Oleh:
Kelas A
Kelompok 1
Siti Nurharyati 200110150007
Finanur Fatimah 200110150119
Aldi Yusup Setiadi 200110150174
Dian Akbar Muntaha 200110150221
Dzulfiqar 200110150240
Fajar Edy Maretno Sitanggang 200110150283
Ahmad Safira Firdaus 200110170042
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Maksud dan Tujuan............................................................................................. 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 Potensi Sorghum di Indonesia............................................................................. 5
2.2 Faktor Penghambat Dalam Jerami Sorghum....................................................... 7
2.3 Pemanfaatan Dan Pengolahan Jerami Sorghum Sebagai PakanTernak .............. 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
I
PENDAHULUAN
secara terus menerus dengan kualitas yang baik.Salah satu upaya yang dilakukan
murah dengan produksi yang berlimpah serta tidak bersaing dengan kebutuhan
memiliki kelemahan yaitu adanya kandungan anti nutrisi dan kualitas nutrisi yang
rendah.
energi.
irigasi minimal, rata-rata hasil sorghum 3-4 ton/ha. Setiap hektar tanaman
sorghum memiliki faktor pembatas seperti kandungan nutrisi yang rendah, ikatan
lignin yang tinggi serta zat antinutrisi yang menjadi kendala dalam
4
diminimalisir dengan cara pengolahan. Maka dari itu penulis tertarik dalam
mengkaji mengenai potensi dan pemanfaatan jerami sorghum.
ternak
II
PEMBAHASAN
daun. Daun ini lebih baik dari rumput gajah karena kandungan proteinnya yang
lebih tinggi, sehingga jika diberikan pada ternak sapi akan memberkan
sebagai bahan pakan alternatif bagi ternak ruminansia yang potensinya cukup
lainnya.Sorghum mampu beradaptasi pada daerah yang luas, mulai dari daerah
dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Selain itu, sorghum juga memiliki
6
kandungan nutrisi yang tinggi (332 kalori dan 11g protein/100g biji) pada biji dan
intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak ruminansia pada musim
kemarau.
tanaman berkisar antara 165,67 cm – 200,50 cm, rerata jumlah daun 29,50 – 35,93
helai. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dengan tinggi tanaman dan
tanaman sorghum dapat menghasilkan jerami sebnayak 2,62 + 0,53 ton bahan
kering.
protein kasar dalam jerami sorghum paling rendah dengan serat kasar yang cukup
kandungan protein kasar yang terdapat dalam daun sorghum memiliki protein
kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah.
Jerami sorghum cukup potensial sebagai pakan ternak, namun pada bahan
senyawa fenolik polimer seperti lignin yang terdapat di dalam dinding sel.
Dinding sel merupakan fraksi jaringan terbesar yaitu berkisar antara 82% pada
jerami sorghum (Sirappa, 2003). Pada jaringan dinding sel tanaman senyawa
lignin membentuk ikatan dengan karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa) menjadi
senyawa komplek yang tidak mudah dicerna. Jerami sorghum juga memiliki kadar
Kawali, dan Hegari genjah cukup rendah. Faktor yang menyebabkan rendahnya
daya cerna ini berkaitan dengan kandungan serat kasar, ADF, NDF, hemiselulosa,
8
selulosa dan lignin, dimana untuk semua kandungan tersebut secara beruntun
PakanTernak
pertanian serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan
kandungan serat kasar tinggi, lebih dari 18 % seperti pada jerami padi, jerami
gandum, jerami sorghum, rumput kering, sekam dan kulit biji polongan (Delaval,
Hijauan kering tidak hanya memberikan rasa kenyang (bulky) tetapi juga
memiliki daya cerna dan kandungan protein rendah.Semua bahan pakan yang
memiliki banyak kandungan nitrogen bila dibandingkan dengan hijauan segar dan
menurunkan mutu hijauan sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama.
organik antara lain limbah hijauan pertanian. Berbagai macam cara fermentasi,
yang dilakukan pada limbah hijauan pertanian ini adalah fermentasi asam laktat
atau yang dikenal dengan proses ensilase menghasilkan produk silase hijauan
(Erowati, 2003). Proses fermentasi yang berjalan baik akan menghasilkan silase
yang baik pula. Secara umum silase yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
c) Nilai pH rendah
d) Tekstur masih jelas, tidak menggupal, tidak berjamur dan tidak berlendir.
tiga faktor :
c) Lingkungan
(siregar, 1996)
Tujuan pembuatan silase yaitu berawal dari pengawetan hijauan yang berlimpah
yang melebihi kebutuhan dan melimpah di musim hujan jika dibiarkan di udara
terbuka akan terjadi penurunan giziyang disebabkan mikroba aerob. Oleh karena
kondisi anaerob yang mengubah karbohidrat atau gula tanaman menjadi asam
laktat oleh Lactobacillus sp.Jerami sorghum (batang dan daun) yang didapatkan
dari sisa panen, dibersihkan dan di cacah kira-kira 2-3 cm. Kemudian dimasukkan
ke dalam plastik dan ditimbang hingga + 400 g, setelah itu ditambah starter
(biofad) sesuai kombinasi perlakuan yaitu 0 %, 0,25 %, 0,5 % dan 0,75 % serta
penambahan urea 0,3 %. Setelah dicampur dengan starter dan urea, ditimbang
selama 3 minggu pada suhu kamar untuk proses fermentasi. Setelah inkubasi
selesai jerami sorghum yang telah difermentasi dianalisis kadar air, pH, bahan
KESIMPULAN
yang luas. Panen tanaman sorghum diperoleh daun. Daun ini lebih baik dari
rumput gajah karena kandungan proteinnya yang lebih tinggi, sehingga jika
senyawa fenolik polimer seperti lignin yang terdapat di dalam dinding sel. Lignin
dalam dinding sel merupakan fraksi jaringan terbesar yaitu berkisar antara 82%
(gabahnya), sehingga hanya tersisa batang dan daunnya yang merupakan limbah
pertanian serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan
Delaval.2006.Efficientfeedinghttp//www.delaval.com/DairyKnowledge/EfficientF
eeding/BasicPhysiology.htm.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 1996. Sorgum Manis Komoditi Harapan di
Provinsi Kawasan Timur Indonesia. Risalah Simposium Prospek Tanaman
Sorgum untuk Pengembangan Sgroindustri , 17 – 18 Januari 1995. Edisi
Khusus Balai Penelitian Tanman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
No.4 – 1996 : 6 – 12
erowati, D. 2003. Drum plastik berpelat sebagai silo untuk kemasan kedap udara
produk silase limbah pertanian. Prosiding Seminar Teknologi Untuk
Negeri 2003, Vol I, hal : 371-374.
Hosamani SV, UR Mehra, RS Dass. 2003. Effect of different source of energy on
urea molasses mineral block intake nutrient utilization, rumen
fermentation pattern and blood profile in urah buffaloes (Bubalus bubalis).
Nuclear Research Institute. Izatnagar. India. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
Vol. 6(6): 818-822.
Ikhsan, M. 2004. Teknik Fermentasi hijauan makanan ternak. Artikel UNPAD :
Bandung.
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi.BATAN : Jakarta.
Kurniawati, A. 2007. Peningkatan kualitas jerami padi. Seminar Ilmiah PATIR-
BATAN : Jakrta.
Kurniawati, A. 2007. Teknik produksi gas in vitro untuk evaluasi pakan ternak.
Kusumanto, D. 2010. Aren, Sorgum dan Sapi (Sinergi Pangan, Pakan dan Energi
Ramah Lingkugan.Dalam Pengaruh Pemberian Pupuk Urea terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bahan Kering Sorgum (Sorghum bicolor L.
Moench).Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar
Oisat. 2011. Sorghum. PAN Germany Pasticide Actions – Netzwerke V. PAN
Germany
Poespodihardjo, S. (Ed.). 1983. Inventarisasi Limbah Pertanian (Inventory of
Agricul-tural wastes). Direktorat Bina Produksi
Peternakan/FakultasPeternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Praptiwi, I. I., Ambo A. dan Syamsuddin H. 2011.Analisis Limbah Beberapa
Varietas Tanaman Sorgum (Sorghum Bicolor Moench) sebagai Sumber
Pakan untuk Ternak Ruminansia.http://pasca.unhas.ac.id. Jurnal.(Diakses
pada tanggal 27 September 2018 pukul 19.51 WIB)
Rahayu, Muji., Samanhudi, dan Wartoyo. 2011. Uji Adaptasi Beberapa Varietas
Sorgum Manis di Lahan Kering Wilayah Jawa Tengah dan Jawa
Timur.Respiratory IPB. Bogor
Ranjhan SK. 1993. Animal nutrition and feeding practice. Fourth Revise edition.
13
LAMPIRAN
Jawaban : Umur panen yang baik berkisar antara 100-120 hari. Umur
intensif.
6. Penanya: 200110170176
Jawaban: Dilihat