Oleh :
2017/2018
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis mohon maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran sebagai
bekal acuan untuk lebih baik dikemudian hari.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberi bekal pengetahuan dan manfaat
bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR TABEL.............................................................................. iv
iii
2.4.3 Bentuk Ulang ............................................................................ 24
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Huruf vokal dan contoh pemakaiannya dalam kata ............... 5
Tabel 2.3 Huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata ......... 6
Tabel 2.4 Huruf diftong dan contoh pemakaiannya dalam kata ............ 7
Tabel 2.5 Gabungan huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata 7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
(PUEYD) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
sebagai pedoman penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Perubahan tersebut bukanlah sesuatu yang tidak biasa, sebagaimana
pendapat Chaer (2007) bahwa bahasa bersifat dinamis (as cited in Yanti,
2016). Bahasa tidak pernah lepas dari berbagai aspek kehidupan manusia
semenjak keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Kehidupan manusia akan terus berubah dan tidak tetap,
karena eratnya keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa, maka
bahasa pun akan terus ikut berubah, tidak tetap, dan tidak statis.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)?
2. Apa saja ruang lingkup dari PUEBI?
3. Bagaimanakah aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI?
4. Bagaimanakah aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari PUEBI.
2. Mendeskripsikan ruang lingkup dari PUEBI.
3. Mendeskripsikan aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI.
4. Mendeskripsikan aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tertentu. Ejaan Bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf abjad, yaitu sebagai
berikut.
Tabel 2.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI
5
2.3.2 Huruf Vokal
∗ Huruf e mewakili dua fonem, yaitu /e/ dan /ə/ beserta alofonnya. Fonem /e/
6
memiliki dua alofon, yaitu [e] dan [ɛ]. Fonem /e/ dilafalkan [e] jika
terdapat pada suku kata buka dan tidak diikuti suku kata yang
mengandung alofon [ɛ]
(Alwi et al, 2008). Fonem /e/ dilafalkan [ɛ] jika terdapat pada suku
kata tutup akhir. Fonem /ə/ hanya memiliki satu alofon, yaitu [ə]. Pada
PUEBI, digunakan tiga diakritik yang mewakili fonem beserta alofon
dari huruf e sebagai panduan pengucapan yang benar apabila suatu
ejaan kata menimbulkan keraguan.
7
konsonan pada bahasa Indonesia dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x y, dan z.
∗ Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu
pengetahuan. Huruf x pada posisi awal kata dilafalkan [s].
8
2.3.4 Huruf Diftong
Tabel 2.5 Gabungan huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
9
Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Posisi
Huruf Konsonan Posisi Awal
Tengah Akhir
kh kh asiat Akh ir Syekh
ng ng ilu Ang ka Belang
ny ny eri Miny ak -
sy sy air i sy a Arasy
10
2.3.6 Huruf Kapital
Misalnya:
Gorys K
eraf
Pangeran
Diponegoro Catatan:
Misalnya:
11
15
newton
ikan
mujair
Misalnya:
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata nama
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk
Tuhan.
Misalnya:
12
5. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
13
Misalnya:
bahasa
Indonesia suku
Dayak
Catatan:
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
kebali-balian
14
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, dan hari raya atau hari besar keagamaan.
Misalnya:
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama
peristiwa sejarah.
Misalnya:
Agresi Militer
Belanda II Perjanjian
Renville
Catatan:
15
Misalnya:
menyeberangi
jalan mendaki
gunung
Misalnya:
Misalnya:
pondoh.
16
Contoh berikut bukan nama jenis.
Pada mata pelajaran Seni Budaya hari ini, para murid diajak
menyanyikan lagu daerah Riau, lagu daerah Sumatera Barat,
dan lagu daerah Aceh.
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi,
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel,
makalah, nama majalah, dan surat kabar, kecuali kata tugas, yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
17
S.T. sarjana teknik
Nn. nona
Misalnya:
Catatan:
Misalnya:
Ibu saya memiliki satu orang kakak dan tiga orang adik.
18
2.3.7 Huruf Miring
Misalnya:
Misalnya:
19
Catatan:
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut
adalah ketentuan-ketentuan penggunaan huruf tebal.
Misalnya:
Kata yang memiliki akhiran -is adalah kata sifat. Contohnya
akhiran -is pada kata ekonomis yang berarti ‘bersifat ekonomi
(hemat)’.
Kata sativa pada nama ilmiah padi yaitu Oryza sativa menunjukkan
species.
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
20
2.4 Penulisan Kata
21
2.4.2 Kata Berimbuhan
bersalah
tarik an
kemilau
persembah
an
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -isme, -man, -wan,
atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
patriotism
e
budiman
sejarawan
manusiaw
i
adikuasa
antarnega
22
ra
dwibahasa
prakarya
Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital
atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan
tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Asia
pan-Amerika
23
pro-Pemerintah
Misalnya:
Misalnya:
24
b. Kata ulang berimbuhan: berjalan-jalan, gigi-geligi, anak-anakan.
Misalnya:
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
26
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.
Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Araska.
Jakarta: Kemendikbud.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia & Kesalahan
Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
28