Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

Disusun Oleh:
Herlin Indah Bangalino
112017192

Pembimbing:
dr. Savitri Wulandari Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
Periode 19 November 2018 – 22 Desember 2018

1
Praktik Klinik Psikiatri
STATUS PSIKIATRI

Nama : Herlin Indah Bangalino Tanda Tangan


NIM : 112017192
Dr Pembimbing: dr. Savitri Wulandari SpKJ
....................................

Nama Pasien (Inisial) : Tn.CR


Nama Dokter yang merawat : dr. Moh.Riza Syah, SpKJ
Masuk RS pada tanggal : 23 November 2018
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar oleh keluarga
Riwayat perawatan : Yayasan Filadelfia tahun 2011 dan 2013

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn.CR
Tempat dan Tanggal Lahir : Bekasi, 31 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Manado
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat (inisial) : Bekasi
Ruang Perawatan : Kasuari

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis :
 Tanggal 23 November 2018, pukul 03.30 WIB, di IGD RSJSH.
 Tanggal 30 November 2018, pukul 09.30 WIB, di bangsal Kasuari RSJSH.
2
 Tanggal 3 Desember 2018, pukul 10.00 WIB, di bangsal Kasuari RSJSH.
 Tanggal 5 Desember 2018, pukul 09.30 WIB, di bangsal Kasuari RSJSH.
Alloanamnesis : tanggal 23 November 2018 jam 03.30 di ruang tunggu pasien RSJSH
dengan orangtua pasien

A. Keluhan Utama
Pasien diantar oleh keluarganya ke IGD RSJ SH karena pasien mengamuk sejak 7 jam
SMRS.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diantar oleh keluarganya ke IGD RSJ SH pada tanggal 23 November 2018 karena
pasien mengamuk sejak 7 jam SMRS. Pasien mengamuk dengan mengeluarkan kata-kata kasar
dan membanting benda-benda di sekitarnya saat dinasehati oleh orang tua pasien. Pasien
dinasehati karena perilaku pasien yang menjual barang-barang seperti TV, handphone dan
motor. Menurut ayah pasien uang hasil menjual pasien bagikan kepada orang-orang yang tidak
ia kenal dan yang ia temui dijalan. Keluarga pasien mengatakan 2 minggu SMRS, pasien terlibat
masalah dengan komunitas ojek online tempat nya bekerja. Pasien mengatakan ia
menggadaikan motor, mencuri sepatu dan menjual akun grab salah satu temannya. Hal tersebut
membuat pasien dipukuli dan dikeluarkan dari komunitas ojek online. Sejak saat itu, pasien
mengatakan kepada kedua orang tuanya dan orang-orang disekitarnya bahwa ia sudah membuat
komunitas sendiri dan ia menjadi ketua dari komunitas ojek online. Pasien menyangkal adanya
bisikan-bisikan.
Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bekerja sebagai ojek online sejak April 2018.
Menurut ayah pasien sejak 5 bulan yang lalu pasien bekerja dari pagi hingga malam sehingga
jarang pulang ke rumah. Pasien mengatakan ia ingin terus mencari penumpang agar uang yang
dikumpulkan semakin banyak. Pasien tidak merasa lelah dan tidak butuh tidur karena ia takut
penumpangnya diambil oleh orang lain dan mengatakan banyak hal yang harus ia kerjakan.
Selain itu pasien juga meminjam uang kepada teman-temannya tanpa ia kembalikan dan ia
berikan kepada orang-orang yang tidak ia kenal dan yang ia temui di jalan. Pasien yakin bila ia
melakukan hal tersebut ia akan menjadi pemilik komunitas ojek online. Pasien masih mau
makan dan mandi.
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Keluarga pasien mengatakan sejak 8 tahun yang lalu, pasien tiba-tiba tidak mau
masuk sekolah selama 2 minggu. Pasien terlihat murung, merasa sedih dan berdiam diri di
kamar. Pasien juga tidak mau makan, pasien hanya mau minum air putih. Hal ini
dikarenakan pasien baru saja putus dengan pacar pertama nya. Pasien dibawa oleh
keluarganya ke Psikiater. Pasien lalu diberi obat, tetapi pasien dan keluarga lupa nama obat
yang diberikan. Pasien hanya beberapa bulan mengkonsumsi obat tersebut dan tidak rutin
kontrol. Pasien mulai melanjutkan sekolahnya seperti biasa.
7 tahun yang lalu, pasien mudah marah dan sering berteriak-teriak ketika kemauan
nya tidak dipenuhi. Pasien juga mengaku sulit tidur karena sering mendengar bisikan-
bisikan. Pasien juga dilaporkan oleh teman-teman dan gurunya di sekolah bahwa ia sering
berbicara sendiri dan berteriak-teriak di kelas. Nafsu makan pasien bertambah sehingga
berat badan pasien saat itu mencapai 90 kg. Keluarga pasien membawa pasien ke Psikiater
dan pasien direhabilitasi di Yayasan Filadelfia Lembang selama 7 bulan. Pasien diberi obat
oral yaitu stelazine dan frimania. Pasien mulai melanjutkan sekolah nya yang sempat
tertunda. Menurut keluarga pasien, saat di sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran
dengan baik.
5 tahun yang lalu, pasien tidak rutin minum obat dan kontrol ke Psikiater karena
merasa sudah sehat. Sehingga muncul gejala seperti mendengar bisikan-bisikan yang
membuat pasien sulit tidur. Keluarga pasien juga mengatakan pasien menjadi sering
marah-marah tanpa alasan, saat ditegur pasien akan mengamuk dan melempar barang-
barang disekitarnya. Pasien juga menjadi banyak berbicara dan mengatakan ia memiliki
banyak pacar. Pasien sering keluar rumah dan keluarga tidak mengetahui keberadaan
pasien. Pasien dirujuk oleh Psikater dan dirawat lagi di Yayasan Filadelfia selama 1,5
tahun. Setelah di rehabilitasi kondisi pasien mulai membaik. Pasien mulai mengontrol
emosinya. Pasien juga mengatakan ia ingin menjadi pribadi yang lebih baik dengan
melayani Tuhan. Setelah keluar dari rehabilitasi pasien mengikuti ujian paket C dan pasien
dinyatakan lulus. Selama 3 tahun pasien bergabung di komunitas rohani Kristen. Ayah

4
pasien mengatakan pasien aktif membantu pelayanan di gereja. Pasien mengatakan
keinginan nya untuk menjadi pendeta.
Akhir tahun 2017 pasien melanjutkan kuliah di sekolah teologi. Pasien hanya kuliah
selama 3 bulan karena keterbatasan biaya, pasien memutuskan untuk berhenti. Dua bulan
kemudian pasien memutuskan untuk bekerja sebagai ojek online. Sejak menjadi ojek
online, pasien sering lupa minum obat dan merasa penyakit nya sudah dapat ia kontrol
sendiri.

2. Riwayat Gangguan Medik


Pasien tidak pernah memiliki sakit fisik yang serius sebelumnya. Pasien tidak pernah
mengalami kejang baik saat kecil maupun saat dewasa. Riwayat operasi, trauma
kepala, hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien tidak merokok. Riwayat penggunaan NAPZA dan obat – obatan lainnya
disangkal.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Grafik Perjalanan Penyakit

5
Tingkat Keparahan Gangguan

Oktober 2011- Juli 2014-Mei


Des 2012 = Ps 2018 = Ps
2010 – Jan melanjutkan rutin minum
2011= pasien sekolah, obat, kondisi
aktivitas kondisi stabil, stabil, aktivitas
seperti biasa rutin minum pasien baik
obat

Waktu

Februari 2011- Januari 2013-Juni Juli 2018 = Ps


September 2011= 2014 = tidak rutin sering lupa
mudah mrh, minum obat  minum obat 
Juni 2010 = Ps. berteriak-teriak, sulit tidur krn Aktivitas
tidak masuk sulit tidur krn dengar bisikan, meningkat, tdk
sekolah, murung, dengar bisikan, marah dan lelah, tdk tidur,
sedih, berdiam berbicara sendiri, mengamuk, mengaku akan
diri di kmr, tidak nafsu makan banyak bicara, menjadi pemilik
makan selama 2 bertambah  keluar rumah ojek online 
minggu. pasien di RPS
rehabilitasi

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat prenatal dan perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. Pasien
merupakan anak yang diinginkan, dan merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Pasien
lahir spontan dengan berat cukup, cukup bulan, dan dibantu oleh dokter spesialis
kandungan di Rumah Sakit. Tidak ada komplikasi persalinan, trauma lahir, dan cacat
bawaan.

6
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik. Pasien tergolong anak yang sehat, dengan proses
tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya. Pasien tidak pernah sakit
yang serius atau sakit berat, dan tidak pernah mengalami kejang atau trauma kepala
saat kecil.

b. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Saat pasien berusia 4-6 tahun, pasien dirawat oleh kakek dan nenek nya karena kedua
orang tuanya sibuk bekerja dan sering keluar negeri. Menurut orang tua pasien,
pasien sering mengambil uang milik kakek dan neneknya diam-diam. Pasien
memiliki banyak teman. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lain
sebayanya.

c. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)


Pasien memiliki banyak teman. Pasien lebih sering bermain diluar rumah.

d. Masa Dewasa
Pasien dikatakan memiliki pribadi yang ramah, ia juga pribadi yang mudah bergaul,
mudah tersinggung dan gampang marah tetapi tidak meledak – ledak. Ia juga
merupakan pribadi yang tidak sabaran.

3. Riwayat Pendidikan
Menurut keluarga, prestasi belajar pasien terbilang cukup baik. Pasien selalu lulus
dan naik kelas, walaupun tidak rangking kelas. Pasien hanya bersekolah sampai dengan
SMA. Pasien sempat kuliah di sekolah teologi namun tidak melanjutkan karena
keterbatasan biaya.

4. Riwayat Pekerjaan

7
Pasien pernah aktif pelayanan di komunitas Kristen selama 3 tahun. Pasien berhenti
karena memutuskan untuk sekolah teologi. Pasien sempat bekerja sebagai ojek online
selama 8 bulan namun akhirnya diberhentikan karena pasien terlibat masalah dengan
komunitasnya.

5. Kehidupan Beragama
Pasien mengatakan bahwa pasien menganut agama Kristen Protestan.. Pasien rajin
beribadah ke gereja.

6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual


Pasien belum pernah menikah. Pasien mengaku memiliki banyak pacar, namun
pasien sering diputuskan karena ketidakcocokan. Pasien sekarang berpacaran dengan
seorang perempuan. Pasien mengatakan hubungan dengan pacar nya yang sekarang cukup
serius dan sudah disetujui oleh kedua orang tua mereka, walaupun berbeda keyakinan.

7. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum selama ini.

E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien saat ini tinggal di bekasi
bersama kedua orang tua. Kedua kakak nya perempuan dan masing-masing sudah menikah.
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Keluarga tidak ada mengalami keluhan yang sama
seperti pasien.

8
: Laki –laki : Meninggal
: Perempuan : tinggal serumah
: Pasien

F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang


Pasien tinggal di rumah bersama orangtuanya. Ayah dan Ibu pasien mempunya usaha tour
dan travel. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai ojek online.

III. STATUS MENTAL (Tanggal 23 November 2018, pukul 03.30 WIB)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 23 tahun, tampak sesuai usia dan terlihat terawat.

2. Kesadaran
- Kesadaran sensorium/neurologik: compos mentis.
- Kesadaran psikiatrik: tampak terganggu.

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor


- Sebelum wawancara: pasien sedang berbaring di tempat tidur IGD RSJSH.
- Selama wawancara: pasien berbaring sambil melihat pemeriksa dan terdapat kontak
mata antara pasien dengan pewawancara. Perhatian pasien terhadap pertanyaan baik.
- Sesudah wawancara: pasien sedang berbaring di tempat tidur IGD RSJSH.

4. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien bersikap kooperatif terhadap pemeriksa.

9
5. Pembicaraan
Pembicaraan pasien lancar, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan dapat
memberikan ekspresi pada saat pembicaraan berlangsung. Pembicaraan pasien bersifat
spontan dengan intonasi jelas, volume cukup. Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)


1. Suasana perasaan (mood) : hipertim
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi

C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : tidak ada
- Ilusi : tidak ada.
- Depersonalisasi : tidak ada.
- Derealisasi : tidak ada.

D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

1. Taraf pendidikan SMA


2. Pengetahuan umum Baik (mengetahui presiden saat ini)
3. Kecerdasan Rata-rata
4. Konsentrasi dan perhatian Baik (pasien dapat melakukan pengurangan dengan
angka 7)
5. Orientasi
Waktu Baik
Tempat Baik
Orang Baik
Situasi Baik
6. Daya ingat

10
Jangka panjang Baik (pasien dapat mengingat darimana ia berasal,
dan dimana tempat ia tinggal)
Jangka pendek Baik (pasien dapat mengingat kegiatan terakhir yang
dilakukan)
Segera Baik (pasien dapat menyebutkan nama pemeriksa)
7. Pikiran abstrak Baik (pasien dapat membedakan antara apel dan
jeruk)
8. Visuospasial Baik (pasien mampu menggambar jam yang
ditentukan pemeriksa)

9. Kemampuan menolong diri Baik (pasien dapat makan, mandi, dan berpakaian
sendiri)

E. Proses Pikir
1. Arus pikir
- Produktifitas : banyak ide
- Kontinuitas : flight of idea
- Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
- Waham : ada (waham kebesaran)
Pasien yakin bahwa ia sudah membuat komunitas sendiri dan ia menjadi ketua dari
komunitas ojek online.
- Obsesi : tidak ada.
- Fobia : tidak ada.
- Preokupasi dalam pikiran : tidak ada.

F. Pengendalian Impuls: Tidak terganggu

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu

11
3. Daya nilai realitas : Terganggu

H. Tilikan: Derajat 4

I. Reliabilitas: Dapat dipercaya.

IV. Pemeriksaan Fisis


A. Status internus
Keadaan umum : Baik, tidak tampak sakit
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu badan : 36,6˚C
Frekuensi pernafasan : 20x/menit
Kesan gizi : Obesitas
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal,.efloresensi primer/sekunder (-)
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, pendek dan lurus,
distribusi merata
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
..langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret
-/-.
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri tekan -/-.
Mulut : Bibir kecoklatan, sianosis (-), trismus (-),
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar.

12
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak
napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak napas simetris, vokal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 – S2 reguler, murmur -, gallop –
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting dullness (-),
nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
balotemen (-)

Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan

13
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (N),
tremor (-), distonia (-), disdiadokokinesis (-)

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Pasien seorang laki-laki berusia 23 tahun, tampak sesuai usia, terawat dan dirawat di bangsal
Kasuari karena sebelumnya diantar oleh ayahnya ke IGD RSJSH karena pasien mengamuk sejak 7
jam SMRS. Pasien mengamuk dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan membanting benda-benda
di sekitarnya saat dinasehati oleh orang tua pasien. Pasien dinasehati karena perilaku pasien yang
menjual barang-barang seperti TV, handphone dan motor. Keluarga pasien mengatakan 2 minggu
SMRS, pasien terlibat masalah dengan komunitas ojek online tempat nya bekerja. Sejak saat itu,
pasien mengatakan kepada kedua orang tuanya dan orang-orang disekitarnya bahwa ia sudah
membuat komunitas sendiri dan ia menjadi ketua dari komunitas ojek online. Menurut ayah pasien
sejak 5 bulan yang lalu pasien bekerja dari pagi hingga malam sehingga jarang pulang ke rumah.
Pasien mengatakan ia ingin terus mencari penumpang agar uang yang dikumpulkan semakin
banyak. Pasien tidak merasa lelah dan tidak butuh tidur karena ia takut penumpangnya diambil oleh
orang lain dan mengatakan banyak hal yang harus ia kerjakan. Selain itu pasien juga meminjam
uang kepada teman-temannya tanpa ia kembalikan dan ia berikan kepada orang-orang yang tidak
ia kenal dan yang ia temui di jalan. Pasien yakin bila ia melakukan hal tersebut ia akan menjadi
pemilik komunitas ojek online. Pasien memiliki riwayat depresi ringan tahun 2010 dan riwayat
masuk rehabilitasi dua kali karena gejala mania dan psikotik. Selama di IGD, bila sudah diajak
mengobrol pasien tidak bisa berhenti dan membicarakan banyak hal. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan arus pikiran pasien didapatkan banyak ide dan flight of idea, mood hipertim, afek luas,
waham kebesaran, daya nilai social terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, serta RTA pasien
terganggu. Tilikan pasien derajat 4.

14
VI. Formulasi Diagnostik
 Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya sekelompok gejala pada pikiran, perilaku dan
perasaan
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena :
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
 Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma).
 Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya:
Waham kebesaran = Pasien yakin bahwa ia sudah membuat komunitas sendiri dan ia
menjadi ketua dari komunitas ojek online.
4. Pedoman diagnostik
 Memenuhi kriteria umum diagnosis F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
menurut PPDGJ III
 Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manik.

 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang
memuncak.

 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, F20.- pedoman diagnostic (a) sampai dengan (d))

 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Ciri kepribadian emosional tak stabil

15
 Aksis III : Kondisi Medis Umum
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga aksis
III tidak ada diagnosis.

 Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan


Masalah dengan kepatuhan pengobatan.

 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global


GAF current: 60-51  Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
GAF HLPY: 70-61  Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik

VII.Evaluasi Multiaksial
Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : Ciri kepribadian emosional tak stabil
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah kepatuhan obat
Aksis V : GAF current: 60-51
GAF HLPY: 70-61

VIII. Diagnosa Diferensial


F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik menurut PPDGJ III
- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2); dan
F30.2  - Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
(Mania tanpa gejala psikotik)
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar. Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan
afek tersebut (mood-congruent)

16
- Harus ada sekuang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau

IX. PROGNOSIS

- Quo ad vitam : Bonam


- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
X. DAFTAR MASALAH
 Organobiologik : Tidak ada
 Psikiatrik : Terdapat elasi, waham kebesaran
 Sosial/keluarga : Masalah kepatuhan pengobatan

XI. TERAPI
 Rawat Inap
Dengan indikasi:
 Untuk mencegah risiko perilaku berbahaya dikarenakan adanya pemikiran yang
menyimpang dan gangguan penilaian.
 Tidak ada kesadaran minum obat
 Hampir tidak pernah tidur
 Untuk observasi lebih lanjut
 Medikamentosa
 Oral
 Asam valproat 2 x 250 mg
 Risperidon 2 x 2 mg
- Non-medikamentosa:
1. Psikoedukasi:
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh
pasien, rencana penatalaksanaan, efek samping pengobatan serta prognosis penyakit
pasien.

17
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya minum obat dan
kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit, gejala awal yang harus diwaspadai saat
terjadi kekambuhan serta dukungan keluarga dalam keberhasilan pengobatan pasien.
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien:
o Ventilasi: pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
o Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa keluhan-keluhannya akan hilang atau
dapat dikendalikan.
o Reassurance: memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat penting
untuk menghilangkan gejala.
3. Sosioterapi
 Menganjurkan pasien untuk tetap bersosialisasi dengan pasien lain.
 Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitas psikososial berupa latihan
keterampilan sosial di RSJSH (daycare).
 Menganjurkan pasien untuk kembali beraktivitas setelah keluar dari RSJSH.

FOLLOW UP (30 November 2018, pukul 09.30)


S: Pasien kooperatif, pasien dapat menjawab segala pertanyaan dengan tenang. Pasien
sangat senang diajak mengobrol, bila sudah diajak mengobrol pasien tidak bisa berhenti
berbicara. Pasien mengatakan pasien yang bersamanya di bangsal sulit diajak bercerita.
Pasien mengatakan ia tidur dengan nyenyak dan nafsu makan baik.
O:
Kesadaran : CM
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif
Pembicaraan : spontan dengan intonasi jelas, volume cukup.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : hipertim
Afek : luas
Keserasian : serasi
Gangguan persepsi : tidak ada
Proses pikir:

18
Arus pikir :
 Produktifitas : banyak ide
 Kontinuitas : flight of idea
 Hendaya bahasa : tidak ada

Isi pikir :
 Waham : tidak ada.
 Obsesi : tidak ada.
 Fobia : tidak ada.
 Preokupasi dalam pikiran : tidak ada.
Pengendalian impuls : tidak terganggu
Daya nilai sosial : tidak terganggu
Uji daya nilai : tidak terganggu
RTA : tidak terganggu
Tilikan : derajat 5
Reabilitas : dapat dipercaya

A : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik


P:
 Asam valproat 2 x 250 mg
 Risperidon 2 x 2 mg

FOLLOW UP (3 Desember 2018, pukul 10.00)


S: Pasien kooperatif, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan tenang. Pasien masih
membicarakan banyak hal bila diajak berbicara. Pasien selalu menanyakan kapan ia
pulang. Pasien mengatakan akan bekerja lagi sebagai ojek online bila ia sudah keluar
dari RSJSH. Pasien tidur dengan nyenyak dan nafsu makan baik.

O:
Kesadaran : CM
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif
19
Pembicaraan : spontan dengan intonasi jelas, volume cukup.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : hipertim
Afek : luas
Keserasian : serasi
Gangguan persepsi : tidak ada
Proses pikir:
Arus pikir :
 Produktifitas : banyak ide
 Kontinuitas : flight of idea
 Hendaya bahasa : tidak ada
Isi pikir :
 Waham : tidak ada
 Obsesi : tidak ada.
 Fobia : tidak ada.
 Preokupasi dalam pikiran : tidak ada.
Pengendalian impuls : tidak terganggu
Daya nilai sosial : tidak terganggu
Uji daya nilai : tidak terganggu
RTA : tidak terganggu
Tilikan : derajat 5
Reabilitas : dapat dipercaya
A : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
P:
 Asam valproat 2 x 250 mg
 Risperidon 2 x 2 mg

FOLLOW UP (5 Desember 2018, pukul 09.30)

20
S: Pasien kooperatif, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan tenang. Pasien
mengatakan banyak mengobrol dengan pasien lainnya. Pasien masih membicarakan
banyak hal bila diajak berbicara. Pasien tidur dengan nyenyak dan nafsu makan baik.

O:
Kesadaran : CM
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif
Pembicaraan : spontan dengan intonasi jelas, volume cukup.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : hipertim
Afek : luas
Keserasian : serasi
Gangguan persepsi : tidak ada
Proses pikir:
Arus pikir :
 Produktifitas : banyak ide
 Kontinuitas : flight of idea
 Hendaya bahasa : tidak ada
Isi pikir :
 Waham : tidak ada
 Obsesi : tidak ada.
 Fobia : tidak ada.
 Preokupasi dalam pikiran : tidak ada.
Pengendalian impuls : tidak terganggu
Daya nilai sosial : tidak terganggu
Uji daya nilai : tidak terganggu
RTA : tidak terganggu
Tilikan : derajat 5
Reabilitas : dapat dipercaya

21
A : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
P:
 Asam valproat 2 x 250 mg
 Risperidon 3 x 2 mg

22

Anda mungkin juga menyukai