Pada praktikum akan membahas tentang artificial lift. Dan akan
membahas meliputi pengertian secara umum, tahapan, peralatan yang akan digunakan dalam artificial lift serta mekanisme kerjanya. Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir) dimana metode ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan produksi. Metode artificial lift ini diharapkan memberikan rate yang optimum dengan bantuan tenaga buatan. Intoduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari sucker rod, eletric submersible pump, progressive cavity pump, dan gas lift (continuous dan intermittent). Pada sucker rod, alat ini digunakan apabila suatu sumur minyak sudah tidak dapat lagi mengangkat fluida ke permukaan secara alami. Pada sucker rod, alat ini terdiri atas mesin (prime mover) yang merupakan sumber tenaga utama seluruh peralatan pompa sucker rod dimana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur sucker rod, solar atau listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan, pada permukaan terdapat gear reducer, v-belt, crank shaft, counter balance, crank, pitman, walking beam, horse head, bridle, carrier bar, polished rod clamp, polished rod, stuffingbox, sampson post, saddle bearing equalizer dan brake. Fungsi utama dari peralatan di atas permukaan adalah memindahkan energy atau tenaga dari prime mover ke unit peralatan pompa di dalam sumur, mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi satu gerak bolak-balik naik turun, dan mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah pemompaan (stroke per minute, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan. Sedangkan peralatan pompa di dalam sumur terdiri dari tubing, working barrel, plunger, standing valve, travelling valve, anchor, sucker rod string, dan polished rod. Fungsi peralatan pompa didalam sumur ini adalah untuk membantu menaikkan fluida sumur ke permukaan tubing, Prinsip kerja pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime mover menjadi gerak naik turun oleh sistem pitmen-crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakkan plunger melalui rangkaian rod. Pada saat up stroke plunger bergerak keatas menyebabkan tekanan di bawah turun karena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, akibatnya standing valve terbuka dan minyak masuk ke dalam barrel. Sedangkan pada saat down stroke, beban fluida yang ada di dalam barrel dan tekanan yang diakibatkan oleh naiknya plunger.maka standing valve menutup sedangkan travelling valve pada plunger terbuka akibat tekanan minyak yang tidak di dalam barrell, selanjutnya pada saat up stroke maksimum minyak akan dipindahkan ke dalam tubing. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat mengalir ke permukaan. Keuntungan penggunaan sucker rod pump, antara lain lebih efisien dan dipakai pada sumur dangkal kurang dari 200 meter, serta kerja pompa dapat dianalisa dengan dinamometer dan well sounded device. Sedangkan kerugiannya, antara lain memerlukan tempat yang luas, dan adanya gas dalam sumur produksi dapat menyebabkan gas lock. Gas lift didefinisikan sebagai proses pengangnkatan fluida dari sumur dengan cara menginjeksikan gas dengan jumlah yang tinggi ke dalam lubang sumur sehingga memenuhi kolom fluida di dalamnya sehingga minyak mentah dapat diangkat ke atas permukaan. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam annlus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian ke dalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. sehingga tekanan reservoir mampu mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi produksi dipermukaan. Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada cara-cara pengurangan gradient fluida, pengembangan daripada gas yang diinjeksikan, dan pendorongan fluida oleh gas. Secara umum prosesnya bias adalah cairan yang ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya permukaan cairan sekarang berada di bawah valve, pada saat ini valve yang pertama membuka sehingga gas akan masuk lewat tubing, sehingga densitas minyak turun, akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak dapat diangkat ke atas. Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi menjadi dua yaitu continuous gas lift dan intermittent gas lift. Screening criteria untuk continuous gas lift adalah untuk GLR < 2000 scf/bbl, dan untuk intermittent gas lift adalah untuk GLR 2000-5000 scf/bbl. Peralatan gas lift untuk menunjang sistem pengangkatan minyak dengan menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur terdiri atas dua kelompok besar, yaitu peralatan di atas permukaan (wellhead gas lift x-mas tree, station compresor gas, stasiun distribusi dan alat-alat kontrol seperti choke control, regulator, time cycle controller) dan peralatan bawah permukaan yang terdiri dari (kamar akumulasi, pinhole collar dan valve gas lift). Operating Valve mempunyai fungsi digunakan untuk menginjeksikan gas ke dalam tubing pada gas lift minyak dapat diproduksikan. Dan mekanisme dari Operating Valve-nya sendiri adalah katup ini selalu tebuka sehingga injeksi gas akan terjadi secara continous melewati katup ini. Gas injeksi akan masuk ke dalam dome, sehingga stem dan port akan terangkat ke atas dan sprend akan terbuka sehingga gas dapat masuk ke dalam tubing. Gas Lift Mandrel berfungsi sebagai tempat memasang valve Gas Lift, pada dinding tubing, mekanisme alat ini sudah di setting di permukaan sebelum metode Gas Lift dilaksanakan, saat gas lift diterapkan pada mandrel ini akan ditempatkan valve gas lift. Valve gas lift dipasang melalui wireline. Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat dengan porosnya dihubungkan dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunakan tenaga listrik yang disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari power plant lapangan. ESP umumnya dipakai pada pemboran lepas pantai sumur- sumur miring, laju produksi besar, GOR rendah, viskositas tinggi dan dapat dipakai untuk injeksi air dengan syarat impeller tinggi. Prinsip kerja ESP adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolis yang menghasilkan tenaga hidrolis dengan cara memutar cairan yang melalui impeller pompa. ESP terdiri dari beberapa komponen utama yang terdiri atas Switchboard, junction box, transformer, tubing head, dan drum. Switchboard berfungsi sebagai control dipermukaan guna melindungi peralatan-peralatan bawah permukaan. Alat ini merupakan gabungan dari starter, upperload and underload protection dan recorder instrument yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan. Junction box adalah kotak yang terletak antara switchboard dan well head. Fungsinya untuk menghubungkan kabel switchboard dengan kabel dari well head. Transformer digunakan untuk mengubah tegangan (voltage) sumber arus (generator) menjadi tegangan yang sesuai dengan operating voltage motor di bawah permukaan. Tubing head pada pompa sentrifugal memiliki sedikit perbedaan dengan tubing head biasa, perbedaannya terutama terletak pada adanya kabel yang melalui tubing head. Drum dipakai sebagai tempat menggulung kabel apabila pompa sedang dicabut. Pada Progressive Cavity Pump bekerja dengan mengandalkan 2 elemen utama, yaitu rotor dan stator. PCP Stator mempunyai fungsi Sebagai seal rotor (wadah rotor), mekanismenya Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake, dan protector). PCP Rotor mempunyai fungsi Sebagai penggerak PCP, mekanismenya yaitu berputar secara eksentrik didalam double internal helical gear (stator). Keduanya sama – sama memiliki minor dan major diameter. Hasil observasi pada studio peragaan peralatan produksi meliputi ukuran dari alat-alat pada artificial lift, yaitu ESP pump, side pocket mandrel, rod pump (plunger assembly), PCP pump, dan gas lift valve. ESP pump terdiri dari beberapa stage. Satu stage terdiri dari satu diffuser dan satu impeller. Pompa ESP ini dipakai jika production index rendah. Susunan dari ESP pump sendiri secara berurutan dari atas ke bawah antara lain pump, intake, protector dan motor. Mekanisme ESP pump adalah fluida masuk ke intake, kemudian impeller dan diffuser mengubah gaya kinetik dari jalannya pompa menjadi gaya potensial sehingga fluida dapat naik ke atas. Peralatan selanjutnya yang di observasi adadalah gas lift valve. Terdapat dua jenis katup pada gas lift valve antara lain unloading valve dan operating valve. Fungsi dari unloading valve adalah untuk mengeluarkan killing fluid yang diinjeksikan, sedangkan operating valve berfungsi memproduksi fluida hidrokarbon. Kemudian peralatan yang diobservasi selanjutnya adalah side pocket mandrel. Fungsi dari alat ini adalah sebagai dudukan atau tempat dipasang nya valve gas lift. Mekanisme dari alat ini adalah side pocket mandrel ini dipasang (disambung) diantara tubing untuk tempat dudukan dan mengalirkan gas. Peralatan selanjutnya adalah rod pump (plunger assembly). Fungsi dari alat ini adalah untuk mengangkat fluida dari dasar sumur ke kolom tubing hingga sampai ke permukaan. Mekanisme dari alat ini yakni pada saat plunger naik, travelling valve naik dan fluida yang terangkat tidak dapat turun kembali, sedangkan saat plunger turun, travelling valve juga turun kemudian fluida masuk ke dalam intake. Plunger tersebut dapat mengangkat fluida sampai pada level dimana fluida dapat terangkat dengan sendirinya dengan tenaga sumur. Susunan dari plunger assembly ini dari bawah ke atas secara berurutan antara lain plug seat, ball seat, cage closed plunger, plunger, coupling (top plunger), rod valve, dan valve rod. Peralatan selanjutnya adalah PCP pump. Fungsi dari alat ini hampir sama seperti ESP yang membedakan hanya PCP menggunakan motor dan stator tetapi pada intinya adalah berfungsi untuk mengangkat fluida yang tidak sampai ke permukaan. Susunan PCP pump dari luar ke dalam secara berurutan adalah stator, elastomer, dan rotor. Rotor akan memutar terus-menerus hingga fluida akan terangkat ke permukaan akibat dari gaya yang dihasilkan ulir pada rotor. Yang paling sering terjadi dalam penggunaan PCP pump adalah sering patahnya rotor dikarenakan apabila jenis fluida yang terangkat terlalu berat.