Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan


dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana
yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu
ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas
pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakatserta menyukseskan
program jaminan sosial nasional.
Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan penyuluhan dan pendidikan
pasien dan keluarga adalah tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas tidak
menyadari sepenuhnya manfaat penyuluhan dan pendidikan kepada pasien dan
keluarga, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan,
sehingga pasien dan keluarga tidak mendapat informasi secara lengkap tentang
penyakit serta pengobatan dan tindak lanjut perawatan di rumah. Karena itu,
diperlukan pedoman penyuluhan/pendidikan kepada pasien dan keluarga.

B. Tujuan Pedoman
1. Panduan bagi pusat kesehatan masyarakat dalam mendidik pasien dan
keluarganya sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk
berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien.
2. Panduan dalam memberikan pendidikan yang berfokus pada pengetahuan dan
ketrampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan keluarga dalam pengambilan
keputusan, berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan berkelanjutan di rumah
3. Menjadi acuan bagi pusat kesehatan masyarakat yang secara rutin memberikan
pendidikan pada area yang berisiko tinggi bagi pasien.
4. Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan
dengan memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan mengajukan
pertanyaan kepada staf untuk meyakinkan pemahaman yang benar.
5. Memberikan panduan kepada seluruh tenaga kesehatan profesional yang
memberi asuhan pendidikan kepada pasien agar mampu memahami kontribusinya
satu sama lain, sehingga tercipta kolaborasi antar tenaga professional yang baik.

C. Sasaran

Sasaran pendidikan pasien meliputi seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas, pasien


dan keluarga pasien yang menjadi klien puskesmas.
D. Ruang Lingkup
Penyuluhan/pendidikan kepada pasien dan keluarga meliputi penyakit pasien dan
penyebabnya, pengobatan yang diberikan, efek samping obat,komplikasi yang
dapat muncul serta perawatan dirumah oleh pasien dan keluarganya.

E. Batasan Operasional
Pendidikan pasien dan keluarga adalah pengetahuan yang diperlukan oleh
pasien dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang dibutuhkan
setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau kerumah. Pendidikan
pasien dapat mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan
pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses
ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan.
Puskesmas mendidik pasien dan keluarganya, sehingga mereka mendapat
pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan
keputusan asuhan pasien. Setiap puskesmas mengembangkan pendidikan ke
dalam proses pelayanan berbasis misi, jenis pelayanan yang diberikan dan populasi
pasien. Pendidikan direncanakan untuk menjamin bahwa setiap pasien diberikan
pendidikan sesuai kebutuhannya.Puskesmas menetapkan bagaimana
mengorganisasikan sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien.Oleh
karena itu, puskesmas perlu menetapkan koordinator pendidikan atau komite
pendidikan, menciptakan pelayanan pendidikan, mengatur penugasan seluruh staf
yang memberikan pendidikan secara terkoordinasi.
Pendidikan/Penyuluhan Kepada Pasien Dan Kelurga tertuang dalam UU no 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, disebutkan bahwa pasien dalam menerima
pelayanan pada praktik kedokteran mempunyai hak untukmendapatkan penjelasan
secara lengkap tentang tindakan medis, meminta pendapat dokter, mendapatkan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, dan mendapatkan isi rekam medis.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Isi penyuluhan/pendidikan kepada pasien/keluarga:


a. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan dan diagnosa yang ditegakkan kepada
pasien oleh dokter umum dan dokter gigi.
b. Penjelasan tentang tata cara dan tindakan medis.
c. Penjelasan tentang tujuan tindakan medis.
d. Penjelasan tentang pengobatan
e. Penjelasan tentang resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
f. Penjelasan tentang prognosis( harapan kesembuhan)
g. Penjelasan tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah.

Tenaga Kesehatan
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tuntutan memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai
dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan terdiri dari :
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker;
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan,administrator kesehatan
dan sanitarian;
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis
6. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
7. Perekam medis;

Dalam UU Praktik Kedokteran yang dimaksud dengan ”Petugas” adalah


dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasien.

F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950;
3. UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM puskesmas
No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan
1 Kepala Puskesmas S1 Kedokteran+profesi Bersertifikat Manajemen
puskesmas, ACLS/PPGD
2 Dokter Umum S1 Kedokteran+profesi Bersertifikat ACLS/PPGD
3 Dokter Gigi S1 Ked. Gigi+profesi
4 Perawat Umum D3/S1 Keperawatan Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD

5 Bidan D4 Kebidanan

6 Bidan D3 Kebidanan

7 Analis D3 analis kesehatan


8 Perekam medis D3 Rekam medis
9 Promkes D3 Kesehatan Masyarakat
10 Tenaga Administratif SLTA
11 Tenaga Akuntansi S1 Akuntansi + profesi
12 Tenaga Gizi D3 Gizi
13 Perawat Gigi D3 Keperawatan Gigi
14 Kesehatan Lingkungan D3 Kesling
15 Penjaga Kantor SLTA
16 Sopir SLTA

B. Distribusi ketenagaan
Seluruh tenaga kesehatan terlibat aktif dalam penyuluhan/pendidikan kepada
pasien/keluarga

C. Jadual kegiatan
Kegiatan penyuluhan/pendidikan kepada pasien/keluarga dilakukan pada setiap
pelayanan pasien

JADUAL PELAYANAN
PUSKESMAS KALIBAGOR
NO PELAYANAN JADWAL JAM
1 Pengobatan Umum Senin - Sabtu 07.30 - Selesai
2 Pengobatan Gigi Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
3 Pelayanan KIA Senin - Sabtu 07.30 - Selesai
4 Pelayanan KB Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
5 Pelayanan Laboratorium Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
6 Pelayanan Gizi Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
7 Pelayanan Kesehatan Lingkungan Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
8 Pelayanan Promkes Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
9 Pelayanan MTBS Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
10 Pelayanan Farmasi Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
11 Pelayanan Persalinan Senin – Sabtu 07.30 - Selesai
12 Pelayanan Imunisasi Jumat 07.30 - Selesai
13 Pelayanan IVA Rabu 07.30 - Selesai
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Ruang
1. Ruang Puskesmas Kalibagor

No. Nama Ruang Keterangan


Ruang Pelayanan
1. Ruangan pendaftaran dan rekam medik
2. Ruang pemeriksaan umum
3. Ruang Tindakan / IGD
4. Ruangan KIA, KB dan
5. Ruangan kesehatan gigi
imunisasi
6. promosi kesehatan
Ruangan tindakan
dan mulut Keterangan
7. Ruang Farmasi/obat
8. Ruang persalinan
9. Ruangan gizi
imunisasi
10. Laboratorium
dan mulut
11. Ruang Perkesmas
Ruangan promosi kesehatan
12. Ruang MTBS
13. Ruang
RuanganIVAtindakan
14. Ruang Imunisasi

2. Ruang Puskesmas Pembantu

No. Nama Ruang Keterangan


Ruang Pelayanan
1. Ruangan pendaftaran & administrasi
2. Ruangan pemeriksaan umum/KIA-KB
3. Ruang obat/farmasi

B. Standar Fasilitas

NO JENIS PERALATAN JUMLAH


Ruang Pendaftaran
1. Blangko rekam medis
2. Map personal folder
3. Alat tulis
4. Buku register 3 buah
5. Kartu berobat pasien
6. Komputer 1 buah
7. Printer 1 set
8. Rak rekam medis
Ruang Pelayanan/perawatan
12. Alat medis
13. Alat tulis
14. Register pasien
15. Komputer
16 Meja + kursi
17 Printer
Ruang Tunggu
1 Kursi tunggu pasien
BAB IV
TATA LAKSANA

Tatalaksana/urutan pelayanan pendidikan pasien:

1. Semua pasien yang datang ke puskesmas dilakukan assessment tentang


kebutuhan pendidikan
2. Hasil pengkajian pendidikan pasien dicatat di rekam medis
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi kesehatan
dan diagnosa penyakit
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan peralatan medis
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang manajemen nyeri
6. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi yang
memadai
7. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang tehnik rehabilitasi
8. Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi bahwa pasien
telah menerima dan memahami pendidikan yang diberikan.

Pendidikan Pasien dan Keluarga meliputi 4 (empat) area fokus yaitu:


1. Pendidikan untuk mendukung keputusan pasien
2. Pendidikan disesuaikan dengan kondisi setiap pasien
3. Pendidikan untuk mendukung perawatan berkesinambungan
4. Bekerjasama dalam memberikan pendidikan

STANDAR PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


A. STANDAR PPK. 1

Puskesmas menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga


dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan.

• Maksud dan tujuan PPK. 1

Puskesmas mendidik pasien dan keluarganya, sehingga mereka mendapat


pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan
keputusan asuhan pasien. Setiap Puskesmas mengembangkan pendidikan ke dalam
proses pelayanan berbasis misi, jenis pelayanan yang diberikan dan populasi pasien.
Pendidikan direncanakan untuk menjamin bahwa setiap pasien diberikan pendidikan
sesuai kebutuhannya.Puskesmas menetapkan bagaimana mengorganisasikan sumber
daya pendidikan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, Puskesmas perlu
menetapkan koordinator pendidikan atau komite pendidikan, menciptakan pelayanan
pendidikan, mengatur penugasan seluruh staf yang memberikan pendidikan secara
terkoordinasi.

B. STANDAR PPK.2

Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-masing pasien dan dicatat di rekam


medis.

• Maksud dan tujuan PPK. 2

Pendidikan berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan spesifik yang dibutuhkan


pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi dalam asuhan dan
asuhan berkelanjutan di rumah.Hal tersebut diatas berbeda dengan alur informasi
pada umumnya antara staf dan pasien yang bersifat informatif tapi bukan bersifat
pendidikan seperti lazimnya.

Untuk memahami kebutuhan masing-masing pasien dan keluarganya, tersedia proses


asesmen untuk mengidentifikasi jenis pembedahan, prosedur invasif lainnya dan
rencana pengobatan, kebutuhan perawat pendamping dan kebutuhan pelayanan
berkelanjutan di rumah setelah pulang. Pengkajian ini memungkinan petugas pemberi
pelayanan merencanakan dan memberikan pendidikan sesuai kebutuhan.

Pendidikan oleh staf Puskesmas diberikan kepada pasien dan keluarganya untuk
membantu keputusan dalam proses pelayanan. Pendidikan yang diberikan sebagai
bagian dari proses memperoleh informed concent untuk pengobatan (misalnya
pembedahan dan anestesi) didokumentasikan di rekam medis.

Sebagai tambahan, bila pasien dan keluarganya secara langsung berpartisipasi dalam
pemberian pelayanan (contoh : mengganti balutan, memberikan makan, memberikan
obat, dan tindakan pengobatan), mereka perlu dididik.

Ketika kebutuhan pendidikan teridentifikasi, dicatat di rekam medis. Hal ini akan
membantu semua petugas pemberi pelayanan berpartisipasi dalam proses pendidikan.
Setiap Puskesmas hendaknya menetapkan lokasi dan format asesmen pendidikan,
perencanaan dan pemberian informasi dalam rekam medis.

Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga

* Maksud dan tujuan PPK 2.1.

Pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan diidentifikasi


dan digunakan untuk membuat perencanaan pendidikan.Ada banyak faktor variabel
untuk apakah pasien dan keluarga mau dan mampu untuk belajar. Jadi, untuk
merencanakan pendidikan maka Puskesmas harus melakukan asesmen :

 a) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga,


 b) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan,
 c) Hambatan emosional dan motivasi
 d) Keterbatasan fisik dan kognitif,
 e) Kesediaan pasien untuk menerima informasi.

C.STANDAR PPK. 3

Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan kebutuhan kesehatan


berkelanjutan dari pasien.

• Maksud dan tujuan PPK. 3

Pasien sering membutuhkan pelayanan tindak lanjut guna memenuhi kebutuhan


kesehatan berkelanjutan atau untuk mencapai sasaran kesehatan mereka.
Informasi kesehatan umum diberikan oleh Puskesmas, atau oleh sumber di
komunitas, dapat dimasukkan bila membuat resume kegiatan harian setelah pasien
pulang, praktik pencegahan yang relevan dengan kondisi pasien atau sasaran
kesehatannya, serta informasi untuk mengatasi penyakit atau kecacatannya yang
relevan dengan kondisi pasien.

Puskesmas mengidentifikasi sumber–sumber pendidikan dan pelatihan yang


tersedia di komunitas.
Khususnya organisasi di komunitas yang memberikan dukungan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, serta bila memungkinkan menjalin kerjasama
berkelanjutan.

D.STANDAR PPK.4

Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan
pelayanan pasien : penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis
yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi.

• Maksud dan tujuan PPK.4

Puskesmas secara rutin memberikan pendidikan pada area yang berisiko tinggi
bagi pasien. Pendidikan mendukung pengembalian fungsi pada level sebelumnya
dan memelihara kesehatan secara optimal.

Puskesmas menggunakan materi dan proses pendidikan pasien yang standar


paling sedikit pada topik-topik di bawah ini :

 Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman (bukan
hanya obat yang diresepkan untuk dibawa pulang), termasuk potensi efek samping
obat.
 Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
 Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya (termasuk obat
yang tidak diresepkan), serta makanan.
 Diet dan nutrisi
 Manajemen nyeri, dan
 Teknik rehabilitasi

E.STANDAR PPK. 5

Metode pendidikan mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan
memperkenankan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga dan staf agar
pembelajaran dapat dilaksanakan.

•Maksud dan tujuan PPK. 5

Pembelajaran akan terlaksana apabila memperhatikan metode yang digunakan untuk


mendidik pasien dan keluarga. Memahami pasien dan keluarga akan membantu
Puskesmas memilih pendidik dan metode pendidikan yang konsisten dengan nilai-nilai
dan pilihan pasien dan keluarganya, serta mengidentifikasi peran keluarga dan metode
pemberian instruksi.

Pasien dan keluarga didorong untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan dengan
memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan mengajukan pertanyaan kepada
staf untuk meyakinkan pemahaman yang benar dan mengantisipasi partisipasi. Staf
mengenali peran penting pasien dalam pemberian pelayanan yang aman, berkualitas
tinggi.

Kesempatan berinteraksi dengan staf, pasien, dan keluarga mengijinkan umpan balik
untuk menjamin bahwa informasi dipahami, bermanfaat, dan dapat
digunakan.Puskesmas memutuskan kapan dan bagaimana pendidikan secara verbal
diperkuat dengan materi secara tertulis untuk meningkatkan pemahaman dan
memberikan rujukan (referensi) pendidikan di masa yang akan datang.
F.STANDAR PPK. 6

Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien berkolaborasi


dalam memberikan pendidikan.

• Maksud dan tujuan PPK. 6

Ketika tenaga kesehatan profesional yang memberi asuhan memahami


kontribusinya satu dan lainnya dalam pemberian pendidikan pasien, maka
kolaborasi mereka akan lebih efektif. Kolaborasi, pada gilirannya dapat membantu
menjamin bahwa informasi yang diterima pasien dan keluarga adalah komprehensif,
konsisten, dan seefektif mungkin.Kolaborasi berdasarkan kebutuhan pasien dan
karenanya mungkin tidak selalu diperlukan.

Pengetahuan tentang subjek yang diberikan, waktu yang tersedia adekuat, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif adalah pertimbangan penting dalam
pendidikan yang efektif.
BAB V
LOGISTIK

Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang ketersediaan
logistik, yang antara lain berupa sarana dan prasarana penunjang kegiatan pendidikan
pasien, form-form pelaporan maupun sarana yang dibutuhkan untuk pencatatan dan
pelaporan hasil kegiatan dan perlu di dukung oleh perencanaan anggaran, supaya logistic
yang dibutuhkan dapat tersedia pada saat dibutuhkan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai berikut:


1. Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien, dengan susunan organisasi sebagai
berikut : Ketua dokter, Anggota : dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian
dantenaga kesehatan lainnya
2. Puskesmas mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang
insiden
3. Puskesmas melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien dinas kesehatan
kabupaten/kotasecara rahasia
4. Puskesmas memenuhi standar keselamatan pasien dan menerapkan tujuh langkahmenuju
keselamatan pasien
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas merupakan panduan yang komprehensif
untuk menujukeselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut secara menyeluruh harus
dilaksanakan oleh setiap puskesmas.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak.Pilih langkah-langkahyang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di
Puskesmas.Bila langkah-langkah ini berhasilmaka kembangkan langkah-langkah yang
belum dilaksanakan.Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas dapat
menambah penggunaan metodametodalainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja.K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan
kesehatan dan cuti sakit.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu pendidikan pasien, maka yang harus dilakukan
adalah:
1. Setiap petugas di puskesmas membuat perencanaan kegiatan dan menyiapkan
materi yang akan diberikan dalam pendidikan pasien pada formulir yang sudah
disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap petugas yang melakukan assessment pada pasien yang membutuhkan
pendidikan pasien sesuai dengan kondisi pasien, latar belakang budaya, pendidikan
dan kognitif pasien
3. Tim Pendidikan Pasien menganalisis hasil kegiatan pada kurun waktu tertentu.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Pendidikan Pasien
merekomendasikan
solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada
Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmasmelakukan evaluasi dan monitoring atas pelaksanaan
kegiatan pendidikan pasien.
BAB IX
PENUTUP

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan
yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhan yang
diterimanya. Dengan partisipasi aktif dari pasien dank el;uarga dalam proses pelayanan
kesehatan diharapkan hasil yang optimal dari setiap upaya kuratif dan rehabilitatif pasien.

KEPALA UPT PUSKESMAS KALIBAGOR

Dr. Fajar Windiyasari DW,MM


Penata TK 1
NIP. 19751126 200701 2 006

Anda mungkin juga menyukai