Penguatan upaya promotif dan preventif yang sudah berjalan selama ini, dengan sasaran mencakup
penurunan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan,
menghindari terjadinya penurunan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat menimbulkan
KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan. Keadaan tertentu yang rentan terjadinya KLB adalah
bencana dan keadaan darurat
Outbreak
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat menimbulkan
KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan. Keadaan tertentu yang rentan terjadinya KLB adalah
bencana dan keadaan darurat
Bentuk peran serta masyarakat dalam kegiatan monitoring dan deteksi sini faktor risiko PTM (merokok,
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemia dan
hiperkolesterol) secara terpadu, rutin dan periodik, serta menindaklanjutinya secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuknya ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Penyakit yang tidak menular yang disebabkan oleh pola hidup ( merokok, minum alkohol, kurang gerak,
dan makanan berlemak), lingkungan (polusi asap pabrik, asap kendaraan dan polusi sampah) serta
perilaku (cemas, stress, marah dan depresi). Penyakit tidak menular antara lain: hipertensi (tekanan
darah tinggi), asma/bengek, osteoporosis, stroke, serangan jantung, kanker, diabetes melitus (kencing
manis).
Sistem pencatatan dan pelaporan penyakit yang dilakukan oleh Puskesmas, rumah sakit, laboratorium
dan dinas kesehatan secara periodik terhadap penyakit menular dan penyakit tidak menular berdasarkan
Kepmenkes no. 1479 tahun 2003
Triple Burden Disease
Tiga beban penyakit; (1) masih tingginya angka kesakitan penyakit menular klasik. Angka kesakitan dan
kematian relatif cukup tinggi dan berlangsung sangat cepat menjadi masalahnya, misalnya Tuberkulosis
(TB), Kusta, Diare, DBD, Filarisisi, Malaria, Leptospirosis, dll, (2) tingginya angka kesakitan dan kematian
akibat Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Disease), misalnya Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Penyakit Cardiovaskuler (CVD), Ischemic Heart Disese, PPOK, Kanker, dll, (3) munculnya penyakit baru
(new emerging Infectious disease) yang antara lain dapat disebabkan oleh virus lama yang bermutasi,
seperti HIV (1983), SARS (2003), Avian Influenza (2004), dan H1N1 (2009).
Serum untuk Anti Difteri, cairan/ plasma darah yang di dalamnya sudah terdapat antibodi untuk
menetralisir toksin difteri. Serum difteri bernama Anti Diphtheria Serum atau sering disebut juga dengan
Anti Difteri Serum (ADS). Di dalam serum ini sudah terdapat antitoksin difteri yang sudah jadi dan siap
digunakan. Serum difteri berfungsi untuk mengobati difteri. Orang yang sudah terlanjur terkena difteri,
harus mendapat serum yang di dalamnya sudah terdapat antitoksin. Serum difteri juga bisa digunakan
sebagai imunisasi pasif, yakni memindahkan antibodi yang sudah jadi ke dalam tubuh orang yang
diimunisasi.
Cakupan = Coverage
Suatu pengukuran, biasanya dinyatakan dalam persentase terhadap semua orang atau rumah tangga
yang memperoleh pelayanan dibandingkan dengan total orang atau rumah tangga yang seharusnya
mendapatkannya, misalnya persentase rumah tangga yang memperoleh air bersih, persentase bayi yang
mendapat imunisasi lengkap DPT.
Campak
Penyakit virus sangat menular yang ditandai dengan ruam, demam, batuk, pilek dan konjungtivitis.
Infeksi campak dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk subacute sclerosing panencephalitis
(SSPE), penyakit merusak otak yang selalu menyebabkan kematian. Anak-anak dan orang dewasa dapat
dilindungi dari campak melalui imunisasi.
Difteri
Infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan,
demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa
menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Imunisasi untuk mencegah Difteri sudah
termasuk ke dalam program nasional imunisasi dasar lengkap, meliputi: (1) Tiga dosis imunisasi dasar
DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4
bulan, (2) Satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, (3) Satu dosis imunisasi lanjutan
DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, (4) Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri)
bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan (5) Satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.
Vaksin yang mengandung tigaantigenuntuk mengimunisasi tubuh terhadap difteri, pertusis dan tetanus
Program global/dunia dalam rangka membasmi virus polio liar di seluruh dunia pada tahun 2008. Untuk
melaksanakan ERAPO ini strateginya melalui imunisasi rutin, imunisasi tambahan (PIN,BIAS), Surveilans
AFP dan laboratorium containment
GAIN UCI
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) pada tingkat
desa. GAIN UCI dilakukan melalui Penguatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), pemberdayaan
masyarakat, dan pemerataan jangkauan.
Bantuan dana hibah kepada Pemerintah Indonesia untuk penguatan program imunisasi.
Merupakan serum antibodi spesifik Hepatitis B yang memberikan perlindungan langsung kepada bayi,
vaksin pasif yang diberikan pada bayi yang lahir dari ibu yang terdeteksi Hepatitis B (HBsAg reaktif)
sebelum 24 jam kelahiran di samping imunisasi aktif sesuai program imunisasi nasional (HB0, HB1, HB2
dan HB3).
Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga
menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat
yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. Jadi, apabila kelompok yang
rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi, maka penularan penyakit di masyarakat pun
akan terkendali sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi
penyakit yang rendah. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata.
Imunisasi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.
Imunisasi dasar: Pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
perlindungan.
Imunisasi lanjutan: Imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang
perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan
Imunisasi Dasar
Imunisasi pada bayi sebelum usia 1 tahun terhadap 7 penyakit infeksi untuk mengurangi angka kesakitan
dan kematian. Imunisasi dasar tersebut adalah BCG, Hepatitis B, DTP-HB, Polio dan Campak
Imunisasi dasar lengkap, meliputi: (1) Tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4 bulan, (2) Satu dosis imunisasi lanjutan
DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, (3) Satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1
SD/sederajat, (4) Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan (5)
Satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.
Imunisasi lanjutan
Imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi rutin
Kegiatan imunisasi yang harus dilaksanakan terus menerus pada periode waktu yang telah ditetapkan
berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan.
Imunisasi tambahan
Kegiatan imunisasi yang tidak rutin dilakukan, hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari
hasil pemantauan dan evaluasi.
Imunisasi TT
Badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenaga-kerjaan
BPJS Kesehatan
Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan
Sebuah tindakan criminal menggunakan metode-metode yang tidak jujur untuk mengambil keuntungan
dari orang lain. Dalam konteks JKN yang diselenggarakan olewh BPJS Kesehatan, fraud secara khusus
dapat dipahami sebagai suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk mencurangi atau mendapat
manfaat dari program layanan kesehatan dengan cara yang tidak sepantasnya sehingga merugikan
Negara sebagai penyelenggara dan penyandang dana (peserta) sistem JKN.
Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) yang diatur dalam UU40/2004, tujuannya agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam
sistem asuransi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, saat ini telah
diterapkan pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK) yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2016 pada Puskesmas di 33 Ibukota Provinsi dengan jumlah 995 Puskesmas.
Penerapan pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK) sudah mulai
dilakukan sesuai dengan Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dan Direktur
Utama BPJS Kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016 dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada FKTP.
Prolanis
Sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan
BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit
kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan efektif
dan efisien.
Besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur.
Tarif Kapitasi
Besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
Ditandai dengan kurangnya tinggi/panjang badan menurut umur anak (TB/U). Panjang badan digunakan
untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tingga badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke
atas. Balita pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah gizi yang
ditunjukkan oleh balita pendek adalah masalah gizi yang sifatnya kronis.
Ditandai dengan kurangnya tinggi/panjang badan menurut umur anak (TB/U). Panjang badan digunakan
untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tingga badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke
atas. Balita pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah gizi yang
ditunjukkan oleh balita pendek adalah masalah gizi yang sifatnya kronis
Ditandai dengan kurangnya tinggi/panjang badan menurut umur anak (TB/U). Panjang badan digunakan
untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tingga badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke
atas. Balita pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah gizi yang
ditunjukkan oleh balita pendek adalah masalah gizi yang sifatnya kronis.
Ditandai dengan kurangnya tinggi/panjang badan menurut umur anak (TB/U). Panjang badan digunakan
untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tingga badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke
atas. Balita pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah gizi yang
ditunjukkan oleh balita pendek adalah masalah gizi yang sifatnya kronis
Strategi komunikasi dan kampanye sebagai edukasi yang dilakukan di berbagai tatanan masyarakat mulai
dari sekolah, rumah tangga, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum; terdiri dari (1) Cek
kesehatan secara rutin, (2) Enyahkan asap rokok, (3) Rajin aktivitas fisik, (4) Diet seimbang, (5) Istirahat
cukup, dan (6) Kelola Stress
Bagian dari rencana tindak lanjut atas program MDG's yang tetap menitikberatkan pada pemenuhan
kebutuhan manusia tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Konsep pembangunan yang
akan diterapkan adalah menggabungkan sejumlah titik isu global seperti ketidakadilan, pertumbuhan
penduduk, perubahan iklim, tingkat kerusakan lingkungan, ketersediaan air, energi, serta keamanan
pangan.
Dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-
negara di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals
(MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang
berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti
SDGs
BPJS
.Landasan Hukum
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu
kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif,
efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan program.
Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik
dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.
Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu
dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan.
Program Penguatan pelayanan kesehatan primer untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Di dalam program
ini dilakukan peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan berbasis pada tim
yang memiliki latar belakang berbeda mulai dari dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
(pendekatan Team Based). Program NS tidak hanya berfokus pada kegiatan kuratif tetapi juga pada
promitif dan prefentif untuk mengamankan kesehatan masyarakatdan daerah yang paling membutuhkan
sesuai dengan Nawa Cita membangun dari pinggiran