Anda di halaman 1dari 5

4.4.

PEMBAHASAN

Pada praktikum akan membahas tentang artificial lift. Dan akan


membahas meliputi pengertian secara umum, tahapan, peralatan yang akan
digunakan dalam artificial lift serta mekanisme kerjanya.
Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara
mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)
dimana metode ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu
lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan
produksi.
Metode artificial lift ini diharapkan memberikan rate yang optimum
dengan bantuan tenaga buatan. Intoduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari
sucker rod, eletric submersible pump, progressive cavity pump, dan gas lift
(continuous dan intermittent). Pada sucker rod, alat ini digunakan apabila suatu
sumur minyak sudah tidak dapat lagi mengangkat fluida ke permukaan secara
alami.
Pada sucker rod, alat ini terdiri atas mesin (prime mover) yang merupakan
sumber tenaga utama seluruh peralatan pompa sucker rod dimana bahan bakarnya
dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur sucker rod, solar atau listrik
tergantung pada jenis mesin yang digunakan, pada permukaan terdapat gear
reducer, v-belt, crank shaft, counter balance, crank, pitman, walking beam, horse
head, bridle, carrier bar, polished rod clamp, polished rod, stuffingbox, sampson
post, saddle bearing equalizer dan brake. Fungsi utama dari peralatan di atas
permukaan adalah memindahkan energy atau tenaga dari prime mover ke unit
peralatan pompa di dalam sumur, mengubah gerak berputar dari prime mover
menjadi satu gerak bolak-balik naik turun, dan mengubah kecepatan putar prime
mover menjadi suatu langkah pemompaan (stroke per minute, SPM) yang sesuai
atau yang diinginkan. Sedangkan peralatan pompa di dalam sumur terdiri dari
tubing, working barrel, plunger, standing valve, travelling valve, anchor, sucker
rod string, dan polished rod. Fungsi peralatan pompa didalam sumur ini adalah
untuk membantu menaikkan fluida sumur ke permukaan tubing, Prinsip kerja
pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime mover menjadi gerak
naik turun oleh sistem pitmen-crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh
horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakkan
plunger melalui rangkaian rod. Pada saat up stroke plunger bergerak keatas
menyebabkan tekanan di bawah turun karena tekanan dasar sumur lebih besar dari
tekanan dalam pompa, akibatnya standing valve terbuka dan minyak masuk ke
dalam barrel. Sedangkan pada saat down stroke, beban fluida yang ada di dalam
barrel dan tekanan yang diakibatkan oleh naiknya plunger.maka standing valve
menutup sedangkan travelling valve pada plunger terbuka akibat tekanan minyak
yang tidak di dalam barrell, selanjutnya pada saat up stroke maksimum minyak
akan dipindahkan ke dalam tubing. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang,
sehingga minyak dapat mengalir ke permukaan. Keuntungan penggunaan sucker
rod pump, antara lain lebih efisien dan dipakai pada sumur dangkal kurang dari
200 meter, serta kerja pompa dapat dianalisa dengan dinamometer dan well
sounded device. Sedangkan kerugiannya, antara lain memerlukan tempat yang
luas, dan adanya gas dalam sumur produksi dapat menyebabkan gas lock.
Gas lift didefinisikan sebagai proses pengangnkatan fluida dari sumur
dengan cara menginjeksikan gas dengan jumlah yang tinggi ke dalam lubang
sumur sehingga memenuhi kolom fluida di dalamnya sehingga minyak mentah
dapat diangkat ke atas permukaan. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi ke dalam annlus (ruang antara tubing dan casing), dan
kemudian ke dalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi yang
mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. sehingga tekanan
reservoir mampu mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
produksi dipermukaan. Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada
cara-cara pengurangan gradient fluida, pengembangan daripada gas yang
diinjeksikan, dan pendorongan fluida oleh gas. Secara umum prosesnya bias
adalah cairan yang ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya
permukaan cairan sekarang berada di bawah valve, pada saat ini valve yang
pertama membuka sehingga gas akan masuk lewat tubing, sehingga densitas
minyak turun, akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak dapat diangkat ke
atas. Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi menjadi dua yaitu
continuous gas lift dan intermittent gas lift. Screening criteria untuk continuous
gas lift adalah untuk GLR < 2000 scf/bbl, dan untuk intermittent gas lift adalah
untuk GLR 2000-5000 scf/bbl. Peralatan gas lift untuk menunjang sistem
pengangkatan minyak dengan menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur
terdiri atas dua kelompok besar, yaitu peralatan di atas permukaan (wellhead gas
lift x-mas tree, station compresor gas, stasiun distribusi dan alat-alat kontrol
seperti choke control, regulator, time cycle controller) dan peralatan bawah
permukaan yang terdiri dari (kamar akumulasi, pinhole collar dan valve gas lift).
Operating Valve mempunyai fungsi digunakan untuk menginjeksikan gas
ke dalam tubing pada gas lift minyak dapat diproduksikan. Dan mekanisme dari
Operating Valve-nya sendiri adalah katup ini selalu tebuka sehingga injeksi gas
akan terjadi secara continous melewati katup ini. Gas injeksi akan masuk ke
dalam dome, sehingga stem dan port akan terangkat ke atas dan sprend akan
terbuka sehingga gas dapat masuk ke dalam tubing.
Gas Lift Mandrel berfungsi sebagai tempat memasang valve Gas Lift, pada
dinding tubing, mekanisme alat ini sudah di setting di permukaan sebelum metode
Gas Lift dilaksanakan, saat gas lift diterapkan pada mandrel ini akan ditempatkan
valve gas lift. Valve gas lift dipasang melalui wireline.
Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat dengan porosnya
dihubungkan dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunakan tenaga
listrik yang disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari
power plant lapangan. ESP umumnya dipakai pada pemboran lepas pantai sumur-
sumur miring, laju produksi besar, GOR rendah, viskositas tinggi dan dapat
dipakai untuk injeksi air dengan syarat impeller tinggi. Prinsip kerja ESP adalah
berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak
lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolis yang menghasilkan tenaga hidrolis
dengan cara memutar cairan yang melalui impeller pompa.
ESP terdiri dari beberapa komponen utama yang terdiri atas Switchboard,
junction box, transformer, tubing head, dan drum. Switchboard berfungsi sebagai
control dipermukaan guna melindungi peralatan-peralatan bawah permukaan. Alat
ini merupakan gabungan dari starter, upperload and underload protection dan
recorder instrument yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan.
Junction box adalah kotak yang terletak antara switchboard dan well head.
Fungsinya untuk menghubungkan kabel switchboard dengan kabel dari well head.
Transformer digunakan untuk mengubah tegangan (voltage) sumber arus
(generator) menjadi tegangan yang sesuai dengan operating voltage motor di
bawah permukaan. Tubing head pada pompa sentrifugal memiliki sedikit
perbedaan dengan tubing head biasa, perbedaannya terutama terletak pada adanya
kabel yang melalui tubing head. Drum dipakai sebagai tempat menggulung kabel
apabila pompa sedang dicabut.
Pada Progressive Cavity Pump bekerja dengan mengandalkan 2 elemen
utama, yaitu rotor dan stator. PCP Stator mempunyai fungsi Sebagai seal rotor
(wadah rotor), mekanismenya Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah
menjadi tenaga putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft)
yang berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling
berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake, dan protector). PCP
Rotor mempunyai fungsi Sebagai penggerak PCP, mekanismenya yaitu berputar
secara eksentrik didalam double internal helical gear (stator). Keduanya sama –
sama memiliki minor dan major diameter.
Hasil observasi pada studio peragaan peralatan produksi meliputi ukuran
dari alat-alat pada artificial lift, yaitu ESP pump, side pocket mandrel, rod pump
(plunger assembly), PCP pump, dan gas lift valve.
ESP pump terdiri dari beberapa stage. Satu stage terdiri dari satu diffuser
dan satu impeller. Pompa ESP ini dipakai jika production index rendah. Susunan
dari ESP pump sendiri secara berurutan dari atas ke bawah antara lain pump,
intake, protector dan motor. Mekanisme ESP pump adalah fluida masuk ke intake,
kemudian impeller dan diffuser mengubah gaya kinetik dari jalannya pompa
menjadi gaya potensial sehingga fluida dapat naik ke atas.
Peralatan selanjutnya yang di observasi adadalah gas lift valve. Terdapat
dua jenis katup pada gas lift valve antara lain unloading valve dan operating
valve. Fungsi dari unloading valve adalah untuk mengeluarkan killing fluid yang
diinjeksikan, sedangkan operating valve berfungsi memproduksi fluida
hidrokarbon.
Kemudian peralatan yang diobservasi selanjutnya adalah side pocket
mandrel. Fungsi dari alat ini adalah sebagai dudukan atau tempat dipasang nya
valve gas lift. Mekanisme dari alat ini adalah side pocket mandrel ini dipasang
(disambung) diantara tubing untuk tempat dudukan dan mengalirkan gas.
Peralatan selanjutnya adalah rod pump (plunger assembly). Fungsi dari
alat ini adalah untuk mengangkat fluida dari dasar sumur ke kolom tubing hingga
sampai ke permukaan. Mekanisme dari alat ini yakni pada saat plunger naik,
travelling valve naik dan fluida yang terangkat tidak dapat turun kembali,
sedangkan saat plunger turun, travelling valve juga turun kemudian fluida masuk
ke dalam intake. Plunger tersebut dapat mengangkat fluida sampai pada level
dimana fluida dapat terangkat dengan sendirinya dengan tenaga sumur. Susunan
dari plunger assembly ini dari bawah ke atas secara berurutan antara lain plug
seat, ball seat, cage closed plunger, plunger, coupling (top plunger), rod valve,
dan valve rod.
Peralatan selanjutnya adalah PCP pump. Fungsi dari alat ini hampir sama
seperti ESP yang membedakan hanya PCP menggunakan motor dan stator tetapi
pada intinya adalah berfungsi untuk mengangkat fluida yang tidak sampai ke
permukaan. Susunan PCP pump dari luar ke dalam secara berurutan adalah stator,
elastomer, dan rotor. Rotor akan memutar terus-menerus hingga fluida akan
terangkat ke permukaan akibat dari gaya yang dihasilkan ulir pada rotor. Yang
paling sering terjadi dalam penggunaan PCP pump adalah sering patahnya rotor
dikarenakan apabila jenis fluida yang terangkat terlalu berat.

Anda mungkin juga menyukai