Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM MANUFAKTUR
TENTANG: MESIN BUBUT DAN WAKTU PEMAKAIAN MESIN BUBUT

Disusun oleh:
AGUNG SUDARSONO
16171015008

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

Daftra isi i

Kata pengantar 1

Lembar pengesahan 2

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang 3

1.2 Tujuan praktikum 3

1.3 Batasan masalah 3

1.4 Sistematika penulisan 3

BAB II

Tinjauan pustaka

2.1 Mesin Bubut 4

2.2 Fungsi dan bagian-bagian mesin Bubut 4

2.3 Operasi mesin Bubut 6

2.4 Jenis-jenis mesin Bubut 7

2.4.1 Penggolongan dari mesin bubut 7

2.4.2 Pembubut kecepatan 7

2.4.3 Pembubut mesin 7

2.4.4 Pembubut bangku 8

2.4.5 Pembubut ruang perkakas 8

2.4.6 Mesin BUbut Turet 8

BAB III

Formulasi Perhitungan waktu pemakaian mesin

3.1 Waktu total 10

3.2 Waktu pemasangan 10

3.3 Waktu kerja mesin 10

3.4 Waktu pemakaian mesin tak langsung 10

3.5 Waktu terbuang 10


3.6 Waktu kerja mesin ditentukan dengan perhitungannya 10

BAB IV

Perhitungan waktu pemakanan mesin 13

BAB V

Kesimpulan dan saran 18

BAB VI

Daftar pustaka 19
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat Nya Saya bisa menyelesaikan laporan praktikum ini. Dalam praktikum
ini penulis melakukan praktek mengoperasikan mesin bubut.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam tulisan ini, maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan Yang Maha Esa, kemudian
2. Kedua oaring tua yang sudah memberikan support serta doanya
3. Bapak Ir. Sri Hanto M.T selaku Kaprodi Teknik Mesin ITBU
4. Bapak Sabri, S.T selaku dosen Praktek
Demikian prakata dari penulis, Penulis ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 17 Desember 2018

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

LABORATORIUM MANUFAKTUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO
JAKARTA
2018
TANGGAL PRAKTEK TANGGAL REVISI TANDA TANGAN

Disetujui untuk Laboratorium Manufaktur


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Budi Utomo
Jakarta 17 Desember 2018

Menyetujui

Kepala Program Study Dosen Praktek

(Ir. Srihanto M.T) (Sabri S.T)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tujuan utama proses manufacturing adalah membuat suatu produk dengan menggunakan
material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran serta struktur yang mampu
melayani kondisi lingkungan tertentu. Melihat faktor-faktor di atas maka faktor membuat suatu
bentuk tertentu merupakan faktor utama
Ada beberapa metode atau membuat geometri (bentuk dan ukuran) dari suatu bahan yang
dikelompokan menjadi empat kelompok dasar proses pembuatan (manufactur processes), yaitu:
pengecoran (casting), pemesinan (machining), proses konsolidasi daro beberapa barang menjadi
satu dan proses deformasi

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah membuat suatu produk dengan proses machining
dengan menggunakan mesin bubut.

1.3 Batasan masalah


Dalam praktikum ini penulis hanya membuat dua produk poros bertingkat, dan bubut ulir

1.4 Sistematika penulisan


Penulisan laporan ini dibagi menjadi enam BAB

BAB I : Menjelaskan tentang Pendahuluan, tujuan praktikum, batasan masalah, dan


sistematika penulisan
BAB II : Menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berisi teori singkat dari percobaan
yang dilakukan
BAB III : Formulasi Perhitungan waktu pemakaian mesin
BAB IV : Perhitungan waktu pemakanan mesin
BAB V : kesimpulan dan saran
BAB VI : Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mesin Bubut
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis
yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar
benda kerja terhadap pemotongan mata tunggal. Suku cadang yang harus dimesin dapat dipegang
di antara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka, didukung dalam pencekam rahang, atau
meskipun mesin ini terutama disesuaikan untukpekerjaan silindris, dapat juga dipakai pada
beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga benda kerja pada plat
muka atau dalam pencekam. Benda kerja yang dipegang dalam cara ini dapat diberi pusat, digurdi,
dibor, atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan dapat digunakan untuk membuat knob,
memotong ulir, atau membubut tirus.

Gamabr 2.1 mesin bubut awal abad kedua puluh yang digerakan dengan sabuk
2.2 Fungsi dan bagian-bagian utama mesin bubut

Gambar 2.2 bagian-bagian mesin bubut


Komponen utama mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain:
a. Kepala lepas (Headstock)
Bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin, bagian inilah yang memutarkan benda
kerja. Di dalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda
tingkat terdiri atas tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda, roda tingkat
diputar oleh suatu motor yang letaknya di bawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.
b. Kepala lepas (Tailstock)
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang di atas mesin.
Berfungsi sebagai:
 Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut.
 Sebagai tempat kedudukan bor pada saat mengebor
 Sebagai tempat dudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergesar disepanjang alas mesin. Kepala lepas terdiri atas dua bagian,
yaiutu:
1. Kedudukan kedua center tersebut tidak sepusat.
2. Kedudukan kedua center tidak harus sepusat, misalnya untuk menghasilkan
pembubutan yang tirus
c. Alas (Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada tiga, yaitu:
1. Tempat kedudukan kepala lepas
2. Tempet kedudukan eretan (support)
3. Tempat kedudukan penyangga diam (steady prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat
saat membubut.
d. Eretan (Cariage/support)
Eretan terdiri atas alas, eretan lintnag,dan eretan atas. Eretan alas adalah eretan yang
dudukannya pada alas mesin. Gerakan eretan itu melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi
panjang yang dipasang di bawah alas melalui penghantar
 Erertan lintang
Letaknya di atas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Fungsi eretan
lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut bagian ujung pahat
dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
 Eretan atas
Letaknya berada diatas eretan lintang dan diikat oleh baut dengan mur ikat. Fungsi eretan
atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi gerakan yang diperlukan.
e. Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.

2.3 Operasi mesin Bubut

Gambar 2.3 operasi pada mesin bubut


Keterangan gambar:
a. Bubut muka
b. Bubut tirus
c. Bubut kontur
d. Bubut bentuk
e. Bubut tepi
f. Pemotongan
g. Penguliran
h. Koter
i. Penggurdian
j. Knurling
2.4 Jenis-jenis mesin bubut
Penggolongan yang sesuai dari mesin ini adalah sulit karena terdapat keaneka-ragaman
dalam ukuran, desain, metode, dan kegunaan. Pada umumnya diberi nama sesuai dengan
karakteristik desain yang menonjol.
2.4.1 Penggolongan dari mesin bubut.
 Pembubutan kecepatan
1. Pengerjaan kayu
2. Pemutaran logam
3. Pemolesan
 Pembubut mesin
1. Pengerak puli kerucut bertingkat
2. Penggerak roda gigi tangan
3. Penggerak kecepatan variable
 Pembubut bangku
 Pebubut ruang perkakas
 Pembubut kegunaan khusus
 Pembubut turret
1. Horizantal (ada jenis ram dan jenis sadel)
2. Vertical (ada jenis stasiun tunggal dan banyak)
3. Otomatis
 Pembubut otomatis
1. Spindle tunggal
2. Spindle banyak
 Frais pengebor vertical
2.4.2 Pembubut kecepatan
Pembubut kecepatan yang paling sederhana dari segala pembubut, terdiri atas bangku,
kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat.
2.4.3 Pembubut mesin
Pembubut mesin mendapat namanya dari pembubut lama, yang mendapatkan dayanya dari
mesin. Yang membedakan tipe ini dengan pembubut kecepatan adalah Ia memiliki ciri tambahan
untuk mengendalikan kecepatan spindle untuk menyangga dan untuk mengendalikan hantaran dari
pahat pemotong tetap
2.4.4 Pembubut bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku
kerja. Dalam desainnya mempunyai ciri yang sama dengan pembubut kecepatan atau pembubut
mesin dan hany berbeda dalam ukuran dan pemasanganya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil,
dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 250mm pada plat muka.
2.4.5 Pembubut ruang perkakas
Pembubut mesin ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan
untuk pekerjaan perkakas yang teliti, merupakan pembubut kepala beroda gigi yang digerakan
secara tersendiri dengan kecepatan spindle yang jangkauannya sangat luas.
2.4.6 Mesin Bubut Turet
Karakteristik dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutan
dapat distel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai.
 Jenis-jenis mesin bubut turret
a. Mesin bubut turret horizontal

Gambar 2.4 mesin bubut turret jenis ram dengan kendali daur listrik

,Gambar 2.5 mesin bubut turret pencekam jenis sadel


b. Mesin bubut turret horizontal otomatis

Gambar 2.6 mesin bubut turret horizontal otomatis


c. Mesin bubut turret vertical

Gambar 2.7 mesin bubut turret vertical


d. Mesin bubut pencekam vertical stasiun majemu
e. Mesin bubut otomatis vrtikal
f. Mesin bubut otomatis spindle tungga
g. Mesin bubut duplikat otomatis
h. Mesin ulir otomatis
BAB III
FORMULASI PERHITUNGAN WAKTU PEMAKAIAN MESIN

3.1 Waktu total


Waktu total adalah sama dengan jumlah waktu pemasangan, waktu mesin kerja, waktu
pemakaian mesin tak langsung, dan waktu terbuang.

3.2 Waktu pemasangan


adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan tempat kerja waktu mwlakukan
operasi tertentu, sebelum tahap sesungguhnya, disini termasuk juga mempelajari gambar, waktu
untuk mengatur alat-alat dan sebagainya

3.3 Waktu kerja mesin


Adalah waktu selama operasi dilakukan hingga selesai, sesuai dengan perintah pengerjaan.
(missal. Waktu dimana benda dikerjakan pada mesin, waktu operasi mesin, dan waktu
pemotongan).

3.4 Waktu pemakaian mesin tak langsung


Adalah waktu yang dipakai secara teratur untuk kelangsungan operasi seperti misalnya
peletakan dan pemindahan benda kerja, pemasangan kedalaman pemotongan, pengukuran, dan
pengasahan alat-alat.

3.5 Waktu terbuang


Waktu yang digunakan untuk kebutuhan seseorang, karena kelelahan, dan waktu terbuang
yang tak terhindari.

3.6 Waktu kerja mesin ditentukan dengan perhitungannya


a. Mesin bubut
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 =
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 =
𝑠𝑥𝑛
Diamana:
P= panjang pembubutan {P= panjang bubut (P1) + kelebihan awal (Pa)+ kelebihan pembubutan
(Pu)}
P= P1+Pa+Pu
s= Pemakanan dalam mm/putaran
n= Putaran per menit
Pemakanan permenit= s’=s x n
Waktu pemesinan sesungguhnya (tc) tanpa waktu non-produktif
𝑃 𝑥 3,14 𝑥 (𝑑𝑜+𝑑𝑓)
tc= 𝑠 𝑥 2000 𝑥 𝑣

b. Operasi bor
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑘𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 𝑠 𝑥 𝑛
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 𝐿
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡  𝑊𝑚 = 𝑠 𝑥 𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

c. Mesin skrap
Persamaan untuk waktu kerja mesin adalah:
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
 Waktu untu langkah kerja (WA)

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ (𝑚) 𝐿


WA= 𝑚  WA=𝑉𝐴
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 ( )
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

 Waktu untuk langkah memotong (WR)


𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ (𝑚) 𝐿
W R= 𝑚  WR= WA=𝑉𝑅
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 ( )
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 Waktu untuk kerja (W)
W= WA+WR
Jika lebar pengetaman dibagai pemakanan, didapatkan banyak putaran yang diperlukan.
Jadi jumlah putaran yang diperlukan.
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛
𝑍=
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
Waktu kerja mesin dihitung dengan mengalikan jumlah putaran dengan waktu putaran.
Wm= jumlsh putaran x waktu putaran

d. Mesin frais (milling)


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑗𝑎 𝑓𝑟𝑎𝑖𝑠 (𝑚)
Waktu kerja mesin= 𝑚
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 ( )
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
e. Perhitungan waktu kerja mesin gerinda silindris
𝐿𝑥𝑖
𝑊𝑚 = 𝑠 𝑥 𝑛𝑏 (waktu kerja mesin dengan perubahan pemakanan setiap langka kerja)
2𝑥𝐿𝑥𝑖
𝑊𝑚 = (waktu kerja mesin dengan perubahan pemakanan setiap putara)
𝑠 𝑥 𝑛𝑏
Dimana:
Li = Panjang benda kerja (mm)
L = Panjang penggerindaan
s = Pemakanan (mm) per putaran benda kerja
nb = banyaknya putaran benda kerja per menit
i = banyaknya pemotongann

f. Gerinda muka
2𝑥𝐿𝑥𝑖
𝑊𝑚 =
𝑣 𝑥 1000
Dimana:
l = Panjang benda kerja
L = Panjang penggerindaan
i = jumlah potongan
v = kecepatan langkah (m/menit)

g. Gerinda keliling
Waktu kerja mesin tanpa pemakanan kesamping

2𝑥𝐿𝑥𝑖
𝑊𝑚 =
𝑣 𝑥 1000

Waktu kerja mesin dengan pemakanan kesamping

2𝑥𝐿𝑥𝐵𝑥𝑖
𝑊𝑚 =
𝑣 𝑥 1000 𝑥 𝑠
Dengan:
b = lebar benda kerja
B = lebar penggerindaan (B=b)
s = pemakanan kesamping (mm/langkah)
BAB IV
PERHITUNGAN WAKTU PEMAKANAN MESIN
Benda kerja pertama
Diketahui untuk bubut memanjang:
Diameter benda = 25mm
Panjang yang akan dibubut (P1) = 100mm
Pa=Pu = 5mm
v = 20m/menit
s = 0,5 mm/putaran

Solusi
P = 100mm + 5mm + 5mm
n = 74 rpm
𝑃 110
Wm = 𝑠 𝑥 𝑛  0,5 𝑥 74 = 2,97 menit ≈ 3𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Diketahun untuk pembubutan muka:

L = r + ℓa
Diameter = 25mm
ℓ = 5mm
v = 20m/menit
s = 0,5mm/putaran
solusi
25
L = + 5𝑚𝑚 = 17,5𝑚𝑚
2
n = 74 rpm
𝐿 17,5
Wm = 𝑠 𝑥 𝑛  0,5 𝑥 74 = 0,5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Benda kerja kedua


Diketahui untuk bubut memanjang:
Diameter benda = 24mm
Panjang yang akan dibubut (P1) = 80mm
Pa=Pu = 5mm
V = 20m/menit
S = 0,5 mm/putaran

Solusi
P = 80mm + 5mm + 5mm
n = 74 rpm
𝑃 90
Wm = 𝑠 𝑥 𝑛  0,5 𝑥 74 = 2,43𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Diketahun untuk pembubutan muka:

L = r + ℓa
Diameter = 24mm
ℓ = 5mm
v = 20m/menit
s = 0,5mm/putaran
solusi
24
L = + 5𝑚𝑚 = 17𝑚𝑚
2
n = 74 rpm
𝐿 17
Wm = 𝑠 𝑥 𝑛  0,5 𝑥 74 = 0,45 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Operasi bor
Dia. Bor pertama = 8mm
Kedalaman bor pertama = 27mm
Pemakanan bor = 0,2mm/putaran
Penembusan bor = kedalaman lubang + 0,3 x Diamter (27+(0,3x8) = 29,4mm
Putaran bor = 150rpm
Maka waktu kerja mesinnya adalah
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 29,4
= 0,2 𝑥 150 = 0,98menit
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 𝑥 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟

Dia. Bor kedua = 10mm


Kedalaman bor kedua = 27mm
Pemakanan bor = 0,2mm/putaran
Penembusan bor = kedalaman lubang + 0,3 x Diamter (27+(0,3x10) = 30mm
Putaran bor = 150rpm
Maka waktu kerja mesinnya adalah
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 30
= 0,2 𝑥 150 = 1menit
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 𝑥 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟
Dia. Bor ketiga = 12mm
Kedalaman bor ketiga = 22mm
Pemakanan bor = 0,2mm/putaran
Penembusan bor = kedalaman lubang + 0,3 x Diamter. (22+(0,3x12) = mm
Putaran bor = 150rpm
Maka waktu kerja mesinnya adalah
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 25,6
= 0,2 𝑥 150 = 0,85menit
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 𝑥 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟

Dia. Bor keempat = 18mm


Kedalaman bor kempat = 5mm
Pemakanan bor = 0,2mm/putaran
Penembusan bor = kedalaman lubang + 0,3 x Diamter. (5+(0,3x18) = 10,4mm
Putaran bor = 30rpm
Maka waktu kerja mesinnya adalah
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 10,4
= = 1,7menit
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 𝑥 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑟 0,2 𝑥 30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Puturan mesin bubut mempengaruhi waktu pemakanan benda kerja dan mempengaruhi kehalusan
benda kerja.

Dari hasil praktek benda yang pertama (poros bertingkat) diketahui hasil dari perhitungan waktu
pemakanan mesin adalah:
Untuk bubut memanjang sepanjang 100mm adalah 3 menit. Dan untuk pembubutan muka adalah
0,5 menit. Dan untuk benda kerja kedua sepanjang 80mm adalah 2,43 menit, dan untuk
pembubutan muka adalah 0,45menit.

Sementara waktu kerja mesin untuk pengeboran dengan kedalaman 27mm dengan diameter bor
8mm adalah 0,98menit untuk kedalaman yang sama namun dengan diameter bor 10mm adalah
1menit kemudian untuk bor diameter 12mm dengan kedalaman bor 22mm adalah 0,85menit

Untuk diameter bor 18mm dengan kedalaman bor sedalam 5mm adalah 1,7menit.

Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pembubutan material, ketahui terlebih dahulu sifat-sifat dari
material.
Tetap utamakan K3, dan
Berdoa sebelum beraktifitas.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Priambodo, Bambang (penterjemah). 1981. Teknologi Mekanik jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga
Prastawa, L. Budi. 1978.Perencanaan kerja manejemen bengkel. Bandung: Institut Teknologi
Bandung

Anda mungkin juga menyukai