yang tidak terlalu cepat, namun lama kelamaan
irama musik semakin cepat. Selain musik pengiring, dalam pertunjukan Tari Molulo ini juga
diiringi oleh pengiring vokal. Lagu yang dibawakan pengiring vokal biasanya merupakan lagu
adat.

Kostum Tari Molulo

Untuk kostum yang digunakan biasanya disesuaikan dengan acara. Untuk acara adat biasanya
menggunakan busana adat Suku Tolaki, sedangkan untuk upacara diluar adat biasanya bisa
dilakukan dengan busa bebas. Namun berbeda bila dipentaskan dalam pertunjukan tari atau
festival budaya, Tari Molulo biasanya menggunakan busana adat.

Perkembangan Tari Molulo

Dalam perkembangannya, Tari Molulo masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga
sekarang. Berbagai variasi dan kreasi juga sering ditambahkan dalam setiap penampilannya
baik dalam segi gerak, penari, formasi dan musik pengiring. Hal ini sebagai bagian dalam
pengembangan agar terlihat menarik, namun tidak menghilangkan ciri khas dan nilai-nilai
didalamnya.

Kepopuleran Tari Molulo ini tidak hanya dikalangan masyarakat Suku Tolaki saja, namun
sudah menyebar hampir semua daerah di Sulawesi Tenggara, bahkan daerah sekitarnya. Tarian
ini biasanya ditampilkan di berbagai acara adat, seperti pernikahan adat, pesta adat, perayaan
adat dan lain-lain. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara pertunjukan,
seperti pertunjukan seni, festival budaya bahkan promosi pariwisata. Hal ini dilakukan sebagai
bagian dari melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat akan tradisi dan budaya
yang mereka miliki.

Sekian pengenalan tentang “Tari Molulo Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tenggara”.
Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisional di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai