RENDEKATAN EKOLOGIKAL
Pendekatan ini mula-mula dikembangkan antara 1916-1940 oleh masyarakat
lmiah di Chicago school of urban sociology. Ide analisis untuk sebuah kota, pertama
kali di ilhami oleh proses persaingan alami yang terjadi pada masyrakat tumbuhan
dan binatang.
Kota yang di pandang sebagai suatu objek studi dimana didalamnya terdapat
masyarakat manusia yang sangat kompleks, telah mengalami proses interelasi antar
manusia dan antar manusia dengan lingkunganya. Produk hubungan tersebut
mengakibatkan terciptanya pola keteraturan dari pada pengunaan lahan.
Menurut park (1936), masyarakat manusia terorganisir ke dalam 2 tingkat yaitu:
Natural / biotik level
Novel / cultural level
A. Teori konsentris
TEORI KONSENTRIS dikemukakan
oleh E.W. BURGES. Teori ini
menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota
(DPK) atau Central Business District
(CBD) adalah pusat kota yang letaknya
tepat di tengah kota dan berbentuk
bundar yang merupakan pusat
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan
politik, serta merupakan zona dengan
derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu
kota
Penjelasan :
1. Daerah pusat kegiatan (central
business discrit)
2. Zona peralihan (transition zone)
3. Zona perumahan para pekerja (zone of working men’s homes)
4. Zona permukiman yg lebih baik (zone of better residence)
5. Zona para penglaju (zone of commters)
Model invasi dan suksesi short (short, 1984)
Keterangan :
1. Daerah pusat kegiatan (DPK) atau CBK
2. Zone of wholesale light manufacturing
3. Zona pemukiman kelas rendah
4. Zona pemukiman kelas menengah
5. Zona pemukiman kelas tingi
Dalam teori sector ini, terjadi proses penyarinan (filtering process)
Keterangan :
1. Central Bussines Distrec (CDB)
2. Zona perdagangan / industri
3. Zona pemukiman kelas elit
4. Zone of maturity (zona permukiman yang lanjut perkembanganya)
5. Zone of in situ accretion (zona yang mengalami perkembangan setempat)
6. Zone of peripheral squatter settlements (zona yang banyak di temoati ole
permukiman liar)
F. Teori poros
Pada dasarnya pandanganini menekankan peranan trnsportasi dalam
mempengarui struktur keruangan kota. Ide pertama kali di kemukakan oleh babcok
(1932) sebagai suatu ide penyempurna teori konsentris.
Merut teori ini factor utama yang mempengarui mobilitas adalah poros trasportasi
yang menghuungkan CDB dengan daerah bagian luarnya. Aksesibilitas
memperhatikan biaya waktu dalam sistem transportasi yang ada.Sepanjang poros
transportasi akan mengalami perkembangan lebih besar dibanding zone diantaranya.
Zone yang tidak terlayani dengan fasilitas transport.
Perkembangan zona-zona yang ada pada daerah sepanjang poros transportasi
akan lebih besar dengan daerah-daerah yang terletak di antaranya (interstitial areas).
Model teori poros (babcock) 1932,
Quoted from brian goodall, (1972)
Keterangan :
CDB = Central business district (1)
2 = transition zone
= major roads
3 = low incomed housing
= railways
4 = middle income housing
Keterangan :
1. CDB
2. Whole-sale lightmanufacturing
3. Low-clss residential
4. Medium class residential
5. High class residential
6. Heavy manufacturing
7. Outaying business district (OBD)
8. Residential sub-urb.
9. Industrial sub-urb.
Keterangan :
1. CDB
2. Zone of transition
3. Zone of low status
4. Zone of middle staus
5. Zone of high status
J. Teori structural
Terori structural ini ditekankan pada obilitas tempat inggal yang dikaitkan dengan
“tastes, preferences dan life styles” pada suatu kota.
Penjelasan
1. CDB
2. Zone-in-teransition
3. Low status
4. Middle status
5. High status
a) Menurut Alonso proses “centrifugal flow” dari pada penduduk ini menandai
hampier semua golongan penduduk yang semula bertempat tinggal di zona 2.
b) Adanya proses “renwal” pada bagian-bagian dari zona 2 mendorong terjadinya
perpindahan penduduk dari bagian pingiran kota (urban fringe areas) kebagian
dekat dengan pusat kota.
c) Upaya menciptakan kenyaman tempat tingal yang memadai bagi penghuni.
Dengan “hight rise apartemens” seperti tempat tinggal penduduk lebih
terkonsentrasi, pembangunan fasilitas dan penyediaan “open space” lebih
mudah.