Askeb HPP Primer
Askeb HPP Primer
Disusun oleh :
ANGGIA SA
04610007
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehentif 2
jam pp dengan HPP
1.2.2 Tujuan Khusus
1. mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data
2. mahasiswa mampu menginterpretasikan data
3. mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial
4. mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan segera
5. mahasiswa mampu menyusun dan membut intervensi sesuai dengan
diagnosa dan masalah yang ada
6. mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang telah dibuat
7. mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi atas intervensi yang telah
dilakukan
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Warna hitam, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan.
Mata : konjungtiva = agak pucat, seklera tidak ikterus,
bentuk simetris.
Gigi dan Mulut : Lidah bersih, bibir agak kuning, gigi tidak ada
karises.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid vena jugularis.
Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada : Payudara membesar, papila mamae menononjol, ada
hiperpigmentasi pada areula, ASI belum keluar.
Abdomen : Tidak ada bekas operasi.
Genetalia : Tidak odema, Tidak ada varices, lochea rubra..
Ekstremitas : Tidak odema, Tidak ada varices.
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid vena
jugularis.
Payudara : Tidak ada benjolan / masa, tidak nyeri, ASI belum
keluar.
Abdomen : TFU : 2 jari bawah pusat
UC : baik
Auskultasi
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Antropometri
BB : 3000 gr
PB : 45 cm
Lira : 33
Diameter kepala
CFU : 34 cm
CMO : 35 cm
SOB : 9,5 cm
SMB : 34 cm
FO : 12 cm
MO : 14 cm
Do :
TFU : 2 jari bawah pusat
UC : Baik
Ku : agak pucat
Kesadaran. Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
Lochea rubra
V. INTERVENSI
Diagnosa / Intervensi Rasional
Masalah
Dx : Tujuan :
2 jam post Masa nifas berjalan dengan
partum dengan normal
HPP primer.
Kriteria hasil
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
Perdarahan
Intervensi
1. Observasi TTV 1. Dapat segera
mendetekai keadaan yang
abnormal
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam Diagnosa / Masalah Implementasi
16 -10 - 2007 Dx : 1. Mengobservasi TTV
05 – 15 WIB 2 jam post partum Hasil : TD : 110/70 mmHg N/S :
dengan HPP primer. 80/36,50C, RR : 20 x/menit
2. Mengobservasi TFU, dan
kontraksi uterus
Hasil :
TFU : 2 jari bawah pusat
UK : Baik
3. Memasang infus
Hasil :
infus sudah terpasang, cairan infus
sudah masuk.
VII. EVALUASI
Tanggal/jam Diagnosa / Masalah EVALUASI
16 -10 - 2007 Dx : S:
05 – 15 WIB 2 jam post partum Ibu mengatakan darahnya sudah tidak
dengan HPP primer. sur-sur lagi
O:
Perdarahan berhenti
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,50C
RR : 20 x/menit
Colostrum : keluar
TFU : 2 jari bawah pusat
UC : Baik
Lochea : rubra
A:
Ny. “M” 2 jam Post partum
P:
Melanjutkan ooservasi
- Observasi TTV
- Observasi TFU, UC
BAB 4
PEMBAHASAN
Perdarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa
24 jam setelah anak lahir. Di dalam teori disebutkan perdarahan post partum dibagi atas
dua bagian :
a. Perdarahan post partum primer (ealry post partum hemorrhage) yang terjadi 24 jam
pertama setelah bayi lahir.
b. Perdarahan post partum skunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi setelah
24, jam biasanya antara hari ke-5 sampai 15 poest partum.
Dalam kasus Ny. “M” P1001 2 jam post partum mengalami perdarahan post
partum primer.
Setelah dilakukan intervensi sebagai berikut : observasi TTV, observasi TFU dan
kontraksi, memasang infus, memeriksa ulang kelengkapan plasenta, memeriksa ulang
kemungkinan robekan serviks, vagina dan perineum, memberikan injeksi
metergin,mengajurkan ibu untuk segera menyusui.perdarahan berhenti dan Ny. “M”
tidak sampai mengalami syok.
BAB 5
PENUTUP
I. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “M” P1001 2 jam post partum
mengalami perdarahan post partum primer, dan dilakukan intervensi sebagai berikut : :
observasi TTV, observasi TFU dan kontraksi, memasang infus, memeriksa ulang
kelengkapan plasenta, memeriksa ulang kemungkinan robekan serviks, vagina dan
perineum, memberikan injeksi metergin,mengajurkan ibu untuk segera menyusui
perdarahan Ny. “M” berhenti.
II. Saran
- Pelayan Kesehatan
Suatu pelayan kesehatan pasti ada beberapa fasilitas yang bisa mendukung
terlaksananya kegiatan pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
- Institusi Akademik
Sebaiknya disuatu institusi pendidikan khususnya kesehatan sudah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana laboratorium untuk mendukung pembelajaran.
- Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya memanfaatkan semua sarana yangada baik di institusi
ataupun saat dilahan praktik untuk mengasah ketrampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, 1998 Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi 2
Jilid I, Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP – SP.