Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM IV

MOTOR AC 1 PHASA

4.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui prinsip kerja rangkaian kontrol pembalik arah putaran motor AC 1 phasa
2. Mengukur daya motor AC 1 phasa
4.2 Dasar Teori
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotor nya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya motor induksi
dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah phasa yang digunakan, yaitu: motor induksi satu
phasa dan motor induksi tiga phasa. Sesuai dengan namanya motor induksi satu phasa
dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai tegangan satu phasa [1].
Motor induksi satu phasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan yang
memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena
motor induksi satu phasa memiliki beberapa kelebihan yaitu konstruksi yang cukup
sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap perubahan beban, dan umumnya
digunakan pada sumber jala-jala satu phasa yang banyak terdapat pada peralatan domestik.
Walaupun demikian motor ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu kapasitas
pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat melakukan pengasutan sendiri tanpa
pertolongan alat bantu dan efisiensi yang rendah [2].
Konstruksi motor induksi satu phasa hampir sama dengan konstruksi motor induksi
tiga phasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Keduanya merupakan
rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Di antara rotor dan stator ini
terdapat celah udara yang sempit [3].

Gambar 4.1 Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Phasa


(Sumber: Zuhal , 1988)

IV-1
Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan stator yang
terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator, dan alur stator. Motor induksi satu
phasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah, yaitu kumparan utama
(main winding) atau sering disebut dengan kumparan berputar dan kumparan bantu
(auxiliary winding) atau sering disebut dengan kumparan start [2].
Rotor merupakan bagian yang berputar. Bagian ini terdiri dari : inti rotor, kumparan
rotor dan alur rotor. Pada umumnya ada dua jenis rotor yang sering digunakan pada motor
induksi, yaitu rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar (squirrel cage rotor) [1].
Adapun jenis-jenis motor induksi 1 phasa diantaranya adalah sebagai berikut [3]:
1. Motor Kapasitor
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti
motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning.
Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan supplay PLN 220 V
menjadikan motor kapasitor banyak dipakai pada peralatan rumah tangga. Bentuk fisik
motor kapasitor dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Bentuk Fisik Motor Kapasitor


(Sumber: Zuhal , 2004)
2. Motor Shaded Pole
Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya kecil,
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin
dan blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat
yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa. Belitan
stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transformator. Rotor nya
berbetuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang dua
buah bearing. Bentuk fisik motor shaded pole dapat dilihat pada gambar 4.3.

IV-2
Gambar 4.3 Bentuk Fisik Motor Shaded Pole
(Sumber: Zuhal , 2004)
3. Motor Universal.
Motor universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator dan
belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit maupun motor bor tangan.
Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas
sikat arang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan,
daya yang kecil, dan torsinya yang cukup besar. Bagian dalam motor universal dapat
dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Komutator Pada Motor Universal


(Sumber: Zuhal , 2004)
Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki
dua belas alur belitan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri
antara belitan stator dengan belitan rotor nya. Aplikasi motor universal untuk mesin jahit,
untuk mengatur kecepatan dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang
ditekan dan dilepaskan. Bentuk stator dan rotor motor universal dapat dilihat pada gambar
4.5.

Gambar 4.5 Stator dan Rotor Motor Universal


(Sumber: Zuhal , 2004)

IV-3
Secara prinsip, arah putaran spindle motor AC 1 Phasa dapat diubah dengan cara
membalik hubungan lilitan auxiliary. Perhatikan gambar 4.6.
Harus diperhatikan juga bahwa kendali arah putaran motor induksi tergantung dari
sistem dimana motor tersebut terpasang, karena ada beberapa motor induksi yang sengaja
dirangkai sedemikian rupa sehingga arah putarannya hanya 1 arah saja, seperti misalnya
pada pompa air.

R N R N

Main
Main Winding
Winding
Centrifugal Centrifugal
Switch Switch
Rotor Rotor

Aux Aux
Winding Winding

Gambar 4.6 Prinsip Kerja Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 1 Phasa

4.3 Peralatan Yang Dibutuhkan


Nama Alat Kode Alat Jumlah
1. AC Motor EMT-11 1 bh
2. Electric Machine Equipment EME/B 1 bh
3. Wattmeter 1 phasa yokogawa 1 bh
4.4 Prosedur Percobaan
4.4.1 Prosedur Percobaan #1 – Uji arah putaran motor
1. Kunci pada posisi OFF
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.7
3. Ubah posisi kunci menjadi ON
4. Perhatikan arah putaran spindle motor
5. Ubah posisi kunci menjadi OFF
6. Tukarlah hubungan kabel 1 dan 2 yang menuju terminal motor
7. Ubah posisi kunci menjadi ON
8. Perhatikan arah putaran spindle motor

IV-4
Keterangan:
_ _ _ = kabel 1
= kabel 2
Gambar 4.7 Rangkaian percobaan uji arah putaran motor
4.4.2 Prosedur Percobaan #2–Pengukuran daya motor
1. Kunci pada posisi OFF
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.8
3. Ubah posisi kunci menjadi ON
4. Perhatikan arah putaran spindle motor
5. Catatlah hasil pengukuran wattmeter(hasil 1)
6. Ubah posisi kunci menjadi OFF
7. Tukarlah hubungan kabel 1 dan 2 yang menuju terminal motor
8. Ubah posisi kunci menjadi ON
9. Catatlah hasil pengukuran wattmeter (hasil 2)

Wattmeter Motor Induksi


1 Phasa 1 Phasa
Gambar 4.8 Rangkaian percobaan uji arah putaran motor
Tabel 4.1 Daya lonjakan motor saat starting dan saat stabil
Daya Motor (Hasil 1) Daya Motor (Hasil 2)

IV-5
4.5 Evaluasi
1. Tuliskan analisis anda, apa yang menyebabkan arah putaran spindle motor induksi
1 phasa dapat berbalik arah
2. Pada motor induksi jenis 1 phasa apakah menunjukkan gejala overshoot pada
saat starting? Amati dan tulislah analisis anda alasannya jika terjadi gejala overshoot

IV-6
4.6 Hasil dan Pembahasan
4.6.1 Hasil Percobaan # 1
Pada saat melakukan praktikum untuk percobaan pertama putaran motor dapat
disimpulkan bahwasanya perputarannya adalah searah jarum jam atau biasa disebut CW
(clock wise). Pada motor AC tipe EME-B ini tidak dapat berputar bolak balik dikarenakan
pada motor ini tidak terdapat lilitan auxuliary, yang mana auxuliary ini memiliki arti
meskipun phasa dan netral dibolak-balikkan pada motor maka hasilnya akan tetap sama
perputarannya searah jarum jam.
Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada beda phasa diantara
keduanya, disinilah terjadi fluksi magnet dan resultan gaya yang berbeda maju atau mundur
tergantung besarnya resultan gaya itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan gaya searah
jarum jam sehingga motor dapat berputar ke kanan. Setelah motor berputar 75% dari putaran
nominal maka saklar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor
bekerja hanya dengan lilitan utama.

IV-7
4.6.2 Hasil Percobaan # 2
Tabel 4.2 Hasil percobaan daya lonjakan motor saat starting dan saat stabil

Range A & V Daya Motor 1 (Overshoot) Daya Motor 2 (Stabil)

5 A, 120 V 85 x 5 W 45 x 5 W

25 A, 120 V 20 x 25 W 9 x 25 W

Pada percobaan #2, diawali menghitung daya motor dengan range 5 A dan 120 V.
Sebelum memasukkan nilainya kedalam rumus load power. Pada percobaan ini
menggunakan wattmeter, pada tabel diatas nilai overshoot menunjukan nilai dari lonjakan
pertama saat catu daya di on kan dan setelah itu nilai daya akan menurun secara perlahan
hingga mencapai nilai stabilnya. Dari hasil percobaan pertaa dengan menggunakan arus 5 A
overshoot sangat tinggi yaitu 85 W dan tingkat stabilnya 45 W setelah didapatkan nilai daya
motor pada overshoot dan daya stabilnya untuk nilai pada daya beban dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Range 5A, 120 V
Load Power = 85 watt x 5 A = 425 W
Load Power = 45 watt x 5 A = 225 W
Didapatkan nilai power load masing-masing yaitu 425 dan 225. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa saat arusnya kecil dan tegangan tinggi maka daya yang terbentuk akan
tinggi. Selanjutnya menghitung daya motor dengan range 25 A dan 120 V, dengan
menggunakan arus yang lebih tinggi yaitu 25 A. Pada wattmeter nilai overshoot menunjukan
nilai yang lebih rendah daripada overshoot pada arus 5 A yaitu 49 W. kemudian pada daya
stabilnya terlihat menunjukan daya yang rendah yaitu 9 W.
Range 25A, 120 V
Load Power = 19 watt x 25 A = 475 W
Load Power = 9 watt x 25 A = 225 W
Maka didapatkan nilai power load nya adanya adalah 475 dan 225. Dan dari hasil
percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa saat arusnya yang lebih besar dan tegangan yang
sama maka daya yang terbentuk adalah relative rendah dari pada saat arusnya yang rendah
dan tegangan yang sama. Disini dapat kita lihat perbedaan arus yang diberikan akan sangan
mempengaruhi nilai daya yang terbentuk walaupun dengan nilai tegangannya yang sama.

IV-8
4.7 Jawaban Evaluasi
1. Tuliskan analisis anda, apa yang menyebabkan arah putaran spindle motor induksi
1 phasa dapat berbalik arah
Jawaban: Pada saat melakukan praktikum untuk percobaan pertama putaran motor
dapat disimpulkan bahwasanya perputarannya adalah searah jarum jam atau biasa
disebut CW (clock wise). Pada saat motor AC tipe EMT-11 ini tidak dapat berputar
bolak-balik dikarenakan pada motor ini tidak terdapat lilitan auxiliary. Dimana lilitan
auxuliary ini memiliki arti meskipun phasa dan netral dibolak-balikkan pada motor
maka hasilnya akan tetap sama perputarannya searah jarum jam atau CW (clock wise).
2. Pada motor induksi jenis 1 phasa, apakah menunjukkan gejala overshoot pada saat
starting? Amati dan tulislah analisis anda alasannya jika terjadi gejala overshoot
Jawaban: Iya, pada saat starting motor induksi mengalami overshoot dan besarnya
overshoot dipengaruhi oleh nilai arus yang diberikan. Jika arus yang diberikan rendah
maka overshoot akan tinggi, dan semakin tinggi arus maka overshoot akan semakin
rendah.

IV-9
4.8 Kesimpulan dan Saran
4.8.1 Kesimpulan
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotor nya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Sesuai dengan namanya motor
induksi satu phasa dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai tegangan satu phasa.
Konstruksi motor induksi satu phasa hampir sama dengan konstruksi motor induksi tiga
phasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Keduanya merupakan
rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Di antara rotor dan stator ini
terdapat celah udara yang sempit.
Pada praktikum ini digunakan motor AC 1 phasa jenis kapasitor, yang banyak
digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor
lemari es, dan motor air conditioning. Pada motor AC tipe EME-B ini spindle nya tidak
dapat berputar bolak balik dikarenakan pada motor ini tidak terdapat lilitan auxuliary, yang
mana auxuliary ini memiliki arti meskipun phasa dan netral dibolak-balikkan pada motor
maka hasilnya akan tetap sama perputarannya searah jarum jam atau CW (clock wise). Pada
saat starting motor induksi mengalami overshoot dan besarnya overshoot dipengaruhi oleh
nilai arus yang diberikan. Jika arus yang diberikan rendah maka overshoot akan tinggi, dan
semakin tinggi arus maka overshoot akan semakin rendah.
4.8.2 Saran
Semua praktikan diberi kesempatan untuk melakukan percobaan pada setiap
praktikum. Diharapkan adanya perpanjangan tenggang waktu asistensi modul praktikum,
minimal satu minggu.

IV-10
IV-11

Anda mungkin juga menyukai