KECEPATAN REAKSI
KECEPATAN REAKSI
Asisten,
MURTINA
H311 13 1509
BAB I
PENDAHULUAN
dan produk reaksi tiap satuan waktu, dan dapat juga dipergunakan untuk menghitung
kebutuhan energi untuk produksi hidrogen. Persamaan laju reaksi diperoleh melalui
eksperimen, dan tidak bisa hanya dilihat dari persamaan reaksinya saja. Dengan
pengukuran jumlah konsentrasi tiap zat terhadap waktu persamaan laju reaksi dapat
Kata kinetik dapat diartikan sebagai gerakan atau perubahan. Energi kinetik
didefinisikan sebagai energi yang tersedia karena gerakan suatu benda. Di sini
kinetika merujuk pada laju reaksi (Reaction Rate), yaitu perubahan konsentrasi
dan konfigurasi pada energi potensial barier tertinggi yang memisahkan antara
reaktan dan produk. Dari beberapa keadaan transisi ada langkah-langkah reaksi tetapi
hanya keadaan transisi yang mempunyai energi bebas tertinggi yang signifikan
Oleh karena itu, percobaan yang berjudul “Kecepatan Reaksi” ini dilakukan
sebagai langkah untuk mengetahui dasar laju reaksi melalui metode percobaan di
laboratorium.
I.2 Maksud dan Tujuan
reaksi tersebut, dan hal-hal yang memengaruhi kecepatan suatu reaksi, sehingga
dapat meramalkan dan menentukan kondisi reaksi yang tepat untuk suatu reaksi.
Dengan demikian, kita dapat mengendalikan suatu reaksi, baik menghambat maupun
TINJAUAN PUSTAKA
dimana suatu reaksi kimia terjadi. Kata “Kinetik” dapat diartikan sebagai gerakan
atau perubahan. Kinetik yang dimaksud di sini adalah laju dari sebuah reaksi atau
laju reaksi, di mana adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam
Dapat diketahui bahwa ada reaksi dapat digambarkan dengan persamaan umu
Reaktan Produk
A B
kelajuannya sebagai
∆[A] ∆[B]
v= atau v = ……(2.1)
∆t ∆t
dimana ∆[ ] dan ∆[ ] adalah perubahan konsentrasi (Molaritas) dalam periode
negatif. Laju sebuah reaksi adalah bernilai positif, jadi tanda minus diperlukan untuk
menjadikannya kelajuan yang positif. Di samping itu, laju dari produk tidak bertanda
Tingkat ini adalah tingkat rata-rata karena rata-rata selama periode waktu tertentu ∆
(Chang, 2010).
dan laju reaksi mula-mula kita dapat menentukan orde reaksi dan laju konstan dari
Orde dari reaktan tidak dapat dihubungkan dengan koefisien stoikhiometri dari
polimer adalah termasuk kinetika reaksi kompleks dengan laju reaksi sangat kecil.
Perbedaan laju reaksi antara orde satu dan orde dua adalah sangat kecil. Oleh karena
laju reaksi sangat kecil, maka untuk mendapatkan hukum laju yang tepat diperlukan
Ungkapan kecepatan reaksi sebagai fungsi konsentrasi disebut hukum laju. Hukum
v=k[A]n ......(2.2)
k adalah konstanta laju reaksi, n adalah orde reaksi. Hubungan antara konsentrasi
Orde reaksi adalah jumlah eksponen faktor konsentrasi yang terdapat dalam
-d[BrO3 ]
r= dt
= k [BrO3-] [Br-] [H+]2 ........(2.6)
keseluruhan, orde reaksi adalah empat yaitu orde satu terhadap [BrO3-] [Br-],
atau “Slope” grafik. [A]0 dapat diperoleh dari intercept grafik terhadap ordinat atau
sumbu-y. Sedangkan kesesuaian antara grafik regresi linier dengan grafik data
Pada saat reaksi berlangsung, konsentrasi reaktan berkurang. Hal lain pada
laju reaksi pada relasi konsentrasi untuk setiap waktu disebut paruh, t di mana
waktu yang dibutuhkan konsentrasi reaktan untuk berkurang menjadi setengah dari
1 [A]0
t = k ln [A]t ........(2.7)
1
dari definisi paruh, ketika t = t2 , [A]t = [A]0/2. Jadi
1 1 [A]0
t 2 = k ln [A}0/2 .........(2.8)
atau
1 0,693
t = k ln 2= k
.........(2.9)
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang utamanya adalah
sebagai berikut:
1. Katalis
Paling sedikit ada satu reaktan dalam suatu reaksi. Untuk terbentuknya suatu
produk akibat reaksi katalisi atau autokatalisis. Adakala suatu produk boleh
menghambat suatu reaksi, hal ini tidak diinginkan, karena reaksi tidak menyajikan
konstan. Intensitas Radiasi, sinar matahari atau sinar lampu juga dapat
mempengaruhi laju reaksi. Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk
menggunakan sinar monokramatik tidak diharapkan. Tetapi jika berkas sinar putih
jatuh lurus ke atas sampel seperti di dalam dioda spekrofotometri perlu diperhatikan
(Siregar, 2008).
3. Sifat-sifat Pelarut
menaikkan laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buffer
(Siregar, 2008).
Bukan hanya konsentrasi, suhu dan bentuk fisik reaktan saja yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penambahan zat lain yang disebut katalis juga ikut
mempengaruhi kecepatan reaksi. Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam
reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia
yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kesetimbangan kimia.
menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah
yang sangat sedikit. Dalam kimia industri, banyak upaya untuk menemukan katalis
yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang
terbentuk. Seberapa cepat reaktan terpakai pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa
macam perlakuan pada sistem atau lingkungan. Seperti halnya ketika suhu dinaikan
maka suhu energi kinetik partikel zat meningkat sehingga memungkinkan semakin
berlangsung lebih cepat dari suhu semula. Semakin banyak partikel zat, maka
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan akan semakin cepat terjadi, hal ini
terjadi pada penambahan konsentrasi zat yang dapat mempercepat reaksi. Selain suhu
dan konsentrasi luas permukaan zat atau bentuk fisik dari zat juga ikut
mempengaruhi kecepatan reaksi zat. Semakin luas permukaan suatu zat atau semakin
halus bentuk fisik dari suatu zat, semakin kecil ukuran zat, reaksi berlangsung
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan kecepatan reaksi adalah H2SO4 0,1 M,
Alat yang digunakan pada percobaan kecepatan reaksi adalah tabung reaksi,
stopwatch, kaki tiga, rak tabung, gelas piala, kawat kasa, lampu spiritus, pipet tetes,
kemudian ambil lima buah tabung reaksi lain yang diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2
akuades. Lalu, isi tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertama ke
zat tersebut, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh),
kemudian ambil lima buah tabung reaksi lain yang diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2
mL, dan 1 mL H₂SO₄ 0,1 M yang diencerkan hingga volume 5 mL dengan akuades.
Lalu, isi tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertama ke dalam
Dipilih salah satu konsentrasi H₂SO₄ dan Na2S2O3. Disiapkan 6 buah tabung
reaksi dan 3 buah tabung diisi dengan Na₂S₂O₃ dan 3 buah tabung reaksi lainnya diisi
dengan H2SO4. Sepasang tabung reaksi dimasukkan kedalam gelas pialayang berisi
air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk suhu
larutan mulai keruh. Waktu dan suhu yang digunakan selama berlangsungnya reaksi
dicatat. Kemudian, dilakukan hal yang sama untuk dua pasang tabung reaksi
selanjutnya dengan variasi suhu yang berbeda-beda yakni pada suhu ruang dan pada
5.1 Kesimpulan
1. Suhu dapat mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi suhu maka akan
suatu zat yang direaksikan maka akan semakin cepat laju reaksi tersebut.
5.2 Saran
Setelah mengikuti dan melakukan pecobaan, tentunya ada saran yang harus
disampaikan demi lebih baiknya percobaan ini ke depannya. Saran untuk percobaan
adalah agar menggunakan larutan lain dalam percobaan. Hal tersebut dikarenakan
indikator kekeruhan suatu larutan sangatlah relatif, apalagi jika terdapat banyak
orang pengamat.
Saran untuk laboratorium agar tempat mencuci tangan atau peralatn lab bisa
diperbaiki. Alat yang satu ini sangatlah penting, apalagi bila bagi seseorang yang
Saran untuk asisten agar bisa memperhatikan para praktikan saat tes respon.
Siregar, T.B., 2008, Kinetika Kimia. Medan: Universitas Sumatra Utara Press.
Nasution,. M.B., Arifah, M., dan Tsabitah, R.N., 2014, Pengaruh Laju Reaksi
terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Laju Reaksi, 1(1):
1-5.
Siahaan, P., 2000, Analisa Data Kinetika Dengan Mathcad: Reaksi Dekomposisi
Etilen Oksida Asumsi Orde-1, Orde-2, Orde-3. Laboratorium Kimia Fisik,
Jurusan Kimia FMIPA UNDIP, Semarang.
Lampiran 1. Bagan Kerja
- Dijalankan stopwatch
Hasil
- Dijalankan stopwatch
Hasil
B. Pengaruh Suhu
menit
Hasil