Anda di halaman 1dari 12

Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.10 No.

1/April 2017 p-ISSN : 1979-8164


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica e-ISSN : 2541-593X

Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit dan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhinya Pada Unit Usaha Batanghari di PTPN VI Jambi

Samuel Bindrianes*
Nida Kemala **
Rizki Gemala Busyra**
*Alumnus Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Batang Hari
**Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Batang Hari

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran kegiatan usahatani kelapa sawit pada
Unit Usaha Batanghari di PTPN VI Jambi, gambaran produktivitas tenaga kerja panen kelapa
sawit, gambaran faktor (umur, lama pendidikan, masa kerja, jarak tempuh, jumlah tanggungan
keluarga dan status tenaga kerja) yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen kelapa
sawit, dan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap produktivitas tenaga kerja panen kelapa
sawit. Jumlah tenaga kerja panen dalam penelitian ini sebanyak 31 responden, dengan metode
pengumpulan data yang digunakan dengan metode survey. Untuk menguji pengaruh faktor-
faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen menggunakan metode regresi
linier berganda. Kemudian dilakukan metode yang meliputi uji hipotesis, uji F, uji t, analisis
koefisien determinasi (R2) dan untuk menganalisa data menggunakan software SPSS versi 16.0.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independent (umur, lama pendidikan, masa
kerja, jarak tempuh, jumlah tanggungan keluarga dan status tenaga kerja) secara simultan tidak
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja panen dan secara partial variabel independent
(status tenaga kerja) mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen sedangkan umur, lama
pendidikan, masa kerja, jarak tempuh, jumlah tanggungan keluarga tidak mempngaruhi
produktivitas tenaga kerja panen kelapa sawit.

Kata Kunci: Produktifitas, Tenaga Kerja, Kelapa Sawit

Abstract
This research was conducted at Batanghari Business Unit at PTPN VI Jambi which has the highest
productivity compared to other business units. In this study, what will be examined is how to
describe the activities of oil palm farming in Batanghari Business Unit in PTPN VI Jambi, how to
describe the productivity of labor of palm oil harvest, how to describe factors (age, length of
education, length of service, and labor status) affecting the productivity of the palm oil harvesting
labor and whether there are any influence of these factors on labor productivity of oil palm crops..
Number of labor harvest in this research counted 31 respondents, with data collection method used
by survey method. To test the influence of factors affecting labor productivity of harvest using
multiple linear regression method. Then performed a method that includes hypothesis testing, F
test, t test, determination coefficient analysis (R2) and to analyze data using SPSS software version
16.0. From the result of research indicate that independent variable (age, duration of education,
work period, distance, number of dependent of family and labor status) simultaneously have no
effect on labor productivity of harvest and partially independent variable (labor status) influence
labor productivity harvest while the age, length of education, length of service, mileage, number of
family dependents do not affect the productivity of the palm oil harvest workforce.

Keyword: Produktivity, Employee, Palm Oil

74
PENDAHULUAN dibandingkan dengan komoditas
Pembangunan nasional suatu bangsa perkebunan lainnya. Hingga saat ini
yang bertitik berat pada bidang kelapa sawit telah diusahakan dalam
ekonomi akan dapat berlangsung dalam bentuk perkebunan dan pabrik
jangka panjang dan makin lama makin pengolahan kelapa sawit hingga
maju jika dipenuhinya sejumlah syarat menjadi minyak dan produk
pokok, diantaranya dua syarat pokok turunannya. Dengan demikian, kelapa
yang penting, yaitu: (1) sumber daya sawit memiliki arti penting bagi
manusia yang cukup banyak dan perekonomian di Indonesia (Fauzi,
mempunyai kemampuan dan semangat 2012).
kerja yang cukup besar, yang Sebagai salah satu subsektor yang
menggerakkan secara terpadu dan penting dalam sektor pertanian,
serasi semua kegiatan guna mengolah subsektor perkebunan secara
dan memanfaatkan sumber daya yang tradisional mempunyai kontribusi yang
ada dalam proses pembangunan, (2) signifikan terhadap perekonomian
pasar yang cukup besar untuk menjual Indonesia. Sektor ini mampu
barang dan jasa yang dihasilkan dalam memberikan kontribusi penyediaan
pembangunan (Soekartawi, 1987). lapangan pekerjaan yang cukup
Dalam perekonomian Indonesia signifikan. Bukan hanya itu, subsektor
komoditas kelapa sawit memegang perkebunan juga merupakan salah satu
peranan yang cukup strategis karena subsektor yang mempunyai kontribusi
hasil dari komoditas ini yang terus penting dalam hal penciptaan nilai
meningkat sehingga mempunyai tambah yang tercermin dan
prospek yang cerah sebagai sumber kontribusinya terhadap Produk
devisa. Kelapa sawit merupakan Domestik Bruto (PDB).
tanaman yang potensial, potensi ini Perkebunan kelapa sawit di Jambi
terletak pada keragaman kegunaan terdiri dari perkebunan rakyat,
minyak sawit. Minyak sawit disamping perkebunan swasta, dan perkebunan
digunakan sebagai bahan mentah milik pemerintah. Salah satu
industri pangan, dapat pula digunakan perkebunan kelapa sawit milik
sebagai bahan mentah industri non pemerintah adalah PTPN VI yang
pangan. membawahi 10 Unit Usaha. Dalam
Kelapa sawit yang merupakan beberapa tahun terakhir Unit Usaha
komoditas perkebunan unggulan dan PTPN VI banyak mengalami perubahan
utama di Indonesia. Tanaman yang seperti penambahan dan pengurangan
produk utamanya terdiri dari minyak luas areal yang mempengaruhi
sawit (CPO) dan minyak inti sawit produksi dan produktivitas kelapa
(KPO) ini memiliki nilai ekonomis tinggi sawit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dan menjadi salah satu penyumbang pada Tabel 1.
devisa negara yang terbesar

75
Tabel 1. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Unit Usaha PTPN VI
2015 2016
N Luas Produktivita Luas Produktivita
Unit Usaha Produksi Produksi
o Areal s Areal s
(kg) (kg)
(ha) (kg/ha) (ha) (kg/ha)
1 Ophir 2.619,00 59.092.000 22.563 3.186,00 72.731.510 22.828
2 Bunut 1.181,95 21.936.000 18.560 1.526,49 23.858.000 15.629
Tanjung
3 1.832,50 26.710.000 14.576 1.001,40 15.380.000 15.358
Lebar
4 Rimdu 3.270,00 87.255.000 26.683 3.270,00 71.220.300 21.780
5 Rimsa 3.476,70 95.332.000 27.420 3.476,70 86.396.000 24.850
Batangha 2.025,0 61.338.00 2.025,0 61.844.00
6 30.290 30.540
ri 0 0 0 0
Durian
7 4.476,00 94.625.000 21.140 4.476,00 79.437.000 17.747
Luncuk
Solok
8 3.567,00 72.785.000 20.405 3.567,00 63.354.000 17.761
Selatan
Pangkalan
9 Lima 1.366,00 26.479.000 19.384 1.366,00 25.166.000 18.423
Puluh Kota
Bukit
10 538,90 6.210.000 11.523 920,00 7.165.842 7.789
Cermin
Sumber : Capaian Produksi PTPN VI tahun 2015 – 2016

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tenaga kerja pemanen rendah, maka
pada Tahun 2015 – 2016 Unit Usaha produksi akan menurun dan target
Batanghari tidak ada perubahan luas perusahaan akan sulit tercapai,
areal namun mengalami peningkatan sehingga perusahaan akan berupaya
jumlah produktivitas dan jika dilihat mendorong produktivitas tenaga kerja
secara keseluruhan Unit Usaha yang yang dimilikinya. Sehingga penting
ada ternyata Unit Usaha Batanghari untuk mengetahui apa saja faktor-
mempunyai jumlah produktivitas yang faktor yang mempengaruhi
paling tinggi. produktivitas tenaga kerja panen
Perusahaan selalu berusaha kelapa sawit pada Unit Usaha
mendorong produktivitas tenaga kerja Batanghari di PTPN VI Jambi.
untuk mencapai target yang ditetapkan.
Produktivitas kerja adalah kemampuan METODOLOGI PENELITIAN
menghasilkan barang atau jasa dari Ruang lingkup penelitian ini
suatu tenaga kerja manusia, mesin atau difokuskan pada tingkat produktivitas
faktor produksi lainnya, dihitung tenaga kerja panen kelapa sawit dan
berdasarkan waktu rata-rata dari subyek yang diteliti adalah gambaran
tenaga tersebut dalam proses produksi tentang kegiatan usahatani kelapa sawit
(Sumarsono, 2009). pada Unit Usaha Batanghari di PTPN VI
Tenaga kerja pemanen yang Jambi, gambaran produktivitas tenaga
produktif dapat dilihat dari pencapaian kerja panen kelapa sawit, faktor umur,
target yang telah ditetapkan lama pendidikan, masa kerja, jarak
perusahaan atau selisih antara hasil tempuh, jumlah tanggungan keluarga
yang diperoleh dengan basis tugas yang dan status tenaga kerja yang
telah ditetapkan perusahaan. Jika mempengaruhi produktivitas tenaga
produktivitas tenaga kerja pemanen kerja panen kelapa sawit, serta
baik, maka produksi perusahaan akan pengaruh faktor-faktor tersebut
meningkat dan target perusahaan dapat terhadap produktivitas tenaga kerja
tercapai. Sebaliknya, jika produktivitas panen kelapa sawit.
76
Metode yang digunakan dalam lokasi penelitian menurut Aroef (1985),
penelitian ini adalah metode survey. produktivitas tenaga kerja adalah hasil
Data yang dikumpulkan dalam produksi persatuan waktu yang dapat
penelitian ini bersumber dari data dirumuskan sebagai berikut :
primer dan data sekunder. Data primer Produktivitas Tenaga Kerja Panen
diperoleh dari responden melalui =
Hasil Produksi (kg)

wawancara dengan menggunakan Satuan Waktu (hari)

daftar quesioner yang telah disusun Selanjutnya untuk menguji faktor-


sesuai dengan tujuan penelitian dan faktor yang mempengaruhi
berdasarkan pengamatan dilapangan. produktivitas tenaga kerja panen
Sedangkan data sekunder diperoleh digunakan uji hipotesis (Husaini, 2008)
dari perusahaan yang berhubungan dengan metode persamaan regresi
dengan kegiatan penelitian. linier berganda.
Pengambilan sampel pemanen Dalam penelitian ini juga akan
kelapa sawit dengan menggunakan dilakukan uji Fhitung untuk mengetahui
metode simple random sampling, yaitu signifikan pengaruh variabel bebas
pengambilan sampel sedemikian rupa (independen variabel = Xi) terhadap
sehingga tiap unit penelitian atau variabel terikat (dependen variabel = Y)
elemen yang terdiri dari populasi secara bersama-sama atau pengujian
memiliki kesempatan yang sama untuk kesesuaian model. Pengujian ini
dipilih sebagai sampel. Menurut digunakan untuk memperkirakan
Winarno (1994), mengemukakan apakah variabel tidak bebas (dependen
bahwa untuk pedoman umum saja variabel = Y) bekolerasi/ berhubungan
dapat dikatakan bahwa bila populasi secara linier terhadap variabel
cukup homogen terhadap populasi (independen variabel =Xi) secara
dibawah 100 dapat dipergunakan bersama-sama (Sudjana, 1992).
sampel sebesar 50%, dan apabila Pengujian terhadap masing-masing
populasi diatas 100 dapat diambil parameter ditujukan untuk mengetahui
sampel sebesar 15%. Berdasarkan apakah masing-masing variabel bebas
pendapat Winarno maka diambil (independen variabel = Xi) secara
sampel sebesar 15% dan sebaiknya individu berpengaruh terhadap variabel
untuk sampel manusia diatas 30, maka tidak bebas (dependen variabel = Y)
sampel yang diambil adalah 31 orang (Sudjana, 1992). Pengujiannya
(24%) dari total tenaga kerja panen dilakukan dengan menggunakan uji
(130). thitung sebagai berikut :
𝑏
Penelitian ini menggunakan thitung = 𝑖
𝑆(𝑏𝑖 )
metode deskriptif analitis yaitu metode Dimana :
dalam penelitian suatu kelompok 𝑏𝑖 : koefisien regresi
manusia, suatu objek, suatu kondisi, 𝑆(𝑏𝑖 ) : standar deviasi
suatu sistem, pemikiran ataupun suatu n : jumlah sampel
klasifikasi peristiwa pada masa k : konstanta
sekarang (Nazir, 1983). Hipotesis statistik yang diuji :
Selain metode deskriptif analitis H0 : bi = 0. terima H0, artinya bahwa
yang dilaksanakan dengan studi kasus, tidak ada pengaruh antara variabel
penelitian ini juga menggunakan bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
metode analisis statistik induktif yaitu Ha : bi ≠ 0. tolak Ha, artinya bahwa
suatu analisis data spesifik sehingga terdapat pengaruh antara variabel
dapat memberikan hasil yang bersifat bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
umum. Kriteria pengujiannya adalah :
Untuk mengetahui tingkat H0 diterima jika thitung ≤ ttabel berarti
produktivitas tenaga kerja panen di tidak ada pengaruh antara variabel
77
bebas (independen variabel = X) HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap variabel tidak bebas Identitas Tenaga Kerja Panen Kelapa
(dependen variabel = Y). Sawit
Ha ditolak jika thitung > ttabel berarti ada Identifikasi tenaga kerja panen
pengaruh antara variabel bebas kelapa sawit merupakan latar belakang
(independen variabel = X) terhadap dari pemanen. Dengan mengetahui
variabel tidak bebas (dependen keadaan pemanen kelapa sawit, kita
variabel = Y). dapat mengetahui perbedaan masing-
Beberapa konsepsi dan pengukuran masing seperti umur, lama pendidikan,
variabel dalam penelitian ini adalah masa kerja, jarak tempuh, jumlah
sebagai berikut : tanggungan keluarga dan status tenaga
1. Gambaran kegiatan perusahaan kerja.
adalah kegiatan untuk kelapa sawit Umur pemanen kelapa sawit
dari aspek hulu, produksi dan hilir mempengaruhi kemampuan fisik dalam
2. Responden adalah tenaga kerja memanen Tandan Buah Segar (TBS)
panen kelapa sawit yang bekerja di kelapa sawit. Semakin tinggi umur
PTPN VI Unit Usaha Batanghari pemanen akan semakin rendah pula
Kabupaten Muaro Jambi. kemampuannya untuk bekerja dalam
3. Produktivitas tenaga kerja panen menghasilkan TBS.
pada perkebunan kelapa sawit Lama pendidikan akan berpengaruh
adalah kemampuan pemanen untuk terhadap cara berpikir dalam
menghasilkan jumlah Tandan Buah pengambilan keputusan serta perilaku
Segar (TBS) yang dapat diperoleh pemanen kelapa sawit. Pemanen kelapa
pemanen setiap harinya (kg/hari). sawit yang menempuh pendidikan
4. Umur adalah usia responden saat tinggi maka cara berpikirnya akan lebih
penelitian dilakukan (tahun). maju, dengan demikian perbuatannya
5. Lama pendidikan adalah lama akan semakin baik dan secara sadar
waktu yang ditempuh untuk akan memenuhi keinginan dan
menyelesaikan pendidikan formal kebutuhannya.
(tahun). Masa kerja mencerminkan
6. Masa kerja adalah jangka waktu pengalaman yang dimiliki pemanen
responden bekerja di perkebunan, dalam memanen TBS. Pemanen yang
sejak mulai bekerja sampai saat sudah lama bekerja lebih mampu untuk
penelitian (tahun). mengenal seluk beluk permasalahan
7. Jarak tempuh adalah jarak antara yang dihadapi, sehingga lebih mampu
tempat tinggal responden dengan untuk mengatasinya. Pekerjaan yang
tempat kerja (km). sudah berulang-ulang dilakukan dalam
8. Jumlah tanggungan keluarga adalah jangka panjang akan membuat
jumlah anggota keluarga yang masih seseorang lebih cekatan dan terampil
dalam tanggungan kepala keluarga dalam melaksanakan tugasnya.
(orang). Jarak tempuh akan berpengaruh
9. Status tenaga kerja adalah jenis terhadap waktu dan tenaga yang
golongan antara responden dengan dibutuhkan oleh tenaga kerja panen
ketentuan nilai dummy sebagai untuk sampai di tempat kerja. Semakin
berikut: jauh jarak yang ditempuh maka akan
D ; 1 untuk karyawan tetap mengurangi tenaga pemanen.
; 0 untuk karyawan lepas Jumlah tanggungan keluarga akan
10. Hasil produksi adalah jumlah sawit mempengaruhi pemanen sehingga
yang berhasil dikumpulkan oleh dapat mendorong dan memotivasi
responden (kg). tenaga kerja panen untuk
meningkatkan produktivitasnya.
78
Semakin banyak keluarga yang panen untuk satu batangnya sebanyak
ditanggung maka akan menambah 3 kali dalam 1 bulan dan untuk setiap
produktivitas pemanen. tenaga kerja panen memiliki tanggung
Status tenaga kerja akan jawab untuk memanen luasan areal
mempengaruhi tenaga kerja lewat kelapa sawit setiap hari sebanyak 2 Ha.
pemberian gaji akan dipengaruhi oleh Di waktu pemanenan terdapat mandor
produktivitasnya. Apabila tingkat pemanen yang bertanggung jawab
penghasilan memadai, maka dapat untuk mengawasi proses pemanenan
menimbulkan konsentrasi kerja, dan dengan luasan areal 40 Ha/hari. Setelah
kemampuan yang dimiliki dapat dipanen, tenaga kerja panen melapor
dimanfaatkan untuk meningkatkan kepada mandor panen untuk dicatat
produktivitas jumlah produktivitasnya dalam satu
Kegiatan Usaha Tani Kelapa Sawit hari. Setelah itu, mandor panen akan
Pada Unit Usaha Batanghari melapor kepada Krani Catat Sawit
Pada Unit Usaha Batanghari di PTPN (KCS) kemudian diberikan kepada
VI Jambi kegiatan usaha tani kelapa Krani produksi untuk disimpan sebagai
sawit sudah dilakukan sejak tahun 1999 acuan untuk upah tenaga kerja panen.
atau sejak perusahaan mengganti Setelah itu hasil panen tersebut
komoditas karet menjadi komoditas diangkut ke truk dan kemudian
kelapa sawit. Penggunaan bibit langsung diantar ke Pabrik Kelapa
tanaman kelapa sawit di daerah Sawit Bunut.
penelitian menggunakan bibit jenis Produktivitas Tenaga Kerja Panen
Tenera yang didapatkan dari Marihat Kelapa Sawit
dan PT. Sopindo. Dan untuk Produktivitas tenaga kerja panen
mempermudah proses pemanenan, kelapa sawit menunjukkan jumlah TBS
peralatan yang digunakan oleh tenaga yang dihasilkan pemanen untuk setiap
kerja panen yaitu dodos, egrek, kampak, satuan waktu tertentu. Hasil standar
gancu, beko, helm, sarung tangan, jumlah TBS yang ditetapkan oleh PTPN
sepatu boot dan karung untuk tempat VI Jambi adalah 950 kg TBS/hari, tapi
brondolan. untuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Keadaan tanaman kelapa sawit di (PKWT) tidak ditetapkan jumlah TBS
daerah penelitian rata-rata berumur 18 yang harus dipanen dalam satu hari
dan 13 tahun dengan jarak tanam 9,1 kerja.
meter Utara-Selatan dan 7,7 meter Tabel 2. Distribusi Dan Frekuensi
Timur-Barat dengan jumlah 143 pokok Produktivitas Tenaga Kerja Panen
perhektar. Produktivita
Persentas
Sedangkan untuk pemupukan dan N s Tenaga Frekuens
e
penanggulangan hama penyakit, o Kerja Panen i (orang)
(%)
perusahaan menggunakan obat–obatan (kg/hari)
kimia untuk mengatasi penyakit dan 1 760-966 2 6.45
2 967-1173 6 19.35
hama pada kelapa sawit seperti gliposat
3 1174-1380 5 16.13
dan parakuat yang digunakan secara 4 1381-1587 8 25.81
spontan serta glisat, rondap, dan 5 1588-1794 2 6.45
erekrot yang digunakan secara 6 1795-2001 8 25.81
perlahan (sistematis/ bertahap). Pupuk Jumlah 31 100.00
yang digunakan adalah NPK dan Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat
dolomite. dilihat bahwa produktivitas tenaga
Sistem pemanenan diperusahaan kerja panen tertinggi antara 1381 –
memiliki kategori salah satunya adalah 1587 kg/hari sebesar 25,81% atau
brondolan yang jatuh sekitar 15 biji sebanyak 8 orang dan tenaga kerja
maka wajib untuk dipanen. Frekuensi panen terendah antara 760 – 966
79
kg/hari sebesar 6,45% atau sebanyak 2 perilaku pemanen kelapa sawit.
orang. Pemanen kelapa sawit yang menempuh
Gambaran Faktor-Fakor Yang pendidikan tinggi maka cara
Mempengaruhi Produktivitas berpikirnya akan lebih maju.
Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit Tabel 4. Distribusi Dan Frekuensi Lama
1. Umur Tenaga Kerja Panen Pendidikan Tenaga Kerja Panen
Tenaga kerja panen sangat Lama
Frekuensi Persentase
mengandalkan tenaga dan keadaan No Pendidikan
(orang) (%)
fisiknya dalam melaksanakan (tahun)
pekerjaannya, maka faktor umur sangat 1 6-7,5 8 25,80
berpengaruh terhadap produktivitas 2 7,5-8,9 0 0
3 9-10,4 14 45,16
tenaga kerja panen kelapa sawit.
4 10,5-11,9 0 0
Tabel 3. Distribusi Dan Frekuensi Umur 5 12-13,4 9 0,29,03
Tenaga Kerja Panen 6 13,5-14,9 0 0
Umur Jumlah 31 100.00
Tenaga
Frekuensi Persentase Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat
No Kerja
Panen
(orang) (%) dilihat bahwa lama pendidikan tenaga
(tahun) kerja panen yang tertinggi antara 9 –
1 20-25 1 3,23 10,4 tahun sebesar 45,16% atau
2 26-31 2 6,45 sebanyak 14 orang dan lama
3 32-37 9 29,03 pendidikan tenaga kerja panen yang
4 38-43 7 22,58 terendah antara 6 – 7,4 tahun sebesar
5 44-49 8 25,81 25,80% atau sebanyak 8 orang.
6 50-55 4 12,90 Perusahaan tidak menetapkan tingkat
Jumlah 31 100.00 pendidikan untuk menjadi tenaga kerja
Sumber : Data Tenaga Kerja Panen Unit panen.
Usaha Batanghari Pendidikan yang dimaksud dalam
Berdasarkan Tabel 4 diatas bahwa penelitian ini adalah pendidikan formal
umur tenaga kerja panen yang tertinggi yang dimiliki tenaga kerja panen.
yaitu 32 – 37 tahun sebesar 29,03% Distribusi frekuensi tenaga kerja panen
atau sebanyak 9 orang dan umur tenaga berdasarkan tingkat pendidikan dapat
kerja panen yang terendah antara 20 – dilihat pada Tabel 6.
25 tahun sebesar 3,23% atau sebanyak
1 orang. Tabel 5. Ditribusi Dan Frekuensi
Umur tersebut termasuk dalam Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Panen
umur produktif (17-55 tahun) baik Tingkat Frekuensi Persentase
No
dalam arti fisik maupun biologis, Pendidikan (orang) (%)
sehingga mendukung dalam upaya 1 SD 8 25,80
meningkatkan produktivitas tenaga 2 SMP 14 45,16
kerja panen kelapa sawit. Semakin 3 SMA 9 29,03
bertambahnya umur tenaga kerja Jumlah 31 100.00
panen kelapa sawit maka kemampuan Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat
fisiknya semakin menurun dan curahan dilihat bahwa tingkat pendidikan
tenaga kerja yang diberikan semakin tenaga kerja panen yang tertinggi
berkurang sehingga produktivitasnya adalah Sekolah Menengah Pertama
akan menurun. (SMP) sebesar 45,16% atau sebanyak
2. Lama Pendidikan 14 orang dan tingkat pendidikan tenaga
Lamanya pendidikan yang ditempuh kerja panen yang terendah adalah
oleh tenaga kerja panen akan Sekolah Dasar (SD) sebesar 25,81%
berpengaruh terhadap cara berpikir atau sebanyak 8 orang. Perusahaan
dalam pengambilan keputusan serta
80
tidak menetapkan tingkat pendidikan km sebesar 51,61% atau sebanyak 16
untuk menjadi tenaga kerja panen. orang dan jarak tempuh tenaga kerja
3. Masa Kerja panen yang terendah sejauh 7 km
Dari hasil penelitian, masa kerja sebesar 3,23% atau sebanyak 1 orang.
tenaga kerja panen berkisar antara 1 – Secara umum rata-rata jarak yang
15 tahun. Komposisi masa kerja tenaga ditempuh tenaga kerja panen ke lokasi
kerja panen dapat dilihat pada Tabel 7. kerja sekitar 3 km, artinya jarak
Tabel 6. Distribusi Dan Frekuensi Masa tempuh yang tidak terlalu jauh ini tidak
Kerja Tenaga Kerja Panen mempengaruhi stamina dan semangat
No
Masa Kerja Frekuensi Persentase tenaga kerja panen untuk bekerja.
(tahun) (orang) (%) Sehingga diharapkan produktivitas
1 1-3,4 1 3,23 tenaga kerja panen tinggi.
2 3,5-5,9 4 12,90 5. Jumlah Tanggungan Keluarga
3 6-8,4 4 12,90 Tenaga kerja panen dengan jumlah
4 8,5-10,5 14 45,16
anggota keluarga kurang dari 3 orang
5 11-13,4 2 6,45
6 13,5-15,9 6 19,35
digolongkan sebagai tanggungan
Jumlah 31 100.00 sedikit. Sedangkan lebih dari 5 orang
Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat digolongkan banyak dan tanggungan
dilihat bahwa masa kerja tenaga kerja keluarga 3 – 4 orang termasuk sedang.
panen yang tertinggi adalah 8,5 – 10,5 Perusahaan menanggung paling banyak
tahun sebesar 45,16% atau sebanyak 3 orang anak atau disebut K3 yaitu
14 orang dan masa kerja tenaga kerja keluarga dengan 3 orang anak. Jumlah
panen yang terendah adalah 1 – 3,4 tanggungan keluarga tenaga kerja
tahun sebesar 3,23% atau sebanyak 1 panen dapat dilihat pada Tabel 9.
orang. Dengan demikian semakin lama Tabel 8. Distribusi Dan Frekuensi
masa kerja tenaga kerja panen maka Jumlah Tanggungan Keluarga Tenaga
diharapkan produktivitas tenaga kerja Kerja Panen
Jumlah
panen dapat meningkat. Persentas
N Tanggunga Frekuens
4. Jarak Tempuh o n Keluarga i (orang)
e
Dari hasil penelitian, jarak yang (%)
(orang)
ditempuh pemanen kelapa sawit dari 1 0 4 12,90
rumah ke tempat kerja berkisar antara 2 1 2 6,45
2 – 7 km. untuk lebih jelasnya dapat 3 2 9 29,03
dilihat pada Tabel 8. 4 3 8 25,81
Tabel 7. Distribusi Dan Frekuensi Jarak 5 4 8 25,81
Tempuh Tenaga Kerja Panen 6 5 0 0
Jarak Jumlah 31 100.00
Frekuensi Persentase
No Tempuh Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat
(orang) (%)
(km) dilihat bahwa jumlah tanggungan
1 2 3 9,6 keluarga tenaga kerja panen tertinggi
2 3 16 51,61 sebesar 29,03% atau sebanyak 9 orang
3 4 6 19,35 dengan jumlah tanggungan keluarga
4 5 5 16,13 sebanyak 2 orang dan jumlah
5 6 0 0
tanggungan keluarga tenaga kerja
6 7 1 3,23
panen terendah adalah 6,45% atau
Jumlah 31 100.00
sebanyak 2 orang dengan jumlah
Sumber : Data Tenaga Kerja Panen Unit
tanggungan keluarga sebanyak 1 orang.
Usaha Batanghari
6. Status Tenaga Kerja
Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat
Dari hasil penelitian, status tenaga
dilihat bahwa jarak tempuh tenaga
kerja didaerah penelitian terbagi
kerja panen tertinggi adalah sejauh 3
menjadi karyawan tetap dan karyawan
81
lepas. Karyawan tetap mempunyai Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap
tanggung jawab untuk memanen TBS Produktivitas Tenaga Kerja Panen
sesuai dengan ketetapan perusahaan, Pengaruh Secara Simultan
sedangkan karyawan lepas tidak Produktivitas tenaga kerja
mempunyai tanggung jawab untuk panen yang bekerja di perkebunan
memanen TBS sesuai dengan ketetapan kelapa sawit pada Unit Usaha
perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat Batanghari di PTPN VI Jambi cukup
dilihat pada Tabel 10. tinggi, yaitu sebesar 1.435
Tabel 9. Distribusi Dan Frekuensi Status kg/orang/hari.
Tenaga Kerja Panen Hipotesis menyatakan bahwa
Nilai diduga faktor umur, lama pendidikan,
Status
No Dummy masa kerja, jarak tempuh, jumlah
Tenaga Kerja
(1) (0) tanggungan keluarga, dan status tenaga
Karyawan kerja mempengaruhi produktivitas
1 4 -
Tetap tenaga kerja panen kelapa sawit pada
2 Karyawan - 27 Unit Usaha Batanghari di PTPN VI
Lepas
Jambi.
Sumber : Data Tenaga Kerja Panen Unit
Berdasarkan hasil analisis
Usaha Batanghari
regresi linier berganda dengan bantuan
Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat
program SPSS diperoleh hasil seperti
dilihat bahwa identitas tenaga kerja
pada Tabel 11.
panen yang merupakan karyawan tetap
sebanyak 4 orang dan yang merupakan
karyawan lepas sebanyak 27 orang.

Tabel 10. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Panen
No Nama Variabel Keterangan KoefisienRegresi thitung Sig
1 X1 Umur -0.034 -0.002 0.998
2 X2 Lama Pendidikan 2.878 0.098 0.923
3 X3 Masa Kerja 55.780 1.902 0.069
4 X4 Jarak Tempuh 9.471 0.156 0.877
5 X5 Jumlah Tanggungan
Keluarga 27.189 0.439 0.665
6 D Status Tenaga Kerja -695.260 -2.817 0.010
Konstanta 853.417 1.513 0.143

R2 = 0.150 Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 +


Fhitung = 1.882 55.780 X3 + 9.471 X4 + 27.189 X5
Ftabel = 2.508 – 695.260 D + e
ttabel = 2.064 Dari hasil analisis regresi linier
Berdasarkan Tabel 11 bahwa berganda dengan menggunakan data
tingkat produktivitas tenaga kerja tenaga kerja di daerah penelitian
panen kelapa sawit dipengaruhi oleh diperoleh nilai adjusted R2 sebesar
faktor umur, lama pendidikan, masa 0.150 atau (15%). Hasil perhitungan
kerja, jarak tempuh, jumlah tanggungan Fhitung sebesar 1.882 dan Ftabel 2.508
keluarga dan status tenaga kerja. dengan demikian Fhitung ≤ Ftabel terima
Persamaan yang terbentuk dari H0 berarti tidak ada pengaruh secara
hasil analisis regresi linier berganda simultan antara variabel bebas
adalah sebagai berikut : (independen variabel = X) terhadap
variabel terikat (dependen variabel = Y)
yang artinya faktor tersebut hanya
82
mempengaruhi sebesar 15% dan Untuk variabel X3 (masa kerja),
sisanya sebesar 85% dipengaruhi oleh thitung1.902 ≤ ttabel 2.064 artinya faktor
faktor lain yang tidak termasuk dalam masa kerja tenaga kerja panen tidak
perhitungan. berpengaruh nyata terhadap
Pengaruh Parsial produktivitas tenaga kerja panen.
Untuk melihat apakah variabel Artinya, pengalaman dan lamanya
independent dapat mempengaruhi tenaga kerja panen bekerja tidak terlalu
variabel dependent secara parsial mempengaruhi naik turunnya
terhadap produktivitas tenaga kerja produktivitas. Hal ini menunjukkan
panen, untuk itu digunakan uji t. bahwa pengalaman kerja tenaga kerja
Apabila |thitung| ≥ ttabel, artinya apabila panen tidak dipengaruhi masa kerja
variabel bebas (independen variabel = walaupun sudah terampil dan teliti
X) secara individu berpengaruh nyata dalam melaksanakan pekerjaannya.
terhadap variabel terikat (dependen Untuk variabel X4 (jarak tempuh),
variabel = Y). Sebaliknya bila –ttabel < thitung 0.156 ≤ ttabel 2.064 artinya faktor
thitung < ttabel artinya apabila variabel jarak tempuh tenaga kerja panen tidak
bebas (independen variabel = X) secara berpengaruh nyata. Artinya, jauh
individu tidak berpengaruh nyata dekatnya rumah tenaga kerja panen
terhadap variabel terikat (dependen tidak terlalu mempengaruhi naik
variabel = Y). turunnya produktivtas. Hal ini
Berdasarkan Tabel 10 dapat menunjukkan bahwa jarak yang
diketahui bahwa besarnya masing- ditempuh tenaga kerja panen tidak
masing thitung dan besarnya ttabel, maka mengurangi tenaga yang dibutuhkan
dapat dijelaskan pengaruh masing- tenaga kerja untuk memanen kelapa
masing faktor. sawit.
Untuk variabel X1 (umur), thitung - Untuk variabel X5 (jumlah
0.002 ≤ ttabel 2.064 artinya faktor umur tanggungan keluarga), thitung 0.439 ≤
tenaga kerja panen tidak berpengaruh ttabel 2.064 artinya faktor jumlah
nyata. Artinya, tenaga kerja panen tanggungan keluarga tenaga kerja
golongan muda dan tua tidak terlalu panen tidak berpengaruh nyata.
berpengaruh terhadap produktivitas. Artinya, banyaknya anggota keluarga
Kegiatan memanen kelapa sawit dari tenaga kerja panen tidak terlalu
merupakan pekerjaan yang mempengaruhi produktivitas. Hal ini
mengutamakan kesehatan fisik dari menunjukkan jumlah tanggungan
tenaga kerja, jika kesehatan tenaga keluarga tidak berdampak untuk
kerja menurun maka tenaga kerja tidak mendorong pekerja dalam
dapat memanen dengan baik dan meningkatkan produktivitas kerjanya
produktivitas akan menurun. guna memperoleh pendapatan yang
Untuk variabel X2 (lama lebih tinggi
pendidikan), thitung 0.098 ≤ ttabel 2.064 Untuk variabel D (status tenaga
artinya faktor lama pendidikan tidak kerja), koefisien regresi sebesar -
berpengaruh nyata terhadap 695.260, yang artinya bahwa
produktivitas tenaga kerja panen. produktivitas karyawan tetap lebih
Artinya, perbedaan lama pendidikan rendah sebesar 695.260% dari
tidak dapat menentukan naik atau produktivitas karyawan lepas. Status
turunnya produktivitasnya. Hal ini tenaga kerja akan mempengaruhi
menunjukkan bahwa untuk pekerja tenaga kerja melalui pemberian gaji
lapang seperti tenaga kerja panen, yang akan dipengaruhi oleh
produktivitas tidak dipengaruhi oleh produktivitasnya. Artinya, bahwa gaji
pendidikan yang telah diselesaikan. karyawan tetap sudah intens dan tidak
dipengaruhi oleh produktivitasnya,
83
berbeda dengan gaji karyawan lepas yang digunakan adalah NPK dan
yang dipengaruhi oleh dolomite. Sistem pemanenan
produktivitasnya. Dengan persamaan : diperusahaan memiliki kategori salah
Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 + satunya adalah brondolan yang jatuh
55.780 X3 + 9.471 X4 27.189 X5 – sekitar 15 biji maka wajib untuk
695.260 D + e dipanen. Untuk setiap tenaga kerja
Ada perlakuan persamaan untuk panen memiliki tanggung jawab untuk
dummy pada variabel identitas memanen luasan areal kelapa sawit
tenaga kerja : setiap hari sebanyak 2 Ha. Di waktu
a. Persamaan produktivitas karyawan pemanenan terdapat mandor pemanen
tetap (D = 1) adalah sebagai berikut yang bertanggung jawab untuk
: mengawasi proses pemanenan dengan
Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 + luasan areal 40 Ha/hari. Setelah itu
55.780 X3 + 9.471 X4 + 27.189 hasil panen tersebut kemudian
X5 – 695.260 D + e langsung diantar ke Pabrik Kelapa
Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 + Sawit Bunut. Rata-rata produktivitas
55.780 X3 + 9.471 X4 27.189 X5 tenaga kerja panen kelapa sawit pada
– 695.260 (1) + e Unit Usaha Batanghari di PTPN VI Jambi
Y = 1548.677 – 0.034 X1 + 2.878 X2 Secara simultan produktivitas tenaga
+ 55.780 X3 + 9.471 X4 + kerja panen kelapa sawit tidak
27.189 X5 + e dipengaruhi oleh faktor umur, lama
b. Persamaan produktivitas karyawan pendidikan, masa kerja, jarak tempuh,
lepas (D = 0) adalah sebagai berikut jumlah tanggungan keluarga dan status
Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 + tenaga kerja sebesar 15% dan sisanya
55.780 X3 + 9.471 X4 27.189 X5 85% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
– 695.260 D + e yang tidak diperhitungkan dalam
Y = 853.417 – 0.034 X1 + 2.878 X2 + penelitian ini. Faktor-faktor yang
55.780 X3 + 9.471 X4 27.189 X5 mempengaruhi produktivitas tenaga
– 695.260 (0) + e kerja panen kelapa sawit secara parsial
Y = 853.417 + 0.034 X1 + 2.878 X2 + dipengaruhi oleh status tenaga kerja
55.780 X3 + 9.471 X4 + 27.189 (D), sedangkan faktor yang tidak
X5 + e berpengaruh nyata adalah umur (X1),
lama pendidikan (X2), masa kerja (X3),
SIMPULAN jarak tempuh (X4), jumlah tanggungan
Kegiatan usahatani pada Unit Usaha keluarga (X5).
Batanghari sudah tertata sedemikian
rupa yang diatur oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA
Keadaan tanaman kelapa sawit di
Aroef, M dan Joel, E.R. 1985.
daerah penelitian rata-rata berumur 18
Produktivitas dan Teknologi.
dan 13 tahun dengan jarak tanam 9,1
Kumpulan Kertas Kerja, STTUP.
meter Utara-Selatan dan 7,7 meter
Jakarta.
Timur-Barat dengan jumlah 143 pokok
perhektar. Pemupukan dan Fauzi,Yan. 2012. Kelapa Sawit. Budi
penaggulangan hama penyakit, Daya, Pemanfaatan Hasil dan
perusahaan menggunakan obat–obatan Limbah, Analisis Usaha dan
kimia untuk mengatasi penyakit dan Pemasaran. Jakarta. Penebar
hama pada kelapa sawit seperti gliposat Swadaya.
dan parakuat yang digunakan secara Nazir, M. 1983. Metode Penelitian.
spontan serta glisat, rondap, dan Ghalia Indonesia. Jakarta.
erekrot yang digunakan secara
perlahan (sistematis/bertahap). Pupuk
84
Soekartawi. 1987. Prinsip Dasar Sumber Daya Manusia. Graha
Ekonomi Pertanian Teori Dan Ilmu. Yogyakarta.
Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta. Winarno. S. 1994. Pengantar Peneltian
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Ilmiah (dalam metode teknik).
Bandung. Kanasius. Bandung.
Sumarsono, S. 2009. Teori dan
Kebijakan Publik Ekonomi

85

Anda mungkin juga menyukai