Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem pencernaan/digestif yang


sering disebut sistem gastro-intestinal
berfungsi sebagai pemasuk nutrisi untuk
tubuh. Makanan yang dikonsumsi masuk
ke tubuh manusia melalui mulut dengan
pengunyahan.. Makanan kemudian
ditelan masuk ke esofagus untuk
diteruskan di lambung. Setelah di
lambung, makanan masuk ke usus halus
yang terdiri dari duodenum, jejunum,
dan ileum. Di tempat tersebut sebagian
besar makanan diabsorbsi (diserap) ke
dalam darah. Setelah di usus halus, sisa
makanan masuk ke usus besar (kolon) melalui saekum. Kolon terdri dari kolon ascenden,
kolon transversum, dan kolon descenden. Sisa makanan kemudian berjalan melalui
sigmoid dan keluar dari anus dalam bentuk feses. Sistem pencernaan juga meliputi organ-
organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Adapun fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk menyediakan suplai terus
menerus pada tubuh akan air, elektrolit, dan zat gizi, sehingga dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses
berikut:
1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi
(pengunyahan/mastikasi) di mana terjadi perombakan makanan dari bentuk kompleks
ke bentuk yang lebih sederhana. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum
ditelan (menelan/deglutinasi).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

1
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorbsi dapat berlangsung.
5. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan
ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti/defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, dalam bentuk
feses dari saluran pencernaan.

2
BAB II
ISI

Saluran pencernaan makanan secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
Rongga Oral (Mulut) – Faring (tekak) – Esofagus (kerongkongan) – Lambung
(Ventrikulus/Gaster) – Usus Halus (Intestinum Tenue) – Usus Besar (Kolon) – Rektum –
Anus.
A. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah jalan masuk menuju sistem
pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi
dalam proses awal pencernaan. Rongga oral utama
dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan
keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan
orofaring di bagian belakang.
 Lidah
Berfungsi sebagai indera pengecap/perasa, mengaduk makanan di dalam rongga
mulut, membantu proses penelanan, membantu membersihkan mulut, dan membantu
bersuara/berbicara.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada
frenulum lingua. Otot ekstrinsik lidah menggerakkan lidah dari sisi ke sisi dan keluar
masuk. Dua per tiga bagian lidah berada di rongga mulut, sementara sepertiganya
berada di faring, melekat pada tulang hioid. Tonsila lingualis berada pada permukaan
superior dari pangkal lidah. Pada permukaan lidah terdapat papilla yang memberikan
permukaan kasar pada lidah yang membantu pergerakan makanan dan sebagian
memiliki kuncup pengecap.
 Asin, di bagian lateral lidah.
 Manis, di bagian ujung dan anterior lidah.
 Asam, di bagian lateral lidah.
 Pahit, di bagian belakang lidah.
Di bagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup
jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan
nafas. Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas tiga bagian, yaitu:
 Radiks lingua = pangkal lidah

3
 Dorsum lingua = punggung lidah
 Apeks lingua = ujung lidah

 Kelenjar saliva (kelenjar ludah)


Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan
duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Kelenjar ludah
(saliva) dihasilkan di dalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak sadar,
yang berfungsi sebagai berikut.
a. Memudahkan makanan untuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjadi bolus, yaitu
gumpalan yang siap ditelan sehingga terjadi pelarutan makanan secara kimia.
b. Melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Juga
mempertahankan bagian mulut dan lidah tetap lembab atau basah sehingga
memudahkan lidah bergerak saat bicara.
c. Mengandung ptyalin atau amilase, yaitu suatu enzim yang mengurai zat tepung
menjadi polisakarida dan maltosa.
d. Sebagai zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti
obat, virus, dan logam diekskresi ke dalam ludah..
e. Sebagai zat antibakteri dan antibodi yang berfungsi untuk membersihkan rongga
oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
Di sekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar saliva yaitu:
1) Kelenjar parotis, kelenjar saliva paling besar dan terletak
di bagian atas mulut depan telinga. (1)
2) Kelenjar submaksilaris (submandibular), terletak di
belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. (2)
3) Kelenjar sublingualis, kelenjar saliva yang paling kecil,
terletak di bawah lidah bagian depan. (3)

 Gigi
Berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dalam
mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan liur untuk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

4
Gigi manusia terdiri atas beberapa jenis gigi yaitu gigi seri (insisipus) sebagai
pemotong makanan. Gigi taring (caninus) sebagai pengoyak atau perobek makanan.
Serta gigi geraham (premolar-molar) sebagai penghalus atau pengunyah makanan.
Gigi manusia terdiri atas beberapa bagian yaitu mahkota gigi, tulang gigi, dan
rongga gigi. Mahkota gigi yang dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin
(tulang gigi). Tulang gigi di bawah lapisan email. Rongga gigi berada di bagian dalam
gigi. Di dalamnya terdapat pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

B. Faring dan Esofagus


Setelah dirasa halus, makanan akan didorong ke faring untuk ditelan. Proses ini
disebut deglutinasi (menelan). Menelan merupakan suatu aksi fisiologis kompleks ketika
makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung dan terjadi dalam tiga fase. Yang
pertama disebut fase oral, yaitu bolus didorong ke belakang oleh gerakan voluntar lidah.
Pada fase faringeal, bolus bergerak melewati epiglotis ke faring bagian bawah berlanjut ke
esofagus. Pada fase esofagus, gelombang peristaltik primer yang dimulai dari faring terus
berjalan sepanjang esofagus, mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian distal.
Adanya bolus merelaksasikan otot sfingter distal ini sejenak sehingga memungkinkan
bolus masuk ke dalam lambung.
 Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(esofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi. Di sini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang
letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang.
Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk
ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke
belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang.
Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls
ke pusat menelan dalam medulla dan batang bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah
pada waktu yang sama dengan gerakan menelan, jalan udara ditutup sementara
sehingga makanan bisa masuk. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi
secara bersamaan.

5
 Esofagus
Merupakan saluran (tuba maskular) yang
menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya sekitar 9 – 25 cm dan berdiameter
1 inci. Esofagus berawal pada area
laringofaring, melewati diafragma dan hiatus
esofagus (lubang). Esofagus terletak di
belakang trakea dan di depan tulang
Gambar Esofagus tampak dari belakang punggung setelah melalui toraks menembus
diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Esofagus dibagi
menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).
Lapisan esofagus terdiri dari empat lapis yaitu mucosa, submucosa, otot
(longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan
dalam esofagus karena gerakan peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik
saja.
Esofagus berfungsi menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristalsis. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan
melindungi esofagus. Esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.

C. Lambung, Usus Halus, dan Usus Besar


 Lambung (Gaster)
Adalah organ berbentuk J,
kelanjutan dari esofagus, terletak pada
bagian superior kiri rongga abdomen
di bawah diafragma. Merupakan
bagian dari saluran yang dapat
mengembang dan paling banyak
terutama di daerah epigaster. Ukuran
dan bentuknya bervariasi dari satu
individu ke individu lain. Lambung
dapat menampung makanan 1 liter

6
hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis
otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong.
Dinding lambung terdiri dari tiga lapisan jaringan dasar yaitu mukosa, submukosa,
dan jaringan muskularis. Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai
jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga
memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submukosa ialah
lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap,
urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang
membantu perut dalam pencernaan mekanis.
 Bagian-bagian lambung terdiri dari:
a. Bagian jantung lambung adalah
area di sekitar pertemuan esofagus
dan lambung (pertemuan
gastroesofagus).
b. Fundus adalah bagian yang
menonjol ke sisi kiri atas mulut
esofagus.
c. Badan lambung adalah bagian
yang terdilatasi di bawah fundus
yang membentuk dua pertiga
bagian lambung. Tepi medial lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil dan
yang konveks disebut kurvatur besar.
d. Pilorus adalah bagian lambung yang menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung
mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus dan mengarah ke mulut
pilorus.
 Fungsi lambung yaitu:
a. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya
interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan

7
makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian
bawah saluran.
b. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa
homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
c. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan
HCl.
d. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier
setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan
sekresinya sendiri.
e. Produksi faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah protein yang berikatan dengan
vitamin B12 dan melindunginya dari penguraian asam sampai dapat diserap di
usus halus. Fakor intrinsik disekresi oleh sel parietal.
f. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit.
Beberapa obat larut lemak (aspirin) da alkohol diabsorbsi pada dinding
lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
g. Pengosongan lambung. Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang
dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan
fisik, serta oleh emosi, obat-obatan, dan olah raga. Pengosongan lambung
diatur oleh faktor saraf dan hormonal seperti kolesistokinin.
 Getah Cerna
a. HCl (asam klorida), berfungsi untuk mematikan bakteri yang terdapat dalam
makanan (desinfektan), mengasamkan makanan, mengaktifkan enzim
pepsinogen yang membentuk pepsin, dan mengubah sifat protein.
b. Pepsin¸ berfungsi merombak protein menjadi pepton.
c. Renin, enzim yang mengendapkan kasein (protein susu) dari air susu.
d. Gastrin, berfungsi mengaktifkan enzim tripsinogen untuk membentuk enzim,
merangsang sekresi lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung,
mengkontriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus, dan
efek tambahan seperti stimulasi sekresi pankreas.

 Usus Halus (Intestinum Tenue)

8
Keseluruhan usus halus adalah tuba yang terlilit yang merentang dari sfingter
pilorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar, terletak di
antara lambung dan usus besar. Diameter usus halus ± 2,5 cm dan panjangnya 3 – 5
meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis
eksterna berelaksasi. Sedangkan pHnya 6,3 – 7,6.
Usus halus berada di bagian tengah dan
bawah dari rongga abdominal dan
disokong oleh mesenterium, kecuali bagian
awalnya. Mesenterium tersebut berfungsi
untuk memberikan kemampuan bagi usus
untuk bergerak namun mencegah usus
menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam
mesenterium terdapat pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus
merupakan organ pencernaan utama dan
daerah utama penyerapan nutrisi. Usus
halus dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, dan diperdarahi oleh arteri
mesenteria superior dan cabang-cabanh dari arteri celiaca dan arteri mesenteria
inferior, dan memiliki sistem drainase melalui vena mesenterika superior.
 Anatomi mikroskopik dinding usus halus.
 Ada tiga spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absorptif usus
halus sampai kurang lebih 600 kali.
a. Plicae circulares adalah lipatan sirkular
membran mukosa yang permanen dan
besar. Lipatan ini hampir secara
keseluruhan mengitari lumen.
b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai
jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm)
yang memanjang ke lumen dari
permukaan mukosa. Vili hanya
ditemukan pada usus halus. Setiap vilus
mengandung jaring-jaring kapilar dan
pembuluh limfa yang disebut lakteal.

9
c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel yang
muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.
 Kelenjar
a. Kelenjar-kelenjar usus (kripta Lieberkühn) tertanam dalam mukosa dan
membuka di antara basis-basis vili. Kelenjar ini mensekresi hormon dan
enzim.
(1) Enzim yang dibentuk oleh sel epitelial usus dibutuhkan untuk
melengkapi digesti.
(2) Hormon-hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran
pencernaan antara lain:
(a) Sekretin, CCK, dan GIP berperan untuk menghalangi sekresi
kelenjar lambung.
(b) Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilator dan efek relaksasi
otot polos.
(c) Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.
b. Kelenjar penghasil mukus
(1) Sel goblet terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel ini
memproduksi mukus pelindung.
(2) Kelenjar enteroendokrin menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal.
 Jaringan limfatik. Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus
untuk melindungi dinding ususnterhadap invasi benda asing. Agregasi nodulus
limfe yag disebut bercak Peyeri terdapat dalam ileum.

 Divisi Usus Halus


1. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Diambil dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari. Usus dua belas jari
(duodenum) adalah bagian pertama dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke
usus kosong (jejunum). Bagian duodenum merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Panjang
duodenum sekitar 25 cm dan diameternya 5 cm. pH
duodenum yang normal berkisar pada derajat sembilan.
10
Duodenum merupakan organ retroperitonial, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu.
Lambung melepaskan makanan ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (Jejunum)


Berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti kosong. Dalam bahasa Inggris
modern, jejunum diturunkan dari kata sifat jejune, yang berarti lapar. Usus kosong
(jejunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh
usus halus antara 2-8 meter, dan 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Jejunum dan
ileum digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam jejunum berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan
jejunum, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis pula dapat
dibedakan dengan ileum, yakni sedikitnya sel goblet dan bercak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan jejunum dan ileum secara makroskopis.
Jejunum menghasilkan beberapa enzim pencernaan yaitu:
o Erepsin/dipeptidase, mengubah pepton (dipeptida) menjadi asam amino.
o Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
o Maltase, mengubah maltosa menjadi glukosa.
o Sukrose, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
3. Usus Penyerapan (Ileum)
Usus penyerapan (ileum) adalah bagian terakhir
dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia,
bagian ini memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan
terletak seteah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7-8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

11
 Fungsi Usus Halus
1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan
oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati.
2. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.

 Motilitas
Yaitu gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif,
dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh
peregangan dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.
1. Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur
kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif.
2. Peristaltis adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular.
Kontraksi ini adalah gaya dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah
bawah di sepanjang saluran.

 Usus Besar (Kolon)


Usus besar (kolon) adalah saluran yang berhubung dengan bagian usus halus
(ileum) dan berakhir dengan anus. Yang panjangnya sekitar 1,5 m, diameternya kurang
lebih 6,3 cm, berbentuk seperti huruf U terbalik, dan pH nya 7,5 – 8,0.
Usus besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
(mulut sfingter antara usus halus dan usus besar) dan merupakan pembatas antara
ileum dengan kolon.
2. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai ke rektum di mana terjadi
gerakan mencampur isi kolon dengan gerakan mendorong. Kolon dibagi menjadi
tiga divisi.
a. Kolon asendens yang merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati
disebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
b. Kolon transversum merentang menyilang abdomen ke bawah hati dan lambung
sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura
spienik.

12
c. Kolon desendens merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan
menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
3. Rektum yang merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum dibuang
melalui anus.

Fungsi usus besar adalah:


a. Mengabsorbsi 80 % sampai 90 % air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan
mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis
dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Memproduksi mukus.
d. Mengeksresikan zat sisa dalam bentuk feses.

D. Rektum dan Anus


 Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan,
mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal
dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
Anatomi Rektum dan Anus
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
13
untuk melakukan defekasi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.

 Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan, di mana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagan
lainnya dari usus. Pada anus terdapat dua macam otot yaitu sfingter anus internus
(bekerja tidak menurut kehendak) dan sfingter anus eksterus ( bekerja menurut
kehendak).

E. Kelenjar Pencernaan
 Pankreas
Pankreas merupakan organ retroperitonial yang disebut juga kelenjar campuran
(mixed glands) karena memiliki baik fungsi eksokrin maupun endokrin. Sebagai
kelenjar eksokrin, pankreas mensekresikan cairan pankreas melalui duktus
pankreatikus ke duodenum. Sedangkan fungsi endokrin dilakukan oleh sekumpulan sel
yang disebut pulau Langerhans. Sel-sel ini mensekresikan hormon-hormon antara lain:
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya
(insulin dan glukagon).
Pankreas juga melepaskan sejumlah cairan berair yang mengandung natrium
bikarbonat yang menetralkan asam lambung untuk melindungi duodenum,serta untuk
kerja enzim pankreas dan usus.
Pankreas letaknya berada di duodenum. Pankreas juga menghasilkan enzim
pencernaan. Adapun enzim-enzim yang dihasilkan pankreas adalah sebagi berikut..
a. Enterokinase, mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas menjadi tripsin.
Tripsin berfungsi merombak polipeptida menjadi peptida.
b. Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi
membantu tripsin.
c. Amilase, merombak amilum (karbohidrat) menjadi glukosa (gula sederhana).
d. Lipase, mengubah lemak (lipid) menjadi asam lemak dan gliserol.

14
e. Peptidase, berperan mengubah seyawa peptida menjadi asam amino.
f. Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.

 Hati
Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dan merupakan organ lunak yang lentur
dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati berwarna merah tua pada kondisi hidup
karena kaya akan persediaan darah. Hati dibagi menjadi menjadi dua lobus yaitu lobus
kiri dan lobus kanan (lebih besar daripada lobus kiri). Setiap lobus memiliki saluran
untuk mengangkut cairan empedu, yakni duktus hepatikus. Hati ditahan di tempatnya
oleh serangkaian ligamen kompleks (yang terpenting adalah ligamen falsiformis) yang
menghubungkan permukaan anteriornya terhadap diafragma dan dinding abdomen
anterior.
Secara umum, hati mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Memproduksi dan mensekresikan cairan empedu. Empedu disimpan di dalam
kandung empedu yang berfungsi mengemulsikan lemak dalam usus halus,
mengabsorbsi lemak,dan membantu dalam pengeluaran kolesterol dari dalam
tubuh.
b. Memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Penyimpanan mineral dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K).
d. Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam tubuh.
e. Penyimpanan/gudang darah.
f. Memproduksi panas.

 Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan organ seperti kantung muskular hijau yang menempel
pada permukaan inferior dari hati. Organ ini menyimpan dan mengonsetrasikan
empedu. Sebuah katup sfingter pada pangkal leher kandung empedu memungkinkan
penyimpanan empedu sekitar 35-50 ml. Lapisan mukosa pada bagian dalam kandung
empedu memiliki pelipatan yang mirip dengan gastric folds pada lambung. Saat
kandung empedu terisi oleh cairan empedu, ukuran dan bentuknya mengembang
seperti buah pir kecil.
Empedu terdiri dari kolesterol, fosfolipid, garam empedu, pigmen empedu
(terutama bilirubin terkonjugasi), air, dan elektrolit.

15
F. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Saluran percenaan sangat rentan terhadap serangan penyakit mendadak dengan gejala
yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya akan mereda dalam waktu singkat dan
tidak meninggalkan efek sisa.
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Berikut beberapa kasus gangguan pada
sistem pencernaan.
1. Disfagi atau kesulitan menelan makanan yang dimakan dari faring.
2. Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut yang tidak disertai
rasa mual.
3. Xerostomia adalah produksi saliva yang sangat sedikit.
4. Parotitis atau gondong adalah infeksi pada kelenjar parotis.
5. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
6. Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di
bawah epitel dan dapat terletak di setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga
jejunum.
7. Malabsorpsi adalah terganggunya absorpsi satu atau banyak zat gizi dalam mukosa
usus.
8. Maldigesti adalah terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang
lambung.
9. Apendiksitis adalah peradangan pada usus buntu.
10. Peritonitis adalah peradangan pada selaput perut (peritonium), biasanya disebabkan
oleh penyebaran infeksi dari organ abdomen, perforasi apendiks atau saluran cerna,
atau luka tembus abdomen.
11. Kolik adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti
alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri.
12. Tukak lambung adalah rasa nyeri yang disebabkan gesekan lambung dan usus halus
karena produksi HCl yang berlebihan dan jika terlalu parah akan mengakibatkan
pendarahan pada lambung.
13. Obstruksi usus adalah suatu gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
14. Diare, feses yang sangat cair akibat peristaltik terlalu cepat.
15. Konstipasi atau sembelit adalah kesukaran dalam proses defekasi (buang air besar).
16
16. Fisura ani (fisura in ano) merupakan retaknya lapisan anus disebabkan oleh regangan
akibat lewatnya tinja yang keras.
17. Abses anorektal adalah infeksi lokal dengan pengumpulan pus di daerah anorektal.

17
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan (ingesti),
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi (digesti), menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah (absorpsi), serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh (egesti/defekasi).
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, faring, kerongkongan (esofagus), lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Mulut merupakan jalan masuk awal proses pencernaan. Terdapat lidah yang
membantu proses penelanan, kelenjar saliva (memudahkan makanan untuk dikunyah,
melembabkan dan melumasi makanan, mengandung enzim amilase, sebagai zat buangan,
dan sebagai zat antibakteri dan antibodi), dan gigi yang berfungsi dalam proses
pengunyahan/mastikasi.
Faring, di mana terjadi refleks penutupan jalan udara pada waktu yang sama dengan
gerakan menelan sehingga makanan bisa masuk ke esofagus. Esofagus berfungsi
menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis.
Lambung terdiri atas beberapa bagian yaitu bagian jantung lambung, fundus, badan
lambung, dan pilorus. Lambung menghasilkan getah cerna yang mempunyai peran
masing-masing antara lain HCl (asam klorida), pepsin, renin, dan gastrin. Fungsi lambung
adalah penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus, produksi
faktor intrinsik, absorbsi, dan pengosongan lambung.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu: usus dua belas jari (duodenum) yang
berfungsi mengirimkan sinya ke lambung untuk berhenti mengalirkan makanan jika penuh,
usus kosong (jejunum) yang menghasilkan beberapa enzim pencernaan, dan usus
penyerapan (ileum) yang berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Usus
halus berfungsi mengakhiri proses pencernaan makanan dan secara selektif mengabsorbsi
produk digesti.
Usus besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu sekum (pembatas antara ileum dan
kolon), kolon (ascenden, transversum, dan descenden), dan rektum (tempat penampungan

18
feses sementara). Usus besar mengabsorpsi sebagian besar air dan elektrolit dari kimus
yang tersisa dan mensekresi zat sisa dalam bentuk feses. Anus merupakan tempat/jalan
keluarnya pembuangan bahan limbah dari dalam tubuh.
Sedangkan kelenjar pencernaan yang membantu antara lain pankreas (mempunyai
fungsi sebagai endokrin dan eksokrin), hati (memproduksi dan mensekresikan cairan
empedu, memetabolisme nutrien tubuh, pusat detoksifikasi zat beracun di dalam tubuh,
penyimpanan darah, mineral, dan vitamin yang larut dalam lemak, dan memproduksi
panas), dan kandung empedu sebagai tempat penyimpanan dan pengkonsentrasian empedu.
Adapun gangguan sistem pencernaan yang umum ditemui yaitu disfagi, gastritis,
ulkus peptikum, diare, konstipasi, kolik, dan sebagainya..

19
DAFTAR PUSTAKA

 Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
 Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
 Irfannuddin. 2008. Fisiologi untuk Paramedis. Palembang: Bagian Fisiologi FK-Unsri.
 Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
 Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
 Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat Edisi II. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
 http://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/10/12/anatomi-sistem-pencernaan/ diakses
23 April 2011.
 http://www.anneahira.com/anatomi-fisiologi-sistem-pencernaan.htm diakses 23 April
2011.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan diakses 25 April 2011.
 http://dokterrizy.blogspot.com/2011/02/anatomi-organ-pencernaan.html diakses pada
23 April 2011.
 http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/22/sistem-pencernaan-makanan-pada-
manusia/#more-374 diakses 25 April 2011.
 http://www.scribd.com/doc/27012634/Sistem-Pencernaan diakses 25 April 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai