Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang


dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat
spontan (unprovoked) dan berkala.1

Epilepsi pada anak adalah penyebab utama kunjungan ke pusat


pengobatan, terutama bagian emergensi. Epilepsi masih menjadi masalah utama
pada anak khususnya di bidang Neurologi yang dapat mengakibatkan mobiditas
dan disabilitas pada anak. Angka kematian anak penderita epilepsi meningkat
terutama pada anak dengan abnormalitas neurologik dan epilepsi yang tidak
terdiagnosis. Insiden epilepsi pada anak adalah dua kali lipat dibandingkan
insiden pada dewasa (sekitar 700 per 100.000 pada anak usia kurang 16 tahun
dibandingkan dengan 330 per 100.000 pada dewasa).2

Seseorang dapat menderita epilepsi jika ia memiliki faktor dari kelainan


kongenital pada sistem saraf pusat, trauma kepala sedang dan berat, infeksi cairan
serebro-spinal, gangguan metabolik bawaan, dan faktor genetik. Faktor ini dapat
dikelompokkan menjadi faktor prenatal, natal, postnatal, dan faktor herediter.
Epilepsi didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan, fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang yang merupakan gold standard epilepsi
adalah elekroensefalografi (EEG).1

Epilepsi yang berkepanjangan dapat menyebabkan komplikasi pada sistem


saraf pusat apalagi jika terjadi pada anak-anak karena gangguan pada sistem saraf
pusat dapat mengganggu perkembangan anak, contohnya adalah keterlambatan
bicara, ADHD, Retardasi Mental, Autisme.

Pada kesempatan ini, penulis akan melaporkan kasus pasien Epilepsi yang
berkunjung untuk kontrol ke Poli Anak RSUD dr. Doris Sylvanus, yang menjalani
pengobatan disertai dengan keterlambatan bicara dan ADHD. Dengan ini penulis

1
akan memberikan uraian mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang hingga tatalaksananya yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai