Kiky LO Skenario 2 Fix
Kiky LO Skenario 2 Fix
FAKULTAS FARMASI
RESUME SKENARIO II
BLOK II
OLEH :
KELOMPOK : VI (ENAM)
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2018
Learning Outcome
Kegiatan:
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui
Three Prime Queslions
1. Apakah yang disampaikan dokter tentang obat Anda?;
2. Apakah dokter menjelaskan tentang cara pemakaian obat Anda?;
3. Apakah dokter menjelaskan tentang hasil yang diharapkan setelah Anda
menerima terapi obat tersebut?
c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien
untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
pengunaan obat.
e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.
f. Dokumentasi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kode etik pada pasien dan
teman sejawat lainnya
KEPUTUSAN
KONGRES NASIONAL XVIII / 2009
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
Nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/ 2009
Tentang
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
Berdasarkan Skenario Apoteker telah menjalankan profesinya sebagaimana
terdapat pada Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup
insani.
Pasal 2
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah
usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk pengobatan sendiri.
Pada pasal 3, Daftar obat yang dapat diserahkan tanpa resep ditetapkan oleh
Menteri dimana obat tersebut adalah untuk pengobatan sendiri atau swamedikasi
seperti obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek maupun obat herbal
yang penilaian terhadap obat tersebut dilakukan secara terus menerus dengan
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penggolongan obat
narkotika sesuai aturan yang berlaku.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
a. Narkotika Golongan I Adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Merupakan
kelompok narkotika yang terdiri atas (65 jenis) antara lain:
Tanaman Papaver Somniferum Ldan semua bagian-bagiannya termasuk
buah dan jeraminya,kecuali bijinya.
Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman PapaverSomniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekedar
untuk pembungkus dan pengangkutantanpa memperhatikan kadar morfinnya.
Opium masak terdiri dari:
a) candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan
pengolahan khususnyadengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan
atau tanpa penambahan bahan-bahan lain,dengan maksud mengubahnya
menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
b) jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah
candu itu dicampurdengan daun atau bahan lain.
c) jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga
Erythroxylaceae termasukbuah dan bijinya.
Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk
serbuk dari semua tanamangenus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae
yang menghasilkan kokain secara langsung ataumelalui perubahan kimia.
Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat
diolah secara langsunguntuk mendapatkan kokaina.Kokaina, metil ester-1-
bensoil ekgonina.
Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian
dari tanaman termasukbiji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau
bagian tanaman ganja termasuk damar ganja danhasis.
Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo
kimianya.
Delta 9 tetrahydrocannabinol, dan semua bentuk stereo kimianya.
Asetorfina : 3-0-acetiltetrahidro-7α-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6, 14-endoeteno-
oripavina.
Acetil – alfa – metil fentanil N-[1-(α-metilfenetil)-4-piperidil] asetanilida.
Alfa-metilfentanil : N-[1 (α-metilfenetil)-4-piperidil] propionanilida
Alfa-metiltiofentanil : N-[1-] 1-metil-2-(2-tienil) etil]-4-iperidil] priopionanilida
Beta-hidroksifentanil : N-[1-(beta-hidroksifenetil)-4-piperidil] propionanilida
Beta-hidroksi-3-metil-fentanil :N-[1-(beta-hidroksifenetil)-3-metil-4 piperidil]
propio-nanilida.
Desmorfina : Dihidrodeoksimorfina
Etorfina : tetrahidro-7α-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6, 14-endoeteno-oripavina
Heroina : Diacetilmorfina
Ketobemidona : 4-meta-hidroksifenil-1-metil-4propionilpiperidina
3-metilfentanil : N-(3-metil-1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
3-metiltiofentanil : N-[3-metil-1-[2-(2-tienil) etil]-4-piperidil] propionanilida
MPPP : 1-metil-4-fenil-4-piperidinol propianat (ester)
Para-fluorofentanil : 4‘-fluoro-N-(1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
PEPAP : 1-fenetil-4-fenil-4-piperidinolasetat (ester)
Tiofentanil : N-[1-[2-(2-tienil)etil]-4-piperidil] propionanilida
BROLAMFETAMINA, nama lain : (±)-4-bromo-2,5-dimetoksi- α –
metilfenetilaminaDOB
DET : 3-[2-( dietilamino )etil] indol
DMA : ( + )-2,5-dimetoksi- α –metilfenetilamina
DMHP : 3-(1 ,2-dimetilheptil)-7 ,8,9, 10-tetrahidro-6,6,9-trimetil-6Hdibenzo[b,
d]piran-1-ol
DMT : 3-[2-( dimetilamino )etil] indol
DOET : (±)-4-etil-2,5-dimetoksi- α –metilfenetilamina
ETISIKLIDINA, nama lain PCE : N-etil-1-fenilsikloheksilamina
ETRIPTAMINA. : 3-(2aminobutil) indole
KATINONA : (-)-(S)- 2-aminopropiofenon
( + )-LISERGIDA, nama lain : 9,10-didehidro-N, N-dietil-6-metilergolina-8 β –
LSD, LSD-25 karboksamida
MDMA : (±)-N, α -dimetil-3,4-(metilendioksi)fenetilamin
Meskalina : 3,4,5-trimetoksifenetilamina
METKATINONA : 2-(metilamino )-1- fenilpropan-1-on
4- metilaminoreks : (±)-sis- 2-amino-4-metil- 5- fenil- 2-oksazolina
MMDA : 5-metoksi- α -metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
N-etil MDA : (±)-N-etil- α -metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamin
N-hidroksi MDA : (±)-N-[ α -metil-3,4(metilendioksi)fenetil]hidroksilamina
Paraheksil : 3-heksil-7,8,9, 10-tetrahidro-6,6, 9-trimetil-6H-dibenzo[b,d] piran-
1-ol
PMA : p-metoksi- α –metilfenetilamina
psilosina, psilotsin : 3-[2-( dimetilamino )etil]indol-4-ol
PSILOSIBINA : 3-[2-(dimetilamino)etil]indol-4-il dihidrogen fosfat
ROLISIKLIDINA, nama lain : 1-( 1- fenilsikloheksil)pirolidinaPHP,PCPY
STP, DOM : 2,5-dimetoksi- α ,4-dimetilfenetilamina
TENAMFETAMINA, nama lain : α -metil-3,4-(metilendioksi)fenetilaminaMDA
TENOSIKLIDINA, nama lain : 1- [1-(2-tienil) sikloheksil]piperidinaTCP
TMA : (±)-3,4,5-trimetoksi- α –metilfenetilamina
AMFETAMINA : (±)- α –metilfenetilamina
DEKSAMFETAMINA : ( + )- α –metilfenetilamina
FENETILINA : 7-[2-[( α -metilfenetil)amino]etil]teofilina
FENMETRAZINA : 3- metil- 2 fenilmorfolin
FENSIKLIDINA, nama lain PCP : 1-( 1- fenilsikloheksil)piperidina
LEVAMFETAMINA, nama lain : (- )-(R)- α –metilfenetilaminalevamfetamina
Levometamfetamina : ( -)- N, α –dimetilfenetilamina
MEKLOKUALON : 3-( o-klorofenil)- 2-metil-4(3H)- kuinazolinon
METAMFETAMINA : (+ )-(S)-N, α –dimetilfenetilamina
METAKUALON : 2- metil- 3-o-to lil-4(3H)- kuinazolinon
ZIPEPPROL : α - ( α metoksibenzil)-4-( β-metoksifenetil )-1piperazinetano
Opium Obat
Campuran atau sediaan opium obat dengan bahan lain bukan narkotika
a. Mukolitik
Asetilsistein Maksimal 20 dus; sirup 1 botol
Indikasi: alergi
Dexchlorpheniramine Maksimal 20 tablet biasa; 3
5. maleat tablet lepas lambat
Antiparasit
Indikasi cacingan
Maksimal 6 tablet; sirup 1
botolDiubah menjadi Obat
6. Mebendazol Bebas Terbatas
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 924 / Menkes /Per / X / 1993 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No. 2
6 Tab 200 mg
1. Albendazol 3 Tab 400 mg
Indikasi: acne
4. Clindamisin 1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
5. Dexametason 1 Tube
Sistem muskuloskeletal
2. Alopurinol Indikasi: antigout
Maksimal 10 tablet 100 mg
Pengulangan dari resep
Indikasi: antiinflamasi dan
antirematik
Maksimal 10 tablet 25 mg
Diklofenak natrium Pengulangan dari resep
Indikasi: antiinflamasi dan
antirematik
Maksimal 10 tablet 10 mg
Piroksikam Pengulangan dari resep
Antihistamin
Indikasi: antihistamin
Maksimal 10 tablet
Cetirizin Pengulangan dari resep
Indikasi: antihistamin
Maksimal 10 tablet
3. Siproheptadin Pengulangan dari resep
Indikasi: asma
Antiasma 1 tabung
4. Orsiprenalin Pengulangan dari resep
Organ sensorik
Indikasi: obat mata Maksimal 1
tube 5 gram atau botol 5 ml
Gentamisin Pengulangan dari resep
Dari dua pandangan di atas bila kita kompromikan maka dapat ditarik
kesimpulan, penggunaan alat kontrasepsi apapun, asal tidak menyebabkan terhentinya
kehamilan secara abadi dari sumber pokoknya (saluran/pembuluh testis bagi pria, dan
pembuluh ovorium bagi waninta) hal tersebut tidak dilarang. Maka usaha pencegahan
kehamilan yang tidak dibenarkan dalam Islam adalah melakukan kebiri. Dalam medis,
cara ini disebut dengan vasektomi pada pria atau tubektomi pada wanita dan
pengguguran kandungan yang popular dengan istilah abortus. Abortus dengan cara
apapun dilarang oleh jiwa dan semangat Islam baik dikala janin sudah bernyawa atau
belum kecuali memiliki alasan yang kuat seperti membahayakan nyawa si Ibu.
Efek Samping : mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan bertambah,
trombosis, perubahan libido, kloasma, depresi, hipertensi, iritasi pada
lensa kontak, gangguan fungsi hati, tumor hati, perdarahan haid
berkurang, perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya
perdarahan putus obat.
Dosis : 1 tablet tiap hari pada jam yang sama; dilanjutkan sesuai dengan petunjuk
pada pak obat; bila terlambat 12 jam makan pil, daya kontrasepsinya
berkurang. Pak pertama dimulai pada hari pertama daur haid; bila
terlambat memulai, sebaiknya gunakan kontrasepsi pelindung selama 7
hari pertama.
Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai 1 pak, berikan tenggang waktu 7 hari
sebelum mulai dengan pak yang baru.
Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai 1 pak, langsung dilanjutkan dengan
pak yang baru.
Sediaan trifasik : mulai dengan tablet berjumlah 6 pada hari pertama dari haid.
Codein
Parasetamol
Indikasi : Parasetamol (acetaminophen) adalah pereda nyeri dan peredam
demam. Mekanisme tindakan yang tepat tidak diketahui.
Parasetamol digunakan untuk mengobati banyak kondisi seperti
sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi,
pilek, dan demam. Ini mengurangi rasa sakit pada radang sendi
ringan namun tidak berpengaruh pada peradangan dan
pembengkakan sendi yang mendasarinya.
Kontraindikasi : Sebelum minum obat ini Jangan gunakan obat ini jika Anda alergi
terhadap acetaminophen atau parasetamol. Tanyakan kepada
dokter atau apoteker apakah aman bagi Anda untuk menggunakan
parasetamol jika Anda memiliki penyakit hati atau konsumsi
alkohol.
Efek samping : mual, sakit perut tetapi ini hanya efek samping ringan dan jarang
terjadi
Dosis : paracetamol 500 mg tiap 4-6 jam atau 4 kali sehari diminum
sebelum atau sesudah makan. Apabila melupakan satu dosis obat,
minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah mendekati waktu
dosis berikutnya lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke
jadwal dosis yang biasa. Dan jika nyeri sudah reda, obatnya tidak
perlu dilanjutkan.
Penyimpanan : simpan ditempat yang kering dan sejuk.
Amoxicillin
Indikasi : Amoxicillin adalah antibiotik penicillin yang melawan bakteri.
Amoxicillin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti tonsilitis, bronkitis, pneumonia,
gonore, dan infeksi pada telinga, hidung, tenggorokan, kulit, atau
saluran kemih. Amoxicillin juga terkadang digunakan bersama
dengan antibiotik lain yang disebut clarithromycin (Biaxin) untuk
mengobati sakit maag yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter
pylori. Kombinasi ini kadang-kadang digunakan dengan peredam
asam lambung yang disebut lansoprazole (Prevacid).
Kontraindikasi : Sebelum menggunakan amoxicillin, beri tahu dokter Anda jika Anda
alergi terhadap sefalosporin seperti Omnicef, Cefzil, Ceftin, Keflex,
dan lain-lain. Juga beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki
penyakit asma, hati atau ginjal, gangguan perdarahan atau
pembekuan darah, mononukleosis (juga disebut "mono"), atau jenis
alergi apa pun.
Interaksi : Amoxicillin dapat membuat pil KB kurang efektif. Tanyakan kepada
dokter tentang penggunaan metode KB non-hormon (seperti
kondom, diafragma, spermisida) untuk mencegah kehamilan saat
meminum obat ini. Minum obat ini untuk jangka waktu yang
ditentukan sepenuhnya. Gejala mungkin membaik sebelum infeksi
benar-benar bersih. Amoxicillin tidak akan mengobati infeksi virus
seperti pilek atau flu biasa. Jangan bagikan obat ini dengan orang
lain, bahkan jika mereka memiliki gejala yang sama dengan Anda.
Obat-obatan antibiotik dapat menyebabkan diare, yang mungkin
merupakan pertanda infeksi baru. Jika Anda mengalami diare yang
berair atau berdarah, berhenti minum amoxicillin dan hubungi
dokter Anda. Jangan gunakan obat anti-diare kecuali dokter Anda
menyuruh Anda.
Cara penggunaan
dan perhatian : Ambillah amoksisilin persis seperti yang ditentukan oleh dokter Anda.
Ikuti semua petunjuk pada label resep Anda. Jangan minum obat ini
dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari
yang direkomendasikan.Minum obat ini pada waktu yang sama
setiap hari. Tablet kunyah harus dikunyah sebelum Anda
menelannya. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau
menghancurkan tablet rilis panjang. Menelannya utuh. Saat
menggunakan amoxicillin, Anda mungkin perlu sering melakukan tes
darah. Fungsi ginjal dan hati Anda mungkin juga perlu diperiksa.
Gunakan obat ini untuk jangka waktu yang ditentukan sepenuhnya.
Gejala Anda mungkin membaik sebelum infeksi benar-benar bersih.
Melewatkan dosis juga dapat meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut
yang resisten terhadap antibiotik. Amoxicillin tidak akan mengobati
infeksi virus seperti flu atau flu biasa.
Jangan bagikan obat ini dengan orang lain, bahkan jika mereka
memiliki gejala yang sama dengan Anda.
Obat ini dapat menyebabkan hasil yang tidak biasa dengan tes
medis tertentu. Beritahu dokter yang merawat Anda bahwa Anda
menggunakan amoxicillin.
Efek samping : Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda
reaksi alergi terhadap amoxicillin: gatal-gatal; sulit bernafas;
pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan Anda. Hubungi
dokter Anda segera jika Anda memiliki:diare yang berair atau
berdarah;demam, gusi bengkak, luka mulut yang menyakitkan, nyeri
ketika menelan, luka kulit, gejala flu atau flu, batuk, kesulitan
bernapas;kelenjar bengkak, ruam atau gatal, nyeri sendi, atau
perasaan sakit umum;kulit pucat atau menguning, mata menjadi
kuning, urin berwarna gelap, demam, kebingungan atau
kelemahan;kesemutan yang parah, mati rasa, nyeri, kelemahan
otot;mudah memar, perdarahan yang tidak biasa (hidung, mulut,
vagina, atau dubur), bintik-bintik pinpoint ungu ataumerah di bawah
kulit Anda; atauReaksi kulit yang parah - demam, sakit tenggorokan,
bengkak di wajah atau lidah Anda, terbakar di mata Anda, nyeri kulit,
diikuti oleh ruam kulit merah atau ungu yang menyebar (terutama di
wajah atau tubuh bagian atas) dan menyebabkan terik dan
mengelupas.
Cara
penyimpanan : Simpan pada suhu kamar jauh dari kelembaban, panas, dan cahaya.
amoksisilin cair dapat disimpan dalam lemari es tetapi jangan
biarkan membeku. Buang semua obat cair yang tidak digunakan
dalam 14 hari setelah dicampur di apotek.
Omeprazole
Penggolongan Obat
Menurut PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN BEBAS TERBATAS
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan obat menurut
Permenkes No. 917/1993 adalah :
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : morfin dan petidine
DAFTAR PUSTAKA
Halimang, 2017, Islam, Kontrasepsi dan Keluarga Sejahtera, Jurnal Pemikiran Islam,
Volume 3 Nomor 1.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2009, Kode Etik Apoteker Indonesia dan Implementasi –
Jabaran Kode Etik, Nomor 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009
Mukhayyorah, 2017, (KB Susuk dalam Perspektif Islam, Jurnal studi Al-qur’an, volume
13 nomor 2)