Anda di halaman 1dari 12

Edisi Agustus 2014

Pajak dan
Semangat Nasionalisme

Laporan Utama
Laporan Utama Kanwil Dalam Berita
- Kewajiban Perpajakan Bagi Dokter - Tax Day
- Program Penghargaan Kinerja Pegawai
Peraturan Perpajakan - Sosialisai “Aku generasi Peduli Pajak”
- Seputar Pemeriksaan Pajak - Aksi Simpatik Mudik Lebaran
- KKN Tematik UMM
Editorial

Pajak
dan
Semangat Nasionalisme

N
egara kita baru saja merayakan kemerdekaannya yang ke-69 pada tanggal 17
Agustus 2014 yang lalu. Tentu kita masih ingat cita-cita pendiri bangsa untuk
menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil, makmur dan sejahtera.
Membangun bangsa yang besar, sebesar Indonesia, memerlukan semangat nasionalisme
yang kuat untuk menopangnya. Sulit rasanya membangun bangsa ini tanpa ada rasa cinta
negara, yang menjadikan setiap nafas, pikiran, langkah dan gerak dalam sebuah alunan ritme
teratur serta membuncahkan semangat bergelora untuk mendorong Indonesia menggapai cita-
cita para pendiri bangsa.
Setiap Warga Negara Indonesia wajib untuk berperan serta dalam membangun bangsa ini
sesuai peran masing-masing. Peran ini mestinya harus diposisikan tidak hanya dalam kerangka
untuk kepentingan pribadi namun juga harus diposisikan untuk kepentingan umum/Negara.
Peran dokter misalnya, mestinya tidak hanya dipandang dalam posisi sebagai
profesi/pekerjaan, namun juga mesti dipandang sebagai sebuah kontribusi untuk
mensejahterakan rakyat Indonesia baik melalui tingkat kesehatan yang terus membaik maupun
kontribusi pajak yang secara pribadi dibayarkan oleh seorang dokter kepada Negara.
Kesadaran inilah yang perlu terus kita bangun dalam setiap peran, profesi atau pekerjaan
yang kita lakukan agar lebih bermakna bagi kehidupan kita dan negara. Sebagai warga negara
yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi mestinya kita harus bertanya seberapa besar
kontribusi kita kepada Negara. Orang yang paling besar kontribusinya bagi Negara maka dialah
sebenar-benarnya pahlawan bangsa ini.
Mari kita bangun negara kita dengan nasionalisme yang tinggi untuk menggapai cita-cita
pendiri bangsa. Merdeka!

Pelindung : Kepala Kanwil DJP Jawa Timur III


Pemimpin Umum : Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jawa Timur III
Redaktur : Okto Syamsu R., Arif Budianto, Said Faiz Al Amin, Musoli, Yayuk Susanti
Desain Grafis dan Layout : Musoli
Alamat : Gedung Kanwil DJP Jawa Timur III
Jalan Letjen. S. Parman No. 100 Malang 65122
Telepon / Fax : (0341) 403333 / 0341(403463)
E-Mail : jabagtim3@pajak.go.id
Pengaduan Pajak : 500 200
Website : www.pajak.go.id
Agustus 2014 | Fiesta 1
Laporan Utama

KEWAJIBAN
PERPAJAKAN BAGI
DOKTER
penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak
final; penghasilan dari luar negeri; dan penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak.
Yang pertama, penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan bebas. Pekerjaan bebas adalah pekerjaan
dimana dokter bertindak untuk dan atas namanya
sendiri, bukan untuk dan atas nama
perusahaan/persekutuannya, atau tidak terikat oleh
suatu hubungan kerja (sebagai pegawai/karyawan

P
ada dasarnya seorang dokter, baik yang tetap maupun tidak tetap). Penghasilan sehubungan
bertugas di rumah sakit ataupun yang dengan pekerjaan bebas antara lain praktik dokter
membuka praktek sendiri di rumah atau sendiri (membuka klinik pribadi); praktik dokter di
tempat yang telah disewa, mempunyai kewajiban rumah sakit atau klinik baik itu dokter tetap, dokter
membayar pajak sesuai dengan aturan dalam tamu, maupun dokter yang menyewa ruangan di
Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan rumah sakit sebagai tempat praktiknya; dan pekerjaan
(KUP). Dokter merupakan orang pribadi yang menjadi bebas selain dari praktik dokter, di rumah sakit/ klinik,
subyek pajak, sedangkan penghasilan yang misalnya honorarium sebagai pembicara.
diperolehnya termasuk dalam obyek pajak. Yang kedua, penghasilan dari usaha di luar
Pengertian penghasilan adalah setiap tambahan profesi dokter, misalnya usaha apotek, rumah makan,
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh toko dan sebagainya. Yang ketiga, penghasilan
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun sehubungan dengan pekerjaan yaitu penghasilan
dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk sebagai pegawai/karyawan, antara lain pengurus atau
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pimpinan rumah sakit atau klinik maupun pegawai
Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam tetap di rumah sakit, universitas (dosen), atau
bentuk apapun. Sedangkan pengertian dari Pajak perusahaan. Yang keempat, penghasilan dalam
Penghasilan adalah pajak atas penghasilan yang negeri lainnya yang bersifat tidak final antara lain
diterima Wajib Pajak komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya dari
Salah satu jenis penghasilan yang merupakan produsen obat-obatan dan alat kesehatan; royalti;
objek pajak penghasilan adalah penggantian atau sewa harta selain tanah/bangunan; penghargaan dan
imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang hadiah; keuntungan dari penjualan/pengalihan harta.
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, Yang kelima, penghasilan dari luar negeri antara
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, lain dividen; royalti; bunga, dan honor sebagai dokter
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lain, kecuali di luar negeri. Yang keenam, penghasilan yang bukan
ditentukan lain dalam UU PPh. Tambahan kekayaan merupakan objek pajak, antara lain warisan; bagian
neto yang berasal dari penghasilan yang belum laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagi
dikenakan pajak juga termasuk sebagai objek Pajak atas saham; pembayaran klaim asuransi jiwa,
Penghasilan. Dengan demikian Wajib Pajak yang asuransi dwiguna, kecelakaan, kesehatan dan
menerima penghasilan yang merupakan Objek Pajak beasiswa. Yang ketujuh, penghasilan yang dikenakan
Penghasilan, wajib membayar atau melunasi Pajak PPh yang bersifat final antara lain bunga tabungan
Penghasilan termasuk penghasilan yang diterima atau deposito; dividen; penjualan saham di bursa efek;
Wajib Pajak Orang Pribadi seperti dokter. dan sewa tanah dan/atau bangunan.
A. Sumber Penghasilan Dokter B. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) bagi
Penghasilan dokter dapat dibedakan menjadi 7 Dokter
(tujuh) yaitu penghasilan sehubungan dengan Dokter yang telah mempunyai penghasilan di atas
pekerjaan bebas; penghasilan dari usaha di luar Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib
profesi dokter; penghasilan sehubungan dengan mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP di KPP
pekerjaan (penghasilan sebagai pegawai/karyawan); yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya.

Agustus 2014 | Fiesta 2


Laporan Utama

NPWP merupakan sarana administrasi sebagai 15/PJ/2006). Penghasilan atas honorarium


identitas WP dalam melaksanakan hak dan sebagai pembicara seminar dipotong oleh
kewajiban perpajakannya. Caranya, dokter cukup pemberi penghasilan jika pemberi penghasilan
menyampaikan formulir permohonan secara adalah pemotong pajak dan diberikan Bukti
langsung ke KPP, menyampaikan formulir Potong PPh Pasal 21 Tidak Final. Penghasilan
permohonan melalui kantor pos/jasa pengiriman dari usaha di luar profesi dokter, bersifat final
k e K P P, a t a u m e l a l u i i n t e r n e t d e n g a n apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP
menggunakan fasilitas e-registration (Pasal 2 PP No. 46 Tahun 2013).
Nomor 74 tahun 2011, Peraturan Dirjen Pajak No. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013). (penghasilan sebagai pegawai/karyawan),
Dalam rangka mengetahui jumlah PPh diberikan oleh pemberi kerja dan diberikan bukti
terutang, dokter perlu menghitung terlebih dahulu potong PPh Pasal 21 (1721 A1 untuk karyawan
besarnya penghasilan neto atas penghasilan swasta atau 1721 A2 untuk PNS). Atas
yang diterima/diperoleh. Besarnya Penghasilan penghasilan dokter dari keuangan rumah sakit
Neto sehubungan dengan pekerjaan bebas yang diterima oleh dokter yang menjabat
(dokter) dan penghasilan dari usaha di luar profesi pengurus, pimpinan rumah sakit, pegawai tetap
dokter, dapat dihitung melalui pembukuan atau maupun tenaga honorer di rumah sakit berupa
pencatatan. Jika menggunakan pembukuan, gaji, tunjangan, honorarium dan imbalan lainnya
pajak dikenakan atas penghasilan neto. Jika dikenakan PPh Pasal 21 sesuai dengan
menggunakan pencatatan, pajak dihitung dengan perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan sesuai buku petunjuk pemotongan PPh Pasal
Neto. Norma Penghitungan Penghasilan Neto 21/26 (lihat KEP-545/PJ/2000 Jo PER-
untuk dokter (berdasar KEP 536/2000) adalah 15/PJ/2006). Tarif yang dikenakan adalah tarif
45% untuk 10 ibukota propinsi yaitu Medan, Pasal 17 atas Penghasilan Kena Pajak.
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Penghasilan Kena Pajak ini adalah penghasilan
Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran
Pontianak; 42,5% untuk kota propinsi lainnya dan pensiun dan Penghasilan Tidak Kena Pajak
40% untuk daerah lainnya. Dengan (PTKP).
menggunakan persentase norma tersebut maka Penghasilan yang lain seperti deviden,
penghitungan penghasilan neto dari praktek dan hadiah, sewa, royalti, penjualan harta dll,
pekerjaan bebas dokter menjadi lebih mudah. pengenaan pajak atas penghasilan ini mengikuti
Misalnya, Dokter A berpraktek di Denpasar pengenaan pajak secara umum. Misalnya apabila
dengan penerimaan bruto 500 juta setahun, ada dokter yang memperoleh hadiah undian
disamping itu dia juga bertindak sebagai dokter maka penyelenggara undian akan mengenakan
tamu di RS X dengan penghasilan 200 juta pajak final dengan tarif 25%. Karena sifatnya yang
setahun. Maka penghitungan penghasilan final maka penghasilan ini tidak digabungkan
netonya adalah 45% x (500 juta+200 juta) = 315 dengan penghasilan lainnya dalam menghitung
juta. PPh terutang dan pajak yang sudah dipotong
Praktik dokter di rumah sakit atau klinik atas tidak dapat dikreditkan lagi. Contoh lainnya
penghasilan berupa jasa dokter yang dibayar oleh misalnya ketika dokter tersebut menerima
pasien melalui rumah sakit atau klinik tersebut penghasilan berupa deviden maka oleh pemberi
(berdasarkan jumlah pasien) dilihat dari sifat deviden akan dikenakan pajak final pasal 17 ayat
penghasilannya, pembayaran jasa berdasarkan 2c UU PPh dengan tarif 10%.
jumlah pasien dianggap sebagai penghasilan dari Informasi tentang cara penghitungan PPh
pekerjaan bebas, sehingga bukti potong dibuat atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
terpisah (Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Tidak d o k t e r, d a p a t d i p e r o l e h d e n g a n c a r a
Final). Penghasilan yang berasal dari pasien yang menghubungi Account Representative di KPP,
diterima oleh semua jenis dokter dikenakan menghubungi Kring Pajak 500200 maupun
pemotongan PPh Pasal 21 15% x 50% x imbalan mengakses website www.pajak.go.id.
jasa dokter atau sama dengan 7,5% dari jasa
dokter (lihat KEP-545/PJ/2000 Jo PER-

Agustus 2014 | Fiesta 3


Peraturan Perpajakan

Seputar Pemeriksaan Pajak

D
alam self asessment system, seperti pemeriksaan untuk:
yang dianut dalam UU perpajakan kita, 1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Wajib Pajak diberi kewenangan penuh perpajakan Wajib Pajak; dan/atau
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar 2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan
dan melaporkan sendiri pajak terutang yang peraturan perundang-undangan perpajakan,
menjadi kewajibannya. Pajak yang dihitung, yaitu sebagai berikut:
diperhitungkan dan dibayar sendiri tersebut a. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
kemudian dilaporkan dengan menggunakan Surat secara jabatan;
Pemberitahuan (SPT). Apabila Surat b. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
Pemberitahuan telah disampaikan (telah diterima c. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan
bukti penerimaan SPT) maka kewajiban perpajakan Pengusaha Kena Pajak;
yang dilaporkan dalam SPT tersebut telah dianggap d. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
benar, sebagaimana bunyi Pasal 12 ayat (2) UU e. pengumpulan bahan guna penyusunan
KUP yang menyatakan bahwa: ”Jumlah Pajak yang Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
terutang menurut Surat Pemberitahuan yang f. p e n c o c o k a n d a t a d a n / a t a u a l a t
disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak keterangan;
yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan g. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah
perundang-undangan perpajakan.” terpencil;
Loh, bagaimana cara DJP menetapkan SPT h. penentuan satu atau lebih tempat terutang
tersebut benar atau tidak? Kan yang tahu SPT itu Pajak Pertambahan Nilai;
benar atau tidak hanya Tuhan dan si Wajib Pajak i. pemeriksaan dalam rangka penagihan
yang mengisi. Hal inilah yang sering dijadikan pajak;
senjata oleh banyak Wajib Pajak, sehingga banyak j. penentuan saat mulai berproduksi
Wajib Pajak melakukan pengisian SPT secara asal- sehubungan dengan fasilitas perpajakan;
asalan. Nah, berdasarkan data yang diperoleh DJP dan/atau
dari pihak lain, baik itu dari pemberi kerja, kerabat, k. pemenuhan permintaan informasi dari
rekan kerja maupun lawan transaksi, bisa ketahuan negara mitra Perjanjian Penghindaran
deh SPT itu benar atau tidak. Hal ini dilakukan Pajak Berganda
dengan mekanisme pemeriksaan pajak, yaitu
pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor
kepatuhan Wajib Pajak. (Pemeriksaan Kantor) atau di tempat Wajib Pajak
Sebelum lebih jauh memahami tentang (Pemeriksaan Lapangan) yang ruang lingkup
mekanisme pemeriksaan, kita harus paham dulu pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis pajak,
apa yang dimaksud dengan pemeriksaan dalam beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik
bidang perpajakan? Jawabannya ada di PMK- untuk tahun-tahun yang lalu maupun untuk tahun
17/PMK.03/2013 yang bunyinya: ”Pemeriksaan berjalan. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap
adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dan badan lain sebagai pemungut pajak atau
dilaksanakan secara objektif dan profesional pemotong pajak.
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk Pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban menguji pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka Pajak dilakukan dengan menelusuri kebenaran
melaksanakan ketentuan peraturan perundang Surat Pemberitahuan, pembukuan atau pencatatan,
undangan perpajakan.” dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya
dibandingkan dengan keadaan atau kegiatan usaha
1. Tujuan Pemeriksaan Pajak sebenarnya dari Wajib Pajak.
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan

Agustus 2014 | Fiesta 4


Peraturan Perpajakan

2. Kewajiban bagi WP yang dilakukan pemeriksaan sehingga PPh terutang seharusnya adalah
Berdasarkan Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Rp312.500.000,00, maka Direktur Jenderal Pajak
KUP, Wajib Pajak yang diperiksa wajib: menetapkan besarnya pajak yang terutang
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku sebagaimana mestinya menurut ketentuan peraturan
atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, perundang-undangan perpajakan, yaitu dengan
dan dokumen lain yang berhubungan dengan menerbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, Bayar).
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang Apabila telah diterbitkan SKPKB, maka sanksi
terutang pajak; yang diterima Wajib Pajak apa? Pasal 13 ayat 1 huruf a
2. memberikan kesempatan untuk memasuki Undang-Undang KUP menyatakan bahwa dalam
tempat atau ruang yang dipandang perlu dan jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
dan/atau Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak
3. memberikan keterangan lain yang diperlukan. dapat menerbitkan SKPKB dalam hal apabila
berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
K e m u d i a n s e t e l a h Wa j i b P a j a k d i l a k u k a n pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar. Atas
pemeriksaan, hasilnya apa? Apakah Wajib Pajak jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB
mendapatkan sanksi jika terbukti tidak patuh dalam tersebut ditambah dengan sanksi administrasi berupa
melaksanakan kewajibannya? bunga sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama
Dalam sistem self assessment, beban pembuktian 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
untuk menyatakan bahwa pajak yang terutang dalam terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Surat Pemberitahuan adalah tidak benar berada pada bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
pihak fiskus (Direktur Jenderal Pajak), sebagaimana diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
dinyatakan dalam Pasal 12 ayat (3) UU KUP yang Dari contoh soal sebelumnya, seandainya SKPKB
menyatakan bahwa: “Apabila Direktur Jenderal Pajak atas PT XYZ diterbitkan tanggal 10 Oktober 2014,
mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang maka rincian SKPKB adalah sebagai berikut:
menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana Jumlah Pokok Pajak Rp 312.500.000,00
dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00
Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang. Proses Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00
pembuktian atau bukti yang diperoleh di atas dapat Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) *)
berasal dari pemeriksaan atau adanya keterangan Rp 6.000.000,00
lain. Maka apabila dari bukti tersebut ternyata jumlah Jumlah pajak yang masih harus dibayar
p a j a k y a n g t e r u t a n g m e n u r u t Wa j i b P a j a k Rp 36.000.000,00
sebagaimana dilaporkan dalam SPT adalah tidak *) sanksi administrasi bunga dihitung mulai bulan
benar, selanjutnya Dirjen Pajak menetapkan jumlah Januari (saat terutangnya pajak) sampai dengan bulan
pajak yang terutang dengan menerbitkan surat Oktober (bulan diterbitkannya SKPKB)
ketetapan pajak.
Wah, sanksi administrasinya lumayan besar juga
Contoh: ya, Semoga hal ini bisa membuat Wajib Pajak jera.
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan Oleh karena itu, dimohon kepada semua Wajib Pajak
kegiatan usaha perdagangan barang-barang agar dapat mengisi SPT, baik SPT Masa maupun SPT
elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan Tahunan, dengan benar, lengkap dan jelas sesuai
yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
dalam SPT PPh Badan Tahun 2013, dengan perincian Kejujuran Anda dalam mengisi SPT akan membawa
sebagai berikut: kebaikan untuk negara ini karena hampir 70% APBN
kita berasal dari uang pajak. Dan ketidakjujuran Anda
Penghasilan Neto : Rp1.000.000.000,00 dalam mengisi SPT akan membawa keburukan untuk
PPh terutang : Rp 282.500.000,00 negara ini khususnya untuk Anda sendiri yaitu
Kredit Pajak : Rp 202.500.000,00 mendapatkan sanksi administrasi. Mau?
Pajak yang kurang dibayar : Rp 80.000.000,00 Demikianlah penjelasan singkat tentang
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 pemeriksaan pajak. Tadi telah dibahas mulai dari
April 2014. definisi pemeriksaan pajak hingga sanksi yang didapat
5 jika Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan pajak. Sudah
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa cukup jelaskah? Mudah-mudahan cukup jelas ya...
pajak yang dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan
PPh Tahun 2013 tidak benar, ternyata Penghasilan pengetahuan kita mengenai pemeriksaan pajak.
Neto seharusnya adalah Rp1.100.000.000,00

Agustus 2014 | Fiesta 5


Tax Day
Universitas Muhammadiyah Malang, 11 Juni 2014

D
alam rangka Hari Ulang Tahun Ke-1 Tax Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas
Malang (UMM) sekaligus mendekatkan pajak kepada masyarakat civitas akademika, Kantor Wilayah
(Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur III bekerjasama dengan Tax Center FEB UMM
mengadakan kompetisi pajak dengan tajuk “Tax Day”. Kegiatan ini digelar dalam bentuk perlombaan yang santai
dan fun sehingga diharapkan dapat mengenalkan pajak dengan cara yang menyenangkan kepada para
mahasiswa sebagai calon Tax Payer. Sekitar 200 mahasiswa dari berbagai fakultas sangat antusias untuk ikut
berpartisipasi, apalagi dengan disediakannya hadiah uang tunai bagi para pemenang.
Tax Day digelar pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2014 mulai pukul 09.00 WIB dengan diawali sambutan oleh
Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Kanwil DJP Jatim III, Nur Falaq Rachmaningtiyas.
Perlombaan yang dipertandingkan antara lain:
1. Lomba “Ranking 1” Pajak
Mengadopsi acara “Rangking 1” di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia dengan pertanyaan
seputar perpajakan.
2. TTS Pajak
Mengisi Teka-Teki Silang untuk mengasah pengetahuan di bidang perpajakan dengan cara yang
menantang dan menyenangkan.
3. Isi SPT Berhadiah
Simulasi mengisi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi agar para mahasiswa kelak tidak asing lagi dalam
memenuhi kewajiban perpajakan.
4. Lomba Foto Tax Day
Mewadahi minat mahasiswa dalam bidang fotografi dengan mendokumentasikan kegiatan Tax Day.
5. Tendangan Pajak
Dikemas dalam bentuk lomba menendang bola pada 3 lubang yang telah disediakan secara berurutan
sesuai alur SPT Tahunan. Peserta yang berhasil memasukkan bola pada 3 lubang dengan urutan benar
akan mendapat hadiah dan souvenir.
Dengan diselenggarakan kegiatan ini, diharapkan generasi muda sebagai calon Wajib Pajak di masa depan
lebih memahami tentang apa itu pajak sehingga mampu menjadikan mereka pemuda-pemudi yang sadar dan
peduli pajak.

Agustus 2014 | Fiesta 6


Program Penghargaan Kinerja Pegawai
Pada Jabatan Tertentu di Lingkungan
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III
Sebagai wujud penghargaan dan motivasi
kepada pegawai DJP yang memiliki kinerja baik,
seperti tahun-tahun sebelumnya, DJP kembali
melaksanakan Program Penghargaan Kinerja
Pegawai. Pelaksanaan seleksi tingkat Kanwil
dilaksanakan untuk setiap jenis jabatan. Khusus
untuk jabatan Account Representative dan
Fungsional Pemeriksa Pajak proses Seleksi Tingkat
Kanwil diawali dengan pelaksanaan uji kompetensi
secara online melalui e-learning. Setelah diperoleh
nilai uji kompetensi dari Tim Program PKP, Tim
Seleksi Tingkat Kanwil melakukan pembobotan atas
Nilai Seleksi Tingkat KPP dan Nilai Uji Kompetensi
sehingga diperoleh 3 (tiga) orang peserta dari masing-
masing Jabatan yang akan mengikuti uji presentasi
yang dilaksanakan di Aula Kanwil DJP Jawa Timur III
pada tanggal 25 Juni 2014.
Untuk jabatan Penelaah Keberatan, 3 (tiga)
orang peserta Seleksi Tingkat Kanwil telah ditentukan
pada Seleksi Tingkat Awal dimana 3 (tiga) orang
Penelaah Keberatan yang lolos pada Seleksi Tingkat
Awal wajib membuat dan mengumpulkan makalah
pada Tim Seleksi Tingkat Kanwil.
Dari hasil penilaian tim seleksi tingkat Kanwil,
baik atas presentasi maupun keseluruhan tahapan
seleksi, diperoleh 3 peserta terbaik untuk masing-
masing jabatan, yaitu:
a. Acount Representative
1. Ainur Rofiq (KPP Madya Malang)
2. Yusli Bahtiar (KPP Pratama Pasuruan)
3. Wiwid Budiman (KPP Pratama Singosari)
b. Fungsional Pemeriksa Pajak
1. Timotius Jositrianto (KPP Pratama Batu)
2. Hari Yadi (KPP Pratama Kediri)
3. Mahmud Hidayat (KPP Pratama Pasuruan)
c. Penelaah Keberatan
1. Kusnanto
2. Partini
3. Budi Prasetyo
Semoga melalui Program Penghargaan Kinerja
Pegawai ini dapat memberikan semangat dan
motivasi kepada seluruh pegawai di Direktorat
Jenderal Pajak dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab. Selain itu diharapkan seluruh
pegawai memiliki komitmen yang kuat untuk dapat
lebih memberikan kinerja terbaiknya bagi DJP dengan
melaksanakan/mengamalkan nilai-nilai Kementerian
Keuangan, utamanya memiliki komitmen yang kuat
pada integritas dan profesionalisme dalam rangka
mencapai sasaran strategis DJP dan mendukung
pencapaian ultimate goal yaitu tercapainya target
penerimaan pajak yang optimal.

Agustus 2014 | Fiesta 7


SOSIALISASI “AKU GENERASI PEDULI PAJAK”
UNTUK PARA SISWA DAN MAHASISWA MAGANG/PKL

G
enerasi muda adalah harapan bangsa.
Mereka merupakan calon-calon pemimpin
bangsa di masa mendatang. Generasi muda
yang dididik dengan baik dan berwawasan luas
merupakan asset yang sangat berharga untuk bangsa
ini. Berbekal semangat tersebut, Kanwil DJP Jawa Timur
III mengadakan acara sosialisasi “Aku Generasi Peduli
Pajak” pada hari Kamis, 17 Juli 2014 di Aula Kanwil DJP
Jawa Timur III. Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari
siswa-siswi SMK dan mahasiswa-mahasiswi yang
PKL/magang di Kanwil dan KPP se-Malang Raya
sebanyak 60 orang yang berasal dari beberapa SMK dan
Perguruan Tinggi yang berada di Malang maupun di luar
Malang.
Materi yang disampaikan dalam acara ini meliputi
peranan pajak dalam pembangunan nasional, alur
pembayaran pajak dan pendistribusiannya, peran aparatur pajak, serta organisasi dan tata laksana Direktorat
Jenderal Pajak (DJP). Agar mudah dipahami peserta, narasumber dalam acara ini dipilih dari pegawai-pegawai
muda yaitu Irma Novita Sari dan Arif Budianto, keduanya adalah Pelaksana di Bidang P2Humas Kanwil DJP
Jawa Timur III.
Dengan pembekalan ini diharapkan para siswa/mahasiswa tersebut tidak sekedar mendapatkan
pengalaman kerja di lingkungan DJP, namun juga memiliki pengetahuan tentang perpajakan sehingga
diharapkan para siswa/mahasiswa tersebut semakin sadar akan pentingnya pajak bagi pembangunan nasional
serta peran aparatur pajak di dalamnya. Selain itu mereka juga diharapkan menjadi agent of information bagi
masyarakat, setidaknya untuk lingkungan keluarga dan teman terdekat.
Generasi muda diharapkan dapat berperan dalam pembangunan dengan ikut secara aktif dalam
optimalisasi peranan pajak dengan cara-cara seperti menghemat pemakaian listrik, BBM, dan tidak membeli
barang-barang bajakan. Dengan penghematan listrik dan BBM, subsidi yang digunakan untuk kedua sumber
daya ini dapat dihemat sehingga tidak akan memberatkan keuangan negara dan juga dapat dimanfaatkan
untuk dana pembangunan lainnya. Dengan tidak membeli barang bajakan, maka penerimaan dari sektor pajak
berupa PPN dapat dioptimalisasikan sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara.
Yang tidak kalah penting, dengan mendapatkan pengetahuan mengenai perpajakan sejak dini, diharapkan
pada saat terjun dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi Wajib Pajak, para generasi penerus ini sudah
tidak asing lagi terhadap pajak sehingga dapat berperan membantu pemerintah dalam mewujudkan
kemandirian bangsa melalui pembayaran pajak dengan baik dan benar.

Agustus 2014 | Fiesta 8


AKSI SIMPATIK MUDIK LEBARAN DI WILAYAH
MALANG RAYA

M
udik merupakan tradisi tahunan yang
dilakukan penduduk Indonesia saat
menjelang hari raya Idul Fitri. Mudik menjadi
salah satu kegiatan untuk menyambung tali silaturahim
bersama sanak saudara. Kegiatan ini identik dengan arus
kemacetan dan melonjaknya jumlah penumpang di stasiun,
terminal, pelabuhan, dan bandara. Momen ini
dimanfaatkan oleh Kanwil DJP Jawa Timur III untuk
menggelar “Aksi Simpatik Mudik Lebaran” selama tiga hari
yakni mulai 21 Juli 2014 sampai dengan 23 Juli 2014 di tiga
tempat berbeda yaitu stasiun KA Kota Baru Malang pada
hari pertama, terminal Arjosari pada hari kedua, dan
terakhir di terminal Landungsari.
Aksi simpatik kali ini berisi pembagian paket takjil dan
suvenir yang menjadi media sosialisasi kepada para
pemudik. Total paket yang dibagikan selama tiga hari
sebanyak 1500 buah. Agar bagi-bagi takjil ini berjalan
dengan lancar, Kanwil DJP Jawa Timur III menurunkan 13
petugas pada hari pertama dan kedua, serta 12 petugas
pada hari ketiga. Adapun yang bertindak sebagai
coordinator acara adalah Nur Falaq Rachmaningtias
selaku Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Humas)
Kanwil DJP Jawa Timur III.
Pada hari pertama, acara ini berlangsung pada pukul
13.00 – 16.00 WIB disesuaikan dengan jadwal
keberangkatan kereta api di stasiun Kota Baru. Proses
pembagian berjalan cukup lancar dan cepat dengan
menyebarkan petugas di dua pintu keberangkatan. Namun,
terkadang ada juga pemudik yang menolak menerima
paket takjil karena barang bawaan mereka yang cukup
banyak dan juga karena terburu-buru menuju kereta
masing-masing.
Pada hari kedua dan ketiga, kegiatan ini dilakukan
pukul 15.30 – 18.00 WIB. Di terminal Arjosari, proses
pembagian berlangsung kurang memuaskan karena paket
takjil yang dibagikan tidak sepenuhnya mencapai sasaran.
Hal ini karena cukup banyak pedagang dan calo terminal
yang ikut menyerbu takjil pada saat petugas
mengeluarkannya dari kendaraan.
Keadaan yang berbeda terjadi pada hari ketiga
berlokasi di terminal Landungsari. Pembagian paket takjil
berlangsung lamban karena kondisi terminal yang cukup
sepi karena terminal Landungsari merupakan terminal
antar kota dalam provinsi (AKDP) dan belum terjadi
lonjakan jumlah pemudik.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini
diharapkan dapat meningkatkan simpati masyarakat
terhadap pajak mengingat peran masyarakat yang sangat
penting sebagai wajib pajak. Kesadaran masyarakat yang
tinggi untuk melaksanakan hak dan kewajiban tentu akan
berdampak positif terhadap penerimaan negara yang pada
akhirnya manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat.

Agustus 2014 | Fiesta 9


KKN TEMATIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

P
ajak merupakan sumber pendapatan terbesar
negara yang digunakan untuk membiayai
belanja negara dan pembangunan nasional
guna mencapai kesejahteraan rakyat. Penerimaan dari
sektor pajak nantinya akan didistribusikan ke berbagai
sektor, seperti pendidikan, kesehatan, subsidi di bidang
pertanian, energi, pelayanan publik, dan lain sebagainya
yang pada akhirnya akan dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat. Dengan demikian, perlu adanya pemahaman
dari masyarakat luas baik itu yang tinggal di kota maupun di
desa mengenai arti pentingnya pajak bagi pembangunan ini.

Didorong oleh hal tersebut, serta sebagai wujud


kepedulian generasi muda dalam menyukseskan program
pemerintah di bidang perpajakan, Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan
Bidang P2Humas Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur III menyelenggarakan
Sosialisasi Perpajakan sebagai salah satu kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Tematik yang diselenggarakan di dua
desa di Kabupaten Malang. KKN ini diikuti oleh mahasiwa
UMM dari berbagai jurusan yang berjumlah 60 orang.

Sosialisasi perpajakan ini diadakan sebanyak dua kali


yaitu pada tanggal 15 Juli 2014, bertempat di Balai Desa
Srigonco yang dihadiri oleh Kepala Desa Srigonco - Bantur,
Bidang P2Humas Kanwil DJP Jawa Timur III, Ketua Tax
Center UMM, Mahasiswa peserta KKN serta 50 peserta
yang merupakan warga dan aparat desa setempat.
Sosialisasi pajak berikutnya diadakan tanggal 18 Juli 2014,
bertempat di Balai Desa Kluwut-Wonosari yang dihadiri oleh
Kepala Desa Kluwut, Bidang P2Humas Kanwil DJP Jawa
Timur III, Ketua Tax Center UMM, serta 30 peserta yang
merupakan warga dan aparat desa setempat. Pemateri
dalam Sosialisasi Perpajakan tersebut adalah Mahasiswa
UMM yang telah mendapat pembekalan dari Kanwil DJP
Jawa Timur III dan didampingi oleh Kepala Seksi Bimbingan
Penyuluhan Kanwil DJP Jawa Timur III.

Souvenir menarik yang disediakan bagi para peserta


yang aktif dalam acara ini menjadi magnet tersendiri bagi
warga untuk mengikuti acara sampai dengan selesai dan
turut memberikan pertanyaan dan masukan kepada
narasumber. Pertanyaan yang disampaikan didominasi
dengan permasalahan mengenai PBB. Sebagaimana kita
ketahui, pengelolaan PBB telah diserahterimakan kepada
otoritas Pemda masing-masing, namun hal tersebut tidak
menjadi masalah bagi para pembicara untuk tetap
memberikan jawaban dan keterangan-keterangan yang
dibutuhkan warga agar dapat menjalankan kewajiban
perpajakannya dengan baik dan benar.

Agustus 2014 | Fiesta 10


Desain Meterai Tempel
Tahun 2014

Alamat Kami
Kanwil DJP Jatim III; Jl. Letjen.S.Parman No.100 Malang 65122 Telp.(0341) 403333 Faks.(0341) 403463 KPP Madya Malang; Komplek Araya Business Center
Kav.1 Jl. Raden Panji Suroso Malang 65126 Telp. (0341) 402021 Faks. (0341) 402027 KPP Pratama Malang Selatan; Jl. Merdeka Utara No.3 Malang 65119 Telp.
(0341) 365167, 361121, 361971 Faks. (0341) 364407 KPP Pratama Malang Utara; Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 29-31 Malang 65112 Telp. (0341) 364270, Faks.
(0341) 356769 KPP Pratama Kediri; Jl. Brawijaya No. 6 Kediri Telp. (0354) 682063, 681464, 682042 Faks. (0354) 682052 KPP Pratama Tulungagung; Jl. Ki
Mangun Sarkoro No. .17 Beji-Boyolangu Tulungagung 66271Telp. (0355) 336668, 336692 Faks. (0355) 336687 KPP Pratama Pasuruan; Jl. Panglima
Sudirman No. 29, Pasuruan 67115. Telp. 0343-410777,424125, Fax. 0343-426930 KPP Pratama Probolinggo; Jl. Mastrip No. 169-171 , Probolinggo
67213. Telp. 0335-420472,420473, Fax. 0335-420470 KPP Pratama Jember; Jl. Karimata No. 54 A, Jember 68121. Telp. 0331-324907,324908, Fax.
0331-324906 KPP Pratama Banyuwangi; Jl. Adi Sucipto No. 27, Banyuwangi 68416. Telp. 0333-428451,416897, Fax. 0333-428452 KPP
Pratama Pare; Jl. Hasanuddin No. 16 , Kediri 64122. KPP Pratama Blitar; Jl. Kenari No. 118, Blitar 66134. Telp. 0342-816316, Fax. 0342-
816315 KPP Pratama Situbondo; Jl. Argopuro No. 41, Situbondo 68322. Telp. 0338-671969,,671800, 672167, Fax. 0338-673701
KPP Pratama Kepanjen; Jl. Raya Kepanjen Pakisaji Km.4, Kepanjen . Telp. 0341-398393, Fax. 0341-398350 KPP Pratama
Singosari; Jl. Raya Randuagung No.12, Singosari, Malang 65153. Telp. 0341-429923, 429924, 429925, Fax. 0341-
429950 KPP Pratama Batu; Jl. Letjend. S. Parman No. 100 , Malang 65122. Telp. 0341-
403411,403541, Fax. 0341-403540

Anda mungkin juga menyukai