LAPORAN PENDAHULUAN
A. Anatomi
terletak tepat dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi secara terus menerus
oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran empedu yang
kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari
permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu
duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Pada banyak orang, duktus koledokus
usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampla dikelilingi oleh serabut otot
Empedu yang dihasilkan hati tidak langsung masuk ke duodenum, akan tetapi setelah
kandung empedu. Pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-
garam anorganik dalam kandung empedu sehingga cairan empedu dalam kandung
empedu akan lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati. Secara berkala
simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi. Rangsang normal kontraksi dan
2005)
B. Definisi
material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Batu Empedu adalah
timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang
saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus Precise Newsletter, edisi 72, 2011).
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk dalam
pigmen empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70% batu saluran empedu
adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan sisanya dengan komposisi
yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat, komponen utama dari batu empedu
adalah kolesterol, sehingga sebagian batu empedu mengandung kolesterol lebih dari
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam
bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Sementara itu,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap berbentuk
cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun,
semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan
3. Kegemukan (obesitas).
4. Faktor keturunan
5. Aktivitas fisik
7. Hiperlipidemia
Menurut Lesmana L, 2000 dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I gambaran
golongan:
1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70%
kolesterol. Lebih dari 90% batu empedu adalah kolesterol (batu yang
faktor utama :
a. Supersaturasi kolesterol
d. Batu pigmen
Batu pigmen merupakan 10% dari total jenis baru empedu yang mengandung
Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung
akibat adanya faktor stasis dan infeksi saluran empedu. Stasis dapat disebabkan
oleh adanya disfungsi sfingter Oddi, striktur, operasi bilier, dan infeksi parasit.
glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas
yang tidak larut. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya hubungan erat
antara infeksi bakteri dan terbentuknya batu pigmen cokelat. Umumnya batu
pigmen cokelat ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan
kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi. Batu pigmen hitam adalah tipe batu
yang banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati.
Batu pigmen hitam ini terutama terdiri dari derivat polymerized bilirubin.
Potogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. Umumnya batu pigmen hitam
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinik kolelitiasis bervariasi dari tanpa gejala hingga munculnya gejala.
Lebih dari 80% batu kandung empedu memperlihatkan gejala asimptomatik. Gejala
klinik yang timbul pada orang dewasa biasanya dijumpai gejala dispepsia non spesifik,
intoleransi makanan yang mengandung lemak, nyeri epigastrium yang tidak jelas,
tidak nyaman pada perut kanan atas. Gejala ini tidak spesifik karena bisa terjadi pada
Pada anak-anak, gejala klinis yang sering ditemui adalah adanya nyeri bilier
dan obstructive jaundice. Nyeri bilier yang khas pada penderita ini adalah kolik bilier
yang ditandai oleh gejala nyeri yang berat dalam waktu lebih dari 15 menit sampai 5
jam. Lokasi nyeri di epigastrium, perut kanan atas menyebar sampai ke punggung.
Nyeri sering terjadi pada malam hari, kekambuhannya dalam waktu yang tidak
kolelitiasis. Umumnya nyeri terlokalisir di perut kanan atas, namun nyeri mungkin
juga terlokalisir di epigastrium. Nyeri pada kolelitiasis ini biasanya menyebar ke bahu
atas. Mekanisme nyeri diduga berhubungan dengan adanya obstruksi dari duktus.
Tekanan pada kandung empedu bertambah sebagai usaha untuk melawan obstruksi,
sehingga pada saat serangan, perut kanan atas atau epigastrium biasanya dalam
keadaan tegang.
Studi yang dilakukan oleh Kumar et al didapatkan gejala nyeri perut kanan
atas yang berulang dengan atau tanpa mual dan muntah mencapai 75% dari gejala
klinik yang timbul, sisanya meliputi nyeri perut kanan atas yang akut, jaundice, failure
to thrive, keluhan perut yang tidak nyaman. Hanya 10% dijumpai dengan gejala
asimptomatik. Mual dan muntah juga umum terjadi. Demam umum terjadi pada anak
dengan umur kurang dari 15 tahun. Nyeri episodik terjadi secara tidak teratur dan
beratnya serangan sangat bervariasi. Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai
sering berupa kolesistitis akut dengan gejala demam, nyeri perut kanan atas yang
dapat menyebar sampai ke skapula dan sering disertai teraba masa pada lokasi nyeri
tersebut. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nyeri tekan pada perut kanan atas yang
dapat menyebar sampai daerah epigastrium. Tanda khas (Murphy’s sign) berupa napas
yang terhenti sejenak akibat rasa nyeri yang timbul ketika dilakukan palpasi dalam di
empedu yang supersaturasi, (2) nukleasi atau pembentukan inti batu, dan (3)
masalah yang terpenting dalam pembentukan semua batu, kecuali batu pigmen.
Supersaturasi empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu dan
fosfolipid (terutama lesitin) dengan kolesterol turun di bawah harga tertentu. Secara
normal kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu
dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti
sentral kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan
lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau
Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti
keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan. Pada
tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang
lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini :
bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal
glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau
terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu
Patways Choletiliasis
bedah dan bedah. Ada juga yang membagi berdasarkan ada tidaknya gejala yang
1. Penatalaksanaan Nonbedah
Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh
antibiotik. Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda dan
2. Penatalaksanaan Bedah
a. Kolesistektomi terbuka
adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien. Angka mortalitas
yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%. Indikasi yang paling
kolesistitis akut.
b. Kolesistektomi laparaskopi
H. Komplikasi
1. Asimtomatik
3. Kolik bilier
4. Kolesistitis akut
5. Perikolesistitis
7. Perforasi
8. Kolesistitis kronis