Anda di halaman 1dari 15

SOAL PAK Agus

1. a . Jelaskan prinsip kerja alat ukur pH meter

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar

alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari ” p”,

lambang matematika dari negatif logaritma, dan ” H”, lambang kimia untuk unsur Hidrogen.

Definisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen

pH = -log[H+].

Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.

Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.

Atas dasar pengertian ini, ditentukan:

Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral.

Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam.

Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa.

Pengukuran pH secara kasar bisa dilakukan dengan kertas pH atau kertas indicator pH,

dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi. Pengukuran pH yang lebih akurat

biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sestem pengukuran pH mempunyai tiga

bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda reffernsi,dan alat pengukur impedansi tinggi.

pH elektroda dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang bervariasi hasil

pengukuran dari pH larutan yang diukur.

 SEJARAH pH METER

Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter system elektrik

dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya menemukan adanya

interaksi dari aktivitas ion hydrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan

tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu larutan

dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan
ini kemudian dikembangkan oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan

bahwa tegangan yang dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi

logaritmis.

 PRINSIP KERJA pH METER

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia

yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah

diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini

dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang

ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial

elektrokimia dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk

melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat

tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam) antara

merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang

merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak.

Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah

tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan

yang equivalen yang lainya untuk menetapkan nilai dari pH.

Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride

(KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl)

diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya

digunkan ceramic berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah

terkontaminasi oleh logam dan unsure natrium.

Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan gelembung

kaca tipis yang. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang

ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk
meminimalisir pengaruh electric yang gak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu

lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas.

Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu

suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan

elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.

b. Jelaskan mengapa ada pH asam dan pH basa

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau

kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Asam dan basa terjadi

karena adanya ionisasi dari ion H+ dan OH-. Suatu larutan akan bersifat asam apa bila larutan

tersebut mengandung ion H+. Semakin tinggi konsentrasi ion H+ dari suatu larutan maka

semakin asam pula larutan tersebut. Larutan asam ditandai dengan pH kurang dari 7. Semakin

kecil nilai pH maka suatu larutan semakin bersifat asam. Sedangkan basa terjadi apabila adanya

ionisasi OH- pada suatu larutan. Semakin tinggi konsentrasi OH- dalam suatu larutan maka

larutan tersebut akan semakin bersifat basa atau alkali. Larutan basa atau alkali ditandai dengan

pH lebih dari 7. Semakin tinggi nilai suatu pH maka semakin kuat sifat alkali dari suatu larutan.

Apabila larutan memiliki pH sama dengan 7 maka larutan tersebut disebut larutan netral.

Campuran dari larutan asam dan basa akan menghasilkan garam atau larutan netral.

c. Jelaskan troubleshooting alat ukur pH meter

Pembacaan Larutan Buffer Penyebab Troubleshooting


pH 6,2 – 6,8 pada semua Elektroda kaca retak Mengganti elektroda kaca
larutan
pH 7,00 pada semua larutan a. Koneksi bermasalah a. Periksa atau perbaiki
koneksi
b. Short Circuit b. Hubungi vendor untuk
pengembalian
Pembacaan lambat namun a. Elektroda kaca, junction a. Bersihkan elektroda
akurat referensi kotor sesuai petunjuk
b. Suhu terlalu rendah b. Elektroda kaca harus
digunakan pada
temperature > 10℃ /
50℉. Bulb digunakan
pada temperature > 0℃ /
32℉
Span pengukuran pendek a. Elektroda kaca, junction a. Bersihkan elektroda
referensi kotor sesuai petunjuk.
b. Elektroda kaca sudah b. Ganti elektroda kaca
using dengan yang baru.
Pembacaan tidak stabil Elektroda referensi kotor Bersihkan elektroda sesuai
petunjuk

2. a Jelaskan prinsip kerja alat ukur Gas Chromatography yang digunakan di industri

migas

Jawab :

Kromatografi merupakan suatu cara untuk memisahkan suatu campuran gas yang

komplek menjadi masing-masing komponen penyusunnya. Prinsip pemisahan dalam gas

kromatografi adalah terdistribusinya komponen yang akan dipisahkan antara dua fase yaitu

fase diam dan fase gerak.Fase diam berupa padatan (solid packing) yang dilapiskan pada

dinding kolom, sementara fase gerak berupa gas pembawa (carrier gas).Komponen-komponen

yang akan dipisahkan dibawa melalui kolom dengan gas pembawa yang bersifat inert. ( 4 : 53 )

Komponen-komponen yang akan dipisahkan mengalami partisi diantara gas pembawa

dan padatan dari fase diam. Padatan tersebut secara selektif akan memisah-misahkan

komponen-komponen dari sampel menjadi komponen murni sesuai dengan berat molekul dan

titik didih dari komponen tersebut sehingga akan menghasilkan perbedaan kecepatan dari

masing-masing komponen. Dengan adanya perbedaan kecepatan ini maka akan menghasilkan

perbedaan waktu yang disebut dengan waktu retensi (retention time) yang digunakan untuk
mengidentifikasi jenis komponen apa yang diukur. Komponen yang sudah terpisah-pisah akan

dibawa oleh gas pembawa menuju detektor sesuai dengan waktu retensi dari masing-masing

komponen untuk diukur konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut. Detektor akan

menghasilkan sinyal elektrik yang sebanding dengan konsentrasi dari masing-masing

komponen. Sinyal elektrik ini kemudian dikirim ke perangkat elektronik (chromatograph

controller) untuk dihitung luas area puncaknya (peak area). Keluaran dari perangkat elektronik

ini berupa gambar puncak (chromatogram) yang dikirim ke pencatat (recorder) dan sinyal

analog 4 – 20 mA dikirim ke DCS sebagai indikasi maupun input kontroler. ( 4 : 53 )

Penjelasan mengenai proses pengukuran didalam Gas Kromatografi tersusun pada

Gambar 2.4 sebagai berikut:

Gambar Proses Pengukuran pada Gas Kromatografi

b. Jelaskan prinsip kerja Thermal Conductivity Detector

Jawab :
TCD (Thermal Conductivity Detector) merupakan detektor yang terdiri atas kawat

filamen yang dipanaskan dalam suhu yang terkontrol. Detektor ini bekerja apabila terdapat

perubahan panas yang mengalir melalui detektor. Perubahan panas tersebut akan

mempengaruhi resistansi dari kawat filamen. Detektor TCD secara umum dapat mengukur atau

mendeteksi udara, hidrogen, hidrokarbon, karbonmonoksida, nitrogen oksida, belerang, gas

anorganik dan senyawa lainnya. Sensitivitas detektor ini lebih rendah apabila dibandingkan

dengan Flame Ionisasi Detector (FID). TCD bekerja berdasarkan prinsip konduktivitas panas

yang tergantung pada komposisi gas. Sampel akan dibawa oleh gas pembawa (carrier gas)

menuju saluran pengukuran, yang terdiri dari dua saluran. Saluran pertama berfungsi untuk

mengukur sampel dan gas pembawa (carrier gas), sesementara saluran kedua berfungsi untuk

mengukur kemurnian dari gas pembawa (carrier gas). Perbedaan konduktivitas panas dari hasil

pengukuran akan menghasilkan tegangan yang sebanding dengan perbedaan konsentrasi dari

komponen sampel yang diukur. Rangkaian TCD menggunakan prinsip jembatan Wheatstone

seperti Gambar 2.6 dibawah ini : ( 4: 22 )

Gambar Rangkaian TCD (Thermal Conductivity Detector)

Rangkaian jembatan Wheatstone terdiri atas 4 buah resistor yang dihubungkan sehingga

membentuk dua rangkaian yang paralel dengan tegangan input yang tetap. Pengukuran

perbedaan tegangan dilakukan dengan pemasangan Galvanometer. Pengukuran dengan metode

jembatan setimbang sangat cermat dan bermanfaat untuk pengukuran resistansi. ( 3: 29 )


Rangkaian jembatan Wheatstone memerlukan harga tahanan yang sudah diketahui secara pasti

yaitu untuk R2 dan R3. Tahanan variabel R4 digunakan untuk menyeimbangkan jembatan,

sedangkan tahanan R1 menyajikan harga tahanan yang diukur

c. Jelaskan prinsip kerja Planar Chromatography

Jawab : Kromatografi tipe ini tidak jauh beda prinsip dasarnya dengan kromatografi kolom.

Yang membedakan adalah bentuk kemasan bahan stasionernya. Jika kromatografi kolom

menggunakan bahan stasioner yang berada di dalam tabung kaca memanjang, bahan stasioner

kromatografi planar berbentuk lembaran tipis. Lembaran tersebut dapat berupa kertas berbahan

dasar selulosa, atau juga lembaran tipis silica dan alumina.

Perbedaan lain yaitu kromatografi planar tidak menggunakan gaya grafitasi untuk membuat

sampel campuran turun melewati bahan stasioner . Namun tipe planar ini menggunakan gaya

kapiler zat penyusun campuran. Semakin kuat komponen campuran untuk berikatan berikatan

dengan bahan stasioner, bahan tersebutakan semakin mencapai titik tertinggi lembaran

stasioner. Dan karena prinsip kerjanya yang sederhana, kromatografi tipe ini lebih banyak

digunakan pada laboratorium untuk meneliti zat penyusun dari sebuah campuran.

d. Jelaskan Troubleshooting Gas Analyzer

Jawab :

KEMUNGKINAN TINDAKAN YANG

PERMASALAHAN PENYEBAB HARUS DILAKUKAN

Garis dasar (base line)  Aliran gas pembawa  Cek dan atur aliran gas

tidak stabil (carrier gas) tidak stabil pembawa (carrier gas)

dengan menggunakan

flow meter

 Purity carrier gas rendah  Ganti Carrier Gas

Peak atau output tidak  Detektor (TCD) rusak  Ganti detektor baru

muncul  Sampel tidak masuk ke  Cek aliran sampel set


analyzer tekanan 1kg/cm² dan

flow 12 l/h

Indikasi tidak sesuai  Tidak ada aliran sampel  Check aliran sampel

dengan hasil analisis  Gas pembawa kosong  Kalibrasi dengan gas

Laboratorium standar

Puncak (peak) tidak  Aliran gas pembawa  Atur aliran gas pembawa

sesuai dengan waktu terlalu besar / kecil  Cek setting temperature

retensi (Retention time)  Temperature oven terlalu

rendah / tinggi

3. a. Jelaskan prinsip kerja sel galvanik Oxigen Analyzer

Gambar Sel elektrokimia (galvanik).

Jawab :

Sel galvanik digunakan untuk mengukur kandungan aksigen dalam cairan dan

mempunyai konstruksi . Sebagai elektrolit ialah KOH (kalium hidroksida, paling sering) , KCl

( kalium khlorida), atau KHCO3 (kalium bikarbonat). Elektrolit dibungkus oleh membran yang

dapat dirembesi oleh cairan contoh. Katoda harus terbuat dari logam mulia yaitu emas,

sedangkan anoda dapat dibuat dari timah hitam, kadmium, seng, ataupun perak.Pada

pemakaiannya, suatu beda potensial diberikan kepada kedua elektroda, yang menyebab kan
terjadi reaksi elektrokimia. Elektron-elektron yang terbebaskan oleh reaksi akan mengalir

melalui elektrolit, menyebabkan arus listrik yang sebanding dengan oksigen dalam elektrolit

B. Jelaskan prinsip kerja Zirconia Oxygen Analizer

Jawab :

Zirconia adalah salah satu komponen yang konduktif pada temperature tinggi dan akan

menjadi lebih konduktif lagi bila suhu dinaikan. Zirconia mempunya resistansi yang tinggi

pada temperature ruang sampai satu triliun ohm/com. Dengan pemanasan, tekanan parsial

konsentrasi gas oksigen akan berkontak secara berlawanan dengan konsentrasi oksigen yang

dihasilkan oleh zirconia. Hal tersebut menyebabkan perjalanan ion-ion tersebut melalui

elemen zirconia menuju ke elektrode lain pada point tersebut hukum Nernst digunakan

untuk menghitung gaya gerak listrik yang dihasilkan oleh dua elektrode tersebut.

Gambar 2.8 Sel Zirconia(6)

Udara proses (A) yang konsentrasi kandungan O2-nya tidak diketahui, mengalir di luar

probe pengukur yang tertutup oleh sebuah elemen berbahan zirconium-oxide(B). Dan di sisi

lain ada gas referensi (C) dengan kandungan oksigen yang diketahui mengalir di dalam

elemen zirconium-oxide. Pada temperatur yang optimal, elemen ini diberikan tegangan

listrik tertentu dalam mV. Dan pada temperatur yang konstan di elemen tersebut, besar

tegangan ini hanya tergantung oleh perbandingan konsentrasi oksigen (partial pressure)

antara (A) dan (C). Partial pressure adalah tekanan suatu gas apabila ia berada sendirian
pada suatu volume tertentu. Pada suatu campuran gas yang ideal, masing-masing gas

memiliki partial pressuresendiri-sendiri.

c. Jelaskan Troubleshooting Oxygen Analyzer

Jawab :

Penyebab Diagnosis Penyebab Action


Temperature Perubahan temperature Pastikan power supply
heater tidak standar pada heater atau pada alat stabil atau flow
stabil perubahan temperature pada yang masuk stabil
heater sebesar ±5oC
Sensor Error Gaya gerak listrik sensor lebih Periksa gas kalibrasi
besar 30% dari standar pada Nilai konsentrasi O2
saat kalibrasi Kalibrasi ulang
Ganti sensornya

Gaya gerak Gaya gerak listrik error ± 15 – Periksa gas kalibrasi


listrik error ±30 dari keadaan standar yang Nilai konsentrasi O2
terjadi saat kalibrasi Kalibrasi ulang
Ganti sensornya

Asymmetric Gaya gerak listrik lebih besar Periksa gas kalibrasi


Voltage error lebih besar dari ±10mV selama Nilai konsentrasi gas
kalibrasi. Kalibrasi ulang
Ganti sensornya
Kalibrasi error Koefisien kalibrasi menjadi Periksa gas kalibrasi
lebih besar dari Nilai konsentrasi O2.
nilai yang ditentukan (nol: ± Kalibrasi ulang.
50, rentang: 1 ± 0,2). Ganti sensornya.
Ketika nol adalah ± 50 hingga
± 75 dan rentang 1 ± 0,2
hingga 1 ± 0,4, kalibrasi
dimungkinkan.
Ketika nol melebihi ± 75 dan
span melebihi 1 ± 0,4,
kalibrasi tidak
memungkinkan.
Tahanan Sensor Impedansi error lebih besar Ganti sensor
error dari 1k ohm saat kalibrasi

Konsentrasi Konsentrasi oksigen analizer Ganti high/low limit sesuai


Oksigen limit lebih besar dari batasannya dengan pengukuran
High/Low error

Over range Konsentrasi oksigen analzier Sesuaikan range alat


Error melebihi/ kurangdari batas dengan gas yang di ukur
range

Sensor failure Sensor terbakar kerena gaya Ganti sensor


gerak listrik kurang dari -
50mV

Heater Temperatur Heater menjadi Ganti Pemanas.


Temperature lebih besar dengan ± 30 ° C Cek temperature
Error relatif terhadap standar suhu adjustment circuit
Temperature Temperature sensor pada alat Ganti Heater,
Sensor Burnout error Cek temperature sensor
Ganti temperature sensor

OX400 Temperature didalam alat Cek lubang ventilasi,


Temperature melebihi 70oC cooling fan, outlet tidak
error tersumbat.
Matikan beberapa saat lalu
hidupkan

CPU failure CPU mengalami malfungsi Cek power supply.


Hubungi Vendor untuk
mengganti CPU

Kipas mati Cooling fan tidak menyala Cek power supply.


Pastikan circuit kipas tidak
terputu.
Hubungi pihak vendor
untuk penggantian cooling
fan.

4. a. Jelaskan prinsip kerja Conductivity meter

Jawab :

Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan adanya daya hantar listriknya.

Semakin banyak ion mineral yang terlarut , maka akan semakin besar emampuan larutan

tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan sebagai prinsip

kerja conductivity meter.

Sebuah system conductivity meter tersusun atas dua electrode, yang dirangkaikan dengan

sumber tegangan serta sebuah Ampere meter. Electrode- electrode tersebut diatur sehingga
memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat pengukuran, kedua

electrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi tegangan dengan besar tertentu.

Nilai yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai

konduktivitas listrik larutan.

b. Jelaskan troubleshooting Conductivity meter

Jawab :

Masalah pada Output Kemungkinan Troubleshooting

Conductivity Meter Penyebab

Tidak terdapat output Sensor Conductivity tidak Periksa semua koneksi

terkoneksi ke instrument elektroda ke instrumen

Output berbeda lebih dari Elektroda kotor Bersihkan elektroda

10% dengan nilai standar sesuai petunjuk manual.

Pembacaan tidak stabil Terdapat gelembung pada a. Kocok elektroda untuk

elektroda atau flow cell menghilangkan

gelembung

b. Posisikan electrode

secara horizontal

,sehingga gelembung

terangkat dan hilang dari

elektrode

Pembacaan in line tidak a. Elektrode tidak a. Periksa instalasi fitting

berubah tercelupkan sepenuhnya dan pastikan sensor sudah

b. Elektrode tidak terpasang dengan benar

terkoneksi ke kontroller b. Periksa wiring

instrumen

Anda mungkin juga menyukai